Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Latihan Kerja Peminatan (LKP)

Didasari oleh pemikiran bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) akan


menghasilkan sarjana-sarjana yang merupakan ilmuwan yang memiliki
kepribadian bangsa, menguasai dasar-dasar ilmiah, tanggap terhadap
kemajuan IPTEK terutama dalam bidang kesehatan, serta berkemampuan
mendidik dan menyebar luaskan ilmunya ditengah-tengah masyarakat, maka
merupakan tanggung jawab kitalah sebagai pendidik ataupun pihak yang
terkait untuk meningkatkan kemampuan lulusan kita dalam segala bidang
keahlian, dengan kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) sebagai salah satu
upaya peningkatan keahlian mahasiswa dengan terlibat langsung dalam satu
pekerjaan institusi/organisasi yang diperkirakan dapat/mampu memberikan
tingkat kemahiran kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Mengacu pada pemikiran di atas, kiranya semua pihak seperti FKM ataupun
institusi/organisasi yang terkait, untuk saling berkerja sama secara
komprehensip membantu ataupun membimbing mahasiswa selama proses
Latihan Kerja Peminatan berlangsung sebagai tanggung jawab bersama
membangun sumberdaya manusia Indonesia yang dapat diandalkan dalam
mengisi pembangunan untuk mewujudkan negara dan bangsa Indonesia yang
kuar dan mandiri.
Latihan Kerja Peminatan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi
mahasiswa Program Studi Strata I Ilmu Kesehatan Masyarakat . Hal ini sesuai
dengan kurikulum pendidikan di Universitas bagi mahasisawa tingkat IV, dan
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh studi
akhir.
Latihan Kerja Peminatan adalah pengamatan terhadap suatu kegiatan di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, sehingga mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui kegiatan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara secara
langsung dan mampu mengaitkannya dengan teori dan praktek yang di dapat
2

di bangku kuliah.Selama mengikuti Latihan Kerja Peminatan, di samping


melakukan pengamatan langsung juga sedapat mungkin ikut aktif di lapangan,
sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi selama pelaksanaan kegiatan tersebut, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan skill dan kemampuan serta profesionalisme kinerja. Dengan
demikian akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri manusia
tersebut serta diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreatifitasnya di
lapangan. Dalam Latihan Kerja Peminatan ini penulis mendapatkan
kesempatan untuk mengamati secara langsung sekaligus mengembangkan
kreatifitas dalam mengenal kegiatan yang ada pada setiap indikator kesehatan
lingkungan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Dinas Kesehatan Provinsi adalah unsur pelaksana otonomi provinsi dalam
bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas (Kadis).
Kadis berkedudukan di bawah Gubernur serta bertanggung jawab langsung
pada Gubernur melalui Sekretaris Daerah (Sekda).
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa bidang yaitu
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan
(Yankes), Bidang Sumber Daya Kesehatan, Bidang Kesehatan Masyarakat,
Sekretariat, dan UPTD.
Mahasiswa pelaksana Latihan Kerja Peminatan Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan dilaksanakan di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
yang dibagi ke dalam dua Seksi yaitu Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular dan Seksi Surveilans dan Imunisasi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui struktur organisasi, tugas pokok, metode kerja, dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan serta menganalisa dan interpretasi hasil
kegiatan Dinas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Seksi Surveilans dan
Imunisasi Adiministrasi dan Kebijakan Kesehatan di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
3

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melatih mahasiswa agar mampu menjelaskan dasar-dasar kebijakan


serta proses penyusunannya untuk melaksanakan administrasi
kesehatan.
2. Melatih mahasiswa mampu melaksanakan proses perencanaan.
3. Melatih mahasiswa agar mampu menjelaskan organisasi dan tata
laksana serta proses penyusunannya.
4. Melatih mahasiswa untuk mampu menjelaskan, melakukan proses
penggerakan serta koordinasi.
5. Melatih agar mahasiswa mampu melakukan proses pencatatan dan
pelaporan.
6. Melatih mahasiswa agar mampu melaksanakan proses evaluasi yang
dijalankan.

1.3 Manfaat Latihan Kerja Peminatan

1 Wawasan dan pengetahuan serta pengalaman mahasiswa bertambah


dalam proses administrasi
2 Mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan proses
perencanaan bidang kesehatan.
3 Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan organisasi dan tata
laksana serta proses penyusunan organisasi.
4 Mahasiswa mampu melakukan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
program.
1

BAB II

PELAKSANAAN LKP

2.1 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Pelaksanaan LKP

Mahasiswa Latihan Kerja Peminatan (LKP) ditempatkan di bidang P2P


(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) dan dibagi kedalam 2 seksi :

1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM)


2. Surveilans & Imunisasi.

Mahasiswa Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Seksi Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dibagi kedalam beberapa program,yaitu :

 Program Rabies
 Program Kecacingan
 Program ISPA/Pneumonia
 Program TB Paru
 Program Kusta/Frambosia
 Program HIV/AIDS
2.1.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
2.1.2 Pembagian Penempatan Kegiatan
Surveillans dan Imunisasi
- Devi Amanda Putri
- Bella Yolanda Batubara
- Widya Amal Riani
- Royana Parhusip
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Program Rabies : - Dinda Putri Dalimunthe
Program Kecacingan : - Chindya Zahara Nasution
Program ISPA/Pneumonia : - Nurrizka Atika Siregar
- Indah Ramahdani Siregar

Program TB Paru : - Ireni Taruli Simanjuntak


2

- Falentina
- Rina Dwi Ambarini

Program Kusta dan Frambusia : - Viona Yuliaristi

Program HIV/AIDS : - Kiki Nadya Annisa

- Ririn Siallagan
- Seranilopa
 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Program Rabies

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1. Senin, 20 November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Diberi arahan cara Kegiatan
menulis atau membuat
nomor surat
2. Selasa , 21 November - Membantu penanggung Terlaksananya
2017 jawab menginput data Kegiatan
anggaran transportasi
pegawai setiap
kabupaten
3. Rabu, 22 November - Mencocokkan nomor Terlaksananya
2017 surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
4. Kamis, 23 November - Membantu Terlaksananya
2017 menempelkan slip setor Kegiatan
sesuai dengan kwitansi
yang ada
5. Jumat, 24 November - Merekap data Terlaksananya
2017 Kecacingan Kegiatan
3

6. Senin, 27 November - Merkap data Kecacingan Terlaksananya


2017 Kegiatan

7. Selasa, 28 November - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
8. Rabu, 29 November - Membantu mengetik Terlaksananya
2017 berkas untuk dinas Kegiatan
keluar kota
9. Kamis, 30 November - Mengambil nomor surat Terlaksananya
2017 dari buku khusus surat Kegiatan

10. Jumat, 1 Desember - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengurutkan Kwitansi Kegiatan
sesuai dengan daftar
nama yang ada.
11. Senin, 4 Desember - Mengikuti Apel pagi Terlaksananya
2017 - Membantu mengecek Kegiatan
berkas-berkas
12. Selasa, 5 Desember - Mencocokkan nomor Terlaksananya
2017 surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
13. Rabu, 6 Desember - Mengetik dan menyusun Terlaksananya
2017 berkas-berkas Kegiatan

14. Kamis, 7 Desember - Mengikuti Pengajian di Terlaksananya


2017 Musholla Dinas Kegiatan
Kesehatan Provinsi
- Mengecek berkas-berkas
15. Jumat, 8 Desember - Mengurutkan dan Terlaksananya
2017 Merapikan berkas-berkas Kegiatan
4

16. Senin, 11 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Mencocokkan nomor Kegiatan
surat serta mengisi
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
17. Selasa, 12 Desember - Membantu mengecek Terlaksananya
2017 dan menyusun kembali Kegiatan
kelengkapan berkas-
berkas
18. Rabu, 13 Desember - Membantu mengetik Terlaksananya
2017 berkas-berkas yang Kegiatan
dibutuhkan
19. Kamis, 14 Desember - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 berkas-berkas sesuai Kegiatan
nama
- Mengetikkan surat izin
dinas
20. Jumat, 15 Desember - Mengikuti senam pagi di Terlaksananya
2017 dinas kesehatan Kegiatan
- Membantu Persiapan
Pelatihan mengenai
Rabies
21. Senin s/d Rabu, 18/20 - Membantu atau menjadi Terlaksananya
Desember 2017 panitia pelatihan tentang Kegiatan
Rabies di Hotel Garuda
Plaza
22. Kamis, 21 Desember - Menyusun laporan Terlaksananya
2017 kelompok dan berdiskusi Kegiatan
untuk acara perpisahan
23 Jumat, 22 Desember - 23.Mengadakan perpisahan Terlaksananya
bersama seluruh pegawai
5

2017 di bagian P2PM Kegiatan


(Program Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Program Kecacingan

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1. Senin, 20 November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Diberi arahan cara Kegiatan
menulis atau membuat
nomor surat
2. Selasa , 21 November - Membantu penanggung Terlaksananya
2017 jawab membuat surat Kegiatan
izin dinas keluar kota
3. Rabu, 22 November - Mencocokkan nomor Terlaksananya
2017 surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
4. Kamis, 23 November - Membantu Terlaksananya
2017 menempelkanslip setor Kegiatan
sesuai dengan kwitansi
yang ada
5. Jumat, 24 November - Merekap data Terlaksananya
2017 Kecacingan Kegiatan

6. Senin, 27 November - Merkap data Kecacingan Terlaksananya


2017 Kegiatan
6

7. Selasa, 28 November - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
8. Rabu, 29 November - Membantu mengetik Terlaksananya
2017 berkas untuk dinas Kegiatan
keluar kota
9. Kamis, 30 November - Mengambil nomor surat Terlaksananya
2017 dari buku khusus surat Kegiatan

10. Jumat, 1 Desember - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengurutkan Kwitansi Kegiatan
sesuai dengan daftar
nama yang ada.
11. Senin, 4 Desember - Mengikuti Apel pagi Terlaksananya
2017 - Membantu mengecek Kegiatan
berkas-berkas
12. Selasa, 5 Desember - Mencocokkan nomor Terlaksananya
2017 surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
13. Rabu, 6 Desember - Mengetik dan menyusun Terlaksananya
2017 berkas-berkas Kegiatan

14. Kamis, 7 Desember - Mengikuti Pengajian di Terlaksananya


2017 Musholla Dinas Kegiatan
Kesehatan Provinsi
- Mengecek berkas-berkas
15. Jumat, 8 Desember - Mengurutkan dan Terlaksananya
2017 Merapikan berkas-berkas Kegiatan

16. Senin, 11 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Mencocokkan nomor Kegiatan
7

surat serta mengisi


keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
17. Selasa, 12 Desember - Membantu mengecek Terlaksananya
2017 dan menyusun kembali Kegiatan
kelengkapan berkas-
berkas
18. Rabu, 13 Desember - Membantu mengetik Terlaksananya
2017 berkas-berkas yang Kegiatan
dibutuhkan
19. Kamis, 14 Desember - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 berkas-berkas sesuai Kegiatan
nama
- Mengetikkan surat izin
dinas
20. Jumat, 15 Desember - Mengikuti senam pagi di Terlaksananya
2017 dinas kesehatan Kegiatan
- Membantu Persiapan
Pelatihan mengenai
Rabies
21. Senin s/d Rabu, 18/20 - Membantu atau menjadi Terlaksananya
Desember 2017 panitia pelatihan tentang Kegiatan
Rabies di Hotel Garuda
Plaza
22. Kamis, 21 Desember - Menyusun laporan Terlaksananya
2017 kelompok dan berdiskusi Kegiatan
untuk acara perpisahan
23 Jumat, 22 Desember - 23.Mengadakan perpisahan Terlaksananya
2017 bersama seluruh pegawai Kegiatan
di bagian P2PM
(Program Pencegahan
8

dan Pengendalian
Penyakit Menular) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan ISPA/Pneumonia

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1 Senin,20November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Pengurusan surat dan Kegiatan
Penempatan mahasiswa
LKP di Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
2 Selasa,21 November - Pengurusan surat dan Terlaksananya
2017 Penempatan mahasiswa Kegiatan
LKP di Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
3 Rabu,22 November - Penempatan dan Terlaksananya
2017 Pengarahan di bidang Kegiatan
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular
4 Kamis,23November - Perkenalan di bidang Terlaksananya
2017 yang telah Kegiatan
Ditetapkandi bidang
P2PM bagian ISPA
5 Jumat,24 November - Mengikuti Senam Pagi Terlaksananya
2017 - Membantu Mengetik Kegiatan
9

Biodata Kab/Kota
6 Senin,27 November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
2017 - Menyusun berkas- Kegiatan
berkas Laporan ISPA
dari Kabupaten / Kota
7 Selasa,28November - Menyusun berkas- Terlaksananya
2017 berkas Laporan ISPA Kegiatan
dari Kabupaten / Kota
8 Rabu,29 November - Membantu Mengetik Terlaksananya
2017 Laporan TTP atau Kegiatan
Tukin
9 Kamis,01 Desember - Membantu mengambil Terlaksananya
2017 nomor Surat Perintah Kegiatan
Tugas di Bagian
Umum
10 Senin,04 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
2017 - Membantu Membuat Kegiatan
Laporan Perjalanan
Dinas Bidang ISPA
11 Selasa,05 Desember - Membantu Membuat Terlaksananya
2017 Surat Perintah Kegiatan
TugasKe Kabupaten/
Kota
12 Rabu,06 Desember - Membantu mengambil Terlaksananya
2017 nomor Surat Perintah Kegiatan
Tugas di Bagian
Umum
13 Kamis,07 Desember - Menyusun berkas- Terlaksananya
2017 berkas Laporan dari Kegiatan
Kab/Kota tentang ISPA
14 Jumat,08 Desember - Membantu Mengetik Terlaksananya
Laporan TTP atau
10

2017 Tukin Kegiatan

15 Senin ,11 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Membantu Persiapan Kegiatan
Kegiatan Pemantapan
Cakupan Program
ISPA dan Monitoring
Kasus ISPA /
Pneumonia
16 Selasa,12 Desember - Membantu Persiapan Terlaksananya
2017 Kegiatan Pemantapan Kegiatan
Cakupan Program
ISPA dan Monitoring
Kasus ISPA /
Pneumonia
17 Rabu,13 Desember - Membantu Persiapan Terlaksananya
2017 Kegiatan Pemantapan Kegiatan
Cakupan Program
ISPA dan Monitoring
Kasus ISPA /
Pneumonia
18 Kamis,14 Desember - Mengikuti Persiapan Terlaksananya
2017 Kegiatan Pemantapan Kegiatan
Cakupan Program
ISPA dan Monitoring
Kasus
ISPA/Pneumonia
19 Jumat,15 Desember - Mengikuti Persiapan Terlaksananya
2017 Kegiatan Pemantapan Kegiatan
Cakupan Program
ISPA dan Monitoring
Kasus
11

ISPA/Pneumonia
20 Senin,18 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
2017 - Membantu mengambil Kegiatan
nomor Surat Perintah
Tugas di Bagian
Umum
21 Selasa,19 Desember - Membantu Membuat Terlaksananya
2017 Laporan Kegiatan Kegiatan
Pemantapan Cakupan
Program ISPA dan
Monitoring Kasus
ISPA/Pneumonia di
Hotel Grand Darusslam
22 Rabu,20 Desember - Membantu Membuat Terlaksananya
2017 Laporan Hasil dari Kegiatan
Perjalanan Kab/Kota
23 Kamis,21 Desember - Membantu Membuat Terlaksananya
2017 Laporan Perjalanan Kegiatan
Dinas dari Kab/Kota
24 Jumat,22 Desember - Membantu Membuat Terlaksananya
2017 Laporan Kegiatan Kegiatan
Pemantapan Cakupan
Program ISPA dan
Monitoring Kasus
ISPA/Pneumonia di
Hotel Grand Darusslam
- Perpisahan

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan TB Paru

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN
12

1 Senin,20November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Pengurusan Surat dan Kegiatan
Penempatan LKP di
Dinkes Provinsi
Sumatera Utara
2 Selasa,21 November - Pengarahan mengenai Terlaksananya
2017 peny. TB Paru beserta Kegiatan
kegiatannya
- Mengfilekan berkas
ketuk pintu TOBASA
1,2,3,4
- Mencocokkan nomor
surat serta mengisi
keterangan surat ke
dalam buku khusus
untuk nomor surat
3 Rabu,22 November - Membantu Terlaksananya
2017 menempelkan cek Kegiatan
pembayaran sesuai
dengan kwitansi yang
ada
- Mengfilekan berkas
ketuk pintu TOBASA 5
serta mengecek
kelengkapam berkas
tersebut
- Mengambil nomor surat
dalam buu khusus
nomor surat
4 Kamis,23November - Memfilekan berkas Terlaksananya
2017 ketuk pintu DELI Kegiatan
SERDANG kedalam
13

map bambi
- Memfilekan berkas
ketuk pintu GUNUNG
SITOLI kedalam map
bambi
5 Jumat,24 November - Merekap kelengkapan Terlaksananya
2017 berkas ketuk pintu Kegiatan
DELI SERDANG
- Memeriksa
kelengkapan berkas
ketuk pintu GUNUNG
SITOLI
6 Senin,27 November - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengurutkan Kwitansi, Kegiatan
SPT, SPPD sesuai
dengan daftar nama
yang ada.
- Memfilekan berkas
Ketuk pintu MADINA
(Mandailing Natal)
kedalam map bambi
7 Selasa,28November - Membuat nomor surat Terlaksananya
2017 masuk dan surat keluar Kegiatan
- Membuat surat cuti
pegawai
8 Rabu,29 November - Merekap kelengkapan Terlaksananya
2017 Berkas Ketuk Pintu Kegiatan
PEMATANG
SIANTAR
- Membantu menempel
cek pembayaran sesuai
dengan kwitansi yg
14

telah di transfer
9 Kamis,01 Desember - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
MADINA
10 Senin,04 Desember - Mengambil nomor surat Terlaksananya
2017 dari buku khusus surat Kegiatan

11 Selasa,05 Desember - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengurutkan Kwitansi, Kegiatan
SPT, SPPD sesuai
dengan daftar nama
yang ada.
12 Rabu,06 Desember - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
DELI SERDANG yang
sebelumnya berkasnya
tidak lengkap
13 Kamis,07 Desember - Memfilekan berkas Terlaksananya
2017 ketuk pintu Kegiatan
PEMATANG
SIANTAR ke dalam
map bambi
- Menempel kan cek
pembayaran sesuai
dengan kwitansi yang
telah disetorkan
14 Jumat,08 Desember - Membuat surat untuk Terlaksananya
2017 anggaran kegiatan Kegiatan
pelatihan
- Membantu merekap
15

berkas ketuk pintu


MADINA (Mandailing
Natal)
15 Senin-Jumat/11-15 - Membantu Terlaksananya
Desember 2017 mempersiapkan Kegiatan
kebutuhan dalam
kegiatan pelatihan
mengenai “ Pemantapan
Penatalaksanaan
Program TB dengan
strategi DOTS di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Bagi Doker
dan Petugas TB”
- Menyusun dan
mengurutkan SPT dan
Surat Laporan
Perjalanan Dinas
Peserta
- Membantu merekap
hasil tes ujian peserta
dan hasil penilaian
peserta terhadap
fasilitas yang tersedia
pada kegiatan pelatihan
tersebut
- Membantu merekap
skor penilaian peserta
terhadap pelatih
16 Senin,18 Desember - Merekap Ketuk Pintu Terlaksananya
2017 PEMATANG Kegiatan
SIANTAR
16

- Membantu menempel
cek pembayaran dan
memfotocopy slip
pembayaran
- Memfilekan Kwitansi
kedalam map bambi
- Mengambil nomor surat
dari buku khusus nomor
surat
17 Selasa,19 Desember - Membantu menempel Terlaksananya
2017 cek pembayaran sesuai Kegiatan
dengan kwitansi yang
tersedia
- Membantu mengeprint
file bukti pembayaran
pengeluaran program
18 Rabu,20 Desember - Melanjutkan menempel Terlaksananya
2017 cek pembayaran sesuai Kegiatan
dengann kwitansi yang
tersedia
- Melanjutkan
mengeprint file bukti
pembayaran
pengeluaran program
TB
- Mendengarkan
penjelasan mengenai
TB oleh staf pegawai
program TB

19 Kamis,21 Desember - Menyusun laporan Terlaksananya


2017 kelompok dan Kegiatan
17

berdiskusi untuk acara


perpisahan
20 Jumat,22 Desember - Mengadakan Terlaksananya
2017 perpisahan bersama Kegiatan
seluruh pegawai di
bagian P2PM (Program
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular) Dinas
Kesehtan Provinsi
Sumatera Utara

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Kusta/Frambusia

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1 Senin,20November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Pengarahan kepada Kegiatan
Mahasiswi LKP dan
pembagian di tiap
program
- Perkenalan di Program
Kusta dan Frambusia
2 Selasa,21 November - Pengarahan mengenai Terlaksananya
2017 Peny. Kusta dan Kegiatan
Frambusia beserta
kegiatan yang
dilakuakan 3 bulan
terakhir.
- Membantu
memasukkan data stok
18

obat masuk dan keluar


program peny. Kusta
3 Rabu,22 November - Membantu membuat Terlaksananya
2017 laporan perjalanan On Kegiatan
the Job Training
petugas Kab/Kota
dalam Tatalaksana
Kasus Frambusia.
4 Kamis,23November - Membantu memeriksa Terlaksananya
2017 kelengkapan berkasOn Kegiatan
the Job Training
Petugas Kab/Kota
dalam Tatalaksana
Kasus Frambusia

5 Jumat,24 November - Membantu menyusun Terlaksananya


2017 dan mengurutkan Kegiatan
kwitansi, SPT, SPPD
kegiatan On the Job
Training petugas
Kab/Kota dalam
Tatalaksana Kasus
Frambusia.
6 Senin,27 November - Memberikan Surat Terlaksananya
2017 Perintah Tugas ke Kegiatan
Bagian Umum
Pengadministrasian.
- Membantu menyusun
Tugas Kinerja bulan
November 2017
7 Selasa,28November - Membantu membuat Terlaksananya
2017 laporan perjalanan Kegiatan
19

Pemeriksaan Frambusia
pada Anak Sekolah.
8 Rabu,29 November - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 dan mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
untuk Tugas Kinerja
bulanan
- Membantu menyusun
dan mengecek kembali
kelengkapan berkas
Pemeriksaan Frambusia
pada Anak Sekolah.
9 Kamis,01 Desember - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 dan memperbaiki Tugas Kegiatan
Kinerja Bulanan
- Melengkapi nomor
surat SPT dan SPPD
yang belum tertulis di
SPT dan SPPD.
10 Senin,04 Desember - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengurutkan Kwitansi, Kegiatan
SPT, SPPD kegiatan
Pemeriksaan Frambusia
pada Anak Sekolah.
11 Selasa,05 Desember - Membantu membuat Terlaksananya
2017 laporan perjalanan Kegiatan
Assesment Kecacatan
Kusta
12 Rabu,06 Desember - Membantu membuat Terlaksananya
2017 laporan perjalanan Kegiatan
Ravid Village Survey
dalam Rangka
20

Pengendalian Peny.
Kusta.
13 Kamis,07 Desember - Membantu memeriksa Terlaksananya
2017 kelengkapan berkas Kegiatan
Assesment Kecacatan
Kusta dan Ravid Village
Survey dalam Rangka
Pengendalian Peny.
Kusta.
14 Jumat,08 Desember - Membantu melengkapi Terlaksananya
2017 berkas Assesment Kegiatan
Kecacatan Kusta dan
Ravid Village Survey
dalam Rangka
Pengendalian Peny.
Kusta.
15 Senin ,11 Desember - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 dan mengurutkan Kegiatan
kwitansi, SPT, SPPD
kegiatan Assesment
Kecacatan Kusta dan
Ravid Village Survey
dalam Rangka
Pengendalian Peny.
Kusta.
16 Selasa,12 Desember - Membantu menyusun Terlaksananya
2017 Tugas Kinerja Bulan Kegiatan
Desember.
- Membantu mengecek
kembali kelengkapan
berkas untuk Tugas
Kinerja bulanan.
21

17 Rabu,13 Desember  Mengikuti Pelatihan Terlaksananya


2017 Peran wanita terhadap Kegiatan
peran ekonomi keluarga
di Hotel Four Points
Medan.
18 Kamis,14 Desember  Mengikuti Pelatihan Terlaksananya
2017 Peran wanita terhadap Kegiatan
peran ekonomi keluarga
di Hotel Four Points
Medan.
20 Senin,18 Desember - Membantu mengecek Terlaksananya
2017 kembali dan Kegiatan
memperbaiki Tugas
Kinerja bulan
Desember.
21 Selasa,19 Desember - Membantu membuat Terlaksananya
2017 laporan perjalanan Kegiatan
Pemantauan dalam
pemeriksaan dan
deteksi dini kontak
peny. Kusta
22 Rabu,20 Desember - Membantu memeriksa Terlaksananya
2017 kelengkapan berkas Kegiatan
Pemantauan dalam
pemeriksaan dan
deteksi dini kontak
peny. Kusta
- Membantu menyusun
dan mengurutkan
kwitansi, SPT, SPPD
kegiatan Pemantauan
dalam pemeriksaan dan
22

deteksi dini kontak


peny. Kusta
23 Kamis,21 Desember - Membantu Terlaksananya
2017 memasukkan data stok Kegiatan
obat masuk dan keluar
program peny. Kusta
- Menyusun laporan
kelompok dan
berdiskusi untuk acara
perpisahan .
24 Jumat,22 Desember - Mengadakan perpisahan Terlaksananya
2017 bersama seluruh Kegiatan
pegawai di bagian
P2PM (Program
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan HIV/AIDS

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1. Senin, 20 November - Orientasi di Bidang Terlaksana


2017. P2PM Dinas Kesehatan Kegiatan
Provinsi Sumatera Utara.
2. Selasa – Kamis / 21 – - Mengikuti Workshop Terlaksana
23 November 2017 Pelatihan PMI dalam Kegiatan
skrining pengamanan
darah donor mencegah
23

penyebaran HIV/AIDS.
3. Jumat, 24 November - Orientasi di Program Terlaksana
2017 HIV/AIDS Kegiatan
- Pembagian Pegawai
sebagai Mentor pada
mahasiswi di masing –
masing progja
HIV/AIDS.
4. Senin – Kamis /27 – - Membaca Buku – buku Terlaksana
30 November 2017 dasar Program Kegiatan
HIV/AIDS
- Mempelajari
penggunaan software
SIHA.
- Membantu merapikan
dokumen dan file yang
masuk ke Program
HIV/AIDS.
- Mengerjakan tugas
terkait pembahasan dari
masing- masing Mentor.
- Belajar membuat Tabel
Estimasi kasus.
5. Senin, 4 Desember - Presentasi Tugas Terlaksana
2017 Kegiatan

6. Selasa – Jumat/ 5 – 8 - Perbaikan Tugas. Terlaksana


Desember 2017. - Membantu Mentranskip Kegiatan
surat masuk ke program
HIV/AIDS.
7. Senin – Jumat/ 11 – - Mengikuti Pelatihan Terlaksana
15 Desember 2017. yang diadakan oleh Kegiatan
24

Dinkes Provinsi Sumut


di Raz Plaza Medan.
Yaitu Pelatihan Kader
Dinkes Kab/Kota untuk
peningkatan pemahaman
program HIV/AIDS
untuk menurunkan
jumlah angka penderita
HIV/AIDS serta
Pelatihan Program
SIHA.
- Presentasi dan
Pengumpulan tugas.
8. Senin – Kamis/ 18 – - Membuat laporan hasil Terlaksana
21 Desember 2017. analisis dari Kegiatan
pembelajaran selama
LKP di program
HIV/AIDS.
- Mengumpulkan
dokumentasi
- Membuat dan
mengajukan laporan
nilai pada Penjab
Program HIV/AIDS.
9. Jumat, 22 Desember - Perpisahan dengan Terlaksana
2017 Pegawai Program Kegiatan
HIV/AIDS dan Pegawai
Bidang P2PM Dinkes
Provinsi Sumatera Utara.

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Surveilans


25

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1. Senin, 20 November - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


2017 - Pengarahan kepada Kegiatan
mahasiswi LKP dan
pembagian di tiap
program
- Perkenalan di program
Surveilans
2. Selasa , 21 November - Membantu penanggung Terlaksananya
2017 jawab membuat surat Kegiatan
permohonan pemesanan
ATK dan Obat
3. Rabu, 22 November - Mencocokkan nomor Terlaksananya
2017 surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
4. Kamis, 23 November - Membantu Terlaksananya
2017 mengurutkan nomor Kegiatan
slip setor sesuai dengan
kwitansi yang ada
5. Jumat, 24 November - Membantu mengambil Terlaksananya
2017 nomor surat Kegiatan

6. Senin, 27 November - Menyusun dan Terlaksananya


2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
7. Selasa, 28 November - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
26

8. Rabu, 29 November - Mengambil nomor surat Terlaksananya


2017 dari kantor tempat Kegiatan
pengambilan nomor
surat
9. Kamis, 30 November - Menyusun dan Terlaksananya
2017 mengurutkan Kwitansi Kegiatan
sesuai dengan daftar
nama yang ada.
10. Jumat, 1 Desember - Membantu mengambil Terlaksananya
2017 dan mengecek alat tulis Kegiatan
kantor
- Membantu membuat
surat permohonan
pemesanan ATK dan
Obat
11. Senin, 4 Desember - Mengikuti Apel pagi Terlaksananya
2017 - Membantu mengecek Kegiatan
urutan berkas
berdasarkan nomor urut
SPT
12. Selasa, 5 Desember - Membantu mengambil Terlaksananya
2017 dan mengecek Kegiatan
kelengkapan obat untuk
kepentingan surveilans
dan vaksin di ruangan
obat
13. Rabu, 6 Desember - Membantu mengecek Terlaksananya
2017 kelengkapan berkas Kegiatan
tentang lampiran SPT
14. Kamis, 7 Desember - Diskusi dengan ibu Terlaksananya
2017 penanggung jawab Kegiatan
tentang apa itu
27

surveilans dan apa saja


program surveilans
15. Jumat, 8 Desember - Membantu mengisi data Terlaksananya
2017 tentang jumlah Kegiatan
kunjungan berdasarkan
jenis penyakit dan umur
pada Rumah Sakit dan
Puskesmas
16. Senin, 11 Desember - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
2017 - Membantu menganalisa Kegiatan
status kasus AVP
berdasarkan keleompok
umur, jenis
kelamim,dan status
imunisasi
17. Selasa, 12 Desember - Membantu mengecek Terlaksananya
2017 dan menyusun kembali Kegiatan
kelengkapan berkas-
berkas
18. Rabu, 13 Desember - Memindahkan data Terlaksananya
2017 manual ke data berbasis Kegiatan
excel jumlah kunjungan
di Puskesmas dan
Rumah Sakit sentinel
19. Kamis, 14 Desember - Diskusi dengan ibu Terlaksananya
2017 penanggung jawab Kegiatan
tentang apa itu difteri
dan bagaimana
penyebarannya
20. Jumat, 15 Desember - Membantu pengemasan Terlaksananya
2017 spesimen atau sample Kegiatan
yang telah di suspect
28

sebagai difteri yang


akan dikirim kepusat
untuk penelitian lanjut
21. Senin, 18 Desember - Mengikuti rapat Terlaksananya
2017 bersama kepala bidang Kegiatan
P2PM tentang kasus
difteri
22. Selasa s/d kamis , - Membantu dan mengisi Terlaksananya
19/21Desember 2017 data penyeleksian Kegiatan
petugas haji
23 Jumat, 22 Desember - Mengadakan
23. Terlaksananya
2017 perpisahan bersama Kegiatan
seluruh pegawai di
bagian P2PM (Program
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara

 Kegiatan dan Hasil Kegiatan Imunisasi

NO HARI/ TANGGAL KEGIATAN HASIL


KEGIATAN

1 Senin, 20 Nov 2017 - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


- Pembagian Seksi Kegiatan
- Diberi arahan tentang
bagian bagian
Imunisasi
2 Selasa,21 nov 2017 - Membantu penanggung Terlaksananya
jawab menginput data Kegiatan
kabupaten/kota
29

- Dan membantu
mengginput data
Imunisasi
3 Rabu, 22 Nov 2017 - Menggambil Nomor Terlaksananya
Surat Kegiatan
- Menyusun Surat
Perintah Tugas (SPT)
4 Kamis 23 Nov 2017 - Membantu mengginput Terlaksananya
data tentang Kegiatan
- Imunisasi
- Menyusun Surat
Perintah Tugas (SPT)
- Menggambil Nomor
Surat
5 Jumat, 24 Nov 2017 - Merekap data Terlaksananya
Imunisaisi Kegiatan
- Menyusun surat SPT
6 Senin, 27 Nov 2017 - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
- Menggambil Nomor Kegiatan
Surat
- Menyusun Surat SPT
7 Selasa, 28 Nov 2017 - Menyusun dan Terlaksananya
mengecek kembali Kegiatan
kelengkapan berkas
Imunisasi
- Menyusun Surat SPT
8 Rabu , 29 Nov 2017 - Membantu mengetik Terlaksananya
berkas untuk dinas Kegiatan
keluar kota
- Menggambil Nomor
Surat
30

9 Kamis, 30 Nov 2017 - Mengambil nomor surat Terlaksananya


dari buku khusus surat Kegiatan
- Menyusun Surat
Perintah Tugas
10 Jumat, 01 Des 2017 - Menyusun dan Terlaksananya
mengurutkan Kwitansi Kegiatan
sesuai dengan daftar
nama yang ada.
- Menyusun Surat
Perintah Tugas
11 Senin,04 Des 2017 - Mengikuti Apel pagi Terlaksananya
- Membantu mengecek Kegiatan
berkas-berkas
- Menyusun Surat SPT
12 Selasa,05 Des 2017 - Mencocokkan nomor Terlaksananya
surat serta mengisi Kegiatan
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
13 Rabu,06 des 2017 - Mengetik dan Terlaksananya
menyusun berkas- Kegiatan
berkas
- Membantu
mempersiapkan
perlengkapan yang akan
di bawa untuk
Pertemuan Kampanye
MR ( Maesles Rubella )
- Membuat data apsensi
Peserta Pertemuan
Kampanye MR
31

14 Kamis s/d Sabtu,07-09 - Membantu dan Menjadi Terlaksananya


Des 2017 Panitia Pertemuan Kegiatan
Kampanye Imunisasi
MR ( Measles Rubella )
Kabupaten/ Kota
Provinsi Sumatera
Utara yang di
laksanakan di Hotel
Grand Antares Medan.
- Merekap data Pesesrta
Pertemuan
- Mengapsensi Peserta
Pertemuan Kampanye
MR
- Memberikan ATK (alat
tulis kantor) sebagai
souvenir.
- Menyusun Surat
Perintah Tugas yang
dibawa oleh peserta
Pertemuan
15 Senin,11 Des 2017 - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya
- Mencocokkan nomor Kegiatan
surat serta mengisi
keterangan surat
kedalam buku khusus
untuk nomor surat
- Menginput ulang data
Pertemuan Kampanye
MR.
32

16 Selasa,12 Des 2017 - Membantu mengecek Terlaksananya


dan menyusun kembali Kegiatan
kelengkapan berkas-
berkas Pertemuan
- Menginput ulang data
peserta yang hadir
sesuai kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten
Masing masing Peserta
- Mempersiapkan berkas
untuk Pertemuan
Review KesehatanHaji
tahun 2017
- Membuat Apsensi
Pertemuan
17 Rabu s/d Jumat,13-15 - Membantudan menjadi Terlaksananya
Des 2017 Panitia Pertemuan Kegiatan
Review Pogram
Kesehatan Matra
Khusus mengenai
kesehatan Haji tahun
2017 yang di
selenggerakan di Hotel
Garuda Medan
- Menyusun Surat
Perintah Tugas (SPT)
yang di bawa oleh
peserta pertemuan Haji
- Memberikan ATK
kepada Peserta yang
hadir
- Mengapsensi Peserta
33

Pertemuan Haji
- Menyusun SPT sesuai
dengan Kabupaten
Masing masing Peserta
- Mendata uang
Transportasi masing
masing Peserta

18 Senin,18 Des 2017 - Mengikuti Apel Pagi Terlaksananya


- Mendata ulang daftar Kegiatan
hadir Peserta Pertemuan
Program Kesehatan haji
- Menyusun Surat
Perintah Tugas
- Mengecek berkas
peserta TKHI ( Tenaga
Kesehatan Haji
Indonesia )
19 Selasa,19 Des 2017 - Menyusun laporan Terlaksananya
kelompok dan Kegiatan
berdiskusi untuk acara
perpisahan
- Menginput ulang daftar
kegiatan yang dilakukan
selama LKP di Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
- Mengecek berkas
peserta TKHI ( Tenaga
Kesehatan Haji
Indonesia )
20 Rabu,20 Des 2017 - Mengadakan perpisahan Terlaksananya
34

bersama seluruh Kegiatan


pegawai di bagian P2P
(Program Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
1

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Kesehatan Provinsi merupakan unsur pelaksana otonomi provinsi


dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas
(Kadis). Kadis berkedudukan di bawah Gubernur serta bertanggung jawab
langsung pada Gubernur melalui Sekretaris Daerah (Sekda).

Pembangunan Kesehatan sebagai upaya untuk mendukung Visi dan Misi


Gubernur Sumatera Utara dan Visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat
Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan maka SKPD Dinas Kesehatan provinsi
Sumatera Utara telah menetapkanVisi dan Misi.

3.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

3.2.1 Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dengan mempertimbangkan hasil kajian atasVisi Gubernur Sumatera Utara,


dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang didalam RPJMD Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran kondisi pembangunan
kesehatan yang ingin di capai lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:
Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya
Saing.

1. Masyarakat sehat adalah suatu kondisi dimana Penduduk Sumatera


Utara sehat baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk
hidup produktif secara social dan ekonomis.
2. Masyarakat mandiri, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat
mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mempertahankan
kualitas kesehatannya.
2

3. Masyarakat berdaya saing, yaitu suatu kondisi dimana status kesehatan


masyarakat.
4. Provinsi Sumatera Utara yang tinggi dan berada diatas capaian
nasional.
3.2.2 Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dalam rangka “Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara sehat,


mandiri dan berdaya saing" maka ditetapkan bebarapa Misi Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan


terjangkau.
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.

3.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Struktur Organisasi mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Utara


Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi, dan Uraian Tugas Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 29 Tahun 2013 tentang Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, maka Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dan UPT Dinas adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
Sekretariat membawahi 3 sub bagian, yaitu:
 Sub. Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik
 Sub Bagian Keuangan
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3

 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat


 Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
4. Bidang Pelayanan Kesehatan
 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
 Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaminan
Kesehatan
5. Bidang Sumber Daya Kesehatan
 Seksi Kefarmasian
 Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
6. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Seksi Surveillans dan Imunisasi
 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Pelaksanaan Latihan Kerja Peminatan (LKP) berada di Bidang Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit, yang ditempatkan di Seksi berikut :
a. Seksi Surveillans dan Imunisasi
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
- Program ISPA/ Pneumonia
- Program Cacingan
- Program Rabies
- Program HIV
- Program TB
- Program Kusta dan Frambusia

7. Kelompok Jabatan Fungsional


8. UPTD
4

Gambar 1. Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
(Pergub Nomor 34 Tahun 2011).
5

3.4 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Provinsi Sumatera Utara menghadapi beban ganda dalam pembangunan


kesehatan yaitu meningkatnya beberapa penyakit menular, dipihak lain
penyakit tidak menular (degeneratif) sudah menunjukkan eksistensinya
ditambah lagi dengan munculnya penyakit-penyakit menular baru. Program
pencegahan dan pengendalian penyakit bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah
penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak
menjadi masalah kesehatan.

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan unsur


pelaksana dinas dibidangnya yang dipimpin oleh seorang kepada Kepala
Dinas. Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan
kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan
pengendalian, pencegahan penyakit yang meliputi pengamatan penyakit,
pencegahan, dan pemberantasan penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan.

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki 3 seksi yang terdiri


dari:

1. Seksi Surveillans dan Imunisasi


2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

3.4.1 Fungsi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) memiliki fungsi, sebagai


berikut.

1. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pencegahan penyakit yang


meliputi pengamatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap
penyelenggaraan pengamatan penyakit (Surveillans) dan pembinaan,

5
6

pengawasan dan pengendalian laboratorium dinas kesehatan dan


puskesmas.
3. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian penyakit yang meliputi pengendalian
penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, surveillans
dan iminusasi.
4. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan.

3.5 Pembahasan Kegiatan Mahasiswa Latihan Kerja Peminatan (LKP) di


Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara

3.5.1 Seksi Surveillans dan Imunisasi

Surveilans adalah pengamatan secara terus-menerus terhadap perkembangan


kasus penyakit menular dan penyakit tidak menular tertentu yang terpilih serta kejadian
yang berpotensi menimbulkan bencana dalam upaya antisipasi terhadap adanya kejadian
luar biasa (KLB) serta faktor resiko perilaku dan lingkungan yang berhubungan dengan
penyakit menular, penyakit tidak menular dan kejadian lain yang bepotensimenimbulkan
KLB.

Prioritas surveilans penyakit yang perlu dikembangkan adalah penyakit yang


dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit yang potensial menimbulkan wabah atau
kejadian luar biasa, penyakit menular dan keracunan, demam berdarah dan demam
berdarah dengue, malaria, penyakit-penyakit zoonosis antara lain antraks, rabies,
leptospirosis, filariasis serta tuberkulosis, diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit
perut lainnya, kusta, frambusia, penyakit HIV/AIDS, penyakit menular seksual,
pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome),
hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit
paru obstuksi menahun, gangguan mental dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan.
Program di bagian surveilans penyakit menular yaitu

A. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


1. AFP atau Lumpuh Layu Akut

6
7

Survelans AFP merupakan salah satu strategi dari eradikasi polio, yaitu
melakukan pengamatan terus menerus secara sistematis terhadap setiap kasus
AFP untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan dan sirkulasi virus polio liar di
suatu wilayah tertentu. Kasus AFP adalah anak yang berusia kurang dari 15 tahun
yang menderita gejala penyakit lumpuh pada anggota badan, seperti kelumpuhan
karena polio, bersifat layuh dan berlangsung mendadak. Kinerja surveilans AFP
senantiasa di pantau oleh WHO melalui keegiatan review internasional setiap 3
tahun.

2. CAMPAK
Campak merupakan infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus dari
golongan paramiksovirus. Ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan konjungtiva/selaput ikat mata) dan ruam kemerahan pada kulit.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah/droplet penderita.
Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan 3
strategi
1. Imunisasi
2. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak
3. Melaksanakan surveilans campak berbais kasus individu dengan
pemeriksaan.

3. Difteri

Bakteri penyebabnya adalah Corynebacterium diphteriae. Infeksi oleh bakteri ini


tidak invasive, tetapi bakteri ini dapat mengeluarkan eksotoksin. Sebagian besar
ditemukan pada anak usia 1-5 tahun. Sebelum usia 1 tahun, anak masih mendapat
perlindungan pasif dari antibody ibu. Difteri merupakan penyakit menular akut
pada selaput lendir (mukosa) tonsil, faring, dan hidung.

4. HEPATITIS B

5. PERTUSIS

7
8

Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari disebabkan oleh Bordetella
pertussis dan merupakan penyebab utama kematian pada anak (diperkirakan
sekitar 300.000 kematian anak terjadi setiap tahun. Memiliki gejala khas yaitu
batuk yang terus-menerus sukar berhenti, sehingga wajah menjadi merah atau
kebiruan dan kadang bercampur dengan darah. Batuk diakhiri dengan tarikan
nafas panjang dan dalam yang berbunyi melengking (whooping cough)

6. TETANUS
Tetanus disebabkan oleh neurotoksin (tetanospamin) dari bakteri gram positif
anaerob Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah
inokulasi bentuk spora ke darah yang mengalami cedera (periode inkubasi).
Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang menifestasi klinis
utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas gangrene,
difteri dan botulisme).

B. Sistem Terpadu Penyakit (STP)


Kejadian luar biasa penyakit di indonesia di pantau dalam sistem terpadu
penyakit berbasis kejadian luar biasa. STP KLB merupakan salah satu sistem
pencatatan di kementerian Kesehatan RI yang tertuang di dalam keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1479 Tahun 2003. Pelaksanaan pengumpulan data
dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, tahun, bulan, jenis penyakit, tempat kejadian, golongan umur,
total kasus menurut jenis kelamin, jumlah dan populasi rentan . keseluruhan data
STP KLB ini bermanfaat sebagai aduoan pengembangan kebijakan dan
perencanaan program kesehatan.

C. Sistem Kewaspadaan Dini Dan Respon KLB


Sistem kewaspadaan dini dan respon SKDR merupakan penguatan dari SKD-
KLB yang tercantum dalam kepmenkes No.1479/MENKES/SK/X/2003 dan selama ini
masih berjalan. Tujuan dari SKDR adalah sebagai berikut:
a. Memonitor kecenderungan penyakit menular
b. Menyelenggarakan deteksi dini KLB penyakit menular
c. Memberikan peringatan dini kepada pengelola program untuk melakukan
respons cepat
d. Meminimalkan kesakitan atau kematian yang berhubungan dengan KLB

8
9

3.5.2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


A. Program HIV
Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS
Penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS)
dilaksanakan secara terintegrasi dan dikoordinir oleh Komisi Penanggulangan
AIDS dan Narkoba (KPAND) Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan
Penanggulangan HIV/AIDS dan PMS diarahkan untuk melakukan upaya pokok
berupa pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan serta kegiatan penunjang
yang dibutuhkan.

Kegiatan Pencegahan penyakit, antara lain diarahkan untuk meningkatkan


kegiatan peningkatan gaya hidup sehat melalui penyelenggaran KIE, life skill
education, pendidikan kelompok sebaya, konseling, peningkatan penggunaan
kondom pada perilaku seksual rawan tertular dan menularkan HIV dan PMS,
pengurangan dampak buruk (harm reduction) pada pengguna napza suntik,
penatalaksanaan IMS pada kegiatan klinik IMS, pemeriksaan berkala, pengobatan
dengan pendekatan sindrom dan etiologi, skrining pengamanan darah donor,
kewaspadaan universal pada setiap kegiatan medis dan pencegahan penularan dari
ibu HIV+ kepada anaknya, Kegiatan Pelayanan, dilakukan dalam bentuk
Voluntary Counseling and Testing (VCT), hotline, service, pemberian Anti Retro-
viral Therapy (ART) terhadap pengidap virus HIV, pengobatan infeksi
opportunistic, pelayanan gizi ODHA, laboratorium di RS/klinik VCT dan
program dukungan untuk melakukan perawatan penderita di rumah (Home Base
Care) serta manajemen kasus Case Management.

Disamping itu juga dilaksanakan Kegiatan Penunjang, antara lain berupa


kegiatan Second Generation surveilans atau Surveilan generasi ke dua AIDS ,
Surv HIV, Surv IMS, Survei Surveilans Perilaku, memperkirakan jumlah /
estimasi populasi rawan dan infeksi HIV dan Proyeksi, pembiayaan (costing),
melakukan penelitian dan pengembangan, penyusunan pengembangan peraturan
dan perundang – undangan di daerah, Pendidikan dan pelatihan, kerjasama Lintas
Sektoral melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan pengembangan
Teknologi Informasi.

9
10

Upaya Pengendalian HIV/ AIDS dilakukan secara terintegrasi dengan


melibatkan lintas program di jajaran kesehatan, lintas sektor dan pihak terkait
lainnya termasuk organisasi sosial masyarakat (LSM), dengan harapan
pelaksanaan program pengendalian HIV/AIDS akan mampu berjalan efektif
dalam upaya membatasi laju penyebaran infeksi HIV/AIDS. Adapun sasaran
program pengendalian HIV- AIDS ini antara lain:

 Penduduk usia seksual aktif (15-45tahun) terutama pada kelompok berperilaku


resiko tinggi dan juga resiko rendah.
 Kelompok berperilaku seksual beresiko (WPS dan Klien) juga bagi pengguna
napza suntik pada wilayah yang mempunyai prevalensi infeksi menular
seksual (IMS) dan HIV/AIDS tinggi, ODHA yang diobati ARV dan Infeksi
opurtunistik.
 Peningkatan SDM Petuga Kesehatan dan Masyarakat peduli HIV dalam
Penanggulangan HIV/AIDS.

Sampai tahun 2016, di Sumatera Utara telah ditetapkan 8 (delapan) RS


Rujukan ART dan VCT (Voluntary Counselling and Testing) HIV/AIDS, yaitu di
RSU H.Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, RSU Haji Bina Us- Syifah
Medan, RSU Bayangkara Medan, RSUD Deli Serdang, Rumkitdam 1 BB Medan,
RSU Pematang Siantar, RSU Kabanjahe Kab Karo dan 2 layanan VCT tambahan
yaitu di Lapas Tanjung Gusta Medan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Belawan Medan.

Selain di RS, telah dikembangkan Klinik IMS dan VCT di 8 (delapan)


lokasi yaitu Klinik Bestari Medan, puskesmas Padang Bulan Medan (Kota
Medan), Puskesmas Bandar Baru (Kab Deli Serdang), Puskesmas Datuk Bandar
(Kota Tanjung Balai), Puskesmas Kerasaan (Kab Simalungun), Puskesmas Stabat
(Kab Langkat), RS HKBP Balige ( Kab Toba Samosir) dan Klinik YPA (Kab
Serdang Bedagai).

Pembahasan Materi di Bidang HIV/AIDS pada saat Latihan Kerja


Peminatan.

A. Logistik Reagensia

10
11

Reagensia adalah program analisis HIV/ AIDS dan IMS pada bidang
P2PM.dengan rincian sebagai berikut:

Jenis Fungsi

• Logistik Reagensia HIV/AIDS Skrining Tes HIV

• Repid I ( CD4,Viral LOAD)

• Repid II Hasil yang Valid untuk Rujukan.

• Repid III

B. Logistik Reagensia IMS Skrining Sipilis -> Hasil -> Repid

• RPR Sipilis

• Repid Sipilis

C. Logistik Reagensia ARV Pengelolaan Logistik Obat ARV


dengan Software SIHA.

cth:Permintaan umum / khusus.

Populasi ODHA ditentukan berdasarkan indikator yang ditentukan


Kemenkes yaitu Populasi kunci yang terdiri atas WPS,WPSTL, Pelanggan WPS
&WPSTL,LSL, Penasun ,Pelanggan Waria, Laki – laki resiko rendah , Perempuan
resiko rendah.

Dan untuk menghasilkan data perencanaan d an penganggaran logistik


HIV/AIDS dan IMS melalui Software Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS
(SIHA). Dalam SIHA terangkum data Permintaan, Distribusi, dan Pelaporan dari
33 Kab/Kota di Provinsin Sumatera Utara. Contoh : Data Pemakaian Rapid di 12
Kab/Kota dari 33 Kab/Kota di Provinsi Sumatera Utara dari data pelaporan.

Analisis Pelaksanaan Logistik Reagensi yaitu

Data Pengadaan > Data Distribusi > Data Pelaporan > Analisis SWOT.

• Strength : Technology, Data Pengadaan & Distribusi yang memadai.

11
12

• Weakness : SDM yang menggunakannya dan pasien sebagai user

• Opportunities : Dana pada APBD, P APBD, APBN

• Threats : Tidak semua UPK 33 Kab/kota mengirim Data permintaan dan


memberi Data Pelaporan ke Dinkes Provinsi.

B. Cakupan Kasus HIV/AIDS dan IMS secara Global

Pemerintah telah melakukan berbagai kegiatan dan bekerjasama dengan


berbagai pihak baik organisasi donor, lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta
pihak yang peduli dengan masalah HIV/AIDS.

Estimasi Dan Proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di Indonesia


Tahun 2011 – 2016.

Cakupan data kasus HIV/AIDS Tahun 2017

12
13

25000 22974
20000
15000 Pria

10000 Wanita

5000 1144 Total


1132 1046 836
4 11 11
0
Jumlah Jumlah jumlah ibu Jumlah ibu Jumlah ibu Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
orang yang orang yang hamil tes hamil HIV hamil orang HIV bumil sifilis bumil sifilis bumil sifilis
tes HIV positif HIV HIV dan positif HIV Positif yang yang dites yang positif
menerima dan dikaji gejala ditawarkan HIV HIV
hasil menerima TB tes HIV
hasil

Jumlaj Kunjungan di Layanan IMS Provinsi Sumut Tahun 2011 - 2015

C. Kebijakan Pemerintah secara Global Found terhadap target capaian dan


menghitung prevalensi proyek dari 9 SSR se provinsi Sumatera.

9 SSR Se-Sumatera Utara adalah:


1. Medan
2. Simalungun
3. Deli Serdang
4. Labuhan Batu
5. Siantar
6. P.Sidimpuan
7. Asahan
8. G.Sitoli

13
14

9. Karo

Indikator yang harus dicapai di Global Fund

1. Jumlah populasi kunci yang tes HIV dan menerima hasil :

Populasi kunci

 LSL (Lelaki Suka Lelaki)


 Waria
 WPS (Wanita Pekerja Seks)
 Penasun (Pengguna Narkoba Suntik)
Diluar populasi kunci

 Ibu hamil
 Pasien TB
 Pekerja pelabuhan

2. Jumlah orang ODHA yang menerima ARV


3. Jumlah ODHA yang di skrining TB
4. Orang dengan metadon
5. Ibu hamil dengan ARV
6. Dukungan psikososial.
Kebijakan pemerintah secara Global Fund

1. Pembiayaan bahan habis pakai untuk populasi

 Untuk LSL (Lelaki Suka Lelaki)


 Untuk WPS (Wanita Pekerja Seks)
 Waria
 Penasun (Pengguna Narkoba Suntik)
 Ibu hamil
 Pasien TB

14
15

GRAFIK BAHAN HABIS PAKAI UNTUK


POPULASI
TARGET CAKUPAN %

36,171

14,571
3,146 5,093 1,371 5,617 3,587
2,898 512 727
224% 738 40% 64%
1.403 176% 268% 99%

LSL WPS WARIA PENASUN IBU PASIEN TB


HAMIL

2. Pertemuan dengan ODHA di layanan Puskesmas maupun Rumah Sakit


3. Penemuan kasus secara mobile
4. Pertemuan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
5. Supervisi SSR ke layanan Puskesmas ataupun Rumah Sakit
6. Rapat evaluasi ditingkat SR dan juga SSR
7. Insentif untuk FA (Finance Administrator) di SSR
8. Pemeriksaan viral load bagi ODHA.
Analisis Kebijakan Global Found dan contoh implementasinya

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2015


tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus memperhatikan nilai agama dan
budaya/norma masyarakat dan kegiatannya diarahkan untuk mempertahankan
dan memperkokohkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
• Peraturan Walikota Ambon Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/Aids.
Mendukung demonstrasi penggunaan kondom 100% dan Mendemostrasikan
bahaya HIV/AIDS melalui media sosial (layanan edukasi kesehatan melalui
TV, media poster, peringatan hari HIV/AIDS sedunia.
• Berdasarkan World Trade Organisation (WTO) mengenai Undang-Undang
Hak Cipta khususnya dalam produk kesehatan dan obat-obatan. Mekanisme
untuk mengakses ARV yang terjangkau telah diatur dalam ayat 33.

15
16

Pemerintah berkewajiban menjamin tersedianya ARV maupun reagen


pemeriksaan secara berkesinambungan.
B. Program TB
 Kegiatan Bidang p2p ( Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ) di
bidang TB Paru
TB Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang mudah menular
dan bersifat menahun, disebabkan oleh kuman Myrobacterium tubercolosis.
Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh manusia dan yang paling
sering terkena adalah organ paru.
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan
pendekatan DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse
Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan
penderita dengan pemeriksaan dahak disarana pelyanan kesehatan yang
ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.

 Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai
penularan, serta mencegah terjadinya MDR TB.
 Target
Target program penanggulangan TB adalah tercapainya penemuan Penderita
minimal 83% dari perkiraan penderita baru BTA positif, angka konversi
>80%, angka kesembuhan >85% serta angka pemeriksaan laboratorium
kasus TB <5%. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi
dan kematian akibat TB .
 Kebijakan
Penanggulangan TB dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan
Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program dalam kerangka
otonomi yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin
ketersediaan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS

Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap


program penanggulangan TB.

16
17

Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap


peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-
TB.
Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan
oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), meliputi Puskesmas, Rumah Sakit
Pemerintah dan swasta,Klinik Pengobatan lain serta Dokter Praktek Swasta (DPS).
Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerja
sama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah
dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB
(Gerdunas TB).
Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan
ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring.
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk penanggulangan TB diberikan kepada
pasien secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya.
Ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dalam jumlah yang
memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program.
Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan
kelompok rentan terhadap TB.Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan
penanggulangan HIV.
Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya.

C. Program ISPA/Pneumonia

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang


menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus,rongga telinga tengah,pleura). ISPA juga merupakan
salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan
Rumah Sakit (15%-30%).

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru


(alveoli). Pneumonia juga merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih
banyak disbanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.

Ruang lingkup pengendalian ISPA yaitu Pengendalian Pneumonia Balita,


Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun, Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi

17
18

Influenza serta penyakit saluran pernapasan lain yang berpotensi wabah, dan
Faktor Risiko ISPA.

Tujuan
Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena pneumonia
Tujuan Khusus :
 Menurunkan angka kematian pneumonia balita sebagai kontribusi
penurunan AKB, sesuai dengan MDGs (44 menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup) dan Indikator Nasional Angka Kematian Bayi (34 menjadi 23 per
1000 kelahiran hidup).
 Terlaksananya kegiatan Surveilans Sentinel Pneumonia di Rumah Sakit
dan Puskesmas.
 Tersusunnya dokumen Rencana Kontijensi Kesiapsiagaan dan Respon
terhadap Pandemi Influenza di 33 Provinsi.
 Tersosialisasinya pedoman-pedoman yang terkait dengan Kesiapsiagaan
dan Respon Pandemi Influenza.
 Terjalinnya kerjasama/kemitraan dengan unit program atau institusi yang
kompeten dalam pengendalian faktor risiko ISPA khususnya pneumonia.

Sasaran

1. Pengendalian Pneumonia Balita


 Balita ( < 5 tahun )
2. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit
saluran pernapasan lain yang berpotensi wabah
 Pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan terkait di pusat
dan daerah
 Unit-unit esensial,swasta,media massa serta Lembaga Swadaya
Masyarakat
3. Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun
 Kelompok umur ≥ 5 tahun di fasilitas pelayanan kesehatan
4. Faktor risiko ISPA

18
19

 Lintas program dan lintas sector


 Masyarakat

Kebijakan
Untuk mencapai tujuan pengendalian pneumonia dan influenza maka ditetapkan
kebijakan operasional sebagai berikut :
 Advokasi kepada pemangku kepentingan di semua tingkat untuk
membangun komitmen dalam pencapaian tujuan pengendalian
ISPA.
 Pengendalian ISPA dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
 Peningkatan penemuan kasus dan tatalaksana pneumonia balita
sesuai dengan standar di semua fasilitas pelayanan kesehatan
 Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kemampuan
sumber daya,pembinaan/supervise,system pemantauan dan
evaluasi program serta sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat.
 Rencana pengendalian pneumonia disusun berbasis bukti (evidence
based)

Strategi

Strategi pengendalian ISPA di Indonesia adalah sebagai berikut :

 Membangun komitmen dengan pengambil kebijakan di semua


tingkat dengan melaksanakan advokasi dan sosialisasi
pengendalian ISPA dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan
global.
 Peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan tenaga terlatih
dan logistic.
 Pencatatan dan pelaporan dikembangkan secara bertahap dengan
system komputerisasi berbasis web.
 Monitoring dan pembinaan teknis dilakukan secara
berjenjang,terstandar dan berkala.
 Evaluasi program dilaksanakan secara berkala.

19
20

Kegiatan pokok pengendalian ISPA


 Advokasi dan sosialisai
 Penemuan dan tatalaksana pneumonia balita
 Ketersediaan logistic
 Supervise
 Pencatatan dan Pelaporan
 Kemitraan dan jejaring
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
 Pengembangan program
 Autopsi verbal
 Monitoring dan Evaluasi

D. Program Kecacingan

E. Program Kusta dan Frambusia


1) Kusta
Penyakit Kusta adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobakterium Leprae yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks.
Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi kesehatan tetapi justru sangat
menonjol pada masalah sosial, ekonomi dan budaya. Oleh karena itu diperlukan
penanggulangan secara terpadu dan menyeluruh dalam hal pemberantasan,
rehabilitasi medis dan sosial.
Penyakit kusta saat ini sudah dapat disembuhkan bukan berarti Indonesia
khususnya Sumatera Utara sudah terbebas dari masalah penyakit kusta. Hal ini
disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah penderita
baru.
Provinsi Sumatera Utara Prevalensi kusta terus menurun dari tahun 1990 –
2015 dari 3,3/10.000 – 0,16/10.000 penduduk, dan pada akhir Desember 2015
jumlah kasus tercatat 216 kasus ( 12 kasus Tipe PB dan 204 kasus Tipe MB ).
Proporsi cacat tingkat 2 dan kasus anak < 15 tahun diantara kasus baru yang
merupakan indikator keterlambatan penemuan kasus dan kemungkinan
terjadinya proses penularan di masyarakat, angka indikator ini masih relatif
tinggi di tahun 2015 Proporsi cacat tingkat 2 sebesar 22%, dan proporsi anak
<15 tahun sebesar 10 %. Sesuai dengan rencana strategis Dinas Kesehatan

20
21

Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 – 2018, salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan adalah Rapid Village Survey dalam rangka intensifikasi penemuan
kasus, Intensifikasi penemuan kasus kusta di kab/kota dengan kasus tinggi,
Peningkatan kapasitas pemegang program, Bimbingan teknis validasi data, dan
pemantauan logistik program P2 kusta.
Kegiatan Triwulan Pencegahan dan Pengendalian Kusta
1. Pemantauan dalam Pemeriksaan dan Deteksi Dini Kontak Penderita
Kusta.
Kegiatan penemuan pasien dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien
yang baru ditemukan (kasus index) berupa perjalanan dinas yang dilakukan
secara berjenjang mulai dari Kabupaten/Kota, Puskesmas, Desa, sampai ke
rumah penderita kusta dan pemeriksaan kontak penderita sesuai dengan data
yang ada pada kartu penderita. Pemeriksaan ditujukan pada semua anggota
keluarga yang tinggal serumah dengan penderita dan tetangga sekitarnya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian konseling sederhana dan
pemeriksaan fisik/klinis. Petugas Kabupaten / kota dan Puskesmas mencatat
semua kontak yang sudah diperiksa pada kartu penderita. Semua kelainan yang
ditemukan dikonfirmasi kepada Petugas Provinsi sebelum diagnosis kusta
ditegakkan atau disingkirkan. Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah
namun memiliki efektifitas yang tinggi.

2. Ravid Village Survey (RVS) dalam Rangka Pengendalian Penyakit Kusta.


Kegiatan yang dilaksanakan dengan bentuk Kontraktual. Penemuan kasus
kusta melalui pelayanan pasif di Puskesmas dan Rumah Sakit sulit untuk
berjalan maksimal karena stigma masih tinggi dan pemahaman masyarakat
tentang kusta rendah, oleh karena itu metode penemuan kasus secara aktif
melalui RVS menjadi kegiatan yang penting untuk penemuan kasus baru dalam
lingkup kecil/desa terutama untuk desa kantong kusta. Dengan harapan
meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dan meningkatnya
pengetahuan dan partisipasi petugas puskesmas.

3. Assesment Kecacatan Kusta.


Kegiatan yang dilakukan meliputi monitoring dan penilaian pengetahuan
petugas penatalaksanaan kasus reaksi dan neuritis, Pencatatan pencegahan cacat
penderita kusta / form. POD, penanganan reaksi, pencegahan dan pengelolaan
kecacatan. memberikan evaluasi penatalaksanaan pencegahan cacat kusta
berdasarkan hasil pencatatan format Preventif of disability (POD).

2) Frambusia
Penyakit frambusia adalah penyakit menular, menahun dan kambuh-
kambuhan serta dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan yang disebabkan
oleh kuman Treponema Pertenue. Penyakit ini biasanya menyerang pada anak
usia dibawah 15 tahun, jika tidak diobati dapat menimbulkan kecacatan.

21
22

Pengobatan penyakit frambusia sangat mudah dengan obat Benzatin


Penicilin sekali suntik atau Azitromisin tablet dosis tunggal dapat
menyembuhkan luka-luka akibat penyakit ini. Meskipun demikian, di beberapa
daerah, pengetahuan masyarakat tentang frambusia masih kurang karena ada
anggapan yang salah, bahwa penyakit frambusia merupakan hal yang biasa
dialami, karena sifat dari penyakit ini yang tidak menimbulkan rasa sakit pada
penderita.

Kegiatan pemberantasan penyakit frambusia telah dilakukan melalui sero


survey frambusia di daerah kantong frambusia. Mengingat dari penyakit
frambusia dari masyarakat dapat menimbulkan penderitaan pada anak-anak
yang merupakan generasi penerus bangsa, maka diperlukan pemberantasan
penyakit frambusia secara intensif dan terpadu.

Keberhasilan pemberantasan penyakit frambusia juga dapat dilakukan


melalui peningkatan pengetahuan terhadap masyarakat dengan cara lintas
sektor/sosialisasi dan survey school.

Dengan adanya kegiatan Sosialisasi Frambusia di harapkan tercapainya


eradikasi frambusia tahun 2020 dapat terlaksana.

 Kegiatan Triwulan Pencegahan dan Pengendalian Frambusia


1. `Pemeriksaan Frambusia pada Anak Sekolah.
Kegiatan pelacakan kasus kontak sangat diperlukan, dengan melakukan
kunjungan ke sekolah untuk penemuan kasus baru. Sangat diperlukan karena
kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah namun memiliki efektifitas yang
tinggi. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian konseling sederhana dan
pemeriksaan fisik/klinis. Dengan harapan meningkatnya kesadaran dan
dukungan anggota keluarga agar pengobatan berjalan baik dan tidak ada
diskriminasi.

2. On the Job Training Petugas Kabupaten/Kota dalam Tatalaksana Kasus


Frambusia.
Kegiatan berupa sosialisasi, pelatihan dan edukasi di kab/kota. Kegiatan
memberikan sosialisasi, pelatihan dan edukasi yang diselenggarakan selama
satu hari kepada lintas program, lintas sektor terkait berupa memberikan
informasi mengenaai tatalaksana Frambusia serta eradikasi frambusia 2020.

F. Program Rabies

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

22
23

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara adalah merupakan


penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang kesehatan yang
melakukan fungsi kesehatan. Tugas Pokok dan Fungsi SKPD Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara adalah Melaksanakan urusan
pemerintahan daerah/kewenangan Provinsi di bidang kesekretariatan,
pembinaan pengendalian masalah kesehatan, pelayanan kesehatan,
pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan jaminan
kesehatan serta tugas pembantuan.Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa
bidang. Salah satunya adalah Bidang Kesehatan Masyarakat, yang
memiliki tiga seksi yaitu, Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi
Promosi dan Pembersayaan Masyarakat serta Seksi Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada Seksi Kesehatan Lingkungandan Kesehatan Kerja
berupaMonitoring, Pertemuan, Sosialisasi, dan Pembinaan.
2. Program yang terdapat di Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Kerja yaitu Program Lingkungan Sehat dengan sepuluh indikatoryaitu:
1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Kabupaten/Kota Sehat
3. Pengawasan Tempat-Tempat Umum
4. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
5. Pelayanan Kesehatan Lingkungan/Klinik Sanitasi
6. Perumahan Sehat
7. Penyediaan Air Bersih
8. Penyediaan Air Minum
9. Pengawasan Limbah Sarana Kesehatan
10. Jamban Sehat
Terdapat beberapa kegiatan yang mendukung indikator kerja program
lingkungan sehat, beberapa di antaranya yaitu Pertemuan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan di Pondok Pesantren Bagi Tenaga Kesehatan,
Pertemuan Hygiene Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan, Pemicuan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Kabupaten Sehat, Kabupaten

23
24

/Kota Sehat, Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan, Klinik


Sanitasi/Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Perumahan Sehat,
Penyediaan Air Bersih dan Air Minum, Pengawasan Limbah Sarana
Kesehata dan Jamban Sehat. Hasil dari Kegiatan yang mendukung
sepuluh indikator kerja dalam Program Lingkungan Sehat sampai
Tahun 2017 yaitu :
a. Jumlah tenaga kesehatan yang berhadir sebanyak 28 orang dari 28
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
b. Belum semua Pengelola TPM mengetahui Hygiene Sanitasi TPM,
Masih rendahnya hygiene Sanitasi TPM di Kabupaten/Kota,
Kurangnya sosialisasi Undang-Undang, Peraturan dalam Tempat
Pengolahan Makanan.
c. Jumlah Keluarga Menggunakan Air Bersih Dari tahun 2013
sampai pada tahun 2016 telah melebihi dari target yang telah
ditentukan.
d. Desa yang melakukan STBM, dengan tindakan minimal yaitu
dudah dilakukan pemicuan. Dari 500 an desa di Sumatera Utara.
Sebagian besar desa sudah dilakukan pemicuan. Hal ini berarti
sebagian besar desa di Sumatera Utara sudah melakukan STBM.
e. Desa SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan), dalam hal ini
masyarakat di desa tersebut sudah tidak ada lagi warga yang OD
(Open Defecation). Di Provinsi Sumatera Utara terdapat 102 desa
yang telah terverifikasi sebagi desa bebas OD. Tiga Kabupaten
Kota dengan peringkat teratas jumlah Desa SBS adalah,
Kabupaten Deli Serdang sebnyak 31 Desa, Kabupaten Batubara,
dan Kabupaten Dairi
f. Program kabupaten kota sehat dilaksanakan dalam kurun waktu 2
tahun sekali. Sejak tahun 2005, dalam pelaksanaan program
Kabupaten/Kota sehat, telah terdapat 8 Kabupaten/Kota yang
disosialisasi, yaitu Kota Medan; Kabupaten Karo yang dalam hal
ini yang disosialisakan mengenai tatanan pariwista; Kota Siantar;

24
25

Kota Padang Sidempuan; Kota Tebing Tingg; Kota Binjai;


Kabupaten Batu Bara, dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan
g. Sebelum masa otonomi daerah, terdapat 300 puskesmas yang
menjalanakan klinik santasi, namun setelah otonomi daerah terjadi
mutasi dan perpindahan SDM (Sumber daya Manusia) sehingga
klinik sanitasi tidak lagi berjalan dan tersendat. Klinik sanitasi
mengalami perubahan nama menjadi Pelayanan Kesehatan
Lingkungan.. Hasil dari pemantaun dan evaluasi dari pos
pelayanan kesehatan lingkungan nantinya akan digunakan untuk
mengukur kinerja Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskemas
yang sekaligus menjadi indikator dalam penilaiam akreditasi
Puskesmas. Salah satu puskesmas yang sudah memiliki Pelayanan
Kesehatan Lingkungan adalah Puskesmas Pagar Jati Lubuk
Pakam.
h. Data pencapaian indikator kinerja Seksi Kesehatan Lingkungan
dan Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
triwulan ketiga tahun 2017 menunjukan dari 75% terget yang akan
dicapai, 75% keluarga di Provinsi Sumatera Utara telah memiliki
rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
i. Cakupan jumlah keluarga yang telah menggunakan sarana air
bersih dari hasil e monev PAKM mencapai 57% yang telah
terverifikasi dan menduduki peringkat ke 4 se Indonesia. Namun
sayangnya jumlah yang tertera dari hasil e monev PKAM
merupakan jumlah keseluruhan, bukan berdasarkan memenuhi
sayarat kesehatan atau tidaknya, dari data yang diperoleh jumlah
penggunanan
j. Dari data yang diperoleh sebagai hasil inspeksi kesehatan
lingkungan, jumlah Rumah Sakit yang telah melaksanakan
pengelolaan limbah terdapat 48 Rumah Sakit
k. Berdasarkan hasil pencapaian indikator kinerja seksi Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara triwulan ketiga tahun 2017, jumlah keluarga yan

25
26

telah menggunakan jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan


terdapat 69% dari target pencapaian 69%.

5.2 Saran

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebaiknya lebih


meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
melalui pengembangan keterampilan dan keahlian secara merata
kepada seluruh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Perlu ditingkatkan motivasi pegawai dalam bekerja dengan tidak
terlalu terfokus pada tugas pokok dan fungsi saja, namun mampu
menjadi agen perubahan dalam masyarakat dan lingkungan.
3. Koordinasi dengan tingkat Kab/Kota sudah cukup baik, kedepannya
diharapkan lebih baik lagi supaya pelaporan data hasil kegiatan
dikirim tepat waktu agar tidak menghambat proses rekapitulasi data.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebaiknya meminta Dinas
Kesehatan Kab/Kota agar tidak hanya mengirimkan persentase
capaian kegiatan saja namun juga disertakan rincian rangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan di wilayah kerja masing-masing.
4. Kegiatan Pertemuan dan Pelatihan dalam mencapai program tertentu
cukup baik, ke depanya diharapkan metode penyampaiannya harus
lebih interaktif lagi agar seluruh peserta tertarik dan berperan aktif
dalam kegiatan.
5. Perlu ada nya peningkatan sistem pengarsipan data-data dari setiap
kegiatan yang dilakukan agar mempermudah dalam pembuatan
laporan pertanggungjawaban sebuah program.
6.

26

Anda mungkin juga menyukai