PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengetahui apa sesungguhnya ilmu, tidaklah melalui ilmu itu sendiri,
tetapi melalui filsafat ilmu. Melalui filsafat ilmulah segala penjelasan mengenai
ilmu diperoleh. Karena itu, filsafat ilmu demikian penting untuk didalami oleh
setiap ilmuan agar ia mengenal hakikat sesuatu yang dimilikinya, yaitu ilmu.
Ilmu pertama kali yang ada di yunani didasarkan oleh mitos yang terjadi
pada zaman tersebut. masyarakat memandang kejadian alam seperti gempa bumi
yang terjadi disebabkan oleh dewa yang sedang menggelengkan kepalanya.
Namun ketika faalsafat ini di perkenalkan fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai sebuah mitos lagi tetapi sebagai aktifitas alam yang terjadi
secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi
implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi
kemudian didekati bahkan dieksploitasi.
Dalam perkembangannya dalam bidang ilmu, manusia telah dapat
membedakan mana hal yang benar benar nyata atau rill dan mana kejadian yang
hanya sebuah ilusi atau mitos. Setelah mereka mampu membedakan yang mana
yang rill dana yang mitos kemudian manusia mampu keluar dari kungkungan dan
mendapatkan ilmu ilmiah, dan inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk
meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pada zaman yunani kuno?
2. Bagaimana landasan ilmu pada zaman yunani kuno?
3. Bagaimana perkembangan ilmu zaman islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu.
2. Untuk mengetahui landasan-landasan ilmu pada zaman yunani.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pada zaman islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap manusia pasti memiliki masa lalu. Masa lalu yang pantas dikenang,
baik yang menyenangkan maupun yang membuat manusia sedih dalam hidupnya.
Setiap hitungan waktu yang telah dilewati oleh manusia merupakan bagian dari
masa lalu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sejarah dan kehidupan manusia tidak
dapat dipisahkan. Istilah sejarah mungkin sudah sangat dekat dengan telinga kita.
Hal inidisebabkan karena sejak duduk dibangku sekolah dasar kita sudah
diperkenalkan dengan sejarah. Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi
mengenai kejadian yang sudah lampau.
1
Surajito 2010, Filsafat Ilmu Dan Perkembangan Di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.Hal. 5.
2
Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat
manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa Yunani
dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini
diperbaharui oleh para dewa. Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus
ditakuti kemudian disembah. Dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung
pada dewa diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio. Kejadian alam,
seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi
merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan bumi berada
pada garis yang sejajar, sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian
permukaan bumi.2
2
Thoyibi, Muhammad. 1997. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Surakarta: Muhammadiyyah
University Press.Hal. 21.
3
takhyul, tetapi lama kelamaan, terutama setelah mereka mampu membedakan
yang riil dengan yang ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan
mendapatkan dasar pengetahuan ilmia. Inilah titik awal manusia menggunakan
rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Pada zaman yunani ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar
abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis)”, dan tidak menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap “receptive attitude mind (sikap menerima segitu saja)”.
Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak
kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah pimpinan
Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia,yang merupakan salah seorang
murid Aristoteles.
Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini
disebabkan dengan kelahiran Kristen.Pada pada abad pertama sampai abad ke-2
M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat
di Athena, yang difokuskan di bidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah
yang kedua berpusat di Alexandria, yang fokus pada bidang empiris.3
3
Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.Hal. 90.
4
Gie, The Liang. 1996. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogjakarta: Liberty. Hal 35.
4
muslimin diperintahkan untuk mencari, mengkaji, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan menggunakan akal pikirannya.Sejarah umat manusia mencatat
bahwa umat Islam telah berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di
masanya.Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam terbagi
pada empat periode, yaitu sebagai berikut.
c. Periode Kenabian
Rasul menyerukan umat Islam agar terus belajar membaca dan menulis,
umat Islam menyambut seruan Allah dan Hadist nabi tentang ilmu. Mereka
belajar membaca dan menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya.
Pembentukan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rasulullah
sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur –angsur bersamaan
dengan berangsur –angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau.
Pada masa Rasulullah saw terdapat banyak aktivitas keilmuan, baik yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. sendiri, yang dilakukan bersama para sahabatnya,
maupun yang dilakukan oleh para sahabat beliau secara mandiri. Di antara
aktivitas keilmuan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat pada
waktu itu adalah sebagai berikut.
Pengumpulan dan penulisan AI-Qur'an
Pengumpulan dan penulisan al-hadist
5
pengetahuan lainnya,sepeti ilmu administrasi Negara dan ilmu pemerintahan
islam.
6
khalifah Harum Ar-Rasyid, didirikan lembaga pendidikan formal seperti darul
hikmah, yang kemudian dilanjutkan dan disempurnakan oleh Al-makmuh. Dari
lembaga inilah banyak lahir para sarjana dan para ahl ilmu pengetahuan yang
membawa kejayaan dinasti Abbasiyah dan umat islam pada umumnya.5
5
Verhaak, C. dan Haryono Imam. 1995. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Hal. 24-26.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pada awal berasal dari sebuah bangsa yunani kuno yang msih kental
dengan kepercayaan terhadap mitos, mereka masih mempercayai bahwa kejadian
alam yang terjadi hanyalah sebuah mitos yang beranggapan bahwa dewa sedang
menggelengkan kepalanya.
Kemudian manusia mulai mempercayai bahwa kejadian alam tersebut bukan lah
hanya sekedar mitos belaka, karena hal tersebut dapat di jabarkan melalui akal dan
fikiran manusia.
Ruang lingkup sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yaitu
berkurtatpada penjelasan tentang perbuatan manusia yang sudah terjadi, sedang
terjadi dan mungkin yang akan terjadi besrta penyebab-penyebabnya.
Perkembangan dalam Islam sampai pada masa Abbasiyah terbagi menjadi
4 periode yaitu Periodean Kenabian, Periode Khulafaur Rasyidin , Periode Bani
Umayyah ,dan Periode Bani Abbasiyah . Kemajuan ilmu yang berkembang di 4
periode tersebut banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama pada
zaman keemasan islam ( islamic golden ege ). Yang terjadi pada
periode ummayah.
B. Saran
Saran penulis untuk kebaikan penulisan makalah ini, penulis meminta
kepada teman-teman pembaca untuk member masukan yang membangun supaya
penulisan makalah ini menjadi lebih baik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Verhaak, C. dan Haryono Imam. 1995. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.