LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Angin
Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara
horizontal ataupun vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi
secara dinamis. Angin dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara
antara tempat yang berbeda. Angin selalu mengalir dari tempat yang
bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Apabila tidak
ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung
dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan udara rendah. (Gunawan
Nawawi, 2001: 27)
6
7
udara rendah di belahan bumi bagian selatan. Dan sebaliknya, bergerak dengan
arah berlawanan arah putaran jarum jam mengitari daerah bertekanan udara
rendah di belahan bumi bagian utara. Kecenderungan ini pertama kali
dijelaskan pada tahun 1835 oleh G.G. Coriollis seorang ilmuwan dari Perancis.
Penyimpangan seperti ini kemudian disempurnakan oleh Buys Ballot sebagai
berikut:
1) Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah.
2) Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, dan di belahan bumi
selatan angin berbelok ke kiri.
2. Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang
banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan
9
cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin.
Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan
angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort).
Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 3600 serta arah mata
angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling/mangkok yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin
meniup mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya
piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat
diketahui kecepatan anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah
yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah
dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.
Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum. Tipe tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Anemometer dengan tiga atau empat mangkok
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada
jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok
tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke
satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada
arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan
angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur
sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe
“cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama
suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat
dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan
akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan
tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi
jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
2) Anemometer Termal
10
𝜔 = 2 𝜋 𝑓................................. (4)
dengan mensubtitusikan ke persamaan (4) ke persamaan (3) di atas,
diperoleh:
𝑣 = 𝑟 (2𝜋𝑓)............................... (5)
𝑣 = (2𝜋𝑟)𝑓................................. (6)
karena (2 π r ) = keliling lingkaran dan f adalah frekuensi maka,
𝑣 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 × 𝑓 ........ (7)
frekuensi yang dimaksud pada hal ini merupakan hasil counter dari
banyaknya putaran baling – baling. (Dewi Wijayanti, 2015: 151)
3. IC LM2917
Gambar 2.5 Breaker point dwell meter (Texas Instrumen, 2000: 10)
Skema rangkaian converter frekuensi ke tegangan/voltage memakai IC
LM2917 kerap diterapkan di pengukuran kecepatan memakai mikrokontroler
maupun meter analog. Untuk aplikasi dngn piranti digital output dari skema
rangkaian converter frekuensi ke tegangan/voltage memerlukan Analog to
Digital Converter (ADC) dan untuk aplikasi dengan meter analog bisa segera
dihubungkan ke penguat untuk menggerakan LED maupun VU meter. (Texas
Instrumen. 2000)
4. Sensor TCRT5000
Sensor TCRT5000 menggunakan prinsip pantulan cahaya inframerah
untuk menentukan nilai outputnya. Ketika pantulan cahaya infrared dinilai
kurang atau tidak ada (pada objek berwarna gelap atau hitam), phototransistor
akan dalam kondisi of dan terminal output dari modul akan memberikan nilai
HIGH.
16
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui prinsip kerja dari
anemometer jenis cup dengan menggunakan sensor yang diaplikasikan untuk
pengukuran kecepatan angin yaitu sensor optik TCRT5000 dengan IC LM2917
sebagai converter frekuensi ke tegangan yang kerap diterapkan pada pengukuran
kecepatan memakai meter analog.
Pembuatan alaat pengukur kecepatan angin menggunakan anemometer ini
bertujuan untuk menampilkan kecepatan angin pada VU meter atau meter analog.
Langkah percobaan mengukur kecepatan angin dengan anemometer yaitu dengan
membandingkan hasil pengukuran alat anemometer komersial atau buatan pabrik
dengan alat anemometer rancangan yang akan dibuat. Kedua alat anemometer
disejajarkan menghadap kipas angin yang nanti akan dicari kecepatan angin dari
kipas angin. Variasi data di dapatkan pada tombol kipas angin yang memiliki
perbedaan kecepatan.
Berdasarkan alur pemikiran peneliti, maka dapat digambarkan paradigma
pemikiran seperti yang ditunjukkan bagan pada Gambar 2.7.
18
Masalah
Solusi