DFDBX Nata Decoco
DFDBX Nata Decoco
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Sel Darah Merah
Tikus Sprague Dawley Pascaimplantasi Tandur Tulang Demineralized Freeze
Dried Bone Xenograft dan Membran Nata De Coco pada Defek Tulang Kalvaria
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
ABSTRAK
NIA RISTA BELLA SITEPU. Profil Darah Merah Tikus Sprague Dawley
Pascaimplantasi Tandur Tulang Demineralized Freeze Dried Bone Xenograft dan
Membran Nata De Coco pada Defek Tulang Kalvaria. Dibimbing oleh DENI
NOVIANA dan HERA MAHESHWARI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sel darah merah tikus
Sprague Dawley pascaimplantasi tandur tulang demineralized freeze dried bone
xenograft (DFDBX) dan membran nata de coco sebagai salah satu parameter
biokompatibilitas. Sebanyak 48 ekor tikus Sprague Dawley dibagi dalam 4
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 12 ekor tikus dengan perlakuan
implan membran nata de coco, tandur tulang DFDBX, kombinasi antara tandur
tulang DFDBX dan membran nata de coco, dan kontrol. Implantasi dilakukan pada
tulang kalvaria yang telang dibuat lubang dengan diameter 5 mm. Sampel darah
diambil pada minggu ke-1, 4, 8, dan 12 pascaimplantasi. Sampel darah dilakukan
pengujian untuk melihat profil darah merah. Hasil penelitian dianalisis dengan
program Statistic Program for Social Science (SPSS). Pengujian perbedaan profil
darah merah antar kelompok dan waktu perlakuan dilakukan dengan uji one way
anova dan uji analisis perbandingan ganda. Hasil menunjukkan bahwa implantasi
xenograft dan membran nata de coco tidak berbeda nyata antara setiap jenis
perlakuan. Namun terdapat perbedaan yang nyata antara waktu pengamatan. Hal
ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah eritrosit, nilai hematokrit, kadar
hemoglobin, dan jumlah trombosit pada minggu ke-1 dan minggu ke-4. Hal ini
menunjukkan hewan coba banyak mengalami perdarahan waktu operasi. Namun
nilai MCV,nilai MCH, dan nilai MCHC mengalami peningkatan pasca operasi
namun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0.05) antar kelompok
perlakuan dan waktu pengamatan.
Kata kunci : Membran nata de coco, tandur tulang DFDBX, defek tulang kalvaria,
sel darah merah.
ABSTRACT
NIA RISTA BELLA SITEPU. Red Blood Cells Profile of Spraque Dawley Rat
After Implantation Bone Graft Demineralized Freeze Dried Bone Xenograft and
Nata de coco Membrane in Calvarial Bone Defect. Supervised by DENI
NOVIANA and HERA MAHESHWARI.
The aim of this study was to examine the red blood cells profile of Sprague
Dawley rats after implantation bone graft demineralized freeze dried bone
xenograft (DFDBX) and nata de coco membrane as one of parameters of
biocompatibility. Fourty eight of Sprague Dawley rats were divided into four
groups. The groups consisted of 12 rats and were divided based on control, bone
graft DFDBX, nata de coco membrane, and combination between bone graft and
nata de coco membrane. Implant was inserted at a hole in calvarial bone defect with
diameter 5 mm. The blood sample was taken at the 1st, 4th, 8th, and 12th weeks of
post-implantation. The blood samples were collected and the RBCs profile was
examined. The results were analized with one way anova test and followed by
multiple comparison analysis test with Statistic Program for Social Science (SPSS)
programme. The results showed that implantation xenograft and nata de coco
membrane were not significant difference with the group. But there were significant
difference with observation times. It looked from low value of eritrosit count,
haemoglobin levels, hematocryte value, and thrombocyte count at the 1th and 4th
weeks after implantation. These result indicates that rats had bleeding during
surgery. MCV value, MCH value, and MCHC value showed an increased after
implantation but were not significant difference (p>0.05) compare with the group
and observation time.
Keywords : Nata de coco membrane, bone graft DFDBX, calvarial bone defect,
red blood cells
5
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Disetujui oleh
Diketahui oleh,
Tanggal Disetujui:
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2015 hingga
bulan Desember 2015 ini adalah “Profil Sel Darah Merah Tikus Sprague Dawley
Pascaimplantasi Demineralized Freeze Dried Bone Xenograft dan Membran Nata
de coco pada Defek Tulang Kalvaria”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Drh Deni Noviana, PhD selaku
pembimbing I, Dr Drh Hera Maheshwari, M.Sc selaku pembimbing II, dan Drh
Erwin, M.Sc yang telah banyak membantu selama penelitian dan pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis,
Bapak Suhelman Sitepu dan Ibu Rosmawati Sembiring, seluruh keluarga dan
sahabat atas dukungan dan doa yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dengan baik. Penulis menyadari penulisan karya ilmiah
ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu penulis sangat berterima kasih atas kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya
ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil sel darah merah tikus Sprague
Dawley pascaimplantasi tandur tulang demineralized freeze dried bone xenograft
(DFDBX) dan membran nata de coco pada defek tulang kalvaria sebagai salah satu
parameter biokompatibilitas.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan tandur tulang DFDBX adalah bahan tandur tulang yang berasal dari
tulang kanselus sapi dengan proses tahapan demineralisasi, pembekuan, dan
sterilisasi. Demineralisasi tulang dihasilkan melalui proses dekalsifikasi dengan
larutan asam hidroklorida (Pandansari 2014). Proses demineralisasi ini bertujuan
agar sifat osteoinduksi dipertahankan sehingga kandungan bone morphogenetic
protein (BMP) yang terdapat didalam mineral tulang terekspos dengan proses
demineralisasi (Oryan et al. 2014).
struktur, sifat fisik dan mekanik, serta kinerja membran nata de coco (Craja et al.
2007).
Sel darah merah merupakan sel darah yang paling banyak di dalam tubuh
yang berfungsi mengikat oksigen dan karbondioksida. Sel darah merah dapat
digunakan sebagai indikator untuk menguji biokompatibilitas implan. Beberapa sel
darah merah yang dapat diuji yaitu eritrosit, hemoglobin, hematokrit, Mean
Corpuscular Hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular Volume (MCV), dan Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC).
Eritrosit memiliki fungsi sebagai transportasi oksigen dan karbondioksida
serta sebagai penyangga ion hidrogen dalam tubuh (Schalm et al. 2010). Oksigen
merupakan salah satu unsur penting dalam persembuhan luka, begitu juga dengan
hemoglobin yang mengikat oksigen. Kadar haemoglobin darah yang rendah atau
kurangnya asupan oksigen pada jaringan menyebabkan kematian pada jaringan. Hal
tersebut yang menyebabkan proses persembuhan luka terganggu atau diperpanjang
(Carson et al. 2003; Kuriyan dan Carson 2005).
Hemoglobin merupakan subtansi utama penyusun eritrosit yang terdiri atas
protein (globin) dan bagian non protein (heme) (Widyastuti 2013). Menurut Kumar
et al (2011) dalam darah hemoglobin mengikat oksigen dengan heme membentuk
oksihemoglobin. Parameter hemoglobin dapat digunakan untuk mengetahui
terjadinya anemia.
Hematokrit merupakan presentase sel-sel darah merah di dalam 100 ml
darah. Menurut Schalm et al. (2010) bahwa hematokrit paling spesifik dalam
menentukan sel darah dan plasma yang dinyatakan dalam presentase volume. Ada
dua metode dalam penentuan nilai hematokrit yaitu metode mikrohematokrit dan
metode makrohematokrit. Dari kedua metode tersebut, metode mikrohematokrit
yang paling efisien karena sedikit membutuhkan sampel darah sehingga
memungkinkan untuk mengukur nilai hematokrit pada hewan-hewan kecil.
Indeks eritrosit merupakan nilai-nilai yang menggambarkan karakteristik
eritrosit seperti ukuran, kandungan dan konsentrasi hemoglobin eritrosit. Indeks
eritrosit dapat dilakukan dengan pemeriksaan Mean Corpuscular Volume (MCV)
yang mengambarkan rata-rata volume eritrosit yang diukur secara individual
(Stockham dan Scott 2008), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) yang
mengambarkan rata-rata jumlah hemoglobin di dalam darah, dan Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) yang mengambarkan rata-rata
konsentrasi hemoglobin di dalam darah. Nilai MCHC dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan anemia pada hewan maupun manusia (Harvey 2012).
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Peralatan Penelitian
Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan strain Sprague
Dawley sebanyak 48 ekor, usia 2-3 bulan dengan bobot badan kisaran 150-200 g.
Tikus tersebut dibagi menjadi empat kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol)
tanpa perlakuan penanaman implan, kelompok II dengan pemberian membran nata
de coco, kelompok III dengan penanaman bahan tandur tulang DFDBX dan dilapisi
membran nata de coco dan kelompok IV dengan penanaman bahan tandur tulang
DFDBX. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Hewan (KEH),
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian IPB dengan
nomor 10-2015 ACUC RSHP FKH IPB.
Prosedur Percobaan
Proses Pembedahan
Sebelum dilakukan pembedahan, hewan di preparasi dan tikus di anastesi
menggunakan kombinasi ketamine-xylazine secara intraperitoneal dengan dosis
masing-masing 50 mg/kgBB dan 5 mg/kgBB. Setelah hewan teranastesi, rambut
dibagian tulang kalvaria dicukur lalu didesinfeksi dengan iodine tincture 3%. Tikus
yang sudah dipreparasi diletakkan di atas meja operasi untuk dilakukan
pembedahan.
Pembedahan dilakukan di tulang kepala (kalvaria) pada bagian antara
frontal dan parietal. Kulit di bagian tengah tulang kepala (kalvaria) diinsisi dan
dibersihkan dari jaringan sampai tulang kepala dapat dilihat dengan jelas.
Periosteum dikuakkan sehingga mencapai tulang kepala (kalvaria). Lubang dibuat
dengan diameter 5 mm menggunakan trephine bur pada bagian antara frontal dan
parietal tulang kepala (kalvaria).
Pada penelitian ini terdapat empat kelompok. Setiap kelompok diberikan
perlakuan yang berbeda. Kelompok I merupakan kelompok tanpa perlakuan.
Hewan coba diinsisi pada kulit di bagian tengah tulang kepala (kalvaria).
Periosteum dikuakkan sehingga mencapai tulang kepala (kalvaria). Lubang dengan
diameter 5 mm dibuat menggunakan trephine bur pada bagian antara frontal dan
parietal tulang kepala. Lubang dibiarkan tanpa perlakuan sebagai kontrol negatif.
Kelompok II dilakukan implantasi membran nata de coco. Hewan coba
diinsisi pada kulit di bagian tengah tulang kepala (kalvaria). Periosteum dikuakkan
sehingga mencapai tulang kepala (kalvaria). Lubang dengan diameter 5 mm dibuat
menggunakan trephine bur pada bagian antara frontal dan parietal tulang kepala.
Lubang ditutup dengan membran nata de coco.
Kelompok III dilakukan implantasi tandur tulang DFDBX dan membran
nata de coco. Hewan coba diinsisi pada kulit di bagian tengah tulang kepala
(kalvaria). Periosteum dikuakkan sehingga mencapai tulang kepala (kalvaria).
Lubang dengan diameter 5 mm dibuat menggunakan trephine bur pada bagian
antara frontal dan parietal tulang kepala. Lubang diisi dengan tandur tulang
DFDBX dan ditutup dengan membran nata de coco.
Kelompok IV dilakukan implantasi tandur tulang DFDBX. Hewan coba
diinsisi pada kulit di bagian tengah tulang kepala (kalvaria). Periosteum dikuakkan
sehingga mencapai tulang kepala (kalvaria). Lubang dengan diameter 5 mm dibuat
menggunakan trephine bur pada bagian antara frontal dan parietal tulang kepala.
Lubang diisi dengan tandur tulang DFDBX.
Proses implantasi dilanjutkan dengan proses penutupan luka. Otot di atas
tulang kepala dijahit dengan menggunakan benang catgut 4.0. Hewan coba
diberikan antibiotik Penicilin-Streptomisin. Kulit kepala dijahit kembali dengan
benang silk 4.0 (Silkam®). Kulit kepala ditutup dengan sofratule dan plester.
7
Jumlah Eritrosit
jumlah eritrosit terendah terjadi pada minggu ke-1 terutama pada perlakuan
membran sebanyak 3.3 Juta sel/μL. Jumlah eritrosit normal pada tikus adalah 7,34-
8,85 Juta sel/μL (Schalm et al. 2010). Rendahnya jumlah eritrosit dibandingkan
data normalnya dapat diakibatkan oleh perdarahan, rusaknya eritrosit (hemolysis),
dan kurangnya produksi eritrosit akibat defisiensi asam folat (Zimmerman et al.
2010).
Pada minggu ke-4, 8, dan 12 jumlah eritrosit mengalami peningkatan
dibandingkan pada minggu ke-1 hal tersebut terjadi akibat sumsum tulang
merespon rendahnya eritrosit dengan memproduksi eritrosit untuk mengembalikan
kondisi normal eritrosit (Zimmerman et al. 2010). Secara umum, jumlah eritrosit
pascaimplantasi biomaterial tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan. Namun
terdapat perbedaan yang nyata antar waktu pengamatan. Ini dapat dilihat dari
jumlah eritrosit yang mengalami peningkatan setiap minggunya.
Nilai Hematokrit
Kadar Hemoglobin
Tabel 4 Nilai MCV tikus Sprague Dawley pascaimplantasi tandur tulang DFDBX,
membran nata de coco, dan kombinasinya.
Minggu Pengamatan ke- (fL)
Kelompok
1 4 8 12
Kontrol 91.33 ± 0.57a,x 86.67 ± 5.77a,x 92.00 ± 0.00a,x 91.00 ± 1.00a,x
Membran 90.00 ± 0.00a,x 90.33 ± 1.52a,x 91.33 ± 1.15a,x 91.67 ± 0.57a,x
Xenograft+ 90.67 ± 1.52a,x 90.33 ± 1.52a,x
90.00 ± 0.00a,x 90.00 ± 0.00a,x
Membran
Xenograft 91.00 ± 1.00a,x 90.67 ± 1.15a,x 91.00 ± 1.00a,x 90.00 ± 0.00a,x
Data disajikan dalam bentuk rataan dengan standar deviasi (x ± SD). Huruf superscript (a) pada
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (p>0.05) antar kelompok perlakuan.
Menurut Schalm et al. (2010) nilai MCV normal pada tikus adalah 55.1-
64.2 fL.Tingginya nilai MCV atau makrositik (ukuran eritrosit besar) biasanya
berhubungan dengan anemia regeneratif karena volume sel retikulosit lebih besar
dibandingkan dengan volume eritrosit dewasa, dengan demikian beberapa sel
makrositik hadir untuk meningkatkan nilai MCV di atas interval normal
(Zimmerman et al. 2010). Secara umum, nilai MCV pascaimplantasi biomaterial
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0.05) antar kelompok perlakuan dan
waktu pengamatan.
Jumlah Trombosit
terjadi luka akan sulit mengering (Tisnadjaja 2006). Hal tersebut juga
mengindikasikan trombositopenia apabila jumlahnya kurang dari normal.
Penyebab trombositopenia adalah autoimun, kemoterapi, infeksi atau sepsis, dan
obat-obatan seperti heparin dan aspirin (Guyton & Hall 2006).
Pada minggu ke-8, dan minggu ke-12 terjadi peningkatan dibandingkan
pada minggu ke-1 dan minggu ke-4 hal tersebut menunjukkan pemulihan jaringan
setelah operasi yang menambah peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi.
Secara umum, jumlah trombosit pascaimplantasi biomaterial tidak berbeda nyata
antar kelompok perlakuan. Namun terdapat perbedaan yang nyata antar waktu
pengamatan. Ini dapat dilihat dari jumlah trombosit yang mengalami peningkatan
setiap minggunya.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Czaja WK, Young DJ, Kawec M. 2007. The future prospects of microbial cellulose
in biomedical applications. Biomacromolecules. 8(1):1-11.
Darwis. 2009. Effect of gamma irradiation on microbial cellulose membrane for
application in guided bone regeneration. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan
Radiasi. 5(1):84-102.
Dimitriou R, Mataliotakis GI, Calori GM, Giannoudis PV. 2012. The role of barrier
membranes for guided bone regeneration of large bone defects: current
experimental and clinical evidence. BMC Med. 10(81):1-24.
Elsalanty ME, Ganevoc DG. Bone Graft in craniofacial surgery. Craniomaxillofac
Trauma Recons. 2009; 2:125-34.
Farzad M, Mohammadi M. Guided bone regeneration : a literature review. JOHOE.
2012; 1 (1):3-18.
Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.
Philadelphia: Elsevier.
Gottrup F. 2004. Oxygen in wound healing and infection. World. J. Surg.
28(3):312-315
Harvey JW. 2012. Veterinary Hematology: A Diagnostic Guide and Color Atlas.
Missouri (US): WB Saunders.
Hoffbrand. A. V, J.E. Petit, P.A.H. Moss. 2005. Hematologi. Edisi ke-9. Setiawan
Irawati, Penerjemah; Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Terjemahan dari
Essential Haematology.
Hoffmann FG, Storz JF. 2007. The αD-hemoglobin gene originated viaduplication
of an embryonic α-like hemoglobin gene in the ancestor of tetrapod
vertebrates. Mol Phylogenet Evol. 24:1982–90. doi:10.109/molbev/msm127.
Kini U, Nandeesh. Physiology of bone formation, remodelling, and metabolism. In.
Fogelman et al.,editors. Radionuclide and hybrid bone imaging. Berlin
Heidelberg: Springer-Verlag; 2012.p.29-57.
Kumar A, Sriwastwa VMS, Lata S. 2011. Impact of Black T Supra on haematology
of Albino rats. J Sci Res. 2:21-27.
Knop C, Sitte I, Canto F, Reinhold M, Blauth M. 2006. Successful posterior
interlaminar fusion at the thoracic spine by sole use of β-tricalcium
phosphate. Arch Orthop Trauma Surg 126:204-210.
Krystynowicz. 2001. Biosynthesis of Bacterial Cellulose and Its Potential
Aplication in the different
industries.http://www.biotechnology.pl.com/science/krystynomcz.htm.
Laurencin, Cato T. 2009. Bone Graft Substitutes. Amerika Serikat (US): West
Conshohocken, PA : American Society for Testing and Materials.
Marzuki A, Ibrahim N, Uslam. 2012. Pengaruh pemberian sari buah kurma
(Phoenix dactylifera l) terhadap perubahan jumlah trombosit pada tikus
(Rattus norvegicus). Majalah Farmasi dan Farmakologi. 16(2):85-88.
Oryan A, Aldadi S, Moshin A, Maffulli N. Bone Regenerative Medicine: Classic,
option, novel strategies, and future direction. JOSR. 2014; 9: 3-27.
Pandansari, P. 2014. Efek penggunaan bahan tandur tulang demineralized freeze
dried bone xenograft (DFDBX) dan membran perikardium pada
penyembuhan defek tulang kalvaria tikus sprague dawley: evaluasi
radiologik, histopatologik, dan imunohistokimia [tesis]. Depok (ID):
Universitas Indonesia.
14
RIWAYAT HIDUP
Nia Rista Bella Sitepu lahir di Sumatera Utara pada tanggal 27 april 1994.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan
Ayah Suhelman Sitepu dan Ibu Rosmawati Sembiring. Penulis sekolah di SD
Negeri Adil Makmur pada tahun 2002-2008. Penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bosar Maligas pada tahun 2009,
kemudian pada tahun 2010-2012 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah
menengah atas di SMA Negeri 1 Bosar Maligas. Pada tahun 2012 penulis
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian
Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) Tulis dengan mayor kedokteran hewan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam beberapa organisasi.
Adapun organisasi yang diikuti yaitu BEM FKH IPB (2013-2014) dan Himpunan
Minat dan Profesi Satwa Liar (2012-2015). Penulis juga mengikuti beberapa
kepanitiaan kegiatan kampus Fakultas Kedokteran Hewan IPB.