PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah korupsi di Indonesia?
2. Bagaimanakah perkembangan korupsi di Indonesia dari masa ke masa?
3. Solusi dan penyelesaian apa yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
masalah korupsi baik melalui hukum negara maupun hukum Islam?
4. Apakah tips yang dapat diterapkan dalam mencegah korupsi?
1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui sejarah korupsi di Indonesia.
2. Mengetahui perkembangan korupsi di Indonesia dari masa ke masa.
3. Mengungkapkan solusi dalam menyelesaikan masalah korupsi baik
melalui hukum negara maupun hukum Islam.
4. Menguraikan tips yang dapat diterapkan dalam mencegah korupsi.
D. Manfaat Makalah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak
Korupsi berdasarkan pemahaman pasal 2 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri
sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) , yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan keuangan atau prekonomian
negara, yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan
yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.
Dalam literatur Islam tidak terdapat istilah yang sepadan dengan
korupsi, namun korupsi dapat dikategorikan sebagai tindak kriminal
(ma’shiyat) dalam konteks risywah (suap), saraqah (pencurian), al-ghasysy
(penipuan), dan khiyânah (pengkhianatan). Dalam analisis fenomenologis,
menurut S.H. Alatas, korupsi mengandung dua unsur penting yaitu penipuan
dan pencurian.
Definisi korupsi menurut para ahli: David M. Chalmers: Tindakan-
tindakan manipulasi dan keputusan mengenai keuangan yang membahayakan
ekonomi, J.J. Senturia: Penyalahgunaan kekuasaan pemerintahan untuk
keuntungan pribadi (the misuse of public power for private profit).
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
politik bangsa kita. Budaya korupsi telah dibangun oleh para penjajah
colonial (terutama oleh Belanda) selama 350 tahun. Budaya korupsi ini
berkembang dikalangan tokoh-tokoh lokal yang sengaja dijadikan badut
politik oleh penjajah, untuk menjalankan daerah adiministratif tertentu,
semisal demang (lurah), tumenggung (setingkat kabupaten atau provinsi),
dan pejabat-pejabat lainnya yang notabene merupakan orang-orang
suruhan penjajah Belanda untuk menjaga dan mengawasi daerah territorial
tertentu. Mereka yang diangkat dan dipekerjakan oleh Belanda untuk
memanen upeti atau pajak dari rakyat, digunakan oleh penjajah Belanda
untuk memperkaya diri dengan menghisap hak dan kehidupan rakyat
Indonesia. Secara eksplisit, sesungguhnya budaya penjajah yang
mempraktekkan hegemoni dan dominasi ini, menjadikankan orang
Indonesia juga tak segan menindas bangsanya sendiri lewat perilaku dan
praktek korupsi-nya.
5
B. Korupsi dari Masa ke Masa
Masa orde baru pun tak jauh beda dengan masa orde lama sehingga
korupsi justru semakin parah. Sementara itu pada masa reformasi higga
saat ini telah dibentuk berbagai lembaga anti korupsi dari zaman Presiden
Habibie hingga Presiden Yudhoyono. Dengan adanya desentralisasi,
6
korupsi yang pada masa orde baru hanya di pusat kalangan elit penguasa
justru menjalar di semua lini pemerintahan dan merusak sendi-sendi
bangsa dan negara Indonesia. Lembaga terakhir dan hingga saat ini masih
menangani masalah korupsi adalah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
yang semakin lama kinerjanya bisa diakui karena penangkapan beberapa
pejabat yang korupsi, seperti kasus Aulia Pohan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat disepanjang tahun
2000 hingga Juli 2013 sudah 42 kepala daerah yang harus berhubungan
dengan hukum terkait kasus korupsi. Berdasarkan data yang diterima di
email Sinindo, tercatat sebanyak delapan orang gubernur, Sembilan orang
wali kota, 1 orang wakil wali kota, 23 orang bupati dan satu orang wakil
bupati yang terjerat kasus korupsi.
Adapun daftar kasus kasus korupsi dibawah yang dianggap sebagai
skandal korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia dan merugikan negara
sebesar diatas dan bahkan rata-rata mencapai angka trilyunan rupiah
diantaranya:
1. Kasus Korupsi Bank Century
Dalam laporan BPK ketika itu menunjukkan beberapa pelanggaran
yang dilakukan Bank Century sebelum diambil alih. BPK mengungkap
sembilan temuan pelanggaran yang terjadi. Bank Indonesia (BI) saat
itu dipimpin oleh Boediono–sekarang wapres–dianggap tidak tegas
pada pelanggaran Bank Century yang terjadi dalam kurun waktu 2005-
2008. BI, diduga mengubah persyaratan CAR. Dengan maksud, Bank
Century bisa mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP).
Kemudian, soal keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KKSK)–saat itu diketuai Menkeu Sri Mulyani–dalam menangani
Bank Century, tidak didasari data yang lengkap. Pada saat penyerahan
Bank Century, 21 November 2008, belum dibentuk berdasar UU.
7
2. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Lembaga ini juga diduga melakukan rekayasa peraturan agar
Bank Century mendapat tambahan dana. Beberapa hal kemudian
terungkap pula, saat Bank Century dalam pengawasan khusus, ada
penarikan dana sebesar Rp 938 miliar yang tentu saja, menurut BPK,
melanggar peraturan BI. Pendek kata, terungkap beberapa praktik
perbankan yang tidak sehat.
3. Kasus Korupsi BLBI
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuat
ketika Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya
pada Agustus 2000. Laporan itu menyebut adanya penyimpangan
penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5
triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewengan penggunaan
dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun. Bekas
Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap
bertanggung jawab dalam pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan
pejabat BI lainnya yang terlibat pengucuran BLBI Hendrobudiyanto,
Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo telah dijatuhi hukuman masing-
masing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap
terlalu ringan oleh para pengamat. Ketiganya kini sedang naik
banding. Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank
yang terlibat BLBI, hanya beberapa yang telah diproses secara hukum.
Antara lain: Hendrawan Haryono (Bank Aspac), David Nusa Widjaja
(Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa), Sjamsul
Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern). Tercatat
hingga akhir 2002, dari 52 kasus BLBI, baru 20 dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Sedangkan yang sudah dilimpahkan ke
8
pengadilan hanya enam kasus Abdullah Puteh Gubernur Nanggroe
Aceh Darussalam yang kini non aktif ini menjadi tersangka korupsi
APBD dalam pembelian helikopter dan genset listrik, dengan dugaan
kerugian Rp 30 miliar.
4. Kasus Korupsi Soeharto dan keluarganya
Banyak pendapat dari masyarakat mengenai keluarga Soeharto
baik selama menjabat maupun sesudah lengser tahun 1998. Terlepas
dari itu Soeharto dituduh melakukan korupsi dan menimbulkan
kerugian negara trilyunan rupiah, bahkan menurut majalah Time
menyebutkan sebesar US$ 15 milyar atau Rp. 150 Triliun.
Selain itu, ada pula beberapa kasus korupsi yang belum
terselesaikan atau terkatung katung hingga sekarang adalah:
1. Kasus PT Jamsostek (2002). Kerugian mencapai Rp 45 miliar.
Mantan Dirut PT Jamsostek Akmal Husein dan mantan Dirut
Keuangan Horas Simatupang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Proses hukum selanjutnya tidak jelas.
9
Pendidikan Tinggi Depdiknas, dan dua stafnya, yakni Elan
Suherlan dan Helmin Untung Rintinton. Proses hukum selanjutnya
tidak jelas.
10
sudah terasa oleh kita selaku warga negara, namun belum terungkap
kebenaran dan bukti-buktinya.
11
tab. Semasa menjadi khalifah, Umar menghitung kekayaan para
pejabat di awal dan di akhir jabatannya. Bila terdapat kenaikan yang
tidak wajar, yang bersangkutan, bukan jaksa atau orang lain, diminta
membuktikan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu didapat dengan
cara yang halal. Bila gagal, Umar memerintahkan pejabat itu
menyerahkan kelebihan harta dari jumlah yang wajar kepada Baitul
Mal, atau membagi dua keka-yaan itu separuh untuk yang
bersangkutan dan sisanya untuk negara.
Keempat,
Teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan
berhasil bila para pemimpin, terlebih pemimpin tertinggi, dalam
sebuah negara bersih dari korupsi. Dengan taqwanya, seorang
pemimpin melaksanakan tugasnya dengan penuh amanah dan takut
kepada Allah. Khalifah Umar menyita sendiri seekor unta gemuk milik
putranya, Abdullah bin Umar, karena kedapatan digembalakan
bersama di padang rumput milik Baitul Mal. Hal ini dinilai Umar
sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas negara.
Kelima,
Hukuman setimpal. Hukuman berfungsi sebagai pencegah
(zawajir), sehingga membuat orang jera dan kapok melakukan korupsi.
Dalam Islam, koruptor dikenai hukuman ta'zir berupa tasyhir atau
pewartaan (dulu dengan diarak keliling kota, sekarang mungkin bisa
ditayangkan di televisi seperti yang pernah dilakukan), penyitaan harta
dan hukuman kurungan, bahkan sampai hukuman mati.
Keenam,
Pengawasan masyarakat. Masyarakat dapat ber-peran
menyuburkan atau meng-hilangkan korupsi. Masyarakat yang
bermental instan akan cenderung menempuh jalan pintas dalam
berurusan dengan aparat dengan tak segan memberi suap dan hadiah.
12
Sementara masya-rakat yang mulia akan turut mengawasi jalannya
pemerin-tahan dan menolak aparat yang mengajaknya berbuat
menyim-pang. Demi menumbuhkan keberanian rakyat mengoreksi
aparat, Khalifah Umar di awal pemerintahannya menyatakan, “Apabila
kalian melihatku me-nyimpang dari jalan Islam, maka luruskan aku
walaupun dengan pedang”.
Seperti yang kita tahu, saat ini budaya korupsi sudah sangat
merajalela di kalangan masyarakat, mulai masyarakat kelas bawah
hingga masyarakat kelas menengah atas. Korupsi pun jumlahnya
bervariasi mulai dari korupsi waktu hingga korupsi milyaran rupiah
yang biasa dilakukan oleh koruptor kelas kakap. Korupsi pun telah
jelas hukumnya yaitu dilarang atau haram baik dari segi agama
maupun negara.
Dari Samrah bin Jundab: Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa
yang menutupi (kesalahan) para koruptor, maka ia sama dengannya
(koruptor).” (HR. Abu Daud). Sampai sekarang, penyakit akut bangsa
yang satu ini tak kunjung hilang juga. Padahal, sudah ada lembaga
khusus yang bertugas memberantasnya. Begitu pula, institusi
pengadilannya dikhususkan.
Di sini kami akan membantu anda untuk memberikan beberapa
tips berkenaan dengan cara agar tak terlibat korupsi.
Pertama, pastikan bahwa diri Anda merupakan pribadi yang
memang anti korupsi. Jadi, tanamkan pada diri Anda untuk
menjadi pribadi yang anti suap. Jadi keyakinan diri dan prinsip
merupakan hal yang penting.
13
Kedua, jika Anda tak ingin terlibat korupsi, maka pastikan diri
Anda sadar lingkungan. Jangan jadi seorang pribadi yang naif.
Karena koruptor bisa saja menjadikan orang yang tak bersalah
menjadi kambing hitam. Jadi, pastikan jika Anda mendapat
apapun itu, pastikan secara jelas dari mana sumbernya, terlebih
lagi soal uang.
Jika Anda merupakan seksi sibuk atau salah satu orang yang
memegang penting di suatu perusahaan, maka Anda harus
tahu, mana saja kegiatan yang tidak akan menjerumuskan
Anda kepada tindakan korupsi.
Kemudian, jika Anda merupakan bendahara dari suatu
organisasi, jangan sampai lupa untuk mencatat semua
pengeluaran dan pemasukan agar semua stabil. Jadi tidak ada
uang yang hilang yang membuat Anda terlibat pada tindak
korupsi yang hanya akan menyengsarakan kehidupan Anda di
masa mendatang.
Ikutilah kegiatan kerohanian untuk mempertahankan prinsip
Anda. Hal ini supaya Anda lebih bisa menjauhkan diri dari
bahaya korupsi yang mungkin akan membelit hidup Anda di
kemudian hari.
Semua dana yang mengalir pada bagian atau sie Anda harus
di-filter dan dicari kejelasan sumbernya. Jangan sampai Anda
menerima kucuran dana dari pihak yang tak jelas
penggunaannya.
Jika Anda memiliki kesempatan untuk lebih meningkatkan
karir Anda ke jenjang yang lebih baik, Anda juga harus
memikirkan kemungkinan yang mungkin terjadi berkaitan
dengan koruipsi. Sebagai informasi, semakin tinggi tingkat
14
jabatan, maka akses untuk menyelewengkan kekuasaan pun
akan semakin meningkat tinggi.
Terakhir, jika saat ini Anda menjadi kaki tangan atau orang
kepercayaan dari suatu pemegang jabatan, selidikilah perintah
yang berkenaan dengan tugas Anda. Jangan sampai Anda ikut
terlibat dalam aktivitas perputaran dana yang tak jelas asal-
usulnya.
Namun, yang jauh lebih penting dari tips-tips di atas, yaitu
penanaman iman pada diri sendiri. Kita harus menjadikan iman itu
sebagai landasan yang kokoh, yang tidak mudah tergoyahkan oleh
godaan-godaan duniawi. Selalu tanamkan dalam diri bahwa Allah
SWT melihat segala apa yang kita perbuat. Bukankah kita harus taat
oleh perintahNya dan menjauhi larangannya? Menghindari dan
menjauh dari tindakan korupsi merupakan salah satu bukti bahwa kita
taat pada Allah SWT.
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah. (2013). Suap dan Korupsi Merajalela, Jangan Malu Solusi Islam:
Bagian 2. Tersedia: http://www.hidayatullah.com/read/2013/10/08/6730/suap-
dan-korupsi-merajalela-jangan-malu-solusi-islam-2.html. [Online]. 05 Des
2013.
17
Syahidah, K. (2011). Solusi Untuk Korupsi Indonesia. Tersedia:
http://www.syahidah.web.id/2011/07/solusi-untuk-kasus-korupsi-di-
indonesia.html. [Online]. 05 Des 2013.
18