Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRE SCHOOL

Stase Anak
RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Tri Susilo
2. Ichda Noor Hidayah
3. Anggraeni Fitria Sari
4. Rosdiana Putri Arvita

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :Terapi Bermain pada anak di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain anak usia pre school
Tempat : RSUD dr. Loekmono hadi ruang Bougenvil 2
Waktu : 45 menit
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 November 2017 pukul 12.00
Tempat Bermain : Ruang Bougenvil 2 RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Pelaksana : 1. Tri Susilo : Penyuluh
2. Anggraeni Fitri : Moderator
3. Ichda Noorhidayah : Fasilitator
4. Rosdiana Putri Arvita : Observer

I. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri.
Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain.Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu,
mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik
perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna.
Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan
bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna
pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.

II. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada
anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam mewarnai
gambar.
c. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak
tidak kehilangan waktu bermain.

III. SASARAN
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien diRuang Bougenvil 2 atas yang
memenuhi kriteria :
a. Usia Pre-School (yang berusia 3-6 tahun)
b. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
c. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
d. Pasien kooperatif
e. Peserta terdiri dari: Anak usia pre-school.

IV. METODE
Mewarnai
V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
a. Kertas berisi gambar yang belum diwarnai
b. Pensil warna

VII. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 Menit a. Leader membuka kegiatan a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
dengan mengucapkan
c. Memperhatikan
salam. d. Memperhatikan
b. Leader memperkenalkan
namaanggota yang lain.
c. Leader menjelaskan
tujuan dari permainan
d. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 25 a. Leader dibantu oleh co a. Berpindah posis
b. Menerima kertas dan
Menit leader dan fasilitator untuk
pensil warna
mengatur posisi duduk c. Menjawab
d. Mewarnai gambar
setiap orang pasien anak
b. Fasilitator membagikan
kertas bergambar dan
pensil warna kepada
pasien.
c. Fasilitator mengajak dan
memotivasi klien (anak)
untuk mengungkapkan
gambar apa yang ada pada
kertas.
d. Memulai mewarnai
gambar didampingi oleh
fasilitator.
e. Leader dan co leader
memberi semangat pada
anak selama proses
mewarnai
f. Fasilitator memotivasi
anak untuk dapat memilih
warna yang disukainya.
g. Apabila anak tidak mau
aktif,melibatkan orang tua
ataupendamping anak
untukmembantu anak
mewarnaigambar yang
telah diberikan.
3. Penutup 5 Menit a. Menanyakan kepada anak a. Mendengarkan
tentang pemilihan warna b. Menjawab salam
yang telah dilakukan penutup
untuk mewarnai
gambarnya.
b. Menanyakan tentang
perasaan anak setelah
diberi bermain mewarnai
VIII. SETTING TEMPAT

IX. EVALUASI
1. Struktur persiapan
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain dilakukan pagi
hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Proses
a. Penyuluh dibantu moderator memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh fasilitator
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik
g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
3. Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang disukainya
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
Lampiran
Materi Terapi Bermain

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja
dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan
bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita,
2006).Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan
ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang
memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim,
2010).
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.Contoh:
bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat). Contoh: Memberikan support.

C. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain
anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

E. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok.Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

H. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL


1. Perkembangan Biologi
a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).
b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.
c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : Umur (dalam tahun) x 2 +
8
2. Perkembangan Motorik Kasar
a. Usia 36 bulan
1) Pakai dan ganti baju sendiri
2) Berjalan mundur
3) Naik turun tangga berganti-ganti kaki
4) Berdiri sesaat dengan 1 kaki
b. Usia 4 tahun
1) Melompat dengan satu kaki
2) Memanjat dan melompat
3) Melempar bola cukup banyak
4) Naik tangga dengan lancar
c. Usia 5 tahun
1) Melompat-lompat dengan 1 kaki
2) Berlari tanpa kesulitan
3) Bermain lompat tali
4) Mainan tangkap
5) Naik turun tangga dengan lancar
d. Usia 6 tahun
1) Berlari dengan baik
2) Berlari dan bermain secara bersamaan
3) Naik sepeda
4) Menggambar orang lengkap
5) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar
b. Perkembangan Motorik Halus
a. Usia 36 bulan
1) Memasang manik-manik besar
2) Melukis tanda silang dan bulat
3) Membuka kancing depan dan samping
4) Menyusun 10 balok tanpa jatuh
b. Usia 4 tahun
1) Menggunting gambar sederhana
2) Menggambar bujur sangkar
c. Usia 5 tahun
1) Memukul kepala paku dengan palu
2) Mengikat tali sepatu
3) Dapat menulis beberapa huruf alphabet
d. Usia 6 tahun
1) Suka menggambar, menulis dan mewarnai
c. Perkembangan Kognitif
a. Fase prekonseptual
1) Memory span increase
2) entre on one aspect of situation
3) Classify object according to one characteristic
b. Fase Intuitive
1) Attention span increase
2) Classify object in terms of their use
3) Egosentric interpretation of events
4) Irreversible thought
d. Perkembangan Moral
a. Orientasi pada hukum dan kepatuhan
b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
e. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menghilangkan w dari pembicaraan
4) Perbendaharaan 900 kata
5) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita jantung
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua
bagian bicara.
3) Menyebutkan empat atau lebih warna
4) Mengetahui nama-nama hari.

I. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


a. TUJUAN
1) Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2) Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
b. PRINSIP
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Kelompok umur sama
4) Melibatkan keluarga/orangtua
c. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1) Lakukan saat tindakan keperawatan
2) Sengaja mencari kesempatan khusus
d. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Alat bermain
2) Tempat bermain
e. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1) Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2) Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

J. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media
kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online].Tersedia

:http://sidikjaricerdas.wordpress.com/2010/08/09/bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/

[09 November 2017]

Erlita, dr. (2006).Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada

http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 09 November 2017

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders

Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1.Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta

www.Pediatrik.com09 November 2017

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam.(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat danBidan). Jakarta:

Salemba Medika.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children.Fourth Edition.Mosby Year

Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai