Dosen Pembimbing :
II. Tujuan
1. Mahasiswa terampil dalam pengolahan sampah untuk pembuatan briket
2. Mahasiswa mampu memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak bumi
3. Mahasiswa melakukan upaya pemanfaatan sumber daya alam yang masih
melimpah
4. Mahasiswa dapat menciptakan energi yang ramah lingkungan dengan baiya yang
murah
V. Prosedur pembuatan
1. Mengumpulkan tongkol jagung
2. Menjemur tongkol jagung dibawah sinar matahari hingga benar-benar kering
3. Membakar tongkol jagung diatas wajan hingga berubah warna menjadi kehitaman
4. Menumbuk tongkol jagung hingga halus.
5. Menyiapkan larutan perekat dengan mencampurkan tepung kanji dan air panas
hingga menjadi cairan seperti lem
6. Meratakan tongkol jagung dengan mengggunakan campuran tepung kanji dan air.
Aduk secara perlahan hingga bahan tercampur rata
7. Mencetak bahan hingga membentuk bulatan
8. Menjemur briket yang sudah dicetak dibawah sinar matahari
9. Menunggu briket agar benar-benar kering agar dapat digunakan sebagai bahan
bakar.
VI.
VI. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan pada Rabu 21 Juni 2017, mendapatkan
hasil sebagai berikut :
Tongkol Jagung (Kering) : 1000 gram
Setelah kering (Dicetak) : 200 gram
Jumlah Briket : 11 Buah
Lama Pembakaran Briket : 35 menit
Tekstur Produk : Ringan, Kasar, Keras, dan Tidak Mudah Pecah
Suhu Proses Pembakaran : 300o C
Perhitungan :
Penurunan Berat Tongkol Jagung setelah menjadi briket :
Bahan (Tongkol Jagung) – Setelah pengeringan (Dicetak) = 1,00 kg – 0,2 kg = 0,8 kg
VII. Pembahasan
Pada praktikum pengelolaan sampah kali yakni memanfaatkan sampah-
sampah organik yang dimanfaatkan sebagai pengganti minyak bumi dalam bentuk
briket. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain wajan, penumbuk, panci dan
kompor.
Pembuatan briket berbahan dasar tongkol jagung seberat 1 kg dapat
menghasilkan briket sebanyak 11 buah dengan beberapa proses yaitu pemilihan
bahan, pengeringan bahan, pembakaran (pengarangan) bahan baku menjadi serbuk
arang (briket), penumbukan serbuk arang, pencampuran serbuk arang dengan perekat
berupa lem kanji, pencetakan bahan, pengeringan setelah pencetakkan, dan terkahir
uji nyala briket yang sudah jadi.
Pengeringan bahan baku di bawah sinar matahari langsung, hal ini bertujuan
untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada bahan tersebut. Apabila masih ada
kandungan air dalam bahan tersebut akan mempengaruhi proses pembakaran, yaitu
akan merusak hasil pembakaran bahan baku. Pada proses pembakaran bahan baku
dilakukan menggunakan pembakaran di wajan dengan suhu 150oC-300oC sampai
menjadi serbuk arang, kemudian dilakukan penumbukan hingga serbuk arang menjadi
halus. Serbuk arang (briket) yang sudah dihalus ditambahkan bahan perekat berupa
lem kanji sedikit demi sedikit hingga adonan briket dapat dibentuk, tidak rapuh dan
meyatu. Kemudian adonan briket dicetak berbentuk lingkaran dan dikeringkan di
bawah sinar matahari sampai kering.
Bentuk fisik briket yang sudah dkeringkan, yaitu keras, tidak mudah pecah
dan halus. Hal ini menunjukkan produk briket tongkol jagung memenuhi kriteria baik.
Briket yang sudah kering selanjutnya dilakukan proses uji nyala. Pada proses
uji nyala, briket tongkol jagung membutuhkan waktu 35 menit dari bentuk briket utuh
hingga menjadi abu. Pembakaran briket dari tongkol jagung tergolong cepat.
VIII. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Pembuatan briket tongkol jagung memiliki tekstur padat, keras, tidak
mudah pecah, dan halus.
b. Pembakaran briket tongkol jagung membutuhkan waktu 35 menit yang
tergolong cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi briket
Pemotongan bongkol jagung Pembakaran bongkol jagung Penimbangan arang bongkol jagung