Oleh :
KELOMPOK U’17
FAKLUTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. Latar Belakang
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan yang besar di
hampir semua negara berkembang yang memiliki angka kesakitan dan
kematian yang relatif tinggi dalam waktu yang cepat. Penyakit menular
adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme atau toxinnya yang
ditularkan oleh reservoir kepada manusia yang rentan. Salah satu penyakit
menular yang dapat mengakibatkan kematian adalah penyakit difteri.
(Hidayat, 2010).
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang
yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Kuman difteri disebarkan oleh
menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari
atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi
penderita. Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit
bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan
sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit.
Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau
jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan
oksigen dalam darah. Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan
membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel
mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan
tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga
berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta
sistem saraf.
Data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November
2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus
difteri. Secara keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya meninggal
dunia. Sementara pada kurun waktu Oktober hingga November 2017, ada
11 Provinsi yang melaporkan terjadinya KLB difteri, antara lain di Sumatra
Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur (BBC,
2017). Sumatra Barat menjadi salah satu daerah terdampak wabah (KLB/
Kejadian Luar Biasa) penyakit difteri di Indonesia. Menurut catatan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatra Barat sepanjang Januari-November 2017
terdapat 23 pasien suspect (terduga) difteri yang tersebar di 10
kabupaten/kota. Dari seluruh 23 terduga difteri, dua pasien di antaranya
dinyatakan positif, sedangkan 21 pasien lainnya dinyatakan negatif difteri
(Republika,2017).
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan
vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DTP. Vaksin ini
meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Vaksin DTP termasuk
dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini
dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu
setengah tahun, dan lima tahun.
Oleh karena terjadinya KLB difteri di Indonesia dan Kota Padang
menjadi salah satu kota yang terkena dampaknya, maka kelompok tertarik
untuk melakukan penyuluhan mengenai penyakit difteri dan
penanggulanggannya sehingga dapat menigkatkan pengetahuan dan
kewaspadaan masyarakat tentang penyakit difteri.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta mendapat
pengetahuan tambahan mengenai difteri dan mengetahui cara menangani
serta mencegah penyakit difteri.
V. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, yaitu
pemateri menyampaikan materi penyuluhan tentang pencegahan penyakit
difteri serta diakhir penyuluhan disediakan waktu untuk tanya-jawab
antara peserta dan pemateri.
Keterangan :
= peserta
= moderator =bserver,
= penyaji
A. PENGORGANISASIAN
1. Moderator :Raudhatin Jinan, S.Kep
2. Penyaji : Fini Marta Vertisia, S.Kep
3. Notulen : Uci Sriwahyuni, S.Kep
B. URAIAN TUGAS
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka.
b. Memperkenalkan anggota kelompok.
c. Menyampaikan kontrak waktu.
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan.
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan.
f. Membuka sesi tanya jawab.
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali.
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
penyaji.
i. Menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran.
C. KRITERIAEVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi.
b. Kesiapan media : Infocus, PPT dan leaflet.
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tunggu
Puskesmas Ambacang Padang Tahun 2018
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian penyakit difteri
b. Menjelaskan penyebab difteri
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit difteri
d. Menjelaskan cara pencegahan penyakit difteri
e. Menjelaskan pengobatan pada penyakit difteri
f. Menjelaskan imunisasi yang berkaitan dengan difteri
LAMPIRAN MATERI
DIFTERI
A. Difteri
B. Penyebab difteri
D. Pengobatan Difteri
E. Komplikasi Difteri