Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community
(AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
merupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEAN
tersebut adalah aliran bebas barang (free flow of goods) dimana tahun 2015
perdagangan barang dapat dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan,
baik tarif maupun non-tarif. Selain itu untuk menciptakan kawasan Asia
Tenggara yang berintegrasikan dalam membangun ekonomi yang merata dan
dapat pula mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Namun pada tahun 2003
Deklarasi ASEAN Concord II, para pemimpin ASEAN sepakat untuk
membentuk sebuah komunitas atau masyarakat ASEAN pada tahun 2020 yang
terdiri dari 3 pilar, yakni Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN, Masyarakat
Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN. Kemudian pada
tahun 2007, mereka memutuskan untuk mempercepat terciptanya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun
2015. Dimana untuk para pemimpin ASEAN setuju bahwa proses integrasi
ekonomi regional di percepat dengan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi
ASEAN pada tahun 2007 agar di bentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015.
Dengan adanya MEA 2015 akan dapat mendorong terciptanya
pembangunan jaringan-jaringan kerja produksi dan juga akan memperkuat
integrasi regional pada sektor-sektor ekonomi dan dapat juga terciptanya
pergerakan bebas pelaku-pelaku usaha dan tenaga kerja yang terdidik dan
berwawasan. Selain itu sistem perdagangan dan syarat-syarat pabean dapat
terstandardisasi dan sederhana diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya
transaksi antara sesama negara anggota ASEAN. Penerapan MEA 2015 ini
juga akan mentransformasikan ASEAN ke sebuah pasar tunggal yang
berbentuk basis produksi, seperti Masyarakat Eropa (ME). Pasar tunggal dan
basis produksi ASEAN tersebut memiliki lima pilar liberalisasi sebagai
kerangka kerja MEA 2015 yang meliputi: liberalisasi arus barang, arus jasa,
arus investasi, arus modal, dan pasar tenaga kerja. Dalam arus barang ini
sudah jelas akan dapat mempengaruhi arus ekspor dan impor barang dari
masing-masing negara anggota ASEAN.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A.
B. Beberapa Sektor Yang Menjadi Peluang Bagi Indonesia Dalam MEA
Sebenarnya adanya MEA memberi peluang bagi Indonesia. Mengingat
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Total
jumlah penduduk Indonesia hampir 40% dari total keseluruhan penduduk
ASEAN. Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika
didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga
memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang
potensial.
Tentu saja hal tersebut sejalan dengan ASEAN Economic Community
Blueprint yang intinya adalah MEA sangat diperlukan dalam mengurangi
kesenjangan antarnegara ASEAN. MEA juga dapat digunakan sebagai
jembatan dalam membangun rantai suplai makanan dan bisa menjadi
perantara untuk melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara non-
ASEAN.
Kesempatan baik tersebut dapat dimanfaatkan Indonesia untuk
mengurangi hambatan perdagangan. Dengan tidak adanya hambatan di bidang
perdagangan, Indonesia mampu meningkatkan kegiatan ekspor-impor
sehingga bisa meningkatkan gross domestic product (GDP) atau produk
domestik bruto (PDB). Karena itu, Indonesia sanggup berkompetisi dengan
produk-produk unggulannya di perikanan, pertanian, dan perkebunan.
Selain sektor jasa dan sumber daya alam, Pemerintah juga fokus dalam
mengembangkan sektor investasi dan SDM. Di sektor investasi, mengingat
potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar maka diprediksi akan sangat
mudah untuk meningkatkan masuknya Foreign Direct Investment (FDI).
Masuknya FDI ini bakal mampu memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia
melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan
pengembangan SDM.
Indonesia sangat mungkin memposisikan diri sebagai negara tujuan
investor karena tingkat kebutuhan akan barang dan jasa yang tinggi serta
jumlah populasinya yang tinggi juga. Di bidang ini banyak sekali para
pengusaha yang melirik investasi, termasuk properti. Sebagai lahan investasi
yang sangat potensial, masyarakat Indonesia bisa mengambil kesempatan
emas tersebut untuk memanfaatkan aliran modal asing.
Dilihat dari aspek ketenagakerjaan Indonesia juga memiliki kesempatan
yang sangat besar karena dengan jumlah populasi yang dimiliki akan
meningkatkan penyerapan tenaga kerja apalagi jika mereka sudah memiliki
kualitas SDM yang mumpuni. Dengan begitu, tenaga kerja Indonesia bisa
mengisi kekosongan-kekosongan posisi yang ada di luar negeri. Ini juga
menjadi kabar baik bagi para wirausaha karena mereka akan lebih mudah
dalam mencari tenaga kerja yang lebih berkompeten dari berbagai negara di
wilayah Asia Tenggara.

C.

Anda mungkin juga menyukai