Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Takalar 2016 PDF
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Takalar 2016 PDF
tp
s:
// ta ht
ka tp
la ://
rk w
ab w
.b w
ps .ta
.g ka
o. la
id rka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
:// htt
w ps
w :/
w /ta
.ta k
ka ala
la rka
rk b
ab .b
.b ps
ps .go
.g .id
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN TAKALAR 2016
.g .id
id
ps .go
o.
Naskah:
.b ps
Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar
ab .b
rk b
Penyunting:
la rka
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis
ka ala
.ta k
Gambar Kulit:
w /ta
Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar
Dicetak oleh:
tp
ht
.g .id
statistik khususnya di bidang kesejahteraan rakyat yang diharapkan dapat
id
ps .go
digunakan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan bagi pemerintah
o.
.b ps
Kabupaten Takalar di bidang kependudukan.
ab .b
Indikator kesejahteraan rakyat Tahun 2016 menyajikan data kuantitatif
rk b
la rka
baik berupa data primer yang berasal dari Proyeksi Penduduk, Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
ka ala
masyarakat.
:// htt
Kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung atau tidak
langsung dalam penerbitan ini, kami ucapkan terima kasih. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi
tp
ht
perbaikan publikasi ini di masa yang akan datang. Besar harapan kami
bahwa publikasi ini berguna bagi semua pihak.
Abd. Haris, SE
Uraian Halaman
Kata Pengantar .................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................. v
Daftar Tabel ......................................................................................... vii
Daftar Gambar ..................................................................................... ix
.g .id
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
id
ps .go
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
o.
1.2. Sistematika Penulisan ................................................................. 2
.b ps
ab .b
1.3. Sumber Data ............................................................................... 3
rk b
la rka
BAB II KONSEP DAN DEFINISI .......................................................... 5
ka ala
BAB VI KESEHATAN........................................................................... 37
6.1. Fasilitas Kesehatan ....................................................................... 37
.g .id
id
6.2. Kesehatan Balita ........................................................................... 38
ps .go
o.
6.3. Angka Kesakitan ........................................................................... 41
.b ps
ab .b
BAB VII KETENAGAKERJAAN ........................................................... 44
rk b
la rka
7.1. Kegiatan Utama ............................................................................ 44
7.2. Partisipasi Angkatan Kerja ............................................................ 46
ka ala
LAMPIRAN........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 77
Halaman
KEPENDUDUKAN
3.2.1. Luas Wilayah Daratan, Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar, 2015-2016 . 14
3.3.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Takalar, 2016 ........................ 17
.g .id
id
ps .go
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
o.
4.1.1. Indikator Kelahiran di Kabupaten Takalar 2015-2016 ..................... 21
.b ps
ab .b
4.2.1. Persentase Wanita Usia Subur (15-49 Tahun) yang Pernah Kawin
Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Takalar, 2015-2016........... 24
rk b
la rka
4.2.2. Persentase Wanita Usia Subur (15 – 49 Tahun) Berstatus Pernah
Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB di Kabupaten
ka ala
PENDIDIKAN
w /ta
w :/
KESEHATAN
6.1.1. Rasio Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Terhadap
10.000 Penduduk Kabupaten Takalar, 2016 ................................... 38
KETENAGAKERJAAN
7.1.1. Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Ke Atas)
Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu di
Kabupaten Takalar, 2017 ................................................................ 45
PERUMAHAN
8.2.1. Jenis Atap Terluas di Kabupaten Takalar, 2016.............................. 53
.g .id
id
ps .go
POLA KONSUMSI
o.
9.3.1. Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran
.b ps
Per Kapita Sebulan yang Lalu dan Jenis Pengeluaran di
ab .b
Kabupaten Takalar, 2015 ................................................................ 68
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
tp
ht
Halaman
KEPENDUDUKAN
3.1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Takalar, 2013-2016 ......................... 12
3.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Takalar, 2013-2016 ....... 13
3.3.1. Piramida Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2016 ...................... 15
3.3.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Rasio
.g .id
Ketergantungan Kabupaten Takalar, 2014-2016 ............................ 17
id
ps .go
3.4.1. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun Ke Atas Menurut Status
o.
Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Takalar, 2016 .......... 19
.b ps
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
ab .b
4.1.1. Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun Ke Atas yang
rk b
la rka
Pernah Kawin Menurut Kelompok Usia Perkawinan Pertama di
Kabupaten Takalar Tahun 2016 ...................................................... 23
ka ala
PENDIDIKAN
5.1.1. Angka Buta Huruf (ABH) Kabupaten Takalar Menurut Jenis
tp
.g .id
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Takalar, 2017 ...................... 49
id
ps .go
PERUMAHAN
o.
8.1.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan
.b ps
Bangunan Tempat Tinggal Kabupaten Takalar, 2016 ..................... 52
ab .b
8.2.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas di
rk b
la rka
Kabupaten Takalar, 2016 ................................................................ 54
8.2.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas
ka ala
.g .id
Takalar dalam pembangunan adalah meletakkan landasan yang kuat agar
id
ps .go
tahap-tahap pembangunan berikutnya dapat menjadi lebih terarah. Proses
o.
.b ps
pembangunan semacam ini merupakan suatu usaha jangka panjang yang
ab .b
memerlukan data penunjang untuk setiap tahap dan komponennya. Hal ini
rk b
untuk menjamin agar setiap program pembangunan yang dilaksanakan tepat
la rka
Data dalam hal ini memegang peranan penting sebagai salah satu
:// htt
.g .id
tidak semua variabel sosial disajikan.
id
ps .go
Dalam buku ini variabel yang digunakan sesuai dengan kondisi
o.
.b ps
Kabupaten Takalar secara umum. Dengan pertimbangan tersebut, indikator
ab .b
ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan,
rk b
pemantauan, penentuan sasaran, dan pengukuran keberhasilan
la rka
masih bersifat makro, fenomena sosial yang terjadi dalam kurun waktu
tersebut bisa diterangkan.
tp
Bab III. Kependudukan, memuat data dan ulasan tentang penduduk dan
karakteristiknya, berbagai aspek lain yang berkaitan dengan
kependudukan.
Bab IV. Fertilitas dan Keluarga Berencana (KB), memuat data dan ulasan
fertilitas dan keluarga berencana dan aspek lain yang berkaitan seperti
wanita usia subur, akseptor KB, dan sebagainya.
Bab V. Pendidikan, memuat data dan ulasan yang berkaitan dengan
pendidikan, seperti tingkat partisipasi sekolah, persentase melek huruf,
.g .id
dan sebagainya.
id
ps .go
Bab VI. Kesehatan, memuat data dan ulasan tentang gambaran derajat
o.
.b ps
kesehatan masyarakat beserta ketersediaan sarana dan prasarana
ab .b
kesehatan. rk b
Bab VII. Ketenagakerjaan, memuat data dan ulasan tentang kondisi angkatan
la rka
Bab VIII. Perumahan, memuat data dan ulasan tentang kondisi perumahan
.ta k
w /ta
Bab IX. Pola Konsumsi, memuat data dan ulasan mengenai pengeluaran dan
w ps
konsumsi rumahtangga.
:// htt
2.1. Kependudukan
.g .id
penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk usia belum produktif adalah
id
ps .go
penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun. Penduduk usia tidak produktif
o.
.b ps
adalah penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih.
ab .b
Kelahiran adalah anak lahir hidup, yaitu anak yang pada waktu
rk b
la rka
dilahirkan menunjukan tanda-tanda kehidupan (seperti jantung berdenyut,
bernafas, menangis, dan sebagainya ), walaupun mungkin hanya beberapa
ka ala
saat saja. Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan dan pada
.ta k
w /ta
saat pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama ibunya maupun
w :/
.g .id
id
Wanita usia subur adalah wanita yang berada pada masa mampu
ps .go
o.
melahirkan atau masa reproduksi (15-49 tahun).
.b ps
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat pencacahan masih
ab .b
aktif mengikuti program KB (memakai alat kontrasepsi). Akseptor adalah
rk b
la rka
pasangan usia subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi.
ka ala
kehamilan.
w /ta
2.3. Pendidikan
w :/
w ps
Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan
:// htt
Sekolah, adalah sekolah formal mulai dari pendidikan Dasar (SD dan
SLTP/MTs), pendidikan Menengah (SMK atau SMU/MA), dan pendidikan
Tinggi (Akademi dan Universitas), termasuk pendidikan yang setara. tidak
termasuk pendidikan informal seperti kursus mengetik, komputer, bahasa
Inggris, Seskoad, Diklatpim dan sebagainya.
Tamat Sekolah, adalah mereka yang menyelesaikan pelajaran pada
kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah disekolah negeri maupun
sekolah swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seseorang yang
.g .id
belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika mengikuti ujian
id
ps .go
akhir dan lulus dianggap tamat sekolah.
o.
.b ps
Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak atau belum
ab .b
pernah sekolah termasuk yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang
rk b
tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar.
la rka
Dasar, Menengah atau Tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah
w ps
lagi.
:// htt
suatu jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. Sejak
tahun 2007 pendidikan non formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut
diperhitungkan.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi dari semua anak yang
masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap penduduk
dengan kelompok umur yang sesuai.
2.4. Kesehatan
.g .id
id
terganggu oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan dan hal lain
ps .go
o.
termasuk yang menderita penyakit kronis tetapi telah sembuh. Sakit adalah
.b ps
apabila seseorang menderita penyakit kronis atau mempunyai
keluhan/gangguan
ab .b
kesehatan lain yang menyebabkan kegiatannya
rk b
la rka
terganggu. Lama hari sakit yaitu lamanya penduduk mengalami keluhan
ka ala
praktek, rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya atau diobati
w :/
w ps
sendiri.
:// htt
2.5. Ketenagakerjaan
Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua golongan
yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja.
tp
.g .id
oleh seseorang untuk melakukan kegiatan bekerja paling sedikit satu jam
id
ps .go
terus menerus selama seminggu.
o.
.b ps
Jam kerja adalah waktu yang dinyatakan dalam jam yang dipergunakan
untuk bekerja. Jam kerja normal adalah 35 – 44 jam per minggu.
ab .b
rk b
Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah kegiatan
la rka
tidak bekerja karena sakit, cuti, mogok dan lain-lain. Termasuk juga orang
.ta k
w /ta
yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai
w :/
bekerja.
w ps
2.5. Perumahan
:// htt
Luas lantai rumah yang dikuasai rumah tangga, adalah luas lantai
bangunan yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari.
tp
.g .id
id
dikeluarkan oleh rumah tangga selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan
ps .go
o.
konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi
.b ps
makanan dan bukan makanan yang mencakup semua barang dan jasa yang
ab .b
di konsumsi tanpa memperhatikan asalnya tetapi terbatas hanya pada
rk b
la rka
barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan perkataan lain,
ka ala
pengeluaran untuk kebutuhan usaha atau diberikan kepada pihak lain tidak
.ta k
.g .id
id
ps .go
berharga suatu bangsa. Jumlah penduduk yang besar dapat menunjang
o.
keberhasilan pembangunan jika dapat diberdayakan secara optimal. Namun
.b ps
sebaliknya hal tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap program-
ab .b
rk b
program pembangunan yang sedang dilaksanakan.
la rka
Karena itulah maka pemerintah dalam menetapkan penajaman
ka ala
ab .b
rk b
Laju pertumbuhan penduduk di atas 0 (positif) menunjukkan terjadi
la rka
pertumbuhan sebesar 1,07 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti
w ps
penambahan sekitar 7 hingga 8 orang sejak tahun 2010 hingga 2016. Berikut
ht
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Takalar 2013-2016 (diolah)
ab .b
rk b
3.2. Persebaran Penduduk
la rka
daratan Kabupaten Takalar yaitu 566,51 km2 atau sekitar 1,24 persen dari
.ta k
w /ta
Galesong Utara adalah kecamatan dengan luas wilayah terkecil (15,11 km2).
Penduduk Kabupaten Takalar tahun 2016 paling besar berada di
Kecamatan Polombangkeng Utara yaitu sekitar 17 persen dari total penduduk
tp
.g .id
Luas Wilayah Daratan, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar,
id
ps .go
2015-2016
o.
.b ps
Luas Tahun 2015 Tahun 2016
Kecamatan Wilayah
ab .b
Kepadatan Kepadatan
(km2) Penduduk Penduduk
(jiwa/km2) (jiwa/km2)
rk b
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
la rka
1. Mangarabombang 100,50 38 381 381,90 38 653 384,61
ka ala
.g .id
oleh aspek ekonomi. Berikut disajikan piramida penduduk Kabupaten Takalar
id
ps .go
tahun 2016.
o.
.b ps
Gambar 3.3.1
Piramida Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2016
ab .b Tahun
Tahun
Tahun
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
tp
ht
JumlahPenduduk
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Takalar 2016 (diolah)
.g .id
Rasio jenis kelamin di bawah 100 menunjukkan jumlah penduduk laki-
id
ps .go
laki lebih sedikit daripada penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin
o.
.b ps
penduduk Kabupaten Takalar tahun 2016 yaitu 92,51. Angka ini
ab .b
menunjukkan dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 92
rk b
sampai 93 orang penduduk laki-laki. Penduduk laki-laki Kabupaten Takalar
la rka
tahun 2015 lebih besar dibanding penduduk perempuan pada usia 0-19
ka ala
kecil seiring bertambahnya usia. Pada kelompok usia 0-14 rasio jenis kelamin
:// htt
menunjukkan rasio jenis kelamin di bawah 100, yang berarti jumlah penduduk
ht
Tabel 3.3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan
Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Takalar,
2016
.g .id
Sumber : Proyeksi Penduduk Kabupaten Takalar 2016 (diolah)
id
ps .go
Pengelompokan penduduk berdasarkan kelompok umur juga dapat
o.
.b ps
menggambarkan tingkat kelahiran dan angka beban tanggungan
ab .b
(dependency ratio). Angka beban tanggungan menunjukkan besarnya
rk b
la rka
tanggungan penduduk produktif (15-64 tahun) atas penduduk non produktif
(usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas).
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
tp
ht
.g .id
proporsi penduduk 0-14 tahun yang mengalami penurunan dari tahun 2014
id
ps .go
hingga 2016. Peningkatan penduduk usia 15-64 tahun diiringi penurunan
o.
.b ps
penduduk usia 0-14 tahun juga menjadikan angka beban ketergantungan
ab .b
menurun pada tahun 2016. Penurunan ini merupakan hal positif karena
rk b
penduduk produktif menanggung lebih sedikit penduduk non produktif,
la rka
peningkatan kesejahteraan.
.ta k
w /ta
maupun terpisah.
Dalam hal ini, yang dicakup tidak hanya mereka yang terikat secara sah
menurut hukum/adat/ajaran agama, tetapi juga yang tinggal
bersama/memiliki hubungan layaknya pasangan suami istri dan pengakuan
oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Perbandingan
persentase penduduk umur 10 tahun ke atas menurut status perkawinan
secara total dan menurut jenis kelamin disajikan pada gambar 3.4.1 berikut.
Gambar 3.4.1
Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Takalar, 2016
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
sama terjadi pada penduduk laki-laki (66,23 persen) dan perempuan (66,99
ht
persen). Secara total penduduk umur 10 tahun ke atas berstatus cerai hidup
memiliki persentase terkecil, yaitu 1,48 persen. Penduduk perempuan umur
10 tahun ke atas berstatus cerai (cerai hidup dan cerai mati) lebih besar
dibanding penduduk laki-laki yang berstatus sama. Hal ini dapat sesuai
dengan perilaku perkawinan berdasarkan jenis kelamin bahwa perempuan
lebih tahan hidup menjanda dibanding laki-laki untuk hidup menduda.
KELUARGA BERENCANA
4.1. Fertilitas
.g .id
id
Sedangkan mortalitas akan mengurangi jumlah penduduk.
ps .go
o.
Ketersediaan data kelahiran dan kematian yang kurang maka pada
.b ps
publikasi ini indikator fertilitas yang dapat digunakan adalah rata-rata anak
ab .b
lahir hidup dan Child Woman Ratio (CWR). Anak lahir hidup (ALH)
rk b
la rka
merupakan banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa
ka ala
Tabel 4.1.1
Indikator Kelahiran di Kabupaten Takalar
2015-2016
tp
ht
.g .id
terdapat 33 sampai 34 anak usia di bawah lima tahun pada setiap 100 wanita
id
ps .go
usia subur (15-49 tahun). CWR rendah menunjukkan di wilayah tersebut
o.
.b ps
tedapat sedikit balita, dengan kata lain kelahiran yang terjadi cukup rendah.
ab .b
CWR Kabupaten Takalar tahun 2016 mengalami penurunan dibanding tahun
rk b
2015. Penurunan CWR menunjukkan penurunan proporsi balita terhadap
la rka
perempuan yang pernah kawin tapi juga dipengaruhi oleh umur perkawinan
w :/
Pernah kawin meliputi mereka yang berstatus kawin/nikah, cerai hidup, dan
:// htt
cerai mati. Umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator untuk
menggambarkan kondisi fertilitas. Semakin muda seseorang melakukan
perkawinan maka akan semakin panjang masa reproduksinya sehingga akan
tp
Grafik 4.1.1
Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun Ke Atas yang
Pernah Kawin Menurut Kelompok Usia Perkawinan Pertama di Kabupaten
Takalar Tahun 2016
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
la rka
pertama sudah mulai membaik. Hal ini terlihat pada tahun 2016 persentase
w :/
penduduk perempuan pada kelompok usia 10-16 tahun dengan 17-18 tahun
w ps
.g .id
Persentase Wanita Usia Subur (15–49 Tahun) Berstatus Pernah Kawin
id
ps .go
Menurut Pernah Tidaknya Menggunakan Alat/Cara KB di Kabupaten Takalar
o.
Tahun 2016
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
Pada tahun 2016, persentase wanita usia subur (15-49 tahun) yang
ht
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
ab .b
Pada gambar 4.2.2 dapat diketahui pada tahun 2016 sekitar 68 persen
rk b
la rka
wanita usia subur yang berstatus kawin pernah (sedang dan tidak sedang)
ka ala
menggunakan alat//cara KB. Lebih dari setengah (56,08 persen) wanita usia
.ta k
subur berstatus kawin sedang menggunakan alat/cara KB. Hal ini cukup
w /ta
untuk membuktikan adanya kesadaran dari pasangan usia subur dalam hal
w :/
w ps
ini wanita usia subur (WUS) untuk mengatur kelahiran dengan menggunakan
:// htt
alat/cara KB. Namun demikian, ada 32,11 persen WUS yang berstatus kawin
yang tidak pernah menggunakan alat/cara KB karena berbagai alasan. Jenis
alat/cara KB yang digunakan WUS diberikan pada tabel berikut.
tp
Tabel 4.2.2
ht
Dari Tabel 4.2.2 dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 2015-2016
.g .id
terdapat kecenderungan WUS yang berstatus pernah kawin terhadap
id
ps .go
penggunaan alat/cara KB tertentu. Tiga jenis alat/cara KB yang paling banyak
o.
.b ps
digunakan oleh WUS berstatus pernah kawin tahun 2016 berturut-turut
ab .b
adalah suntikan KB (77,25 persen), pil KB (9,85 persen), serta susuk
rk b
KB/norplan/alwalit (6,54 persen). Pola yang sama juga terjadi pada tahun
la rka
2015.
ka ala
.g .id
id
ps .go
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku di
o.
Indonesia antara lain Pembukaan UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
.b ps
pasal 31, dinyatakan bahwa pendidikan nasional merupakan alat dan
ab .b
rk b
sekaligus tujuan yang sangat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita
la rka
dan tujuan nasional. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan peran dan fungsi
ka ala
Kebalikan dari AMH adalah angka buta huruf (ABH). ABH adalah
salah satu indikator untuk mengukur ketidakmampuan penduduk untuk
membaca dan menulis. ABH didefiniskan persentase penduduk usia 15 tahun
ke atas yang tidak dapat membaca dan menulis. Angka Buta Huruf (ABH)
Kabupaten Takalar pada tahun 2016 cenderung lebih tinggi dibandingkan
ABH Tahun 2015. ABH Kabupaten Takalar tahun 2016 sebesar 15,06 persen
mengalami kenaikan hampir 3 persen dari tahun 2015 yang sebesar 12,52
persen. Angka ini diartikan dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas terdapat
.g .id
sekitar 15 sampai 16 orang yang tidak dapat membaca dan menulis.
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
:// htt
tp
ht
Bila ditelaah menurut jenis kelamin, pada tahun 2016 ABH penduduk
laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan ABH penduduk perempuan.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa belum meratanya penuntasan buta
huruf pada tiap gender antara laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan
oleh banyak hal, salah satunya berasal dari faktor sosial maupun ekonomi.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang juga merupakan
indikator kualitas pendidikan, karena kualitas sumber daya manusia secara
.g .id
Tabel 5.1.1
id
ps .go
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenjang
o.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Takalar, 2016
.b ps
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan Total
ab .b
rk b Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
la rka
Tidak mempunyai ijazah 30,17 31,03 30,63
ka ala
Dari Tabel 5.1.1 dapat dilihat bahwa 30,63 persen penduduk Takalar
umur 15 tahun ke atas tidak atau belum pernah menikmati pendidikan
formal/non formal di bangku sekolah dan tidak atau belum tamat SD.
Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari
persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang telah menamatkan sekolah
pada jenjang pendidikan SMP ke atas atau yang sering disebut (Wajib
Belajar) Wajar 9 Tahun. Persentase penduduk Takalar yang telah
.g .id
id
Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka Partisipasi Murni (APM).
ps .go
o.
Angka partisipasi sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem
.b ps
pendidikan terhadap usia sekolah. APS digunakan untuk mengetahui
ab .b
rk b
besarnya penduduk yang bersekolah pada setiap kelompok usia sekolah.
la rka
APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam
ka ala
tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.
w /ta
Tabel 5.2.1
ht
.g .id
Pada kelompok usia 5-6 tahun hingga 13-15 tahun APS laki-laki lebih
id
ps .go
rendah dibanding perempuan. Sedangkan APS perempuan pada usia 16-18
o.
.b ps
tahun lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini menunjukkan pada usia 5-15
ab .b
tahun keinginan dan kesempatan perempuan lebih besar untuk mengakses
rk b
pendidikan pada jenjang lebih tinggi. Sedangkan pada usia 16-18 tahun laki-
la rka
kelompok usia 7-12 tahun dapat diartikan bahwa ada sekitar 99 orang dari
w :/
100 penduduk berusia 7-12 tahun yang telah bersekolah pada jenjang
w ps
manapun.
:// htt
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
ab .b
rk b
Secara umum APM Kabupaten Takalar tahun 2016 semakin kecil
la rka
seiring dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan
ka ala
lebih tinggi. APM perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki di jenjang SD. Hal
w /ta
pada jenjang SD lebih besar dibanding laki-laki. Namun, APM laki-laki pada
:// htt
jenjang SLTP dan SLTA lebih tinggi dibanding perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa proporsi penduduk laki-laki yang bersekolah tepat waktu
di jenjang SLTP dan SLTA lebih besar daripada perempuan.
tp
.g .id
kemampuan sekolah dalam menampung sejumlah murid pada setiap jenjang
id
ps .go
pendidikan. Gamabaran jumlah sekolah, murid, dan guru menurut tingkat
o.
.b ps
pendidikan di Kabupaten Takalar tahun ajaran 2016/2017 disajikan pada
ab .b
tabel 5.3.1. rk b
Tabel 5.3.1
la rka
MI 14 1 388 209
SMP 43 13 049 1 004
MTs 23 2 884 489
tp
MA 16 1 169 300
Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga dan Kementerian Agama
Kabupaten Takalar
Rasio murid sekolah (RMS) menunjukkan rata-rata banyaknya murid
pada setiap sekolah. RMS dapat menggambarkan kepadatan murid di setiap
sekolah yang dapat menjadi indikator untuk mengambil keputusan perlu
tidaknya menambah jumlah gedung sekolah demi peningkatan kualitas
pendidikan. RMS Kabupaten Takalar tahun ajaran 2015/2016 terbesar yaitu
pada jenjang SMU/SMK (390,05), kemudian SMP (303,47) dan yang terkecil
yaitu MA (73,06).
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga dan
la rka
Kementerian Agama Kabupaten Takalar (diolah)
ka ala
Pada jenjang pendidikan menengah atas terlihat RMS SMU dan SMK
.ta k
lebih tinggi dibandingkan dengan MA. Pola yang sama terjadi pada jenjang
w /ta
w :/
pendidikan menengah pertama dan pendidikan dasar. RMS SMP lebih tinggi
w ps
Seorang guru dapat lebih fokus mengenal, memahami karakterstik tiap murid
ht
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
.g .id
ditingkatkan agar semua lapisan masyarakat dapat memperolehnya secara
id
ps .go
mudah dan murah. Berbagai hal dilakukan oleh pemerintah untuk
o.
.b ps
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ab .b
Sasaran utama pembangunan
rk b bidang kesehatan adalah
la rka
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata,
sehingga mampu mewujudkan manusia yang tangguh, sehat, cerdas, kreatif,
ka ala
dan produktif, dengan titik berat upaya kesehatan yang ditekankan pada
.ta k
w /ta
.g .id
Tenaga Kesehatan
id
ps .go
Dokter 2,448
o.
.b ps
Bidan 3,173
ab .b
Perawat rk b 6,380
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar
la rka
penduduk paling tinggi diantara sarana kesehatan lain. Rasio rumah sakit
w :/
terhadap 10.000 penduduk yaitu 0,034 diartikan setiap rumah sakit dapat
w ps
penduduk yaitu 0,517, artinya setiap 10.000 penduduk dilayani oleh 1 sampai
2 puskesmas. Semakin besar rasio sarana kesehatan per 10.000 penduduk
maka semakin baik kondisi kesehatan di wilayah tersebut. Pada tahun 2016
tp
ht
rasio dokter terhadap 10.000 penduduk yaitu 2,448, artinya setiap 10.000
penduduk dilayani oleh 2 sampai 3 dokter. Dokter yang dicakup pada
publikasi ini yaitu dokter spesialis, umum, dan dokter gigi.
adalah tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang dalam hal ini balita sangat
dipengaruhi keadaan kesehatan balita tersebut saat dilahirkan yang sedikit
banyaknya juga dipengaruhi oleh penolong persalinannya.
Tabel 6.2.1
Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun Pernah Kawin Menurut Tempat
Melahirkan Anak Lahir Hidup yang Terakhir di Kabupaten Takalar, 2016
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
tahun 2016 dibantu oleh tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lain).
w ps
dibantu oleh dukun bayi atau keluarga lainnya). Hal ini dapat disebabkan
masih minimnya pengetahuan tentang kesehatan atau terbatasnya sarana
dan prasarana yang ada di suatu wilayah.
Hal lain yang sangat berperan terhadap pembentukan kesehatan balita
adalah Air Susu Ibu (ASI). Secara medis ASI merupakan asupan gizi terbaik
karena dapat menjaga daya tahan tubuh balita. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa ASI berkhasiat memberikan kekebalan tubuh bagi bayi
yang cenderung rentan terhadap serangan penyakit.
.g .id
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015-2016 (diolah)
id
ps .go
Berdasarkan tabel di atas terlihat pada tahun 2016 sebagian besar
o.
.b ps
(94,86 persen) balita di Kabupaten Takalar pernah diberi ASI, artinya dari 100
ab .b
balita di Kabupaten Takalar tahun 2016 terdapat 94 sampai 95 orang balita
rk b
pernah diberi ASI. Tingginya persentase balita yang pernah diberi ASI
la rka
memberikan ASI kepada bayinya yang memang mempunyai gizi lebih tinggi
.ta k
w /ta
semakin lama seorang balita diberi ASI, maka akan semakin banyak pula
:// htt
asupan gizi yang didapatkan. Oleh karena itu, lamanya balita diberikan ASI
oleh ibunya dapat pula menjadi indikator tingkat kesehatan gizi balita. Berikut
disajikan persentase balita menurut lamanya diberi ASI dan jenis kelamin.
tp
ht
Pilihan untuk memberikan ASI kepada balita merupakan hal positif dan
.g .id
menguntungkan dari segi kesehatan maupun ekonomi. ASI lebih murah
id
ps .go
dibanding susu formula dan mempunyai khasiat lebih tinggi. Biaya untuk
o.
.b ps
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
pada konsep yang diterapkan BPS dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional
:// htt
Tabel 6.3.1
ht
Tabel 6.3.2
.g .id
Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Sebulan Terakhir
id
ps .go
Menurut Jumlah Hari Sakit dan Jenis Kelamin dan Rata-rata Lama Sakit
o.
(Hari) di Kabupaten Takalar, 2016
.b ps
Lama Keluhan Jenis Kelamin
ab .b
(Hari) Laki-laki
rk b Perempuan Total
la rka
(1) (2) (3) (4)
15 – 21
w ps
kurun waktu sebulan yang lalu. Lama hari sakit dapat menggambarkan
tingkat keparahan suatu penyakit. Yang perlu menjadi perhatian pemerintah
daerah adalah masih ada sebanyak 7,36 persen penduduk yang menderita
sakit selama sebulan.
.g .id
rasa harga diri. Kebijaksanaan kesempatan kerja tidak semata-mata
id
ps .go
ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga penggunaan
o.
.b ps
tenaga kerja secara penuh sehingga dapat meningkatkan pendapatan (BPS,
ab .b
1998). Pengalaman membuktikan bahwa banyak gejolak sosial seperti
rk b
meningkatnya angka kriminal karena banyaknya pengangguran di
la rka
masyarakat yang disebabkan oleh belum adanya penyelesaian yang baik dari
ka ala
hal itu, maka setiap upaya pembangunan yang dilakukan selalu diarahkan
w :/
Angkatan kerja atau lebih dikenal dengan istilah tenaga kerja berdiri
dalam dua posisi penting dalam pembangunan, yaitu sebagai subyek
tp
.g .id
Bekerja
id
80,69 43,92 61,19
ps .go
Pengangguran Terbuka
o.
4,08 2,37 3,17
.b ps
Sekolah 7,47 6,58 7,00
ab .b
Mengurus Rumah Tangga rk b 3,01 41,72 23,53
la rka
Lainnya 4,77 5,41 5,11
Jumlah 100,00 100,00 100,00
ka ala
bekerja dan yang terkecil yaitu mengurus rumah tangga dan pengangguran
terbuka (masing-masing 2,32 persen dan 4,08 persen). Sebaliknya,
penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas yang bekerja hanya 43,92
persen, sedangkan 41,72 persen mengurus rumah tangga, dengan
persentase terkecil adalah pengangguran terbuka sebesar 2,37 persen.
.g .id
id
mencari pekerjaan) dengan jumlah keseluruhan penduduk usia kerja. TPAK
ps .go
o.
mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara
.b ps
ekonomi di suatu wilayah. TPAK merupakan indikator pasokan tenaga kerja
ab .b
(labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam
rk b
la rka
suatu perekonomian.
ka ala
Gambar 7.2.1
.ta k
w /ta
Takalar, 2017
w ps
:// htt
tp
ht
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) tergolong angkatan kerja (bekerja dan
pengangguran). Peningkatan TPAK menunjukkan semakin meningkatnya
pasokan tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Takalar untuk
memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian. Sedangkan 35,63
persen dari penduduk usia kerja tergolong bukan angkatan kerja (sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainnya).
.g .id
persen) tergolong angkatan kerja (TPAK). Sedangkan TPAK perempuan
id
ps .go
yaitu 46,29 persen. Sebagian besar perempuan usia 15 tahun melakukan
o.
.b ps
kegiatan bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Perbedaan
ab .b
partisipasi angkatan kerja
rk b antar gender dapat disebabkan laki-laki
la rka
mempunyai tanggung jawab lebih besar dibanding perempuan dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya.
ka ala
.ta k
jumlah penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan yang sedang mencari
:// htt
antara jumlah penduduk usia kerja yang bekerja dengan jumlah keseluruhan
angkatan kerja.
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 (diolah)
la rka
Pada gambar 7.3.1 terlihat TPT Kabupaten Takalar tahun 2017 secara
ka ala
umum yaitu 4,93, artinya dari 100 angkatan kerja terdapat sekitar 4 sampai 5
.ta k
w /ta
orang pengangguran. TPT ini meningkat dibanding tahun 2015 (4,04). TPT
w :/
Gambar 7.4.1
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha Kabupaten Takalar, 2017
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 (diolah)
ka ala
perusahaan
w ps
rumah makan, dan hotel yaitu 23,72 persen. Penduduk Kabupaten Takalar
usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2017 di sektor industri
pengolahan menurun dari tahun sebelumnya yaitu dari 11,96 persen di 2015
menjadi 8,66 di 2016. Terdapat 13,69 persen penduduk Kabupaten Takalar
usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2017 di sektor lainnya. Sektor
lainnya meliputi pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air;
transportasi, pergudangan dan komunikasi; keuangan, asuransi, usaha
persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan.
.g .id
menunjukkan tingkat kesejahteraan penghuninya. Semakin baik rumah dan
id
ps .go
o.
fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin baik pula tingkat kesehatan
.b ps
dan tingkat kesejahteraan penghuninya.
ab .b
rk b
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan status
la rka
kelayakan sebuah rumah diantaranya adalah luas lantai yang ditempati, jenis
ka ala
atap terluas, jenis dinding terluas, dan kepemilikan sarana dan prasarana
.ta k
penunjang lainnya seperti listrik, air minum, dan tempat pembuangan air
w /ta
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
antara lain jenis lantai, jenis dinding dan jenis atap. Ketiga indikator ini
dianggap mempengaruhi keadaan kesehatan anggota rumah tangga yang
juga berdampak pada tingkat kesejahteraannya. Secara umum semakin
besar persentase nilai indikator tersebut berarti semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraannya.
Jenis atap dapat digunakan untuk melihat kualitas rumah. Salah satu
fungsi atap adalah untuk melindungi penghuni rumah dari cuaca panas dan
hujan. Salah satu syarat rumah layak huni adalah rumah yang menggunakan
atap layak (atap tidak mudah bocor) yaitu atap yang terbuat dari beton,
genteng, sirap, seng, dan asbes.
Tabel 8.2.1
Jenis Atap Terluas di Kabupaten Takalar,
2016
.g .id
id
Sirap 0,36
ps .go
o.
Seng 93,75
.b ps
Asbes 2,68
ab .b
Ijuk/Rumbia 0,89
rk b
la rka
Sumber : Sosial Ekonomi Nasional 2015 (diolah)
ka ala
mendiami rumah dengan atap yang layak. Seng merupakan jenis atap terluas
w /ta
syarat rumah layak huni jika dinding tersebut tidak lembab dan tidak tembus
angin. Jenis dinding yang memenuhi syarat rumah layak huni adalah dinding
permanen yaitu dinding yang terbuat dari tembok.
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
ka ala
Kabupaten Takalar tahun 2016 adalah bukan tanah. Bukan tanah mencakup
w /ta
(34,11 persen). Hal ini dapat menunjukkan rumah panggung masih dominan
di Kabupaten Takalar. Meski begitu, hanya 9,82 persen yang menggunakan
kayu kualitas tinggi, sedangkan yang menggunakan kayu kualitas rendah ada
tp
sebanyak 24,29 persen. Hampir sepertiga (32,32 persen) dari jumlah rumah
ht
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
la rka
memiliki luas lantai 100-149 m2. Namun masih terdapat rumah tangga di
.ta k
Kabupaten Takalar tahun 2015 menghuni rumah yang memiliki luas kurang
w /ta
Rumah yang layak tidak hanya dilihat dari kondisinya tapi juga dari
ketersediaan fasilitas penunjang perumahan yang utama diantaranya adalah
sumber penerangan utama yang digunakan, kepemilikan fasilitas air minum,
tp
ht
.g .id
id
ps .go
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
o.
.b ps
Berdasarkan gambar 8.3.1. sebanyak 97,85 persen rumah tangga di
ab .b
Kabupaten Takalar pada tahun 2016 menggunakan listrik. Terdapat 95,89
rk b
la rka
persen rumah tangga menggunakan sumber penerangan listrik PLN dan 1,96
ka ala
persen menggunakan listrik non PLN. Listrik non PLN di Kabupaten Takalar
lebih sering dijumpai di desa pulau. Akan tetapi masih terdapat rumah tangga
.ta k
w /ta
Fasilitas lain dari rumah adalah air minum bersih. Sumber air minum
untuk kategori air bersih yaitu air ledeng, air hujan, sumur bor/pompa, sumur
terlindung, mata air terlindung. Khusus untuk sumber air minum sumur
tp
sumber air minum tidak bersih. Hal ini terlihat dari persentase rumah tangga
.ta k
w /ta
yang menggunakan sumber air minum berasal dari sumur tak terlindung (9,11
w :/
persen), air permukaan/air hujan/lainnya (1,25 persen), dan mata air tidak
w ps
terlindung (0,54 persen). Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebab
:// htt
Kabupaten Takalar belum tercukupi. Hal ini telihat dengan masih adanya
rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar milik umum (5,80
persen). Bahkan masih ada 1,21 persen rumah tangga yang tidak memiliki
fasilitas buang air besar. Sehingga dapat dikatakan terdapat 7,01 persen
rumah tangga Kabupaten Takalar tahun 2016 yang memiliki fasilitas tempat
buang air besar yang tidak layak. Terdapat lebih dari setengah (64,01
persen) rumah tangga yang sudah memiliki fasilitas buang air besar sendiri
dan 28,99 persen yang menggunakan jamban bersama.
.g .id
id
ps .go
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (diolah)
o.
.b ps
Jenis kloset yang digunakan pada fasilitas/tempat buang air besar
ab .b
sangat berpengaruh pada kesehatan para pemakainya. Jenis kloset yang
rk b
la rka
cenderung tertutup seperti leher angsa adalah sangat baik dari segi
kesehatan. Gambaran persentase rumah tangga Kabupaten Takalar tahun
ka ala
2016 menurut jenis kloset yang digunakan disajikan pada gambar 8.3.4.
.ta k
w /ta
Kabupaten Takalar tahun 2016 menggunakan kloset leher angsa, yaitu 97,76
w ps
kloset.
ht
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
Fasilitas buang air besar yang memenuhi syarat kesehatan tidak hanya
ditentukan oleh jenis klosetnya tetapi juga ditentukan ada tidaknya tempat
pembuangan akhir tinja. Gambar 8.3.4. menjelaskan tempat pembuangan
tp
tahun 2016 yaitu tangki baik dengan dasar semen maupun tanpa dasar
semen (82,68 persen). Persentase rumah tangga yang tempat pembuangan
tinja di kolam/sawah/sungai/danau/laut ada 1,96 persen, lubang tanah (5,18
persen), dan pantai/tanah lapang/kebun/lainnya (10,18 persen). Sehingga
dapat dikatakan bahwa masih terdapat rumah tangga yang belum
mempunyai tempat pembuangan tinja yang layak.
.g .id
Pengeluaran rumah tangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk
id
ps .go
makanan dan bukan makanan. Di negara berkembang umumnya
o.
.b ps
pengeluaran untuk makanan masih merupakan bagian terbesar dari total
ab .b
pengeluaran konsumsi rumah tangga. Perubahan angka persentase tersebut
rk b
la rka
dalam setiap tahunnya dapat menunjukkan perkembangan taraf kehidupan
rumah tangga.
ka ala
tahun 2016. Berdasarkan hal tersebut, berikut ini disajikan beberapa indikator
yang diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran untuk melihat seberapa
tp
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
dengan tahun 2015. Secara umum, hal ini dapat menunjukkan bahwa tingkat
kesejahteraan penduduk Takalar pada tahun 2016 lebih baik dibandingkan
tp
.g .id
id
ps .go
o.
.b ps
ab .b
rk b
la rka
ka ala
.ta k
w /ta
w :/
w ps
sebesar Rp 664.220,00
.g .id
10-14 13 022 9,34 12 449 8,27 25 471 8,78
id
ps .go
o.
15-19 14 039 10,07 13 055 8,67 27 094 9,34
.b ps
20-24 12 153 8,72 12 207 8,11 24 360 8,40
ab .b
rk b
25-29 10 570 7,58 11 769 7,81 22 339 7,70
la rka
30-34 10 100 7,25 11 625 7,72 21 725 7,49
ka ala
Jumlah 139 381 100 150 597 100 289 978 100
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik.1993. Profil Kependudukan Sulawesi Selatan. Jakarta:
BPS.
Biro Pusat Statistik.1995. Buku Panduan penyusunan Indikator Sosial.
Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2011. Indikator Perumahan dan Kesehatan
Lingkungan 2011. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Pendidikan 2012. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014. Jakarta:
.g .id
BPS.
id
ps .go
Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Statistik Kesehatan 2015. Jakarta: BPS.
o.
.b ps
Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar. 2002. Indikator Sosial Kabupaten
ab .b
Takalar 2002. Takalar: BPS Kabupaten Takalar
rk b
Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar. 2017. Takalar Dalam Angka 2016.
la rka
Takalar: BPS Kabupaten Takalar.
ka ala