Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NOVIA CHRISTABELLA

KELAS : XII IPA 1


TUGAS : RESENSI FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Adat Penghalang Cinta


Judul Film : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Judul Resensi : Adat Penghalang Cinta

Produser : Sunil Soraya dan Ram Soraya

Sutradara : Sunil Soraya

Penulis : Donny Dhirgantoro, Imam Tantowi, Riheam Junianti, Sunil Soraya, dan Hamka

Pemeran : Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza Rahadian

Tanggal Edar : Kamis, 19 Desember 2013

Sunil Soraya adalah seorang sutradara dan produser film Indonesia. Ia terkenal dengan karya-karya film
remajanya seperti Eiffel I’m in love, Apa artinya cinta?, dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sunil adalah
anak dari sutradara terkenal Ram Soraya. Beliau adalah pemilik rumah produksi Soraya Intercine Films.

Zainuddin pria keturunan Minangkabau dan Bugis ini adalah seorang yatim piatu, ia diasingkan ke
Makassar karena telah membunuh kerabatnya. Kemudian ia pindah ke Batipuh kabupaten Tanah Datar
Sumatera Barat ke kampung ayahnya. Lalu ia bertemu dan mencintai seorang perempuan bangsawan
Minangkabau bernama Hayati. Cinta mereka sangat besar, namun mereka tidak dapat menikah karena
Zainuddin yang bukan berdarah asli Minangkabau. Zainuddin pun kecewa dan memutuskan untuk merantau ke
pulau Jawa untuk bangkit melawan keterpurukan cintanya. Ia pun menjadi penulis terkenal dengan karya-karya
mashyur dan diterima masyarakat di seluruh nusantara. Akan tetapi dalam sebuah pertunjukkan opera, ia
kembali dipertemukan dengan Hayati yang telah menjadi isteri dari Aziz, seorang bangsawan keturunan
Minangkabau yang merupakan kakak dari teman Hayati. Karena kekecewaan yang mendalam akhirnya
Zainuddin pun pindah ke Surabaya dan menjadi penulis terkenal disana. Seiring berjalannya waktu Aziz dan
Hayati pun pindah ke Surabaya karena tuntutan pekerjaan Aziz. Kemudian hubungan antara Aziz dan Hayati
pun semakin buruk. Sampai suatu hari ia dipecat dari pekerjaannya, dan jatuh miskin. Mereka akhirnya
menumpang di rumah Zainuddin. Karena banyak masalah yang menghimpit Aziz, akhirnya ia pun memutuskan
untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Lalu Hayati pun memutuskan untuk kembali ke kampung
halamannya dengan sebuah kapal Van Der Wijck. Kapal tersebut mewah dan megah. Namun sayangnya kapal
tersebut tenggelam di pesisir utara Jawa. Mendengar kabar tersebut Zainuddin pun mencari Hayati dan
kemudian mereka mengakui semua perasaan mereka selama ini. Hayati pun lalu meninggal. Beberapa waktu
kemudian Zainuddin pun jatuh sakit dan akhirnya meninggal pula. Mereka kemudian dikebumikan
berdampingan.

Kelebihan dari film ini yaitu memperlihatkan kepada penonton adat istiadat Minang zaman dahulu
sehingga menambah pengetahuan para penontonnya. Pemilihan set film ini sangat baik sehingga membawa
penontonnya kembali ke era 30-an. Menggunakan bahasa Minang asli yang menambah nilai positif yaitu
mengangkat kebudayaan Indonesia. Penjiwaan aktor dan aktris pemeran film ini pun patut diacungi jempol.

Namun kelemahan film ini adalah bahasa dalam film ini sulit dimengerti oleh orang biasa karena
menggunakan bahasa Minangkabau. Serta efek visual yang masih kurang sempurna sehingga terlihat seperti
tiruan. Dan adegan perlakuan tidak menyenangkan kepada perempuan seperti membius masyarakat Indonesia
bahwa dari zaman dahulu kala sudah terjadi kekerasan terhadap perempuan. Keterkaitan isi dengan judul juga
kurang karena dalam film ini lebih ditekankan kepada kisah percintaan tokoh. Serta tema yang lebih
mengangkat ke percintaan maka film ini lebih cocok untuk kalangan remaja yang berusia 17 tahun keatas.

Jadi film ini sangat menarik untuk ditonton karena film ini mengangkat kebudayaan Indonesia serta adat
istiadat Minang khususnya dengan sangat detail sehingga menambah pengetahuan bagi penontonnya. Namun
film ini tidak cocok untuk remaja di bawah 17 tahun ke atas karena tema dari film ini lebih menekankan kepada
percintaan.

Anda mungkin juga menyukai