Kusnul Khotimah
1312010015
Description
Penyakit hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai
dengan hipertensi sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau lebih
dari 90 mmHg dan merupakan faktor resiko morbiditas dan mortalitas untuk
orang lanjut usia.Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi
adalah dengan mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang
tepat merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi
umtuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Tujuan dari penelitian ini
adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan hipertensi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi menggunakan format asuhan
keperawatan keluarga pada 3 responden keluarga dengan klien yang mengalami
nyeri kepala.
Hasil dari studi kasus pada pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada
ketiga responden lansia yang mengalami hipertensi dengan skala nyeri 4 pada
responden 1 dan 2, pada responden 3 skala nyeri 6. Pengkajian fungsi perawatan
kesehatan didapatkan responden 1 keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan, responden 2 keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan untuk
menjamin kesehatan, responden 3 keluarga tidak mampu merawat anggota yang
sakit. dilakukan intervensi dan implementasi health education kepada keluarga
tentang hipertensi dan perawatan dirumah serta mengajarkan cara relaksasi non
farmakologi (kompres hangat). Pada evaluasi didapat keluarga mampu
melaksanakan 5 tugas keluarga serta nyeri berkurang pada responden 1 dan 2,
sedangkan responden 3 tidak mengalami penurunan skala nyeri.
Kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas keluarga dapat
mempengaruhi kesehatan setiap anggota keluarga. Simpulan hasil studi kasus ini
3 responden atau keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga dalam
pemenuhan kesehatan sehingga skala nyeri mampu berkurang.
Abstract
Hypertention in the elderly is a condition characterized by hypertention
systolic over 140 mmHg and diastolic remains or more than 90 mmHg and is risk
factor for morbidity dan mortality for the elderly. The purpose of this study was to
conduct a family nursing care in alderly with hypertention.
The design used in this research was a casestudy with interviews,
observation and documentation using the format of family nursing care in 3
respondents family of clients who had a headache.
The results of a case study on the assessment obtained complaint of pain
in three of the elderly respondents who had hypertention with the pain scale of 4
on respondents 1 and 2. On pain scale was 6 on respondent 3. Assessment of
health care functions obtained respondent 1’s family was unable to recognize
health problems, respondent 2’s families was not able to modify the environment
to ensure the health, respondent 3’s family was unable to take care for family
members. Conducted intervention and implementation of health education to
families about hypertention and home care as well as to taught non
pharmacological methods of relaxation (a warm compress). In evaluation ob
tained families were able to implement five family duties and reduced pain on the
respondents 1 and 2, while the respondent 3 did not experience a decrease in pain
scale.
The family’s ability to implement five family duties can affect the health of
every member of the family. Conclution from the results of this case study in 3
respondents or family are able to perform five duties of the family in the provision
of health so the scale of pain can be reduced.
Keywords: Nursing care, Family, Hypertention, Elderly, Acute
Latar belakang
Lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh akibat perubahan
fisik, psikososial, kultural, spiritual. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai
sistem tubuh salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan
akibat dari proses penuaan yang sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang
merupakan proses degenerative, diantaranya adalah penyakit hipertensi. Penyakit
hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi
sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau lebih dari 90 mmHg
yang memberi gejala yang berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner
(Kellicker, 2010).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya
hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor
resiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih
merupakan faktor resiko utama untuk stroke, gagal jantung dan penyakit koroner,
dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih
muda. (Zulfitri, 2013)
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka
ini kemungkinan akan terus meningkat menjadi 29,2 di tahun 2025. Dari 972
orang pengidap hipertensi, 333 juta berada dinegara maju dan 639 sisanya berada
dinegara sedang berkembang termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di
Indonesia cukup tinggi, akibat yang ditimbulkan menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling
berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah (Purwanto,
2012).
Hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia padausia >
18 tahun sebesar 26,5% namun hanya 7,2% penduduk yang sadar dirinya terkena
hipertensi. Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur sebesar 26,2%. Pada usia
lebih dari 65 tahun sebanyak 63,8%, prevalensi hipertensi pada perempuan
cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.
Hasil studi pendahuluan di desa pacing kecamatan bangsal kabupaten
mojokerto jumlah pra lansia laki-laki 95 orang perempuan 130 orang, lansia laki-
laki 134 orang perempuan 78 orang, jumlah lansia dengan resiko tinggi laki-laki
27 orang perempuan 31 orang. Pada tahun 2015 dari jumlah 100 lansia yang rutin
berkunjung ke posyandu lansia 50 orang atau 50% lansia mengalami hipertensi.
Hasil penelitian Reni tahun 2013 menyatakan bahwa 60% dukungan
keluarga dengan baik sangat berpengaruh menimbulkan kepercayaan diri pada
penderita hipertensi dan mampu menghadapi dan mengelola penyakitnya dengan
baik. Pasien akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan
dukungan dari keluarganya.
Pada lanjut usia terjadi beberapa perubahan-perubahan pada pembuluh
darah yang menyebabkan terjadinya hipertensi. Diantaranya adalah perubahan
pada struktur dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat elastisitas dari pembuluh
darah menjadi berkurang dan kejadian aterosklerosis (kekakuan dinding pembuluh
darah dalam arteri) semakin meningkat, sehingga pembuluh darah menjadi
terganggu untuk melebar. Karena hipertensi memicu proses aterosklerosis arteri
koronaria, maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan
aliran darah ke dalam miokardium sehingga timbul anginapektoris atau
infarkmiokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang
semakin mempercepat proses aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti cedera
retina, gagal ginjal, stroke, dan aneurisma serta diseksi aorta. (Muttaqin, 2009)
Penatalaksanaan dan perawatan hipertensi pada lanjut usia memerlukan
pendekatan tersendiri dan pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologinya.
Perlindungan pertama yang terbaik untuk mengatasi kerusakan pembuluh darah
akibat hipertensi adalah dengan mencegahnya, dan perlindungan kedua yang
terbaik adalah dengan mengontrolnya secara rutin. Selain itu, penting sekali
supportatau dukungan keluarga psikososial dari berbagai pihak khususnya
keluarga yang merupakan orang yang paling dekat dengan lanjut usia dan
merupakan lingkungan yang paling aman dan nyaman bagi lanjut usia dalam
menghabiskan sisa hidupnya menjadi lebih berarti (zulfitri, 2013).
Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi adalah dengan
mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang tepat merupakan
tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi untuk mencegah
komplikasi dan serangan berulang. Maka perlunya dilakukan suatu pelayanan
melalui proses keperawatan keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar daerah
setempat melalui proses keperawatan keluarga dimana tenaga kesehatan
memberikan pelayanan kepada keluarga (Ekasari, Mita, Fatmadkk, 2007).
Fungsi keluarga dalam menangani pasien lansia dengan hipertensi
meliputi 5 tugas keluarga yang harus dilaksanakan seluruh anggota keluarga yaitu
mengenal masalah yang ada pada pasien hipertensi, memutuskan tindakan yang
tepat bagi keluarga yang mengalami hipertensi, memberikan perawatan pada
keluarga yang hipertensi dengan membatasi diet dan olahraga serta minum obat
teratur, memodifikasi lingkungan kelurga untuk menjamin kesehatan keluarga
dengan hipertensi dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada jika ada
kekambuhan pada keluarga yang hipertensi.
Metodologi
Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus. Studi kasus ini
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien
keluarga pada lansia dengan hipertensi di desa Pacing kecamatan Bangsal
kabupaten Mojokerto.Partisipan dalam studi kasus ini adalah 3 keluarga dengan
lansia hipertensi yang mengalami nyeri kepala di desa Pacing kecamatan Bangsal
kabupaten Mojokerto.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang
dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem.
Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan
menggunakan format asuhan keperawatan keluarga.
Uji keabsahan data menggunakan 2 sumber data utama yaitu klien dan
keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian,
dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi
keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan
evaluasi.
Simpulan
1. Pengkajian
Dari data hasil pengkajian keluhan yang ditemukan pada ketiga responden
sama yaitu nyeri kepala terutama dibagian tengkuk.
2. Diagnosa keperawatan
Klien 1, 2 dan 3 memiliki masalah keperawatan yang sama tetapi memiliki
etiologi yang berbeda. Responden 1 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Responden 2
yaitu Nyeri kepala akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan. Responden 3 yaitu Nyeri
kepala akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit. Perbedaan etiologi terjadi dipengaruhi oleh
ketidakmampuan keluarga melaksanakan salah satu dari 5 tugas kesehatan
keluarga.
3. Intervensi
Pada ketiga responden dilakukan intervensi yang sama. Yaitu menjelaskan
tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan
batasan diet rendah garam, mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik
relaksasi (kompres hangat pada tengkuk dan daerah nyeri), mengajarkan
kepada klien dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga, mengontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang
mengganggu, pencahayaan yang terlalu terang), danmenganjurkan kepada
keluarga untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. H, Tn. P dan Ny. S
yaitu 1x24 jam selama 4 hari sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga keluarga telah memahami segala
sesuatu yang telah diajarkan. Termasuk pada penurunan skala nyeri terdapat
perbedaan pada penderita yang ketiga tidak mengalami penurunan nyeri.
Rekomendasi
Di harapkan kepada keluarga mampu mempertahankan dan tetap
menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada pasien lansia yang mengalami
hipertensi dengan masalah nyeri kepala
Daftar Pustaka
Arita, Murwani. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga konsep dan aplikasi kasus.
Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Brunner&Suddart. 2013. KeperawatanMedikal Bedah,edisi 12. EGC:Jakarta.
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga, edisi 3. EGC:Jakarta.
Herlinah, Lily dkk. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensi. 2013. Jurnal keperawatan komunitas, volume 1,
no 2.
Kushariyadi, 2010. Asuhan keperawatan pada lanjut usia. Jakarta: Salemba
medika
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses
belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatangerontik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Nettina, Sandra M. 2002. Pedoman praktikkeperawatan. EGC: Jakarta
Puspitaningsih, Dwi harini. Kartiningrum, Eka diah & Puspitasari, Widya. 2015.
Panduan studi kasus d3 Keperawatan. Politeknik Kesehatan Majapahit
Mojokerto.
Alamat corespondensi
Email : kusnulkz88@gmail.com
Alamat : Desa Tunggunjagir (001/005) Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan
No. Hp : 085748781945