Anda di halaman 1dari 8

“SATUAN ACARA PENYULUHAN”

“KEJANG DEMAM”

Dosen Pengampu :

H. Syaifullah Kholik, A.Kep, M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 3

Gilang Septian P071202150

Marezky Syawalni Nurivansyah P07120215063

Nur Huda P071202150

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN D IV KEPERAWATAN

2015/2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEJANG DEMAM

Topik : Kejang Demam

Sub topik : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan


dan pencegahan Kejang Demam

Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Anak RSUD Ratu Zaleha


Martapura

Tempat : Ruang Anak RSUD Ratu Zaleha Martapura

Hari/tanggal : Selasa,19 Desember 2017

Waktu : 15 menit

Penyuluh : Gilang dan Huda

I. Analisa data
A. Kebutuhan peserta didik
Tinggi risiko kejadian Kejang Demam di RSUD Ratu Zaleha Ruang
Anak B/D kurangnya pengatahuan Pasien tentrang Kejang Demam
disertai dengan adanya lingkungan yang kurang bersih, dibuktikan
atau ditandai dengan 75% keluarga mempunyai kebiasaan membuang
sampah terutama sampah yang dapat menampung air (botol, kaleng)
disembarang tempat, hanya 35% keluarga yang biasa melakukan
pengurasan bak mandi, 25% pendudukan dewasa yang mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya Kejang Demam, 33% yang
mengetahui cara penanggulangan Kejang Demam, hal itulah yang
kemungkinan menjadi terjadi nya Kejang Demam di Ruang Anak,
maka dari itu perlu diadakan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan
dalam rangka memberikan pengetahuan pada Pasien yang belum
mengetahui tentang Kejang Demam.
B. Karakteristik peserta didik
Pasien RSUD Ratu Zaleha Ruang Anak Martapura yang rata-rata
berpendidikan SD/SMA.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, Pasien di RSUD Ratu Zaleha Ruang Anak
yang mengalami kejang demam dapat memahami penyakit nya dengan
baik.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x15 menit, diharapkan
Pasien di RSUD Ratu Zaleha Ruang Anak dengan Kejang Demam
mampu
a. Menjelaskan pengertian Kejang Demam
b. Menyebutkan penyebab terjadinya Kejang Demam
c. Menyebutkan akibat Kejang Demam
d. Mendemonstrasikan penatalaksanaan dan pencegehan Kejang
Demam

IV. Materi (Terlampir)


a. Pengertian Kejang Demam
b. Penyebab Kejang Demam
c. Tanda dan Gejala Kejang Demam
d. Penatalaksanaan dan pencegahan Kejang Demam

V. Metode
Ceramah dan diskusi

VI. Media
LCD dan leaflet
VII. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam


 Perkenalan  Mendengarkan
2 menit
 Menjelaskan TIU dan TIK dan
 Menyebutkan materi yang akan memperhatikan
diberikan
2. Inti 10 menit Menanyakan (review) kepada bapak-  Menjawab
bapak dan ibu-ibu tentang Kejang pertanyaan
Demam menurut pengetahuan warga penyuluh
 Mendengarkan
Menjelaskan materi tentang:
dan
a. Pengertian Kejang Demam memperhatikan
b. Penyebab Kejang Demam  Bertanya pada
c. Akibat Kejang Demam penyuluh bila
d. Penatalaksanaan dan pencegahaan masih ada yang
Kejang Demam belum jelas.
3. Penutup 3 menit  Evaluasi  Menjawab
 Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup  Memperhatikan
 Menjawab
salam

VIII. Evaluasi
Bentuk tes tanya jawab lisan di akhir penyuluhan yaitu:
1. Jelaskan pengertian Kejang Demam
2. Sebutkan penyebab terjadinya Kejang Demam
3. Sebutkan ciri-ciri Kejang Demam
4. Sebutkan gejala dari Kejang Demam
5. Jelaskan cara-cara pencegahan Kejang Demam
IX. Referensi

https://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2013/06/09/laporan-
pendahuluan-asuhan-keperawatan-anak-dengan-kejang-demam/ (Diakses
pada 29 November 2017)
Tinjauan Pustaka
Kejang Demam

VI. Materi (terlampir)

1. Pengertian Kejang Demam


Menurut Marvin A. Fishman (2007), kejang demam terjadi pada 2-
4% anak usia di bawah 6tahun. Kriteria diagnostik mencakup: kejang
pertama yang dialami oleh anak berkaitan dengan suhu yang lebih tinggi
dari pada 38°C; anak berusia kurang dari 6tahun; tidak ada tanda infeksi
atau peradangan susunan saraf pusat; anak tidak menderita gangguan
metabolik sistemik akut. Kejang demam bersifat dependen-usia, biasanya
terjadi pada anak berusia antara 9 dan 20 bulan; kejang jarang dimulai
sebelum usia 6 bulan.
2. Penyebab Kejang Demam
Penyebab kejang mencakup faktor-faktor perinatal, malformasi
otak kogenital, faktor genetik, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis),
penyakit demam, gangguan metabolisme, trauma, neuplasma toksin,
sirkulasi, dan penyakit degeneratif sususnan syaraf. Kejang disebut
ideopatik bila tidak dapat ditemukan penyebabnya.(Cecily L. Betz dan
A.sowden, 2002)
3. Gejala Kejang Demam
 Lengan dan kaki bergerak tidak terkontrol
 Bola mata tampak menatap ke atas.
 Kehilangan kesadaran.
 Muntah.
 Mulut berbusa.
4. Penatalaksanaan dan pencegahan demam beradarah
a. Pengobatan
1). Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam
adalah diazepam yang diberikan melalui interavena atau
indra vectal.

 Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).


 Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis
yang sama setelah 20 menit.
2). Turunkan panas
 Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.
 Kompres air PAM / Os
3). Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada
pasien kejang demam yang pertama, walaupun demikian
kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada
kasus yang dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila aga
gejala meningitis atau bila kejang demam berlangsung lama.

4). Pengobatan profilaksis


Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis intermitten /
saat demam dan profilaksis terus menerus dengan
antikanulsa setiap hari. Untuk profilaksis intermitten
diberikan diazepim secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5
mg/hgBB/hari.

5). Penanganan sportif


 Bebaskan jalan napas
 Beri zat asam
 Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
 Pertahankan tekanan darah
b. Pencegahan
1). Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam
sederhana. Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-
penyakit yang disertai demam.
2). Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
Dapat digunakan :

 Fero barbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis


 Fenitorri : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
 Klonazepam : (indikasi khusus)

Anda mungkin juga menyukai