Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1. Permasalahan
Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadat. Budaya dan adat
dalam bentuk sistem sosial berupa aktivitas dan tindakan berpola dari manusia
Gorontalo adalah sebutan untuk suku asli yang mendiami wilayah utara
Sulawesi Utara, dan baru pada tahun 2001 disahkan menjadi salah satu provinsi di
(Juwono, 2005:21).
adat Beati, yaitu sebuah rangkaian prosesi ritual yang dilaksanakan terhadap
seorang anak gadis kecil yang beranjak dewasa. Upacara ini dilakukan sebagai
sebuah bentuk legitimasi perubahan seorang gadis kecil menjadi gadis remaja
merupakan sebuah turning point kontekstual yang akan serta merta berimplikasi
pada perubahan mental dan psikis gadis remaja tersebut. Fungsi utama dari
upacara adat Beati adalah memberikan bimbingan moral kepada si gadis untuk
gadis kecil menjadi gadis remaja dengan segala tanggung jawab yang menjadi
didoktrinkan kepada sang gadis guna penataan diri lahir dan batin serta
dewasa. Upacara ini merupakan ajang untuk mempersiapkan anak agar menjadi
anggota keluarga dewasa yang bertanggung jawab. Bumi yang sebelumnya hanya
diharapkan untuk mendapatkan peralihan yang baik, maka berbagai noda lama
3
harus dibersihkan. Seseorang juga diberi nasehat agar dapat mengambil bagian
menjaga martabat si anak dan martabat keluarga. Seorang anak perempuan dalam
dan dilibatkan dalam berbagai urusan rumah tangga. Anak perempuan dilibatkan
dalam berbagai pekerjaan rumah tangga agar ketrampilan itu bisa menjadi bekal
Pengaruh Islam sangat besar dalam ritual adat Beati. Ritual adat ini hanya
dilakukan oleh keluarga Islam dan dipandang sebagai ketentuan syari’at yang
harus dijalani oleh seorang muslimah. Berbagai pesan yang dituangkan dalam
upacara adat ini, sangat berhubungan dengan tata etika yang ada dalam Islam.
Raja Eyato yang naik tahta pada tahun 1673, memiliki kebijakan untuk
ini untuk mencegah konflik antara ulama dan kelompok penguasa adat. Kelompok
terhadap tradisi ini berdasarkan “bacaan” ataupun pesan para ulama Islam
terdahulu. Tradisi ini memuat berbagai pesan etis kepada seorang anak
4
perempuan. Berbagai ajaran etis juga ditemukan dalam pandangan sufi klasik.
pandangan atau ajaran sufi klasik lebih detail tentang ajaran moralitas.
diajarkan oleh kaum sufi. Kaum sufi adalah para pelaku tasawuf. Pengertian
malam, dan melantunkan berbagai jenis wirid. Amalan zuhud dilakukan sampai
fisik atau dimensi jasmani seseorang menjadi lemah sementara dimensi jiwa atau
tasawuf tidak berasal dari ajaran Islam. Tasawuf dipandang sebagai ajaran dari
luar Islam seperti Nasrani, teori-teori filsafat seperti filsafat mistik Phytagoras
tentang kontemplasi, praktek mistisisme India, serta agama Majusi di Persia (Al-
Jauzy, 2005:34).
falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengajarkan pengenalan Tuhan
sampai pada penyatuan diri dengan Tuhan (wihdatul wujuud). Tasawuf falsafi
filsafat. Jika tasawuf falsafi lebih menonjolkan segi teoritis (ilmy), maka pada
falsafah akhlaqi lebih menonjolkan pada segi praktis (nadzhory) dimana tujuan
5
utamanya adalah penyucian jiwa dari berbagai hal yang tidak diridhoi Allah
(Hilal, tt:20-23).
sesama manusia, alam, dan Tuhan. Penekanan ini tak jarang menjadikan aliran
etika seperti ini disebut sebagai etika humanisme. Etika humanisme menekankan
pada suatu hubungan yang harmonis, seimbang dan serasi sesama manusia, alam
dan Tuhan (Ichsan, 2009:179). Para ulama sufi pada prinsipnya tidak mengajarkan
sesuatu yang berbeda dari apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. S.A.W.
Seringkali para sufi mengungkapkan apa yang menjadi pengalaman batin yang
dialami. Pengalaman batin ini terkadang sulit terterima oleh masyarakat awam
Salah satu tokoh tasawuf akhlaqi atau yang beraliran filsafat moral adalah
Abdul Karim al Qusyairy. Nasab lengkapnya adalah Abdul Karim bin Hawazin
bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad. Gelar al-Qusyairy diberikan
kepadanya karena berasal dari keluarga besar marga Qusyair. Marga Qusyair
merupakan salah satu keluarga dari suku Qahthaniyah yang menempati wilayah
sebuah kota di mana Imam Qusyairy tinggal hingga akhir hayatnya (Ma’ruf,
tt:xiii).. Imam Qusyairy an-Nisaburi adalah seorang filsuf Muslim yang memiliki
karakteristik pemikiran filsafat moral. Hal ini tergambar dalam kitab Risalah
segala bentuk negatif dari kehidupan manusia. Sebagian ulama sufi bahkan
6
memandang bahwa kitab Risalah Qusyairiah adalah kitab induk kaum sufi.
tahun itu telah berusia 62 tahun. Usia yang telah dicapai Imam Qusyairy pada saat
itu dipandang telah mapan dan jernih untuk menulis sebuah kitab tasawuf. Imam
Qusyairy dikenal sebagai seorang ahli hadits, ahli bahasa dan sastra, penyair,
namun lebih populer di bidang tasawuf sebagai seorang sufi (Zariq, tth:10).
M). telah dipengaruhi oleh ajaran sufi. Pelaksana pemerintahan disumpah untuk
selalu bersikap dengan sifat-sifat ilahiyah, seperti Qidam (setia), Mukholafatun lil
Qidam diartikan kesetiaan untuk selalu berbakti pada rakyat, Mukholafatun lil
pemerintah harus lebih baik dari rakyat biasa, dan akan dihukum lebih berat
daripada rakyat biasa jika melanggar. Sama’ (mendengar) dan Basyara (melihat)
rakyatnya, serta mau melihat langsung rakyatnya dan bukan hanya duduk di
upacara adat masyarakat Gorontalo lainnya. Upacara adat Beati hingga saat ini
upacara adat ini merupakan kewajiban syari’at Islam. Masyarakat yang tidak lagi
melaksanakan upacara adat Beati berpandangan bahwa upacara adat ini hanyalah
ritual adat yang tidak ada dalam tuntunan syari’at, bahkan dipandang sebagai
sebuah bid’ah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
tetap terjadi pada para remaja. Kondisi moral ini bisa saja terjadi akibat hilangnya
jika praktek kebudayaan tidak diarahkan kepada cita kemanusiaan tetapi lebih
kembali berbagai pesan etis yang terdapat dalam upacara adat Beati dipandang
perlu agar bisa menjadi pelajaran moral yang bermanfaat bagi masyarakat
Para remaja saat ini merasa bangga dengan budaya asing, terutama budaya
Barat. Perlu diingat bahwa tidak semua budaya Barat baik dan cocok untuk
dengan “isi” kultur budaya lokal. Akulturasi budaya telah menggeser sebagian
budaya lokal yang menjadi kebanggaan. Pengaruh negatif lain yang juga perlu
Kesenjangan sosial terjadi jika hanya sebahagian orang yang dapat mengikuti arus
Upacara adat Beati adalah sebuah ritual adat yang mengajarkan berbagai
nilai etis bagi remaja. Nilai etis yang diajarkan sangat kental dengan ajaran Islam.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa upacara adat Gorontalo sangat
dipengaruhi oleh ajaran sufistik. Pengaruh budaya Barat telah menjadikan upacara
adat Beati kehilangan sakralitas dan makna. Penelitian ini adalah untuk
menemukan berbagai nilai etis Upacara Adat Beati dari sudut pandang etika Imam
Qusyairi.
berbagai nilai etis yang terkandung dalam upacara adat Beati secara teoritis dan
pengaruh modernisasi.
2. Rumusan Masalah
3. Apa nilai etis upacara adat Beati perspektif etika Qusyairy dan manfaatnya
3. Keaslian Penelitian.
Beberapa penelitian dengan objek material yang sama antara lain; Tata
Upacara Adat Gorontalo yang ditulis bersama oleh Medi Botutihe dan Farha
Daulima (2003). Buku ini secara lengkap membahas proses berbagai upacara adat
tamu, upacara adat penobatan dan pemberian gelar, sampai pada upacara adat
pemakaman. Pembahasan upacara adat Beati dalam buku ini meliputi proses
pelaksanaan dan berbagai perangkat adat yang digunakan dalam prosesi. Buku ini
Inti dari Beati adalah pengucapan janji atau ikrar pelaksanaan rukun Islam dan
rukun Iman secara utuh yang diawali dengan pengucapan Syahadat. Beati
pendidikan moral, penyucian diri, dan pendalaman ajaran agama. Buku ini
Pascasarjana UGM jurusan Cross Religion and Culture Studies. Tesis tersebut
berjudul Upacara Adat Beati Terhadap Gadis Remaja Muslim Dalam Kultur
nilai dalam pelaksanaan upacara adat Beati. Penelitian Tamu dibatasi pada
Provinsi Gorontalo. Penelitian ini hampir memiliki kemiripan dengan apa yang
ditulis oleh Alim Niode (1996) yang mengulas tentang perubahan nilai-nilai
budaya dan pranata sosial. Niode mengulas tentang masuknya budaya asing yang
mempengaruhi nilai-nilai budaya yang telah dimiliki dan dianut oleh masyarakat
Gorontalo. Selain itu, masuknya nilai-nilai budaya asing telah memicu adanya
Umam (2009) menulis tesis tentang Nilai Etis Upacara Adat Beati Dalam
Perspektif Filsafat Moral. Tesis tersebut mengungkap tentang proses adat Beati
dengan berbagai perangkat adat yang digunakan dalam proses tersebut. Tulisan
tersebut mengeksplorasi berbagai pesan etis yang terkandung dalam upacara adat
Beati. Ditemukan bahwa berbagai perangkat adat dan dalam setiap proses upacara
adat Beati memiliki pesan moral dan berbagai tata aturan yang harus dilakukan
Upacara adat Beati merupakan objek material dari penelitian ini, dan
4. Manfaat Penelitian.
etika bagi remaja, dan kesadaran akan keberagaman budaya lokal yang
selanjutnya.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengungkap secara kritis berbagai nilai etis yang terkandung dalam Kitab
nilai etis yang terkandung di dalamnya, baik dalam proses maupun dalam
3. Menganalisis secara kritis berbagai nilai etis yang terkandung dalam upacara
C. Tinjauan Pustaka
Upacara adat merupakan salah satu cara yang digunakan masyarakat untuk