Anda di halaman 1dari 7

Learning Task:

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan plagiarisme dan mengapa bisa terjadi plagiarisme?
PLAGIARISM

Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengakuan atas karya orang lain oleh seseorang yang menjadikan
karya tersebut sebagai karya ciptaannya. Orang yang melakukan plagiarisme disebut plagiaris/plagiator.
Dengan batasan demikian, plagiarisme adalah pencurian (bahasa kasarnya, pembajakan) dan plagiaris
adalah pencuri (pembajak).

· Definisi Plagiarism

Plagiarisme berasal dari dua kata Latin, yang berarti plagiarius penculik, dan plagiare yang berarti
mencuri. Menurut Random House Dictionary Compact Unabridged, plagiarisme didefinisikan sebagai
“penggunaan atau imitasi dekat dari bahasa dan pemikiran penulis lain dan representasi mereka sebagai
karya asli seseorang.” Hal ini juga dianggap sebagai pelanggaran etika ilmiah dan kekayaan intelektual
oleh banyak akademisi.

Plagiarisme dalam kata-kata sederhana mencuri bahasa dan pikiran orang lain, dan lewat itu sebagai
karya asli seseorang. Ada berbagai jenis plagiarisme, membaca tentang mereka untuk memahami jenis
dan cara yang dilakukan.

Jenis Plagiarisme

1. Akademik dan jurnalistik plagiarisme merupakan praktek usia tua. Namun, plagiarisme internet
sekarang merajalela dengan munculnya Internet, dan plagiarisme telah mengambil banyak bentuk-
bentuk baru. Sekarang hanya tentang cut, copy, dan paste, atau mengulang sedikit. Namun salinan itu!

2. Plagiarisme Lengkap: Isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada perubahan yang dibuat untuk
bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca dikenal sebagai plagiarisme penuh. Banyak akademisi
percaya bahwa umumnya pekerjaan orang-orang yang tidak kompeten dalam mata pelajaran tertentu,
atau sekadar malas untuk berusaha.

3. Plagiarisme parsial: Ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai tiga sumber yang
berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim merajalela, maka dikenal sebagai plagiarisme
parsial. Di sini, penulis menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang
mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial.

4. Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan, pikiran, atau pendapat
dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang berbeda. Meskipun banyak yang tidak
menganggap ini sebagai plagiarisme (mungkin seseorang yang melakukannya!), Itu dianggap sebagai
mencuri someones studi atau pikiran. Plagiarisme minimalis melibatkan banyak parafrase

5. Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan, tidak berjumlah
plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi jauh. Beberapa penulis mengutip nama
sumber, tetapi tidak memberikan informasi yang dapat diakses lainnya. Sementara beberapa mudah
memberikan referensi palsu, beberapa hanya menggabungkan informasi mereka dengan karya asli
penulisan. Seorang penulis hantu adalah contoh sempurna dari plagiator. Di sini penulis merasa bebas
untuk sumber informasi dan mereproduksi itu sebagai milik mereka.
6. Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai “itu” dan “tidak”.
Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya atau sebagian, atau bahkan pikiran yang sama dan re-
menulisnya, dikenal sebagai self-plagiarisme oleh banyak orang. Penerbitan bahan yang sama melalui
media yang berbeda tanpa referensi itu benar adalah kebiasaan yang sangat umum di antara banyak
penulis. Konten pada banyak situs adalah contoh sempurna dari diri plagiaris

Ciri Ciri Plagiat:

• Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri

• Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri

• Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri

• Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

• Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya

• Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan

• Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan
katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Yang digolongkan sebagai plagiarisme:

• Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan
menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan
lain

• Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya

Yang tidak tergolong plagiarisme:

• Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

• Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan
sumber jelas.

• Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan
menuliskan sumbernya.

Plagiarisme dalam literatur terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia adalah
penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari tulisan atau karya
orang lain atau karya sendiri (swaplagiarisme) secara keseluruhan atau sebagian, tanpa memberi
sumber.

Faktor Tindak Plagiat

Beberapa faktor yang menyebabkan tindak plagiat masih terjadi di kalanagan mahasiswa adalah:

Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah.


Mahasiswa seringkali di berikan banyak tugas oleh dosen. Di dalam membuat tugas yang di berikan oleh
dosen, sebagian mahasiswa belum mengerti tentang bagaimana tata cara membuat karya ilmiah. Oleh
sebab itulah sangat penting untuk memahami tata cara penulisan yang baik dan benar.

Penyalahgunaan teknologi

Di dalam erang yang serba modern, banyak sekali kita mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui
medai cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi
sebagai bahan referensinya, internet adalah salah satu contoh yang sering di gunakan oleh mahasiswa
untuk bahan referensi. Akan tetapi mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka
peroleh ke dalam tugasnya.

Malas

Sifat malas pasti ada pada dalam diri seorang manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti
mempunyai sifat malas. Karena dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka
mengambil jalan pintas dengan copy-paste karya seseorang dengan tidak mencantumkan darimana
sumber yang mereka dapatkan.

Tidak percaya diri

Mahasiswa sangat berbeda sekali dengan seorang siswa. Seringkali mereka tidak percaya diri akan
pikiran-pikiran yang mereka keluarkan. Bahkan mereka beranggapan karya orang orang lain di anggap
lebih sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi tiu belum pasti benar. Yang harus di tanamkan di
dalam diri setiap mahasiswa adalah kepercayaan diri.

Hanya menginginkan nilai bagus.

Bayak mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapatkan gelar saja. Mereka tidak dapat
mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka berfikiran sempit dengan beranggapan kuliah hanya
untuk mendapat nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus dari
dosen.

Sanksi belum ditegakkan secara tegas

Di Indonesia sudah terdapat perlindungan terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang
sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih terjadi di kalangan
mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya
seorang plagiator.

2.Jelaskan perbedaan penulisan daftar pustaka dan cara sitasi dengan menggunakan metode harvard
dan vancouver?

Aturan Penulisan Daftar Pustaka Harvard-APA Style

Beberapa aturan dasar penulisan daftar pustaka dengan Harvard-APA Style yaitu:
1. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam Daftar Pustaka, dan
sebaliknya.
2. Daftar pustaka tidak dibagi-bagi menjadi bagian-bagian berdasarkan jenis pustaka, misalnya
buku, jurnal, internet dan sebagainya.
3. Ditulis satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa nomor berdasarkan nama akhir pengarang
atau organisasi yang bertanggung jawab. Jika suatu referensi tidak memiliki nama pengarang
maka judul referensi digunakan untuk mengurutkan referensi tersebut diantara referensi lain
yang tetap diurutkan berdasarkan nama belakang pengarang.
4. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama belakangnya lebih dulu,
kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun,
judul dan identitas lain dari literatur/pustaka yang dirujuk.
5. Apabila ada beberapa karya yang ditulis oleh pengarang yang sama, urutkan berdasarkan
tanggal terbitnya (dimulai dari yang paling lama ke yang paling baru).
6. Jika seorang pengarang mengeluarkan beberapa karya dalam tahun publikasi yang sama, maka
diurutkan berdasarkan huruf kecil yang menyertai tanggal publikasi (contoh: 1988a, 1988b,
1988c, dst.).
7. Tanggal publikasi dituliskan setelah nama(-nama) pengarang.
8. Judul referensi dituliskan secara italic, jika daftar pustaka ditulis tangan maka judul
digarisbawahi.
9. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis literatur/ pustaka
yang menjadi referensi.

Cara Penulisan Daftar Pustaka Harvard-APA Style

Pada dasarnya dalam pedoman Harvard-APA Style , penulisan daftar pustaka dipisahkan oleh koma dan
diakhiri dengan tanda titik. Sementara untuk judul sumber kutipan (sitasi) menggunakan huruf kapital
untuk setiap kata kecuali kata penghubung. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan dalam
penulisannya sebagai berikut:

1. Buku

Pola dasar penulisan referensi berjenis buku adalah:

Nama Belakang Pengarang, Inisial tahun terbit, Judul buku (Edisi jika edisinya lebih dari satu), Tempat
diterbitkan, Penerbit.

Hal yang perlu diperhatikan adalah judul buku yang dituliskan secara italic dengan penggunaan huruf
kapital mengikuti standar penulisan kalimat. Jumlah pengarang yang boleh didaftarkan di satu referensi
maksimal berjumlah enam. Jika pengarang berjumlah lebih dari enam maka pengarang ketujuh dan
selanjutnya dituliskan sebagai et al.

Contoh:

Conley, D 2002, The daily miracle: an introduction to journalism,


Satu pengarang
Oxford University Press,New York.

Anna, N & Santoso, CL 1997, Pendidikan anak, edk 5, Family Press,


Dua pengarang
Jakarta.

Lebih dari dua Kotler, P, Adam, S, Brown, L & Armstrong, G 2003, Principles of
pengarang marketing, 2nd edn, Pearson
Education Australia, Melbourne.

Tidak ada nama Computer Graphics Inter-Facing 1996, 3rd edn, Modern technology
pengarang Corporation, Minnepolis.

2. Artikel jurnal

Penulisan untuk artikel jurnal yaitu:

Nama belakang pengarang, inisial Tahun Publikasi, Judul artikel menggunakan tanda kutip tunggal,
Nama jurnal menggunakan format italic, Nomor volume (ditulis vol.), Nomor halaman.

Contoh:

Hall, M 1999, ‘Breaking the silence: marginalisation of registered


Pengarang tunggal nurses employed in nursing homes’, Contemporary Nurse, vol. 8, no. 1,
hh. 232-237.

Davis, L, Mohay, H & Edwards, H 2003, ‘Mothers’ involvement in


Dua pengarang caring for their premature infants: an historical overview’, Journal of
Advanced Nursing, vol. 42, no. 6, hh. 578–86.

Wijaya, K, Phillips, M & Syarif, H 2002, ‘Pemilihan sistem penyimpanan


Lebih dari dua
data skala besar’, Jurnal Informatika Indonesia, vol. 1, no. 3, hh. 132-
pengarang
140.

‘Building human resources instead of landfills’ 2000, Biocycle, vol. 41,


Tanpa pengarang
no. 12, hh. 28-29.

Sementara, untuk penulisan jurnal online penulisannya adalah sama dengan jurnal full-text hanya pada
jurnal online setelah penulisan nomor volume jurnal (vol.) selanjutnya ditambahkan dengan tanggal
diakses dan alamat web. Adapaun penulisannya yaitu:

Birbeck, D & Drummond, M 2006, ‘Very young children’s body image: bodies and minds under
construction’, International Education Journal, vol. 7, no.4, dilihat 12 Desember 2006,

3. Halaman Web

Penulisan daftar pustaka untuk artikel yang dikutip dari web polanya adalah:

Nama pengarang atau editor atau penyusun Tahun , Judul Artikel (Italic), Nama lamam yang memuat,
Tanggal akses, Alamat web.

Contoh:

desJardins, M 1998, How to succeed in postgraduate study, Applied Ecology Research Group, University
of Canberra, dilihat 26 April 2001, <http://aerg.canberra.edu.au/jardins/t.htm>. (Disarikan dari berbagai
sumber).
Vancouver Style

• In-text referencing:

• Ditulis di dalam kurung kotak, seperti [..], atau

• Ditulis sebagai superscript, seperti Xxxxxx3

• End referencing (full referencing) : menuliskan daftar semua pustaka yang diacu dalam makalah
dengan dinomori terurut dari satu sampai dengan sebanyak pustaka yang diacunya.

• In-text referencing:
• Analisis data yang tidak normal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama, dengan
mentransformasikannya ke Normal dan kemudian digunakan metode ana-lisis data normal11,12

End referencing:

11. C. Carota, G. Parmigiani, dan N.G. Polson, Diagnostic measures for model criticism, Journal of the
American Statistical Association 91(434), (1996), 753-762

12. N. Iriawan dan I. W. Wright, On Stable and Adaptive Neo-Normal Distributions, Proceeding of the
South East Asia Mathematical Society (SEAMS), (1999) 384-389

3.Berikan penjelasan dan contoh dari empat prinsip etika dalam penelitian?

Empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit &
Beck, 2004).
1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity), peneliti perlu
mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan
dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari
paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang
terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: peneliti
mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari: (1) penjelasan
manfaat penelitian; (2) penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan; (3) penjelasan manfaat yang akan didapatkan; (4) persetujuan peneliti dapat
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian; (5)
persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja; dan (6) jaminan anonimitas dan
kerahasiaan. Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan proteksi
bagi subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat perbedaan
pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek (Sumathipala & Siribaddana, 2004).
Kelemahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian (Syse, 2000).

2. Prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality), setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu
termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan
informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar
individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding
(inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Prinsip keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness), prinsip keadilan memiliki
konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan
secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor
ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek
penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu
kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang
terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara anggota
kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti
mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang
sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

4. Prinsip memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and
benefits), peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat
dijeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi
mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian
untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai