Anda di halaman 1dari 9

HERPES ZOSTER OTIKUS

DEFINISI

Herpes zoster otikus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster.

Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial. Dapat mengenai saraf trigeminus,

ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian atas. Keadaan ini disebut juga sindrom

Ramsay hunt. Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga,

otalgia dan terkadang disertai paralisis otot wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan gangguan

pendengaran berupa tuli sensori neural. (Soepardi,2012).

ANATOMI TELINGA

Telinga luar
Aurikulum (Daun telinga)
terdiri dari:
o Bagian yang bertulang rawan:
- Heliks dan anti heliks
- Tragus dan anti tragus
- Konka
- Sulkus retroaurikuler
o Bagian yang tidak bertulang rawan:
-lobulus
Gambar 1. Aurikulum

Meatus akustikus eksternus (MAE)


MAE berbentuk tabung yag terdiri dari 2 bagian
a. Bagian lateral adalah pars kartilagenus
- Merupakan lanjutan dari aurikulum
- Mempunya rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumenalis
- Kulit melekat erat dengan perikondrium.
b. Bagian medial adalah pars osseus
- Merupakan bagian dari os emporale
- Tidak berambut
- Ada penyempitan yaitu ismus MAE
- Tidak mobile terhadap sekitarnya.
Gambar 2. Meatus akustikus ekternus (MAE)

Persarafan telinga luar


Daun telinga di persarafi oleh 5 persarafan, yaitu :
o Saraf auricular mayor (C 2,3), , mempersarafi hamper seluruh permukaan medial

dan bagian belakang dari permukaan lateral.


o Saraf oksipital minor (C2), mempersarafi bagian atas dari permukaan medial.
o Percabangan auricular saraf vagus ( N X ), juga disebut saraf arnol’s,

mempersarafi konka dan sekitarnya.


o Saraf fasialis (N VII), yang distribusi percabanganna bersamaan dengan

percabangan auricular, saraf vagus, mempersarafi konka dan sulkus retroaurikular.


Persarafan liang telinga
o Dinding atas dan depan dipersarafi saraf aurikulotemporal (N V)
o Dinding bawah dan belakang dipersarafi percabangan auricular dari saraf vagus

(N X)
o Dinding belakang liang telinga juga dipersarafi oleh cabang sensoris saraf VII

melalui percabgan auricular saraf vagus.


TELINGA TENGAH
Membrane timpani
a. Posisi :
- Membentuk sudut 45 o dengan bidang horizontal dan sagittal
- Tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari tepi atas
- Pada bayi <1 tahun letaknya lebh horizontal dan frontal.
b. Warna : Putih mengkilat seperti mutiara
c. Ukuran : tinggi 9-10 mm, lebar 8-9 mm
d. Bentuk : oval yang condong ke anterior
o Bagian membrane timpani :
a. Pars tensa:
- Manubrium mallei
- Umbo
- Prosesus brevis
- Reflex cahaya ( karena posisi membrane timpani di tempat itu tegak

lurus pada cahaya)


- Plika anterior, plika posterior
b. Pars flaksida = membrane Schrapnelli

Gambar 3. Membrane timpani

- Medial : foramen ovale


- Anterior : tuba eusthacius
- Posterior : adius ad antrum
- Superior : tegmen timpani
- Inferior : vena jugularis

Persarafan telinga tengah

o Promontorium berisi pleksus timpani (pleksus jacobson).


Cabang saraf glosofaringeus dari ganglion petrosa di bawah telinga.

o Pleksus timpani menerima serabut simpatis dari pleksus karotis melalui cabang-

cabang karotikotimpani superior dan inferior.


o Korda timpani memasuki telinga tengah tempat di bawah pinggir posterosuperior

sulkus timpani dan berjalan kea rah depan lateral ke prosesus longus inkus dan

kemudian di bagian bawah leher maleus tepat di atas erlekatan tendon tensor

timpani menuju ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura

petrotimpani.

Table 1. segmen saraf fasialis

Gambar 3 . Nerfus facialis dan Nervus vagus


Nervus fasialis merupakan saraf kranial trpanjang yang berjalan di dalam tulang

temporal, sehingga yag berjalan di dalam tulang temporal yang berjalan di dalam tulang

temporal, sehingga sebagian besar kelainan nervus fasialis terletak dalam tulang ini. Nervus VII

terdiri dari 3 komponen yaitu motoris, sensoris, dan simpatis.

TELINGA DALAM (LABIRIN)

Terdiri dari :

o Labirin bagian tulang yaitu:


- Kanalis semisirkularis
Kanalis semisirkularis superior, posterior, dan lateral.
- Vestibulum
- Koklea
Koklea berbentuk rumah siput dengan melingkar 2 ½ - 2 ¾ kali

putaran.
- Labirin bagian membrane
Terletak di dalam labirin bagian tulang terdiri dari kanalis

semisirkularis, utrikulus, sakulus dan koklea.

Gambar 4. Telinga dalam


ETIOLOGI

Herpes zoster otikus disebabkan oleh virus varicella zoster golongan herpes virus, yang

mengalami reaktivasi dari infeksi yang sebelumnya merupakan infeksi laten virus varicella pada

ganglion genikulatum.

Penyebab SRH adalah virus varisela zoster yang merrupakan jenis virus neurotropic.

Virus ini termasuk dalam anggota family dari herpesviridae dan penyebab utama dar penyakit

cacar air. Penyakit cacar air biasanyadapat sembuh sempurna tanpa sequel, namun virus tetap

dapat mengalami masa dormanasi di neuron. RSH terjadi akibat reaktivasi dari infeksi virus

varisela zoster masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas atas dan mukosa konjungtiva,

kemudian bereplikasi pada kelenjar limfe regional dan tonsil. Virus kemudian menyebar melalui

aliran darah darah dan berkembang baik di organ dalam.

PATOGENESIS

Saat terinfeksi varicella, virus varicella zoster melewati lesi masuk ke permukaan kulit

dan mukosa menuju ujung-ujung saraf sensoris dan di trasportasikan oleh serat-serat saraf ke

ganglion sensoris. Di ganglion virus menetap dan menjadi infeksi laten sepanjang hidup. Selama

virus laten di gaglion tidak tampak gejala infeksi. Mekanisme yang menyebabkan reaktivitas

virus varicella zoster ini masih belum jelas. Sering berhubungan dengan orang-orang dengan

daya tahan tubuh yang menurun, stress emosional, suatu keganasan. Terapi radiasi, kemoterapi,

atau infeksi HIV mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya reaktifitas herpes virus zoster.

GEJALA KLINIS
Setelah masa inkubasi 4-20 hari, muncul gejala prodromal berupa demam, sakit kepala,

malaise, kadang-kadang mual dan muntah. Kemudian diikuti dengan nyeri yang hebat pada

daerah telinga dan mastoid yang biasanya mendahului timbulnya lesi yang biasanya mendahului

timbulnya lesi yang berupa vesikula yang berada diatas kulit yang hiperemis.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

o Anamnesis
- Pasien dengan gejala berupa nyeri pada telinga, rasa terbakar di sekitar

telinga, wajah, mulut, dapat juga terjadi di lidah.


- Hoyong, mual dan muntah dapat terjadi, disertai gangguan

pendegaran, hiperakusis atau tinnitus.


o Pemeriksaan fisik
- Tampak vesikel pada liang telinga, konka dan daun telinga. Bintik-

bintik merah juga dapat terlihat pada kulit di belakang telinga, dinding

lateral hidung, palatum mole dan lidah bagian anterolateral.vertigo,

tuli sensorineural dan paralise saraf facialis dapat terjadi.


o Pemeriksaan penunjang
- CT scan
- Magnetic resonance imaging (MRI) dengan menggunakan gadolinium

diethylene-triamine pentaacetic aced (Gd-DTPA)


- Audiometri nada murni,
- timpanometri,
- BERA
- Dan tes elektronistagmografi (ENG)
Diagnosis pasti ditegakkan dengan mengisolasi virus, deeksi antigen

spesifik untuk virus varisela zoster atau dengan hibridasi DNA virus.

DIAGNOSA BANDING
o bell’s palsy
o otitis eksterna

PENATALAKSANAAN

Standar terapi lini pertama untuk herpes zoster otikus seperti anti viral, acyclovir 5x500

mg/hari selama 5-7 hari, 10 mg/kgbb/8 jam selama 1 minggu (IV). Valacyclover 3x1000 mg

( selama 10-14 hari), famciclover 3x500 mg/hari selama 10 hari. Terpi simtomatis seperi anti

inflamasi dan analgetik

PROGNOSIS

Diagnosis yang ditegakkan lebih cepat dan mendapat terapi sebelum 72 jam setelah onset

memberikan hasil yang lebih baik. Herpes zoster otikus yang mengalami vertigo dan tuli

sensorineural prognosisnya lebih jelek terauma pada dengan umur lebih tua.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai