Anda di halaman 1dari 20

3.1.4.

Aliran Fluida Berdasar Pipa Horizontal


Masalah utama aliran fluida di dalam pipa horizontal adalah penentuan
penurunan tekanan sepanjang aliran dan selain itu juga penentuan diamter pipa yang
diperlukan. Untuk perkiraan penurunan tekanan, banyak korelasi yang telah dibuat,
tetapi dari sekian banyak korelasi, yang tergolong paling baik adalah:
1. Dukler
2. Eaton
3. Beggs dan Brill
Ketiga korelasi tersebut dapat memberikan hasil yang baik untuk perkiraan
penurunan tekanan, oleh karena korelasi tersebut mempunyai range pemakaian
yang luas, dalam arti tidak dibatasi oleh diameter pipa, GOR, dan viskositas cairan.
Oleh karenanya dalam bab ini hanya akan dibahas ketiga korelasi terbaik diatas.
Dalam aliran horizontal, pola aliran dikelompokkan menjadi delapan
kelompok, yang urutannya bergantung dari tingkat kecepatan aliran gas.

Gambar 3.22. Pola Aliran Horizontal


Urutan-urutan jenis pola aliran horizontal mulai dari kecepatan gas yang rendah ke
tingkat yang lebih tinggi, seperti juga pada gambar diatas adalah sebagai berikut:
a. Bubble flow
b. Plug flow
c. Stratified flow
d. Wavy flow
e. Slug flow
f. Semi-annular flow
g. Annular flow
h. Spray/mist flow

3.1.4.1. Korelasi Dukler


Study yang dilakukan oleh Dukler terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Dengan anggapan tidak terjadi slip antar fasa dan dianggap aliran homogen.
2. Dengan anggapan terjadi slip, tetapi perbandingan kecepatan antara masing-
masing fasa terdapat kecepatan rata-rata konstan.
Kedua bagian tersebut akan dibahas dalam bab ini. Secara garis besar perhitungan
yang akan dilakukan pertama adalah penentuan sifat fisik dari pada fluida yang
mengalir pada kondisi aliran, kemudian Reynold Number dua fasa dan akhirnya
penentuan kehilangan tekanan.

3.1.4.1.1. Korelasi Dukler – Bagian I


Anggapan pada bagian I ini adalh tidak terjadi slip dan merupakan aliran
homogen dan aliran steady-state. Konsep daripada korelasi Dukler-I adalah bahwa
Hold-up didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran cairan volumetris
atau perbandingan antara kecepatan superficial cairan terhadap kecepatan
superficial total. Hal ini merupakan suatu metoda yang sederhana untuk digunakan
dan tidak memerlukan perhitungan pola aliran.
Pada gambar (3.23), dicantumkan diagram aliran mengenai prosedur
perhitungan kehilangan tekanan dengan korelasi Dukler-I. Perhitungan dengan
menganggap harga P untuk suatu jarak Δx memerlukan cara trial & error ini dapat
tidak perlu dilakukan dengan menentukan P dan menghitung Δx, sampai Δx =
panjang daripada pipa.
Persamaan-persamaan dari korelasi Dukler-I adalah sebagai berikut:
0,125
ftp = 0,0014 + ............................................................... (3-86)
(NRe )𝑡𝑝 0,32

4 wt
(NRe)tp = .............................................................................. (3-87)
π d μ𝑡𝑝

μTP = μL λ + μg (1 − λ) ................................................................... (3-88)


qL
λ= ........................................................................................ (3-89)
qL +qg

P1 dan Δx tertentu, anggap ΔP dan hitung ഥ


P

ഥ, Zത , Bo, Rs, qL, qg, oL,og, wt, Mt, μL, μg, A pada T
Hitung T ഥ dan ഥ
P

Hitung λ, ρtp dan μtp

Hitung (NRe)tp, f

Hitung (dp/dx)acc

Hitung (dp/dx)t dan ΔP

Apabila (ΔP)c ≠ (ΔP)ac ulangi prosedur

Gambar 3.23. Diagram Aliran Perhitungan Kehilangan Tekanan dengan metoda


Dukler-Bagian I

dp 2 Mt 2 f𝑇𝑃
( dx ) = gc ρ𝑇𝑃 𝑑
........................................................................... (3-90)
f
dp dp dp
( dx ) = (dx ) +(dx ) .............................................................. (3-91)
t f acc
dp⁄
dp ( dx)f
( dx ) = 1−a
............................................................................ (3-92)
t

16 wt wg P
dimana: a = ...................................................................... (3-93)
π2 gc d4 P1 P2 ρg

3.1.4.1.2. Prosedur perhitungan Dukler-I


1. Anggap down-stream pressure (P2), untuk suatu jarak Δx. Hitung tekanan rata-
rata antara P1 dan P2.
ഥ s, B
2. Tentukan harga R ഥo , dan Zത pada tekanan rata-rata.
3. Hitung laju aliran volumetris daripada cairan dan gas dalam cuft/sec.
ഥ o × 5,615
qL B
qത L =
86400
qL (GOR−R ഥ S )Psc T

qത g = ഥ Tsc
Z
86400 P

4. Hitung λ, dengan menggunakan persamaan (3-89)


5. Hitung density cairan dan density gas.
γL (62,4)+(0,0764)(γg )Rs /5,61
𝜌̅𝐿 =
Bo

520 ഥ
P 1
𝜌̅𝑔 = γg (0,0764)( ) (14,7) (Z)
T

6. Hitung laju aliran massa cairan dan gas:


wt = ρതL qത L + ρത𝑔 qത g
7. Hitung total mass flux
wt
Mt =
Ap

8. Hitung density dua fasa (campuran homogen)


ρtp = 𝜌̅𝐿 λ + 𝜌̅𝑔 (1 −λ)
9. Hitung viskositas dua fasa
μtp = μL λ + μg (1 − λ)
10. Hitung (NRe)tp:
1488 wt
(NRe)tp =
π⁄4 d μtp
d = dalam feet
μtp = dalam cp
11. Hitung faktor gesekan dua fasa:
0,125
ftp = 0,0014 +
(NRe )tp 0,32

dp
12. Hitung ( dx ) :
f

dp 2 ftp Mt 2
(dx ) =
f gc ρtp d

13. Hitung harga a dengan persamaan (3-93)


dp
14. Hitung ( dx ) ,
t
dp⁄
( dx)f
dp
(dx ) =
t 1−a

15. Hitung penurunan tekanan total:


ΔP = Δx (dp/dx)t
16. Apabila digunakan cara penambahan tekanan, tentukan Δx, sesuai dengan Δp
yang dianggap. Lanjutkan prosedur diatas sampai ΣΔx = panjang total pipa.
Harga Δp dapat diambil (yang dianggap) antara 10 sampai 25 psi.

3.1.4.1.3. Korelasi Dukler – Bagian II


Korelasi Dukler bagian II, disebut juga metoda slip konstan, merupakan metoda
paling banyak digunakan pada saat ini, dalam range yang luas. Pada metoda ini,
meskipun dengan anggapan terjadi slip, tetapiharga no-slip hold-up tetap dihitung.
Harga no-slip hold -up ini digunakan untuk menentukan harga faktor gesekan dan
hold up sebenarnya dengan menggunakan grafik pada gambar 3.22. dan 3.25.
Gambar 3.24. Korelasi Liquid Hold-Up dari Dukler

Gambar 3.25. Grafik Faktor Gesekan yang Dinormalisasi

3.1.4.1.4. Prosedur perhitungan Dukler-II


1. Anggap downstream pressure tertentu (P2) dan hitung tekanan rata-rata ഥ
P,
sebagai berikut:
P1 +P2

P=
2
2. Hitung harga Rs, Bo, dan Z.
3. Tentukan laju aliran volumetris untuk cairan dan gas, dalam cuft/sec.
ഥ o × 5,615
qL B
qത L =
86400
qL (GOR−R ഥ S )Psc T

qത g = ഥ Tsc
Z
86400 P

4. Hitung λ:
𝑞തL
λ=
𝑞തL +𝑞തg

5. Hitung density cairan dan density gas.


γL (62,4)+𝛾𝑔 (0,0764)Rs /5,61
𝜌̅𝐿 =
Bo

P Tsc 1
𝜌̅𝑔 = γg (0,0764)( )(ഥ
) (Z)
Psc T

6. Hitung kecepatan campuran,


(qL +qL ) (144)
vm = πd2⁄
4
Dimana: d = inch
7. Hitung viskositas campuran dua fasa:
μtp = μL λ + μg (1 − λ)
8. Perkirakan harga Hold-up; HL.
9. Hitung density dua fasa:
λ2 (1−λ)2
ρtp = ρL ( ) + ρg ((1−𝐻 ))
HL 𝐿

10. Hitung Bilangan Reynold dua fasa:


d vm ρtp
(NRe)tp =
μtp

11. Berdasarkan harga λ dan (NRe)tp, tentukan harga HL sebenarnya dengan grafik
gambar 3.24.
12. Bandingkan HL dari langkah 11 dengan HL dari langkah 8, apabila
perbedaannya di dalam range 5%, gunakan HL dari langkah 11. Apabila tidak
terletak dalam range 5% tersebut, ulangi lagkah 8 sampai perbedaan range 5%
terpenuhi.
13. Tentukan ftp/fo dari grafk gambar 3.25
14. Hitung fo,
0,125
fo = 0,0014 +
(NRe )𝑡𝑝 0,32

15. Hitung ftp,


ftp
ftp = × fo = step (13) × step (14)
fo

16. Hitung kehilangan tekanan akibat gesekan.


2 ftp Lvm 2 ρtp
ΔPf =
12 gc d

Dimana: L = feet
vm = ft/sec
ρtp = lb/cuft
d = in
Harga ini dapat diubah untuk menghitung ΔP/ΔL atau diguakan untuk ΔL
terhadap ΔP tertentu. Apabila upstream pressure, P1 diketahui, harga P2 dapat
dianggap dan harga ΔL dapat ditentukan langsung ΣΔL = panjang pipa.
17. Penurunan tekanan sebagai akibat percepatan dapat diabaikan, tetapi Baker
memberikan persamaan untuk menentukan (ΔP)acc sebagai berikut:
1 𝜌𝑔 𝑞𝑔 2 𝜌𝐿 𝑞𝐿 2 𝜌𝑔 𝑞𝑔 2
ΔPacc =
144 𝑔𝑐 𝐴2
[((1−𝐻 ) + (1−𝐻𝐿 )
) -(
(1−𝐻𝐿 )
+
𝐿 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚

𝜌𝐿 𝑞𝐿 2
)
(1−𝐻𝐿 ) 𝑢𝑝𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚
] cos 𝜃

Dimana: θ = sudut kemiringan pipa


Untuk pipa horizontal, cos θ = 1. Umumnya untuk production pipe line dan
transmission line, (ΔP)acc diabaikan.
18. Hitung kehilangan tekanan total,
(ΔP)tot = (ΔP)f + (ΔP)acc
19. Apabila terjadi perubahan elevasi, tambahkan komponen elevasi pada langkah
18.
3.1.4.2. Korelasi Eaton
Eaton mengembangkan korelasi penurunan tekanan aliran dalam pipa
horizontal, berdasarkan test yang dilakukan pada pipa sepanjang 1700 ft masing-
masing dengan diameter 2 in dan 4 in.
Parameter yang diselidiki adalah sebagai berikut:
1. Laju aliran : 0 - 10 MMSCF/hari
2. Laju aliran cairan : 50 - 5500 bbl/hari
3. Tekanan rata-rata sistem : 70 - 950 psig
4. Diameter pipa : 2” - 4”
5. Liquid Hold-up :0-1
Eaton membuat persamaan keseimbangan energi dalam bentuk diferential
berdasarkan pada fluida yang mengalir 1 lb dengan menganggap aliran horizontal
dan tidak dilakukan kerja terhadap fluida yang mengalir. Persamaan tersebut adalah
sebagai berikut:
vdv g
144 Vdp + + dWf = 0 ................................................... (3-94)
gc gc

Apabila gas dan cairan mengalir melalui pipa horizontal, persamaan yang
serupa bisa digunakan untuk masing-masing fasa. Persamaan keseimbangan energi
untuk tiap-tiap fasa antara titik x1 dan x2 dengn tekanan masing-masing P1 dan P2
adalah sebagai berikut:
Untuk fasa cairan:
wL vL d vL g
144 wL VL dp + + wL dWfL = 0 ................................ (3-95)
gc gc

Untuk fasa gas:


wg vg d vg g
144 wg Vg dp + + wg dWfg = 0 ................................ (3-96)
gc gc

Dari penjumlahan dari kedua persamaan di atas, total keseimbangan energi adalah:
1
144 (wL VL + wg Vg) dp + (wL vL dvL + wg vg dvg)
gc
g
+ (wL dWfL + wg dWfg) = 0 ...................................................... (3-97)
gc

Bila persamaan (3-97) diintegrasikan, maka diperoleh persamaan berikut:


P2 P2 wL vL2
144[wL ∫P VL dp + wg ∫P Vg dp] + ∫v vL dvL +
1 1 gc L1

wg vg2 g
gc
∫v vg dvg +
gc
∫[wL dWfL + wg dWfg ] .......................... (3-98)
g1

Persamaan (3-98) mewakili semua jumlah dari energi loss yang tidak dapat balik.
Bila disederhanakan, maka persamaan ini berbentuk:

∫ wT dWfT ≡ ∫[wL dWfL + wg dWfg ] ............................... (3-99)


Dimana: wT = wL + wg ................................................................................ (3-99a)
Dari Darcy-Weisbach memberikan energi loss untuk multi fasa sebagai berikut:
dWfT ഥm 2
f wT v
wT = ..................................................................... (3-100)
dx 2gd

Kombinasi persamaan (3-99) dan (3-99a) diperoleh persamaan berikut:


𝑃2 wL vL2 wg vg2
144 ∫𝑃 [𝑤𝐿 𝑉𝐿 + 𝑤𝑔 𝑉𝑔 ] 𝑑𝑝 + ∫v vL dvL + ∫v vg dvg
1 gc L1 gc g1

ഥm 2
x2 f wT v
+ ∫x dx = 0 .................................................................. (3-101)
1 2 gc d

Dari persamaan diatas ada dua hal yang tidak bisa diketahui dengan pasti, yaitu
volume (V) dan tekanan (P). Akan tetapi dapat diperkirakan dengan tepat melalui
beda tekanan yang ... antara P1 dan P2.
Rata-rata volumetrik tiap fasa adalah sebagi berikut:
P P
∫P 1 VL dP ∫P 2 VL dP
ഥL = 2 1
V = ........................................................... (3-102)
P1 − P2 P1 − P2
P P
∫P 1 Vg dP ∫P 2 Vg dP
ഥg = 2 1
V = ........................................................... (3-103)
P1 − P2 P1 − P2

Dengan mensubtitusikan persamaan (3-102) dan (3-103) kedalam persamaan (3-


101), diperoleh:
wL ∆vL 2 + wg ∆vg 2 ഥm 2
f wT v
ഥL + wg V
-144 [wL V ഥg ]ΔP + + Δx = 0 ... (3-104)
2 gc 2 gc d

Hubungan dari specific volume rata-rata dengan density rata-rata dari gas dan
cairan adalah:
1 1
𝜌̅𝐿 = 𝑣ത dan 𝜌̅𝑔 = 𝑣ത ......................................................................... (3-105)
𝐿 𝑔
Dengan mensubtitusikan kembali persamaan (3-105) ke persamaan (3-104),
didapatkan:
𝑤𝐿 𝑤𝑔 wL ∆vL 2 +wg ∆vg 2 ഥm 2
f wT v
-144[ + ]ΔP + + Δx = 0 .............. (3-106)
ഥ𝐿
𝜌 ഥ𝑔
𝜌 2gc 2 gc d

Dari persamaan ini, diperoleh persamaan Δx:


2 gc d wL wg wL ∆vL 2 +wg ∆vg 2
Δx =
ഥm 2 f
[144 ΔP (
ഥL
+ ഥg
)- ] ................. (3-107)
wT v ρ ρ 2gc

Secara umum diagram perhitungan dapat dilihat pada gambar 3.26. Metoda Eaton
lebih sederhana dimana pengaruh energi kinetik diabaikan.
Persamaan kehilangan tekanan dari Eaton adalah seperti pada persamaan (3-107).

3.1.4.2.1. Korelasi Kehilangan Energi dari Eaton


Berikut ini adalah daftar variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kehilangan
energi, seperti yang dikemukakan oleh Eaton:
1. Liquid Reynold Number:
ρ L v L dL
(NRe)L = ............................................................................ (3-108)
μL

2. Gas Reynold Number:


ρ g v g dg
(NRe)g = ............................................................................. (3-109)
μg

3. Perbandingan laju masa cairan terhadap laju masa total:


(LR) = wL/wt .................................................................................. (3-110)
Gambar 3.26. Diagram Perhitungan Penurunan Tekanan dengan Menggunakan
Metoda Eaton

4. Perbandingan laju masa gas terhadap laju masa total:


(LR) = wg/wt .................................................................................. (3-111)
Faktor kehilangan energi dapat dikorelasikan sebagai berikut:
Ordinat : f(LR)a .......................................................................... (3-112)
Absis : (GR)b Mt/μg ................................................................ (3-113)
dimana: Mt = total massa flux = wt/Ap.
Telah ditentukan bahwa a = 0,10 dan b = 0,50. Secara trial and error plotting.
Hasil ini merupakan korelasi yang baik untuk setiap ukuran pipa, dan pengaruh
diameter pipa diperhitungkan.
Kemudian dilakukan pendekatan untuk menormalisir pengaruh diameter pipa
dengan menggunakan diameter dasar dan membentuk pebandingan antara diameter
dasar tersebut dengan diameter pipa suatu ukuran pipa tertentu. oleh karena pipa
dengan ID 1 in merupakan pipa terkecil yang digunakan di lapangan maka ukuran
pipa tersebut dipilih sebagai diameter dasar dB. Pada kenyataannya, setiap macam
ukuran pipa dapat digunakan sebagai diameter dasar dan tidak mempunyai
kepentingan yang khusus, melainkan hanya membentuk parameter tak berdimensi.
Kelompok tak berdimensi dB/d, termasuk dalam fungsi korelasi energi loss.
Kelompok tak berdimensi berikut ini, adalah yang terbaik, dalam korelasi faktor
energi loss:
Ordinat : f(LR)0,10
d 1,25
Absis : (GR)0,50 ( dB ) Mt/μg

Korelasi tersebut dapat dilihat pada grafik gambar (3.27) di bawah ini.

Gambar 3.27. Korelasi faktor energi loss dari Eaton


Bagian garis yang lurus menyatakan aliran laminer yang meliputi pola aliran bubble
dan stratified. Daerah transisi meliputi beberapa pola aliran yang berbeda, yaitu
slug, rapid waves dan ripple (wavy). Pada daerah sebelah kanan merupakan aliran
mist.

3.1.4.2.2. Korelasi Liquid Hold-Up Oleh Eaton


Dengan melakukan pendekatan yang sama seperti Ros, Hagedorn & Brown pada
aliran vertikal, Eaton menggunakan analisa dimensi untuk memperoleh lima
kelompok parameter, yang mana dalam satuan lapangan adalah sebagai berikut:
𝜌 0,25
NLv = 1,938 vsL( 𝜎𝐿) ..................................................................... (3-114)

𝜌 0,25
Ngv = 1,938 vsg( 𝜎𝐿) ..................................................................... (3-115)

𝜌 0,50
Nd = 120,872 d ( 𝜎𝐿) .................................................................... (3-116)

P/Pa = P/14,67 ................................................................................... (3-117)


1 0,25
NL = 0,15726 μL(ρ ) ................................................................ (3-118)
L σ3

Pada mulanya kelima parameter tersebut digunakan sebagai variasi bebas dan H L
sebagai variabel tidak bebas dalam analisa regresi. Analisa tersebut menunjukkan
bahwa air-gas hold-up, mempunyai korelasi:
NLv 0,575 P 0,05
HL = ψ N 0,0277 (Pa) ................................................................. (3-119)
gv Nd

Kemudian NL dimasukkan ke dalam kelompok tak berdimensi, yaitu disebut:


N
(N L )0,10
LB

Dimana: NLB = harga dasar dari viscosity number untuk air yang dihitung pada
14,7 psi dan 60 °F.
= konstan = 0,00226.
Dengan demikian bentuk fungsi korelasi untuk liquid hold-up, adalah:
NLv 0,575 P 0,05 N 0,10
HL = ψ [
Ngv Nd 0,0277 ( )
Pa
(N L ) ] ...................................... (3-120)
LB
Hubungan tersebut diatas dibuat secara grafis seperti pada gambar (3.28) di bawah
ini. Harga-harga batas dari korelasi Eaton adalah:
1. 0,0697 ≤ NLv ≤ 13,246
2. 1,5506 ≤ Ngv ≤ 140,537
3. 5,0 ≤ P/Pa ≤ 65,0
4. 20,3395 ≤ Nd ≤ 39,6277

Gambar 3.28. Korelasi Liquid Hold-up dari Eaton

Korelasi Eaton tidak dapat digunakan apabila aliran berubah menjadi berfasa
satu. Untuk aliran dengan GOR rendah, terjadi beberapa penyimpangan-
penyimpangan dari korelasi diatas. Hal ini disebabkan kecilnya harga absis pada
korelasi energi loss diatas, mengakibatkan faktor gesekan dan penurunan tekanan
juga besar.
Suatu hal yang penting dari korelasi Eaton adalah bahwa korelasi liquid hold-
up, menghubungkan antara hold-up dengan sifat-sifat fluida, laju aliran dan sifat-
sifat sistem, tanpa memperhatikan pola yang terjadi.
3.1.4.2.3. Prosedur Perhitungan Eaton
Perhitungan ini bukan merupakan pemecahan secara trial & error, tetapi
memerlukan penganggapan tekanan pada titik sesuai dengan panjang pipa.
Prosedur yang biasa adalah dengan menganggap tekanan yang relatif kecil dan
dihitung panjang pipa yan sesuai dengan pengurangan tekanan tersebut. Ketelitian
daripada perhitungan ini tergantung pada besarnya anggapan pengurangan tekanan,
makin kecil anggapan tekanan tersebut, makin tinggi ketelitiannya.
Langkah-langkah perhitungan:
1. Anggap tekanan P2.
ഥ dan T
2. Tentukan P ഥ.
3. Hitung harga-harga vതm , wL, wg, ρതL , ρതg , pada kondisi ഥ ഥ, serta ρതL , ρതg ,
P dan T
Rs, Bo, μL, μg pada kondisi P1 dan P2.
Apabila tekanan yang diketahui lebih kecil dari 150 psi, energi kinetik harus
diperhitungkan dan kemudian hold-up. Tetapi apabila tekanan di atas 150
psi energi kinetik dapat diabaikan dan langkah 4 dan 6 tidak diperlukan.
4. Untuk menentukan hold-up digunakan grafik, yang memerlukan
perhitungan harga absis daripada grafik tersebut, pada tekanan P1 dan P2.
Sebelumnya ditentukan lebih dulu harga-harga NLv, Ngv, Nd, P/Pb
berdasarkan persamaan yang diuraikan sebelumnya.
5. Tentukan HL1 dan HL2 dari grafik.
6. Hitung harga-harga vL1, vL2, ΔvL,vg1, vg2 dan Δvg,
7. Tentukan harga faktor gesekan dengan menggunakan grafik. Sebelumnya
tentukan lebih dahulu harga absis dari grafik tersebut, yaitu:
d 1,25 M d
(GR)0,5( dB ) t
μg

Dimana: μg = cp × 6,72 ×10-4 (lb/ft-sec).


Dengan grafik tersebut dapat ditentukan harga f(LR)0,1 dan f dapat
ditentukan setelah LR dihitung.
8. Hitung Δx, dengan menggunakan persamaan (3-107).
9. Dimulai dengan P2 dan x2, anggap harga P3 dan ulangi langkah diatas
sampai tercapai seluruh panjang pipa.
3.1.4.3. Korelasi Beggs dan Brill
Metoda Beggs dan Brill dikembangkan berdasarkan data percobaan yang
diperoleh dari test-test aliran fluida dalam rangkaian pipa dengan skala kecil. Dalam
percobaan ini digunkan pipa acrylic dengan diameter 1” dan 1,5” masing-masing
dengan panjang 90 ft. Pipa tersebut dapat dimiringkan pada setiap sudut kemiringan
tertentu dan fluida yang dialirkan adalah udara dan air.
Parameter yang diteliti dalam percobaan ini serta range pengukurannya
adalah sebagai berikut:
1. Laju aliran gas : 0 – 300 MSCF/hari
2. Laju aliran cairan : 0 – 30 gallon/hari
3. Tekanan sistem rata-rata : 35 - 95 psia
4. Diameter pipa : 1” – 1,5”
5. Liquid hold-up : 0 – 0,87
6. Gradien tekanan : 0 – 0,8 psi/ft
7. Sudut kemiringan : -90° – +90°
8. Pola aliran : horizontal
Pengukuran liquid hold-up dilakukan pada kondisi pipa horizontal.
Perhitungan liquid hold-up pada metoda Beggs & Brill ini, tergantung pada pola
alirannya, dengan demikianperlu ditetukan macam pola perlu ditentukan macam
pola aliran yang terjadi.
Gradien tekanan yang dihitung terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Gradien tekanan sebagai akibat gesekan.
2. Gradien tekanan sebagai akibat perubahan ketinggian.
3. Gradien tekanan akibat percepatan.
Gradien tekanan yang merupakan gabungan dari ketiga komponen tersebut, dapat
dinyatakan dalam suatu persamaan (3-84) seperti korelasi Beggs dan Brill pada
aliran vertikal, yaitu sebagai berikut:
g ftp Gm vm
∆P ρ sin ∅ + 2g d
gc tp c
= ρtp vm vsg ........................................................... (3-121)
∆x 1− g P
c
dimana: ρtp = density dua fasa
ftp = faktor gesekan dua fasa
Gm = total mass flow rate = GL + Gg
GL = liquid flux rate
Gg = gas flux rate
vm = kecepatan campuran = vsL + vsg
vsL = supeficial liquid velocity
vsg = supeficial gas velocity
pada metoda Beggs and Brill untuk aliran horizontal, dalam penentuan pola aliran,
penentuan liquid hold-up, penentuan density dua fasa dan penentuan faktor gesekan
caranya sama seperti pada aliran vertikal.

3.1.4.3.1. Prosedur Perhitungan Penentuan Tekanan dengan Metoda Beggs


dan Brill
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan harga tekanan P1, perkiraan harga tekanan ΔP.
2. Hitung tekanan rata-rat:
ഥ = P1 + ∆𝑃 , apabila P1 adalah tekanan downstream
P 2

ഥ = P1 - ∆𝑃 , apabila P1 adalah tekanan upstream.


P
2
ഥ dan T
3. Tentukan harga-harga Rs, Bo, Bw, μo, μw,μg, σo, σw, dan z pada P ഥ.
4. Hitung γo:
141,5
γo =
131,5 + °𝐴𝑃𝐼

5. Hitung density cairan dan gas:


1 WOR
ρL = ρo(1+WOR) + ρw(1+WOR)
350 w
ρw =
5,615 Bw
ഥ (520)
0,0764 γg P
ρg = ഥZ
14,7 T

(350 𝛾𝑜 +0,0764 𝑅𝑠 𝛾𝑔 )
ρo =
5,615 𝐵𝑜
6. Tentukan laju aliran cairan dan gas
3,27 10−7 zg qo (R−Rs )(T
ഥ +460)
qg = ഥ
P
qL = 6,49 10-5(qo Bo + qw Bw)
7. Hitung kecepatan superficial dari cairan, gas dan campurannya:
vsL = qL/Ap
vsg = qg/Ap
vm = vsL + vsg
8. Hitung rate flux mass dari cairan, gas dan totalnya:
GL = ρL vsL
Gg = ρg vsg
Gm = GL + Gg
9. Hitung no-slip hold-up:
qL
λ=q
L +qg

10. Hitung NFR, viskositas cairan, viskositas campuran dan tegangan permukaan
cairan:
NFR = vm2/gd
μL = μo fo + μw fw
μm = (μL λ + μg (1-λ))(6,72 10-4)
σL = σo fo + σw fw
11. Hitung no-slip Reynolds Number (NRens) dan liquid velocity number (NLV):
NRens = Gm d / μm
NLv = 1,938 vsL (ρL/σL)1/4
12. Hitung parameter korelasi untuk menentukan pola aliran horizontal, yaitu L1,
L2, L3 dan L4.
L1 = 316 λ0,302
L2 = 0,0009252 λ-2,4684
L3 = 0,10 λ-1,4516
L4 = 0,5 λ-6,738
13. Tentukan pola aliran sesuai dengan batasan-batasan pola aliran pada tabel 3-1.
14. Hitung hold-up horizontal, HL (O) dengan persamaan:
a λb
HL (O) =
NFr c

15. Hitung density dua fasa:


ρTP = ρL HL + ρg (1 - HL)
16. Hitung faktor gesekan dengan menggunakan persamaan (3-80), (3-81), (3-82)
dan (3-83)
17. Hitung faktor gesekan no-slip:
0,5
fns = 0,0056 +
(NRens )0,32

18. Hitung faktor gesekan dua fasa (ftp)


𝑓𝑡𝑝
ftp = fns × 𝑓
𝑛𝑠

19. Hitung (dp/dx) dengan menggunakan persamaan (3-121) dan berdasarkan ΔZ,
tentukan ΔP:
ftp Gm vm
∆Z( )
2 gc d
ΔP = 𝜌tp vm vsg
1−
gc P

20. Apabila ΔP yang diperkerikan dari langkah 1 dengan yang diperhitungkan dari
langkah ke 20 tidak sama, gunakan P dari lanhgkah 20 sebagai anggapan baru
dan ulangi perhitungan mulai dari langkah 2, Prosedur ini diulangi sampai ΔP
perkiraan dan perhitungan sesuai.

Anda mungkin juga menyukai