Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif yang dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian survey (noneksperimen) bersifat analitik dengan
rancangan cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI
dengan angka kejadian ISPA pada wilayah kerja puskesmas kamonji.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas kamonji provinsi
Sulawesi Tengah pada bulan Juni tahun 2017

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia dibawah lima tahun di
wilayah kerja puskesmas kamonji, kelurahan lere, baru, kamonji, siranindi, kabonena,
lere, bayaoge, kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dimana jumlah populasi yakni
sebanyak ……..orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggunakan metode
random sampling yaitu . Selanjutnya sampel ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi, yakni :
i. Kriterian inklusi :
a. Bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
b. Komunikatif
c. Berpendudukan di wilayah kamonji
d. Berumur

24
25

ii. Kriteria eksklusi :


a. Tidak bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
b. Tidak komunikatif
c. Bukan berpendudukan di wilayah kamonji
d. Berumur lebih dari

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa kuisioner yang terdiri dari 20
soal yang dimana 10 pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, dan 10
pertanyaan untuk mengetahui sikap anak terhadap pencegahan Schistosomiasis.

D. Alur Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2015 yang diawali dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas kuisioner yang akan dilakukan di SD Inpres Tomado
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi tengah. Setelah melakukan uji validitas
dan reliabilitas, kemudian melakukan observasi lokasi penelitian di SD BK Puro, SD
BK 2 Lindu, SD Inpres Tomado, SD BK 1, SD Anca di Kecamatan Lindu Kabupaten
Sigi Sulawesi tengah. Setelah selesai pengurusan surat izin penelitian di bagian
administrasi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Tadulako, peneliti kemudian mengantarkan surat izin
penelitian ke sekolah-sekolah, yakni terdiri dari: SD BK Puro, SD BK 2 Lindu, SD
Inpres Tomado, SD BK 1, SD Anca di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah sebagai persyaratan administrasi. Setelah persyaratan administrasi
disetujui, peneliti mulai mendatangi Sekolah Dasar untuk bertemu dengan calon
responden yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian melakukan pengisian kuisioner
yang akan dipandu oleh peneliti, dimana peneliti akan menanyakan pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada kuisioner kemudian jawaban responden akan diisi
langsung oleh peneliti pada lembaran jawaban yang telah disediakan.
26

Setelah responden selesai menjawab semua kuisioner, peneliti kembali mengecek


kuisioner tersebut. Kemudian mengumpulkan keseluruhan kuisioner untuk kemudian
dilakukan pengolahan data.

E. Variabel dan Defenisi Operasional


1. Identifikasi Variabel
Berdasarkan fungsinya dalam konteks penelitian, khususnya dalam
hubungan antara variabel, terdapat beberapa jenis variabel:
a. Dependen Variable ( variabel terikat )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian
ini variabel terikat adalah pencegahan Schistosomiasis.
b. Independent Variable ( variabel bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap
menentukan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah
pengetahuan dan sikap.

2. Defenisi operasional
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
responden dalam menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan Schistosomiasis. Pengetahuan
merupakan hal-hal yang diketahui responden tentang pengertian
Schistosomiasis, penyebab Schistosomiasis, penularan Schistosomiasis gejala
atau ciri-ciri penderita Schistosomiasis, dan pencegahan Schistosomiasis.
Pengetahuan mengenai pencegahan Schistosomiasis dilakukan dengan
27

memberikan 10 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap


jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah atau tidak menjawab.
Masing-masing pertanyaan memiliki jumlah jawaban benar yang sama
dengan total skor sebanyak 10 dari 10 pertanyaan tersebut.
Skor tertinggi jawaban responden diberi kode X.
X= 10 X 1 = 10 (100%)
Skor terendah jawaban responden diberi kode Y.
Y= 10 X 0 = 0 (0%)

Range (R) = X – Y
= 100% - 0% = 100%
Interfal (I) = R : Z
= 100% : 2 = 50%
Keterangan:
R = Range
Z = Kategori Pengetahuan
Kemudian hasil skor yang diperoleh digolongkan sesuai dengan kriteria
penilaian sebagai berikut:
Kategori baik = 51% - 100%, dari nilai jawaban yang benar
Kategori kurang baik = ≤ 50%, dari nilai jawaban yang benar

b. Sikap
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah reaksi responden
dalam mencegah Schistosomiasis yang dilihat dari jawaban responden atas
beberapa pertanyaan-pertanyaan positif yang disajikan tentang pencegahan
Schistosomiasis oleh peneliti. Penilaian sikap responden terhadap
pencegahan Schistosomiasis dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan.
Total skoring yang diperoleh adalah 10 dari 10 pertanyaan tersebut.
28

Sikap adalah respon yang diidentifikasi dari jawaban yang diberikan


responden dalam menjawab pernyataan tentang pencegahan
Schistosomiasis. Setiap respon terhadap pertanyaan positif akan diberikan
skor sebagai berikut:
Setuju (S) =1
Tidak setuju (TS) =0

Skor tertinggi jawaban responden diberi kode X.


X= 10 X 1 = 10 (100%)
Skor terendah jawaban responden diberi kode Y.
Y= 10 X 0 = 0 (0%)

Range (R) = X – Y
= 100% - 0% = 100%
Interfal (I) = R : Z
= 100% : 2 = 50%
Keterangan:
R = Range
Z = Kategori Pengetahuan

Kemudian hasil skor yang diperoleh digolongkan sesuai dengan kriteria


penilaian sebagai berikut:
Kategori baik = 51% - 100%, dari nilai jawaban yang benar
Kategori kurang baik = ≤ 50%, dari nilai jawaban yang benar

c. Pencegahan Schistosomiasis
29

Pencegahan utama terhadap Schistosomiasis adalah dengan menghindari


kontak langsung dengan air yang terkena oleh parasit Schsitosoma. Adapun
klasifikasi dalam pencegahan Schistosomiasis adalah sebagai berikut :
1) Bila pengetahuan siswa-siswi baik maka pencegahan Schistosomiasis
dikategorikan baik.
2) Bila pengetahuan siswa dan siswi kurang maka pencegahan
Schistosomiasis dikategorikan kurang baik.
3) Bila sikap siswa-siswi baik maka pencegahan Schistosomiasis
dikategorikan baik.
4) Bila sikap siswa-siswi kurang maka pencegahan Schistosomiasis
dikategrikan kurang baik.
Kategori :
0 = kurang baik, bila pengetahuan atau sikap siswa-siswi kurang baik
terhadap pencegahan Schistosomiasis
1 = baik, bila siswa-siswi pengetahuan atau sikap baik terhadap
pencegahan Schistosomiasis

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam mengukur data. Untuk mengukur pengetahuan dan sikap, diperlukan
alat ukur berupa kuesioner. Untuk mengukur validitas pernyataan yang berkaitan
dengan pengetahuan dan sikap, dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar
skor masing-masing pernyataan terhadap skor total. Suatu pernyataan dikatakan
valid bila skor pernyataan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor
totalnya.
Pengujian validitas dapat dilakukan menggunakan tekhnik korelasi “product
moment” dengan bantuan program Statistic Package for Social Science (SPSS)
versi 20.0 menggunakan rumus sebagai berikut;
30

𝑁 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟=
√{𝑛 ∑ 𝑥² − (∑ 𝑥)²} . {𝑛 ∑ 𝑦² − (∑ 𝑦)²}
Keterangan:

r : koefisien korelasi product moment

ΣXi : jumlah skor item

ΣYi : jumlah skor total (item)


n : jumlah responden
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah konsistensi suatu hasil pengukuran. Perhitungan
reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah
memiliki validitas. Kuesioner yang telah disusun akan diuji reliabilitasnya
dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan bantuan program
Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Untuk mengetahui
reliabilitas suatu variabel maka membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil
(Cronbach Alpha). Bila r hasil > r tabel maka pertanyaan tersebut reliable.

G. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari responden
melalui pengisian kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari Kantor Balai
Litbang P2B2 dan Sekolah dasar di kecamatan Lindu.

H. Pengolahan data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing (mengoreksi kembali)
31

Editing ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap data


primer yang diperoleh. Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan
pengisian kuesioner, sehingga apabila terdapat kekeliruan dan kurang
lengkapnya data tersebut tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
b. Coding (memberi kode)
Menyederhanakan data (jawaban) yang terkumpul dengan cara memberi
kode atau simbol tertentu. Coding dibuat untuk variabel-variabel agar dapat
mempermudah dalam proses transfering data ke dalam master sheet.

1) Pengetahuan
a) Cukup =1
b) Baik =2
2) Sikap
a) Cukup =1
b) Baik =2
c. Entry
Memasukkan data yang sudah diberi kode ke dalam program software
komputer.
d. Tabulating
Mengelompokan data yang diperoleh ke dalam suatu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian agar
dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan
dianalisis dengan tabel frekuensi dan tabel kontingensi 2x2.

2. Analisis data
Analisis data akan dilakukan secara bertahap, yaitu analisis univariat
dan bivariat dengan komputerisasi, rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
32

Digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan serta


gambaran sikap anak dalam perilaku mencegahan Schistosomiasis di
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan
dengan sikap yang menggunakan uji statistic chi square (gates correction)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
𝑛 (⃒𝑎𝑑 − 𝑏𝑐⃒⃒ − 1⁄2𝑛)
2
𝑋 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑐⃒)(𝑏 + 𝑑)(𝑐⃒ + 𝑑)
Keterangan :
n = jumlah sampel
a = jumlah terpapar dengan efek positif
b = jumlah terpapar dengan efek negatif
c = jumlah tidak terpapar dengan efek positif
d = jumlah tidak terpapar dengan efek negatif

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan digunakan batas kemaknaan 0.05


sehingga:
a. Jika p. Value < 0.05 maka secara statistik disebut bermakna (ada hubungan),
maka Ha diterima.
b. Jika p. Value > 0.05 maka secara statistik disebut tidak bermakna ( tidak ada
hubungan), maka Ha ditolak.

I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada
instansi tempat penelitian dilaksanakan. Setelah mendapatkan persetujuan
33

tersebut, barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika


penelitian meliputi:
1. Informed Konsent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang memenuhi
kriteria inklusi, disertai judul penelitian. Responden yang merupakan objek
penelitian berhak memperoleh penjelasan yang selengkap-lengkapnya
mengenai prosedur yang akan dilakukan, resiko yang akan dihadapi, dan apa
yang diharap darinya.
2. Invasion of Privacy (Invasi Keleluasaan Pribadi)
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi secara langsung serta
pengambilan data yang dilakukan sesuai dengan persetujuan responden.
Tidak dibenarkan melakukan penelitian dengan cara sembunyi-sembunyi,
misalnya dengan menggunakan kamera atau cara-cara lain menyangkut
kerahasiaan responden.
3. Confidential (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitiannya, sesuai dengan
persetujuan responden.

Anda mungkin juga menyukai