Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn .“J” DENGAN DIAGNOSA MEDIK


SKIZOFRENIA KATATONIK DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG SADEWA RS GRHASIA PAKEM
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disetujui dan di sahkan pada :

Hari / tanggal :

Oleh :

Praktikan

(Kelompok II)

Mengetahui :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

( Bpk. Suyadi S.,Kep,Ns ) (Ibu Tiwi Sudyasih S.Kep,Ns)

)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Skizofrenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama
pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan
emosi perilaku bizar.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana
namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin
menyebut gangguan ini sebagai demensia precox.

B. JENIS
1. Skizofrenia simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran
kemauan.
2. Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan
dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi
3. Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor
maupun gaduh gelisah katatonik.
4. Skizofrenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai
waham kejar atau kebesaran episoda schizoprenia akut (lir schizoprenia),
adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran,
kesadaran mungkin berkabut.
5. Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama Skizofrenia yang menonjol
dengan disertai gejala depresi atau mania
6. Skizofrenia residual adalah schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan
muncul setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.

C. ETIOLOGI
1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. Teori Adolf Meyer
5. Teori Sigmund Freud.
D. GEJALA
(MENURUT BLEULER)
I. GEJALA PRIMER
1. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yna gpaling
menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
2. Gangguan afek emosi
- Terjadi kedangkalan afek-emosi
- Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
- Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
- Emosi berlebihan
- Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
3. Gangguan kemauan
- Terjadi kelemahan kemauan
- Perilaku negativisme atas permintaan
- Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
4. Gejala psikomotor
- Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
- Stereotipi
- Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
- Echolalia dan echopraxia
5. Autisme.

II. GEJALA SEKUNDER


1. Waham
2. Halusinasi

GANGGUAN KONSEP HARGA DIRI

(HARGA DIRI RENDAH)


A. PENGERTIAN

Harga diri adalah penilaian tentang diri individu dengan menganalisa kesesuaian

perilaku dengan ideal diri ( Depkes RI 2000 ).

Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan

merasa lebih rendah dari orang lain ( Depkes 2000 .)

Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau

berisiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau

diri ( Carpenito, 1999).

Harga diri merupakan satu dari empat komponen konsep diri. Gangguan konsep

diri merupakan kategori diagnostik umum.

B. ETIOLOGI

Gangguan harga diri rendah dapat disebabkan karena :

a. Penolakan orang tua

b. harapan orang tua yang tidak realistis

c. kegagalan yang berulang kali

d. kurang mempunyai tanggung jawab persoalan

e. ketergantungan pada orang lain

f. ideal diri yang tidak realistic

C. TANDA DAN GEJALA

a. mengkritik diri sendiri

b. produktifitas menurun

c. destruktif pada orang lain

d. gangguan berhubungan

e. merasa diri lebih penting

f. merasa tidak layak

g. rasa bersalah

h. mudah marah dan tersinggung


i. perasaan negative terhadap diri sendiri

j. pandangan hidup yang pesimis

k. keluhan-keluhan fisik

l. mengingkari kemampuan sendiri

m. mengejek diri sendiri

n. isolas social

o. penyalahgunaan obat

p. menarik diri dari relita

q. khawatir

r. ketegangan peran.

D. BATASAN KARAKTERISTIK GANGGUAN HARGA DIRI: (Carpenitto)

a. Pengungkapan diri negatife

b. Ekpresi malu atau rasa bersalah

c. Ekpresi diri sebagai seorang yang tidak dapat mengatasi suatu situasi

d. Merasionalisasi penolakan

e. Ketidakmampuan untuk menentukan tujuan

f. Pemecahan masalah yang buruk

g. Menunjukkan gejala depresi (ggn tidur, makan)

h. Mencari jaminan secara berlebihan

i. Perilaku penyalahgunaan diri

j. Menolak mencoba situasi baru

k. Mmengingkari masalah-masalah nyata

l. Proyeksi rasa bersalah/ tanggung jawab terhadap masalah

m. Merasionalisasikan kegagalan pribadi

n. Hipersensivitas terhadap kritik ringan

o. Penuh kata-kata yang muluk

E. FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


Gangguan harga diri dapat merupakan kejadian episodik atau masalah kronis.

Kegagalan untk memecahkan suatu masalah atau stress berurutan dapat

menimbulkan harga diri rendah kronis. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi

sepanjang waktu.

F. PATOFISIOLOGI

Perubahan penampilan Situasional


- Kehilangan bagian tubuh - Kebutuhan tidak terpenuhi
- Kehilangan fungsi tubuh - Kurangnya umpan balik positif
- Bentuk badan berubah - Perasaan diabaikan
- Perasaan kegagalan sekunder ; tidak
Maturasi: kerja, masalah finansial, kehilangan
-Berhubungan dengan kerja, masalah hubungan dengan
kehilangan(orang, fungsi, finasial, keluarga, riwayat penyalahgunaan
pekerjaan)

Harga diri rendah

stress

HPA AXIS

ACTH

F. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

- Kaji hal yang berhubungan tentang karakteristik atau identitas klien

termasuk genogram

- Kaji tentang data umum serta pemeriksaan persistem

- Kaji tentang data mental termasuk skala depresi, kemampuan mental,

tingkat kesadaran, tingkat ketergantungan serta riwayat perjalanan hidup


klien.

2. Perencanaan keperawatan

a) Tujuan

- Mengungkapkan perasaan dan pikiran menganai diri

- Mengidentifikasi atribut positif mengenai diri

- Dapat mengidentifikasi akibat gangguan harga diri

b) Tindakan

- Tetapka hubungan saling percaya perawat klien dengan cara

 Dorong individu mengungkapkan perasaan

 Dorong individu bertanya tentang masalah dan penanganan serta

akibat jika hal itu tidak diatasi

 Berikan informasi yang terpercaya dan perkuat informasi yang telah

diberikan

 Perjelas mengenai konsep harga diri, perawatan dan pemberi

pelayanan perawatan

 Hindari kritik negatif

 Berikan privasi atau lingkungan aman

- Tingkatkan interaksi sosial

 Hindari perlindungan berlebihan

 Dorong gerakan

- Gali kekuatan dan sumber-sumber pada individu

- Diskusikan tentang realitas harapan dan alternatif

- Rujuk ke sumber -sumber koping yang lain.

- Beri dorongan terhadap aktivitas posistif yang telah dilakukan

- Bantu klien mengepresikan pikiran dan perasaan

- Dorong kunjungan / kontak dengan teman

- Menjadi model dalam interaksi

- Libatkan dalam aktivitas


- Jangan biarkan individu untuk mengisolasi diri

- Berikan batasan perilaku sesuai norma

- Berikan pengembangan aktivitas sosial, ketrampilan dan kejuruan

Anda mungkin juga menyukai