PSIKOLOGI E 2015
KELOMPOK 10
M. Dema Satria (201510230311278)
M. Rahmah Ma’rifati (201510230311288)
Regina Zahwa M. (201510230311294)
Nor Hadijah (201510230311303)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dari-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang penelitian kualitatif.
Harapan kami semoga rancangan ini dapat membantu kami
melaksanakan kegiatan intervensi kelompok dengan baik. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membagun agar kami dapat
memperbaiki rancangan kami, sehingga kami mampu memberikan intervensi yang
tepat kepada kelompok yang bersangkutan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Remaja saat ini sudah mengenal berbagai macam organisasi dan
ekstrakulikuler baik yang berada dilingkungan sekolah maupun diluar
lingkungan sekolah. Masa remaja memiliki tugas untuk berkembang yang
harus dicapai dengan sangat optimal. Dimana tugas perkembangan ini
berkaitan dengan moral, nilai, kecerdasan spritual, intelektual dan juga
emosi (Santrock, 2007).
Saat remaja inilah banyak sekali terjadi permasalahan mengenai
manajemen waktu, dikarenakan kurangnya pemahaman akan manajemen
waktu itu sendiri. Ketidak pahaman inilah yang akan berakibat buruk pagi
remaja sehingga banyak waktu yang akan terbuang sia-sia. Pemahaman
akan manajemen waktu akan menjadikan remaja lebih disiplin, dan dapat
mengatur waktu dengan baik setiap harinya. Selain itu hal ini juga dapat
menjadikan remaja dapat memisahkan antara kegiatan pribadi dan kegiatan
belajar.
SMK N 2 Malang memiliki organisasi pramuka yaitu Ambalan
Gajahmadha dan R.A Kartini, dimana Ambalan ini diikuti oleh sebanyak
50 orang siswa aktif dari kelas X sampai kelas XII. Banyaknya kegiatan
atau program kerja yang diadakan oleh Ambalan SMK N 2 Malang
membuat para konselinya susah untuk menyesuaikan waktu antara
kegiatan belajar, maupun kehidupan pribadi mereka. Dari 12 orang yang
diwawancarai ditemukan bahwa permasalahan yang sama adalah susahnya
untuk memanajemen waktunya. Permasalahan tersebut yaitu siswa susah
untuk mengelola waktu antara kegiatan di organisasi pramuka dan tugas-
tugas disekolah, selain itu siswa juga susah untuk mendapatkan waktu
bersama keluarga.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Diana D.W mengenai
“Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Problem Solving pada Siswa”, dalam penelitian
ini didapatkan bahwa, permasalahan manajemen waktu terhadap siswa
kelas VII A SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, dapat diselesaikan
1
dengan menggunakan teknik problem solving dan layanan bimbingan
kelompok.
2
kelompok juga dapat mengembangkan kemampuan komunikasi konseli,
dan membuat konseli lebih memahami dirinya sendiri.
Alasan konselor menggunakan metode konseling kelompok
karena, permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang berkaitan
dengan peran dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk
mengontrol diri. Konseling dipilih oleh konselor sebagai variasi dalam
kegiatan intervensi kelompok, karena sebelumnya pada kegiatan asesmen
konselor telah menggunakan metode FGD (Focus Grup Discussion).
Pendekatan yang digunakan oleh konselor pada kegiatan konseling
kelompok kali ini adalah dengan menggunakan pendekatan client
centered. Carl R Rogers mengembangkan client centered sebagai reaksi
terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari
psikoanalaisis. Pada hakikatnya, pendekatan clien centered adalah cabang
khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan klien
mengalami dunia subjektif dan fenomenalnya (dalam Corey, 1999).
Terapi client centered menitik beratkan hubungan pribadi antara klien
dan terapis. endekatan client-centered menaruh kepercayaan yang sangat
besar kepada klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya
sendiri (klien menyelesaikan masalahnya sendiri dna mencari caranya
sendiri). Sikap terapis lebih penting dari teknik-teknik, pengetahuan dan
teori.
3
2. Tabel Keseluruhan Agenda
Kegiatan konseling kelompok ini akan dilakukan setiap hari Sabtu, yang
bertempat di SMKN 2 Malang. Tahapan Konseling Kelompok yang
digunakan mengacu kepada tahapan yang dikembang oleh Corey (dalam
Latipun, 2001).
Tahap-
Tanggal/
No Sesi tahap Aktivitas Tempat
hari
konseling
Melakukan perkenalan
Menyampaikan tujuan
kegiatan, dan kontrak
kegitan. Serta
membangun norma untuk
mengontrol aturan-aturan
kelompok.
Pengisian IC (inform
Sabtu, 2 Orientasi SMKN
concent) dan RH
1 Desember 1- 2 dan 2
Pemberian ice breaking.
2017 Eksplorasi Malang
Pemberian pre-test.
Menceritakan masalah
yang dihadapi.
Penyampaian kesimpulan
kegiatan.
Evaluasi kegiatan.
Penetapan pertemuan
selanjutnya.
Menceritakan kembali.
Sabtu, 9 Menentukan penyebab SMKN
2 Desember 3 Transisi permasalahan. 2
2017 Menentukan tujuan yang Malang
ingin dicapai.
4
Penyusunan rencana-
Sabtu, 16 SMKN
Working rencana dan tindakan
3 Desember 4 2
Stage untuk menyelesaikan
2017 Malang
masalah yang dihadapi.
Pemberian post-test untuk
Selasa, 19 SMKN
mengukur tingkat
4 Desember 5 Post-test 2
keberhasilan yang telah
2017 Malang
dicapai.
Masing-masing konseli
saling memberikan
feedback satu sama lain.
Jika ada konseli yang
memiliki masalah dan
belum terselesaikan pada
Sabtu, 23 Terminasi SMKN
fase sebelumnya, maka
5 Desember 6 dan 2
pada fase ini harus
2017 Evaluasi Malang
diselesaikan
Jika konseli sudah puas
dengan proses konseling
kelompok, maka
konseling kelompok dapat
di akhiri
5
3. Tabel Setiap Tahapan
Sesi 1-2
Tahapan Orientasi dan Eksplorasi
Pengantar Pada sesi ini konseli sudah mengetahui tujuan kegiatan, aturan,
dan mengenal konselor dengan baik. Kemudian ice breaking
digunakan dengan tujuan relaksasi, agar konseli diskusi lebih
tenang, dan membangun rapport. Pada sesi ini juga, konseli
sudah memahami mengenai permasalahan apa yang akan dibahas,
kemudian dilanjut dengan pengisian RH, IC, dan pre-test. Setelah
itu konselor akan meminta para konseli menceritakan kembali
permasalahan yang mereka alami.
Tujuan Konseli memahami permasalahan yang dihadapi
Membangun kepercayaan antar konseli kelompok dan
Konselor
Konseli dapat mengetahui tujuan kegiatan dan peraturan
kegiatan.
Mengeksplorasi permasalahan.
Materi Ice Breaking
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan IC
Bahan RH
Skala pre-test (Manajemen Waktu)
Daftar hadir
Alat tulis
Kertas origami
Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 1-2
Konselor akan membuka kegiatan dan memperkenalkan dirinya
dan rekan-rekan yang bertugas selama kegiatan konseling
kelompok dilaksanakan. Konselor menyampaikan tujuan
kegiatan, kontrak kegitan, dan pemberian ice breaking. Ice
breaking yang digunakan adalah permainan konsentrasi. Setiap
6
konseli diminta untuk berdiri membuat lingkaran dengan satu
konselor ditengah lingkaran dan konselor yang lain mengawasi
diluar lingkaran. Konselor akan memberikan contoh gerakan
serta irama dalam gerakan. gerakan pertama adalah menepuk
paha selanjutnya menepukkan kedua telapak tangan, lalu secara
bergantian menjentikkan jari kanan lalu kiri, begitupun
selanjutnya. gerakan tersebut akan terus dilakukan dengan
irama ketukan yang telah ditentukan. selajutnya setiap selesai
satu rankaian gerakan konseli diminta untuk memanggil nama
konseli yang lainnya, ketika ada konseli yang tidak konsentrasi
maka ia akan mendapatkan hukuman. konselor akan
memberikan contoh dari ice breaking terlebih dahulu, setelah
konseli mengerti permainan akan dimulai oleh konselor.
konselor akan menybutkan salah satu nama konseli, kemudian
konseli menyebutkan salah satu nama konseli lainnya (sambil
melakukan gerakan) untuk meneruskan permainan dan begitu
seterusnya. Konseli yang tidak berkonsentrasi akan dikenai
hukuman sesuai dengan kesepakatan konseli lainnya.
Selanjutnya pada tahap ini konselor diharuskan untuk menerima
apapun kondisi konseli tanpa syarat apapun.
Selanjutnya, konselor menjelaskann bahwa setiap hal yang
disampaikan didalam kelompok akan tetap menjadi rahasia,
sehingga konseli tidak perlu takut dalam menyampaikan
apapun. Selanjutnya konseli akan meminta konseli untuk
mengisi riwayat hidup dan juga lembar inform concent. Pada
tahapan ini konselor memberikan pre-test berupa skala yang
bertujuan sebagai acuan untuk mengukur pencapaian tujuan
nantinya. Selanjutnya konselor akan minta konseli
menceritakan permasalahan yang mereka alami. menggali lebih
dalam terkait dengan permasalahan konseli. Konselor meminta
konseli untuk menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam
kertas origami, sebagai acuan keberhasilan intervensi
7
kelompok. Konseli diminta untuk menuliskan perkembangan
dirinya terkait manajemen waktu.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.
Penanggung Konselor (M. Dema Satria)
Jawab Co Konselor dan Pemberi Ice Breaking (Nor Hadijah)
Kegiatan Notulen (M. Rahmah Ma’rifati)
Dok/Observer (Regina Zahwa M)
Sesi 3
Tahapan Transisi
Pengantar Pada sesi ini konselor akan melanjutkan kegiatan sebelumnya,
menyampaikan aturan, tujuan, memperkenalkan kembali rekan-
rekan yang bertugas pada sesi ini. Konselor bertugas untuk
mempersiapkan para klien untuk aktif dalam kegiatan ini
sehingga akan diketahui apa saja penyebab dari permasalahan
yang dihadapai para klien.
Tujuan Menyetahui apa saja penyebab permasalahan manajemen
waktu dari masing-masing klien
Mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh setiap konseli.
Membuat klien merasa memiliki kelompok yang dapat ia
percayai
Materi -
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan Alat tulis
Bahan Kertas Origami
Daftar Kehadiran
Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 3
Konseli diminta untuk menceritakan kembali mengenai
permasalahan yang di alami. Pada tahap ini, tugas konselor
adalah menggali dan mencari tahu tentang penyebab-penyebab
8
mengenai permasalahan yang ada, dan mempersiapkan agar
konseli mulai saling terbuka. Konselor meminta konseli untuk
menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam kertas origami,
sebagai acuan keberhasilan intervensi kelompok. Konseli diminta
untuk menuliskan perkembangan dirinya terkait manajemen
waktu.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.
Penanggung Konselor (M. Rahmah Ma’rifati)
jawab Co Konselor (Regina Zahwa)
kegiatan Notulen (Nor Hadijah)
Dok/Observer (M. Dema Satria)
Sesi 4
Working Stage
Pengantar Pada sesi ini konselor akan melanjutkan kegiatan sebelumnya,
menyampaikan aturan, tujuan, memperkenalkan kembali rekan-
rekan yang bertugas pada sesi ini. Konselor akan meminta para
klien untk menyusun rencana-rencana mengenai penyelasaian
masalah pada masing-masing konseli.
Tujuan Mengetahui mengenai perencanaan apa saja yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah
Membuat konseli mencari pemecahan masalahnya sendiri
Materi -
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan Alat tulis
Bahan Kertas origami
Daftar Kehadiran
Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 4
Pada tahapan ini setiap konseli diajak untuk menyusun rencana
dan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
9
Konseli diharapkan mampu lebih membuka diri dan
menghilangkan defensifnya. Konseli bisa bertanggung jawab dan
tidak mengalami kebingungan, serta merasa berada dalam
kelompok, bisa mendengarkan konseli lain dan terpuaskan
dengan kegiatan kelompok. Konselor meminta konseli untuk
menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam kertas origami,
sebagai acuan keberhasilan intervensi kelompok. Konseli diminta
untuk menuliskan perkembangan dirinya terkait manajemen
waktu.
Evaluasi Menanyakan kepada konseli tentang perencanaan yang disusun.
Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil diskusi hari ini.
Penanggung Konselor (Nor Hadijah)
Jawab Co Konselor (M. Dema Satria)
Kegitatan Notulen (Regina Zahwa M)
Dok/Observer (M. Rahmah Ma’rifati)
Sesi 5
Post-test
Pengantar Konselor beserta rekan-rekanna memberikan post test kepada
konseli untuk mengukur pencapaian tujuan dan seberapa besar
keberhasilan dari intervensi yang dilakukan.
Tujuan Untuk mengukur pencapaian tujuan dan seberapa besar
keberhasilan dari intervensi yang dilakukan.
Materi -
Waktu 30 menit
Alat dan Alat tulis
Bahan Skala post-test (Manajemen Waktu)
Kertas origami
Daftar Kehadiran
Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 5
Pada sesi ini konselor beserta rekan-rekan akan membagikan
skala pos-tes kepada masing-masing konseli. selanjutnya
10
konselor akan memberikan instruksi dalam mengisi skala.
Konselor meminta konseli untuk menuliskan tujuan yang ingin
dicapai di dalam kertas origami, sebagai acuan keberhasilan
intervensi kelompok. Konseli diminta untuk menuliskan
perkembangan dirinya terkait manajemen waktu.
Evaluasi -
Penanggung Instruktur (Regina Zahwa M)
Jawab Dokumentasi (Nor Hadijah)
Kegitatan Observer (M. Rahmah Ma’rifati dan Dema Satria)
Sesi 6
Terminasi dan Evaluasi
Pengantar Pada sesi ini konselor dan juga konseli akan mengevaluasi
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain itu
menyampaikan hasil dari post-tes dan juga pre-test. Setelah itu
konselor akan mengakhiri kegiatan intervensi.
Tujuan Untuk mengetahui kendala dalam kegiatan intervensi dan juga
pengaplikasian dalam keseharian konseli.
Materi -
Waktu 30 menit
Alat dan Alat tulis
Bahan Daftar kehadiran
Hasil pre-test dan post-tes (Manajemen Waktu)
Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 6
Pada sesi ini konselor akan menyampaikan hasil post-test dan
juga pre-test kepada para konseli. selanjutnya konselor dan
konseli bersama-sama melakukan evaluasi terhadap setiap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Setelah itu konselor akan
mengakhiri kegiatan intervensi.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian menyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.
11
Penanggung Konselor (Regina Zahwa M)
Jawab Co. Konselor (M. Dema Satria)
Kegitatan Notulen (M. Rahmah Ma’rifati)
Observer dan Dokumentasi (Nor Hadijah)
12
Setiap konseli akan diminta untuk menuliskan kondisi dirinya masing-
masing dan juga perkembangan yang mereka alami setelah melakukan kegiatan
intervensi dalam sebuah kertas origami. selain itu konseli juga akan diminta
untuk memberikan penilaian terhadap manajemen waktu dirinya dari 1-10.
dengan ukuran 1 adalah manajemen waktu yang paling buruk dan 10 adalah
manajemen waktu yang paling baik.
Konselor akan menuliskan self report pada tabel berdasarkan apa yang
telah dituliskan konseli dalam kertas origami. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan pada masing-masing konseli pada tiap sesinya.
13
Daftar Pustaka
Agnes, Dita T.A. (2016). Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan
Performasi Kerja pada Mahasiwa yang Bekerja di Yogyakarta. Skripsi
Yogyakarta. Fakutas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Corey, Gerald. (1999). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
PT Refika Aditama
Diana, D.W (2016). Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui
Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving pada Siswa. Jurnal
Psikopedagogia Vol. 5, No 1
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Latipun. (2008). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga,
Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutanti, Tri. (2015). Pelaksnaan Layanan Konseling Kelompok pada Siswa
Cerdas Istimewa di Sma Negeri Kota Yogyakarta. Jurnal Konseling
Gusjigang Vol. 1, No 1
Winkel, W.S. & M. M. Srihastuti. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
14
Lampiran
a) Daftar Kehadiran
Sesi 1-2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 5
Sabtu, 2 Sabtu, 9 Sabtu, 16 Selasa, 19 Sabtu, 23
Inisial
Desember Desember Desember Desember Desember
2017 2017 2017 2017 2017
RN
ARPP
AIP
NMF
LE
PSI
RNK
ABW
AAP
NW
15
b) Skala Manajemen Waktu
IDENTITAS
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
TTL :
Usia :
INSTRUKSI
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, setiap pernyataan
memiliki pilihan jawaban yang terletak pada kolom disebelah kanan. Pilihlah
salah satu dari pilihan jawaban yang menurut Anda sesuai dengan keadaan diri
Anda. Caranya dengan memberi tanda check list ( √ ) pada salah satu pilihan
terbsebut.
Keterangan :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
16
No. Pernyataan SS S TS STS
7. Setiap kegiatan saya lakukan berdasarkan tujuan
yang ingin saya capai
8. Saya membuat daftar aktifitas yang harus saya
lakukan
9. Saya menandai setiap kegiatan yang telah saya
lakukan sehingga saya mengetahui kegiatan yang
sudah atau belum saya lakukan
10. Saya sering menghabiskan waktu untuk kegiatan
yang menurut saya tanpa tujuan penting
11. Saya lebih suka melakukan kegiatan secara spontaan
daripada direncanakan
12. Saya terkadang bingung akan kegiatan yang telah
saya lakukan atau belum karena saya jarang
memberikan tanda (checklist) pada kegiatan yang
telah saya lakukan
13. Saya tidak suka menunda pekerjaan
14. Saya merasa puas ketika saya mampu membuat
perencanaan terhadap kegiatan yang saya lakukan
15. Saya menentukan deadline pada setiap kegiatan dan
berusaha menyelesaikan tugas sesuai deadline
16. Saya sering menunda pekerjaan
17. Saya mudah bosan dengan kegiatan yang sudah
terencana dan terjadwal
18. Saya sering menyelesaikan tugas melebihi deadline
yang telah saya buat
19. Saya melakukan kegiatan berdasar prioritas yang
paling penting
20. Apabila jadwal yang saya buat bertabrakan, saya
menyiapkan strategi lain untuk mengatasinya
21. Saya mengandalkan jadwal atau agenda yang telah
tersusun dalam melakukan kegiatan sehari-hari
17
No. Pernyataan SS S TS STS
22. Saya melakukan kegiatan sesuka hati tanpa memilih
mana yang terpenting
23. Saya kesulitan membuat strategi pada saat jadwal
saya bertabrakan
24. Saya mengandalkan ingatan dan spontanitas dalam
melakukan kegiatan daripada jadwal yang disusun
25. Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan
melakukan kegiatan yang dirasa penting
26. Saya selalu berusaha melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah saya buat
27. Saya memeriksa semua kegiatan untuk mengetahui
kegiatan yang telah saya lakukan dan belum saya
lakukan
28. Saya sering membuang-buang waktu luang saya
29. Saya menyelesaikan tugas sesuai keinginan saya
tanpa memperdulikan jadwal yang telah dibuat
30. Saya tidak terbiasa untuk memeriksa kegiatan yang
telah dan yang belum saya lakukan
18
Skala Kemampuan Manajemen Waktu
Skala kemampuan manajemen waktu bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana individu dapat mengatur waktu sehari-hari. Dalam Skala ini tersedia 4
pilihan jawaban alternatif dari masing-masing pernyataan yang ada. Empat (4)
pilihan jawaban alternative tersebut terdiri dari Sangat Sejutu (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Skala Ini berisi 30 item dalam bentuk pernyataan, masing-masing
pernyataan terdiri dari 15 pernyataan favorable dan 15 pernyataan unfavorable.
Item yang digunakan telah mengacu pada tiga aspek manajemen waktu yaitu,
penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme waktu, dan pengorganisasian
lingkungan kerja.
19
Penormaan Skala Manajemen Waktu
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan
akan memberikan hasil ukur yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliable
(andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan butir
Alpha item setiap butir variabel dengan Alpha. Jika Alpha item lebih kecil dari
Alpha maka butir variabel telah reliabel. Tapi jika Alpha item lebih besar dari
Alpha maka butir tersebut tidak reliabel
Berdasarkan kepada hasil penghitungan statistik, skala manajemen waktu
memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,912 (r = 0,912). Hasil
penghitungan tersebut menunjukkan bahwa skala manajemen watu dapat
dikatakan reliabel yaitu dapat dipercaya, karena nilai r ≥ 0,6.
20