Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN INTERVENSI

TEORI & TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK

PSIKOLOGI E 2015
KELOMPOK 10
M. Dema Satria (201510230311278)
M. Rahmah Ma’rifati (201510230311288)
Regina Zahwa M. (201510230311294)
Nor Hadijah (201510230311303)

DOSEN PENGAMPU : Diana Savitri Hidayati,,M.Psi


ASISTEN : Baiq Sopia, S.Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dari-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang penelitian kualitatif.
Harapan kami semoga rancangan ini dapat membantu kami
melaksanakan kegiatan intervensi kelompok dengan baik. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membagun agar kami dapat
memperbaiki rancangan kami, sehingga kami mampu memberikan intervensi yang
tepat kepada kelompok yang bersangkutan.

Malang, 21 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Metode Intervensi ............................................................................... 2
2. Tabel Keseluruhan Agenda ...................................................................... 4
3. Tabel Setiap Tahapan ............................................................................... 6
4. Tabel Pre-Post Test .................................................................................... 12
5. Tabel self report......................................................................................... 12
6. Daftar pustaka ........................................................................................... 14
7. Lampiran .................................................................................................... 15

iii
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Remaja saat ini sudah mengenal berbagai macam organisasi dan
ekstrakulikuler baik yang berada dilingkungan sekolah maupun diluar
lingkungan sekolah. Masa remaja memiliki tugas untuk berkembang yang
harus dicapai dengan sangat optimal. Dimana tugas perkembangan ini
berkaitan dengan moral, nilai, kecerdasan spritual, intelektual dan juga
emosi (Santrock, 2007).
Saat remaja inilah banyak sekali terjadi permasalahan mengenai
manajemen waktu, dikarenakan kurangnya pemahaman akan manajemen
waktu itu sendiri. Ketidak pahaman inilah yang akan berakibat buruk pagi
remaja sehingga banyak waktu yang akan terbuang sia-sia. Pemahaman
akan manajemen waktu akan menjadikan remaja lebih disiplin, dan dapat
mengatur waktu dengan baik setiap harinya. Selain itu hal ini juga dapat
menjadikan remaja dapat memisahkan antara kegiatan pribadi dan kegiatan
belajar.
SMK N 2 Malang memiliki organisasi pramuka yaitu Ambalan
Gajahmadha dan R.A Kartini, dimana Ambalan ini diikuti oleh sebanyak
50 orang siswa aktif dari kelas X sampai kelas XII. Banyaknya kegiatan
atau program kerja yang diadakan oleh Ambalan SMK N 2 Malang
membuat para konselinya susah untuk menyesuaikan waktu antara
kegiatan belajar, maupun kehidupan pribadi mereka. Dari 12 orang yang
diwawancarai ditemukan bahwa permasalahan yang sama adalah susahnya
untuk memanajemen waktunya. Permasalahan tersebut yaitu siswa susah
untuk mengelola waktu antara kegiatan di organisasi pramuka dan tugas-
tugas disekolah, selain itu siswa juga susah untuk mendapatkan waktu
bersama keluarga.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Diana D.W mengenai
“Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Problem Solving pada Siswa”, dalam penelitian
ini didapatkan bahwa, permasalahan manajemen waktu terhadap siswa
kelas VII A SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, dapat diselesaikan

1
dengan menggunakan teknik problem solving dan layanan bimbingan
kelompok.

1.2 Metode Intervensi


Metode intervensi yang akan digunakan oleh konselor adalah
konseling kelompok. Konseling kelompok menurut Latipun (2006),
konseling kelompok (group counseling) merupakan salah satu bentuk
konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi
umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok
dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok (group
dynamic)
Menurut W.S Winkel (2007) konseling kelompok merupakan
bentuk khusus dari layanan konseling, yaitu wawancara konselor
profesional dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu
kelompok kecil. Di dalam konseling kelompok terdapat dua aspek pokok
yaitu aspek proses dan aspek pertemuan tatap muka. Aspek proses dalam
konseling kelompok memiliki ciri khas karena proses itu dilalui oleh lebih
dari dua orang; demikian pula aspek pertemuan tatap muka karena
berhadapan muka adalah sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok,
yang saling memberi bantuan psikologis.
Berdasarkan kepada pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa konseling kelompok merupakan sebuah metode intervensi
kelompok yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seseorang ahli (konselor) kepada beberapa
individu yang tergabung dalam suatu kelompok kecil yang mempunyai
permasalahan yang sama (konseli) dan membutuhkan bantuan yang
tujuannya terselesaikannya masalah yang sedang dihadapi oleh seluruh
konseli kelompok. Konseling kelompok memanfaatkan dinamika didalam
kelompok, sehingga individu dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Konseling Kelompok memiliki kelebihan yaitu, berfokus kepada
pemecahan masalah dari pada merubah kepribadian, konseli juga dapat
menerima dirinya dan suasana diskusi akan lebih hidup dikarenakan
konseli dituntut untuk aktif dalam kegiatan.Selain itu kegiatan konseling

2
kelompok juga dapat mengembangkan kemampuan komunikasi konseli,
dan membuat konseli lebih memahami dirinya sendiri.
Alasan konselor menggunakan metode konseling kelompok
karena, permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang berkaitan
dengan peran dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk
mengontrol diri. Konseling dipilih oleh konselor sebagai variasi dalam
kegiatan intervensi kelompok, karena sebelumnya pada kegiatan asesmen
konselor telah menggunakan metode FGD (Focus Grup Discussion).
Pendekatan yang digunakan oleh konselor pada kegiatan konseling
kelompok kali ini adalah dengan menggunakan pendekatan client
centered. Carl R Rogers mengembangkan client centered sebagai reaksi
terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari
psikoanalaisis. Pada hakikatnya, pendekatan clien centered adalah cabang
khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan klien
mengalami dunia subjektif dan fenomenalnya (dalam Corey, 1999).
Terapi client centered menitik beratkan hubungan pribadi antara klien
dan terapis. endekatan client-centered menaruh kepercayaan yang sangat
besar kepada klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya
sendiri (klien menyelesaikan masalahnya sendiri dna mencari caranya
sendiri). Sikap terapis lebih penting dari teknik-teknik, pengetahuan dan
teori.

3
2. Tabel Keseluruhan Agenda
Kegiatan konseling kelompok ini akan dilakukan setiap hari Sabtu, yang
bertempat di SMKN 2 Malang. Tahapan Konseling Kelompok yang
digunakan mengacu kepada tahapan yang dikembang oleh Corey (dalam
Latipun, 2001).
Tahap-
Tanggal/
No Sesi tahap Aktivitas Tempat
hari
konseling
 Melakukan perkenalan
 Menyampaikan tujuan
kegiatan, dan kontrak
kegitan. Serta
membangun norma untuk
mengontrol aturan-aturan
kelompok.
 Pengisian IC (inform
Sabtu, 2 Orientasi SMKN
concent) dan RH
1 Desember 1- 2 dan 2
 Pemberian ice breaking.
2017 Eksplorasi Malang
 Pemberian pre-test.
 Menceritakan masalah
yang dihadapi.
 Penyampaian kesimpulan
kegiatan.
 Evaluasi kegiatan.
 Penetapan pertemuan
selanjutnya.
 Menceritakan kembali.
Sabtu, 9  Menentukan penyebab SMKN
2 Desember 3 Transisi permasalahan. 2
2017  Menentukan tujuan yang Malang
ingin dicapai.

4
 Penyusunan rencana-
Sabtu, 16 SMKN
Working rencana dan tindakan
3 Desember 4 2
Stage untuk menyelesaikan
2017 Malang
masalah yang dihadapi.
 Pemberian post-test untuk
Selasa, 19 SMKN
mengukur tingkat
4 Desember 5 Post-test 2
keberhasilan yang telah
2017 Malang
dicapai.
 Masing-masing konseli
saling memberikan
feedback satu sama lain.
 Jika ada konseli yang
memiliki masalah dan
belum terselesaikan pada
Sabtu, 23 Terminasi SMKN
fase sebelumnya, maka
5 Desember 6 dan 2
pada fase ini harus
2017 Evaluasi Malang
diselesaikan
 Jika konseli sudah puas
dengan proses konseling
kelompok, maka
konseling kelompok dapat
di akhiri

5
3. Tabel Setiap Tahapan
Sesi 1-2
Tahapan Orientasi dan Eksplorasi
Pengantar Pada sesi ini konseli sudah mengetahui tujuan kegiatan, aturan,
dan mengenal konselor dengan baik. Kemudian ice breaking
digunakan dengan tujuan relaksasi, agar konseli diskusi lebih
tenang, dan membangun rapport. Pada sesi ini juga, konseli
sudah memahami mengenai permasalahan apa yang akan dibahas,
kemudian dilanjut dengan pengisian RH, IC, dan pre-test. Setelah
itu konselor akan meminta para konseli menceritakan kembali
permasalahan yang mereka alami.
Tujuan  Konseli memahami permasalahan yang dihadapi
 Membangun kepercayaan antar konseli kelompok dan
Konselor
 Konseli dapat mengetahui tujuan kegiatan dan peraturan
kegiatan.
 Mengeksplorasi permasalahan.
Materi Ice Breaking
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan  IC
Bahan  RH
 Skala pre-test (Manajemen Waktu)
 Daftar hadir
 Alat tulis
 Kertas origami
 Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur  Sesi 1-2
Konselor akan membuka kegiatan dan memperkenalkan dirinya
dan rekan-rekan yang bertugas selama kegiatan konseling
kelompok dilaksanakan. Konselor menyampaikan tujuan
kegiatan, kontrak kegitan, dan pemberian ice breaking. Ice
breaking yang digunakan adalah permainan konsentrasi. Setiap

6
konseli diminta untuk berdiri membuat lingkaran dengan satu
konselor ditengah lingkaran dan konselor yang lain mengawasi
diluar lingkaran. Konselor akan memberikan contoh gerakan
serta irama dalam gerakan. gerakan pertama adalah menepuk
paha selanjutnya menepukkan kedua telapak tangan, lalu secara
bergantian menjentikkan jari kanan lalu kiri, begitupun
selanjutnya. gerakan tersebut akan terus dilakukan dengan
irama ketukan yang telah ditentukan. selajutnya setiap selesai
satu rankaian gerakan konseli diminta untuk memanggil nama
konseli yang lainnya, ketika ada konseli yang tidak konsentrasi
maka ia akan mendapatkan hukuman. konselor akan
memberikan contoh dari ice breaking terlebih dahulu, setelah
konseli mengerti permainan akan dimulai oleh konselor.
konselor akan menybutkan salah satu nama konseli, kemudian
konseli menyebutkan salah satu nama konseli lainnya (sambil
melakukan gerakan) untuk meneruskan permainan dan begitu
seterusnya. Konseli yang tidak berkonsentrasi akan dikenai
hukuman sesuai dengan kesepakatan konseli lainnya.
Selanjutnya pada tahap ini konselor diharuskan untuk menerima
apapun kondisi konseli tanpa syarat apapun.
Selanjutnya, konselor menjelaskann bahwa setiap hal yang
disampaikan didalam kelompok akan tetap menjadi rahasia,
sehingga konseli tidak perlu takut dalam menyampaikan
apapun. Selanjutnya konseli akan meminta konseli untuk
mengisi riwayat hidup dan juga lembar inform concent. Pada
tahapan ini konselor memberikan pre-test berupa skala yang
bertujuan sebagai acuan untuk mengukur pencapaian tujuan
nantinya. Selanjutnya konselor akan minta konseli
menceritakan permasalahan yang mereka alami. menggali lebih
dalam terkait dengan permasalahan konseli. Konselor meminta
konseli untuk menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam
kertas origami, sebagai acuan keberhasilan intervensi

7
kelompok. Konseli diminta untuk menuliskan perkembangan
dirinya terkait manajemen waktu.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.
Penanggung Konselor (M. Dema Satria)
Jawab Co Konselor dan Pemberi Ice Breaking (Nor Hadijah)
Kegiatan Notulen (M. Rahmah Ma’rifati)
Dok/Observer (Regina Zahwa M)
Sesi 3
Tahapan Transisi
Pengantar Pada sesi ini konselor akan melanjutkan kegiatan sebelumnya,
menyampaikan aturan, tujuan, memperkenalkan kembali rekan-
rekan yang bertugas pada sesi ini. Konselor bertugas untuk
mempersiapkan para klien untuk aktif dalam kegiatan ini
sehingga akan diketahui apa saja penyebab dari permasalahan
yang dihadapai para klien.
Tujuan  Menyetahui apa saja penyebab permasalahan manajemen
waktu dari masing-masing klien
 Mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh setiap konseli.
 Membuat klien merasa memiliki kelompok yang dapat ia
percayai
Materi -
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan  Alat tulis
Bahan  Kertas Origami
 Daftar Kehadiran
 Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 3
Konseli diminta untuk menceritakan kembali mengenai
permasalahan yang di alami. Pada tahap ini, tugas konselor
adalah menggali dan mencari tahu tentang penyebab-penyebab

8
mengenai permasalahan yang ada, dan mempersiapkan agar
konseli mulai saling terbuka. Konselor meminta konseli untuk
menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam kertas origami,
sebagai acuan keberhasilan intervensi kelompok. Konseli diminta
untuk menuliskan perkembangan dirinya terkait manajemen
waktu.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.
Penanggung Konselor (M. Rahmah Ma’rifati)
jawab Co Konselor (Regina Zahwa)
kegiatan Notulen (Nor Hadijah)
Dok/Observer (M. Dema Satria)
Sesi 4
Working Stage
Pengantar Pada sesi ini konselor akan melanjutkan kegiatan sebelumnya,
menyampaikan aturan, tujuan, memperkenalkan kembali rekan-
rekan yang bertugas pada sesi ini. Konselor akan meminta para
klien untk menyusun rencana-rencana mengenai penyelasaian
masalah pada masing-masing konseli.
Tujuan  Mengetahui mengenai perencanaan apa saja yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah
 Membuat konseli mencari pemecahan masalahnya sendiri
Materi -
Waktu 1-1,5 jam
Alat dan  Alat tulis
Bahan  Kertas origami
 Daftar Kehadiran
 Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 4
Pada tahapan ini setiap konseli diajak untuk menyusun rencana
dan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

9
Konseli diharapkan mampu lebih membuka diri dan
menghilangkan defensifnya. Konseli bisa bertanggung jawab dan
tidak mengalami kebingungan, serta merasa berada dalam
kelompok, bisa mendengarkan konseli lain dan terpuaskan
dengan kegiatan kelompok. Konselor meminta konseli untuk
menuliskan tujuan yang ingin dicapai di dalam kertas origami,
sebagai acuan keberhasilan intervensi kelompok. Konseli diminta
untuk menuliskan perkembangan dirinya terkait manajemen
waktu.
Evaluasi Menanyakan kepada konseli tentang perencanaan yang disusun.
Kemudian mennyimpulkan mengenai hasil diskusi hari ini.
Penanggung Konselor (Nor Hadijah)
Jawab Co Konselor (M. Dema Satria)
Kegitatan Notulen (Regina Zahwa M)
Dok/Observer (M. Rahmah Ma’rifati)
Sesi 5
Post-test
Pengantar Konselor beserta rekan-rekanna memberikan post test kepada
konseli untuk mengukur pencapaian tujuan dan seberapa besar
keberhasilan dari intervensi yang dilakukan.
Tujuan Untuk mengukur pencapaian tujuan dan seberapa besar
keberhasilan dari intervensi yang dilakukan.
Materi -
Waktu 30 menit
Alat dan  Alat tulis
Bahan  Skala post-test (Manajemen Waktu)
 Kertas origami
 Daftar Kehadiran
 Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 5
Pada sesi ini konselor beserta rekan-rekan akan membagikan
skala pos-tes kepada masing-masing konseli. selanjutnya

10
konselor akan memberikan instruksi dalam mengisi skala.
Konselor meminta konseli untuk menuliskan tujuan yang ingin
dicapai di dalam kertas origami, sebagai acuan keberhasilan
intervensi kelompok. Konseli diminta untuk menuliskan
perkembangan dirinya terkait manajemen waktu.
Evaluasi -
Penanggung Instruktur (Regina Zahwa M)
Jawab Dokumentasi (Nor Hadijah)
Kegitatan Observer (M. Rahmah Ma’rifati dan Dema Satria)
Sesi 6
Terminasi dan Evaluasi
Pengantar Pada sesi ini konselor dan juga konseli akan mengevaluasi
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain itu
menyampaikan hasil dari post-tes dan juga pre-test. Setelah itu
konselor akan mengakhiri kegiatan intervensi.
Tujuan Untuk mengetahui kendala dalam kegiatan intervensi dan juga
pengaplikasian dalam keseharian konseli.
Materi -
Waktu 30 menit
Alat dan  Alat tulis
Bahan  Daftar kehadiran
 Hasil pre-test dan post-tes (Manajemen Waktu)
 Alat perekam (kamera dan recorder)
Prosedur Sesi 6
Pada sesi ini konselor akan menyampaikan hasil post-test dan
juga pre-test kepada para konseli. selanjutnya konselor dan
konseli bersama-sama melakukan evaluasi terhadap setiap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Setelah itu konselor akan
mengakhiri kegiatan intervensi.
Evaluasi Menanyakan perasaan konseli kelompok setelah mengutarakan
permasalahannya. Kemudian menyimpulkan mengenai hasil
kegiatan hari ini.

11
Penanggung Konselor (Regina Zahwa M)
Jawab Co. Konselor (M. Dema Satria)
Kegitatan Notulen (M. Rahmah Ma’rifati)
Observer dan Dokumentasi (Nor Hadijah)

4. Tabel Pre-Post Test


Subjek Inisial Pre Test Post Test Kesimpulan
1. RN
2. ARPP
3. AIP
4. NMF
5. LE
6. PSI
7. RNK
8. ABW
9. AAP
10. NW

5. Tabel Self Report Manajemen Waktu


Subjek Inisial Sesi 1-2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
1. RN
2. ARPP
3. AIP
4. NMF
5. LE
6. PSI
7. RNK
8. ABW
9. AAP
10. NW

12
Setiap konseli akan diminta untuk menuliskan kondisi dirinya masing-
masing dan juga perkembangan yang mereka alami setelah melakukan kegiatan
intervensi dalam sebuah kertas origami. selain itu konseli juga akan diminta
untuk memberikan penilaian terhadap manajemen waktu dirinya dari 1-10.
dengan ukuran 1 adalah manajemen waktu yang paling buruk dan 10 adalah
manajemen waktu yang paling baik.
Konselor akan menuliskan self report pada tabel berdasarkan apa yang
telah dituliskan konseli dalam kertas origami. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan pada masing-masing konseli pada tiap sesinya.

13
Daftar Pustaka
Agnes, Dita T.A. (2016). Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan
Performasi Kerja pada Mahasiwa yang Bekerja di Yogyakarta. Skripsi
Yogyakarta. Fakutas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Corey, Gerald. (1999). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
PT Refika Aditama
Diana, D.W (2016). Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui
Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving pada Siswa. Jurnal
Psikopedagogia Vol. 5, No 1
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Latipun. (2008). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga,
Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutanti, Tri. (2015). Pelaksnaan Layanan Konseling Kelompok pada Siswa
Cerdas Istimewa di Sma Negeri Kota Yogyakarta. Jurnal Konseling
Gusjigang Vol. 1, No 1
Winkel, W.S. & M. M. Srihastuti. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

14
Lampiran
a) Daftar Kehadiran
Sesi 1-2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 5
Sabtu, 2 Sabtu, 9 Sabtu, 16 Selasa, 19 Sabtu, 23
Inisial
Desember Desember Desember Desember Desember
2017 2017 2017 2017 2017
RN

ARPP

AIP

NMF

LE

PSI

RNK

ABW

AAP

NW

15
b) Skala Manajemen Waktu

IDENTITAS
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
TTL :
Usia :
INSTRUKSI
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, setiap pernyataan
memiliki pilihan jawaban yang terletak pada kolom disebelah kanan. Pilihlah
salah satu dari pilihan jawaban yang menurut Anda sesuai dengan keadaan diri
Anda. Caranya dengan memberi tanda check list ( √ ) pada salah satu pilihan
terbsebut.

Keterangan :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Saya memiliki tujuan dari kegiatan yang saya
lakukan
2. Saya selalu merencanakan apa yang akan saya
lakukan
3. Saya memeriksa kembali jadwal kegiatan yang telah
saya buat
4. Saya tidak tahu tujuan dari kegiatan yang saya
lakukan
5. Setiap kegiatan yang saya lakukan selalu tanpa
terencana terlebih dahulu
6. Saya tidak pernah memeriksa kembali jadwal
kegiatan yang telah saya buat

16
No. Pernyataan SS S TS STS
7. Setiap kegiatan saya lakukan berdasarkan tujuan
yang ingin saya capai
8. Saya membuat daftar aktifitas yang harus saya
lakukan
9. Saya menandai setiap kegiatan yang telah saya
lakukan sehingga saya mengetahui kegiatan yang
sudah atau belum saya lakukan
10. Saya sering menghabiskan waktu untuk kegiatan
yang menurut saya tanpa tujuan penting
11. Saya lebih suka melakukan kegiatan secara spontaan
daripada direncanakan
12. Saya terkadang bingung akan kegiatan yang telah
saya lakukan atau belum karena saya jarang
memberikan tanda (checklist) pada kegiatan yang
telah saya lakukan
13. Saya tidak suka menunda pekerjaan
14. Saya merasa puas ketika saya mampu membuat
perencanaan terhadap kegiatan yang saya lakukan
15. Saya menentukan deadline pada setiap kegiatan dan
berusaha menyelesaikan tugas sesuai deadline
16. Saya sering menunda pekerjaan
17. Saya mudah bosan dengan kegiatan yang sudah
terencana dan terjadwal
18. Saya sering menyelesaikan tugas melebihi deadline
yang telah saya buat
19. Saya melakukan kegiatan berdasar prioritas yang
paling penting
20. Apabila jadwal yang saya buat bertabrakan, saya
menyiapkan strategi lain untuk mengatasinya
21. Saya mengandalkan jadwal atau agenda yang telah
tersusun dalam melakukan kegiatan sehari-hari

17
No. Pernyataan SS S TS STS
22. Saya melakukan kegiatan sesuka hati tanpa memilih
mana yang terpenting
23. Saya kesulitan membuat strategi pada saat jadwal
saya bertabrakan
24. Saya mengandalkan ingatan dan spontanitas dalam
melakukan kegiatan daripada jadwal yang disusun
25. Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan
melakukan kegiatan yang dirasa penting
26. Saya selalu berusaha melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah saya buat
27. Saya memeriksa semua kegiatan untuk mengetahui
kegiatan yang telah saya lakukan dan belum saya
lakukan
28. Saya sering membuang-buang waktu luang saya
29. Saya menyelesaikan tugas sesuai keinginan saya
tanpa memperdulikan jadwal yang telah dibuat
30. Saya tidak terbiasa untuk memeriksa kegiatan yang
telah dan yang belum saya lakukan

18
Skala Kemampuan Manajemen Waktu
Skala kemampuan manajemen waktu bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana individu dapat mengatur waktu sehari-hari. Dalam Skala ini tersedia 4
pilihan jawaban alternatif dari masing-masing pernyataan yang ada. Empat (4)
pilihan jawaban alternative tersebut terdiri dari Sangat Sejutu (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Skala Ini berisi 30 item dalam bentuk pernyataan, masing-masing
pernyataan terdiri dari 15 pernyataan favorable dan 15 pernyataan unfavorable.
Item yang digunakan telah mengacu pada tiga aspek manajemen waktu yaitu,
penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme waktu, dan pengorganisasian
lingkungan kerja.

Blue Print Skala


Aspek
No. Manajemen Favorabel Unfavorabel Jumlah %
Waktu
Penetapan tujuan
1 5 5 10 33%
dan prioritas
2 Mekanisme waktu 5 5 10 33%
Pengorganisasian
3 5 5 10 33%
lingkungan kerja.
Total 15 15 30 100%

Distribusi Item Skala Manajemen Waktu


Aspek Manajemen No. Item
No. Jumlah
Waktu Favorabel Unfavorabel
Penetapan tujuan dan
1 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 28 10
prioritas
2 Mekanisme waktu 2, 8, 14, 20, 26 5, 11, 17, 23, 29 10
Pengorganisasian
3 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 30 10
lingkungan kerja.
Total 15 15 30

19
Penormaan Skala Manajemen Waktu
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4

Validitas dan Reliabilitas Skala


Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh
mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid jika
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
(Sugiyono (2008). peneliti menggunakan validitas isi dalam memastikan item-
item skala telah cukup mencerminkan ciri-ciri dari atribut yang hendak diukur
(Azwar, 2011). validitas isis dilakukan dengan cara diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes secara rasional atau dengan menggunakan professional judgement
(Azwar, 2011).

Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan
akan memberikan hasil ukur yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliable
(andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan butir
Alpha item setiap butir variabel dengan Alpha. Jika Alpha item lebih kecil dari
Alpha maka butir variabel telah reliabel. Tapi jika Alpha item lebih besar dari
Alpha maka butir tersebut tidak reliabel
Berdasarkan kepada hasil penghitungan statistik, skala manajemen waktu
memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,912 (r = 0,912). Hasil
penghitungan tersebut menunjukkan bahwa skala manajemen watu dapat
dikatakan reliabel yaitu dapat dipercaya, karena nilai r ≥ 0,6.

20

Anda mungkin juga menyukai