Anda di halaman 1dari 9

2.9.1.

Turki Utsmani
Setelah Daulah Abbasyiah di Baghdad, Daulalah Ummayah II di Cordova,
Dualah Ftimiyah dan Daulah Mammalik di Mesir yang berlomba untuk
memajukkan ilmu pengetahuan dan peradaban sehingga berhasil memrikan
sumbangan kepada dunia islam dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya ada Turki Utsmani yang kembali menyubangkan wilayah yang
cukup luas bagi dunia Islam, mereka berhasil melakukan ekspansi ke Eropa
Timur, bahkan menjadi satu-satunya yang berhasil menaklukkan
Konstantinopel yang merupakan ibu kota kerajaan Romawi.

Puncak kejayaan Turki Utsmani dalam memperluas wilayah ekspansi ada di


tangan Sultan Sulaiman I (1520 – 1566) yang terkenal dengan sebutan
Sulaiman Agung dan Sulaiman al-Qanun. Dibawah pemerintahannya
wilayah Turi Utsmani meliputi; Afrika Utara, Mesir Hijaz, Irak, Armenia,
Asia kecil, Balkan, Yunani, Bosnia, Bulgaria, Hongaria, Rumania sampai
ke batas sungai Danube, dengan tiga lautan yaitu Laut Merah, Laut Tengah
dan Laut Hitam. 1 Selain memiliki daerah yang luas, Daulah Turki Utsmani
merupakan Daulah yang paling besar dan paling lama berdiri dibanding
Daulah islam lainnya.

2.9.2. Sejarah Berdirinya Turki Utsmani

Dinasti Turki Usmani berasal dari suku Qayigh Aghuz yang di pimpin oleh
Sulaeman Syah. Upaya menghindari serangan Mongol yang sedang
berusaha menguasai dunia Islam. Sulaeman Syah dan sukunya meminta
perlindungan kepada Jalaludin (Dinasti Khawarizmi Syah) di Transoxiana.
Jalaludin meminta agar Sulaeman dan anggota sukunya tinggal di Asia
kecil. Masih dalam menghindari serangan Mongol. Kemudian mereka
pindah ke Syam.2

Dalam jangka waktu kira kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan
kemudian Persia dan Irak .Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan
atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan

1
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, Jilid 4, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,h.115
2
Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam. Bandung Pustaka Bani Quraisy. 2004. h. 113
serangan serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri
kedaerah barat dan mencari tempat pengungsian ditengah saudara saudara
mereka, orang orang Turki Seljuk, didaratan tinggi Asia Kecil .Disana,
dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan
Bizantium .Berkat bantuan mereka, Sultan Alaudin mendapat kemenangan
.Atas jasa baik itu, Allaudin menghadiakan sebidang tanah di Asia kecil
yang berbatasan dengan Bizantium .Sejak itu mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota.3

Setelah Erthogrol meninggal dunia pada tahun 1289 M, kepemimpinan


dilanjutkan oleh puteranya bernama Usman. Putra Erthogrol inilah yang
dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun
1290 M-1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan
Alaudin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium
yang berdekatan dengan kota Broessa.

Pada tahun 1300 M, Mongol menyerang dinasti Saljuk dan Sultan Allaudin
II mati terbunuh. sepeninggal Sultan Allaudin II, Saljuk terpecah menjadi
dinasti-dinasti kecil, dalam keadaan demikian, Utsman menyatakan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang dikuasainya. Maka
sejak itulah kerajaan Usmani dinyatakan berdiri, dan Penguasa pertamanya
adalah Usman, yang disebut juga dengan Usman I.

Setelah itu Usman I menyatakan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (Raja


besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300 M). Usman pun mengirim surat
kepada Raja-raja tetangganya; kepada mereka diberi kesemoatan memilih
satu diantara tiga; pertama, masuk islam, kedua, membayar upeti, dan
ketiga, perang. Segera setlah itu, di anatar Raja-raja tersebut ada yang
langsung tunduk dan bergabung dengannya sehingga setapak demi setapak
wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan
Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada

3
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), Bandung . PT Raja Grapindo
Persada. 2000. h. 129
tahun 1326 M dijadikan sebagai kota kerajaan. Dengan lahirnya daulah
Usman dapatlah islam kembali kepermukaan dan memperlihatkan
kegagahperkasaannya yang luar biasa dan dapat menyambung usaha dan
kemegahannya yang lama sampai abad ke-20.

Usman I meninggal dunia tahun 1326 M, Sultan Turki Usmani diganti oleh
Orkhan (1326 – 1359M), pada masa pemerintahannya, Daulah Turki dapat
menaklukkan Azmir tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Iskandar (1338
M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah ini adalah bagian dari
benua Eropa yang pertama kali ditaklukkan Daulah Turki Utsmani.4

Setelah Orkhan meninggal kemudian digantikan oleh Murad I, yang


berkuasa pada tahun (761 H/ 1359 M -789 H-1389 M), selain memantapkan
keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Ia
dapat menaklukan Adrianopel yang kemudian dijadikannya sebagai ibu kota
kerajaan yang baru, Meaedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian
utara yunani.5

Dengan berhasilnya ditaklukkan kota-kota diatas jalur transportasi


perdagangan hampir seluruhnya dipegang oleh Turki Utsmani sehingga
kerajaan-kerajaan sekitarnya tidak mempunyai pilihan selain berdamai dan
mengakui eksistensi Daulah Turki Utsmani.

Karena kesuksesan yang diperlihatkan oleh Daulah Utsmani timbullah


kecemasan dari kerajaan-kerajaan Balkan.6 Mereka meminta bantuan Paus
Urban V agar bersebia menjadi perantara untuk meminta bantuan eaja- raja
dari eropa Barat untuk bersama-sama membendung keukatan Turki
Utsmani. Paus pun mengeluarkan surat khusus kepada raja-raja Eropa
tersebut.

4
Ibid., h. 130-131
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, Jakarta: UI Press, 1979, h.83
6
Balkan adalah nama suatu Semenanjung di Eropa Tenggara. Negara yang masuk wilayahnya
adalah Albania, Bulgaria, Rumania, Yugoslovia, dan Yunani.
Karena ketidak sabaran Orokh V Raja Serbia, Balkan pun masuk ke dalam
wilayah kekuasaan Sultan Murad I. Sebab belum lagi bala bantuan datang dia
sudah melancarkan serangan yang dibantu oleh Raja Bosnia di Maritza.

Setelah jatuhnya Balkan, Paus Urban V mengobarkan tanda perang. Sejumlah


pasukan besar disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani. Pasukan ini
dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria, namun Bayazid (pengganti Sultan
Murad I) dapat menghancurkan pasukan tersebut. Hal itu juga merupakan
pencapaian yang gemilang bagi umat islam di tangan Turki Utsmani.7

Daerah-daerah taklukkan Turki Utsmani tidak pernah dipaksa untuk masuk


islam. Kepemimpinan pemerintahan pun tetap mereka pegang, yang ada
hanya mereka diharuskan membayar jizyah.

Tidak hanya di Eropa keberhasilan Sultan Murad I dalam bidang ekspansi


wilayah juga terjadi daerah Asia. Kerajaan Karman ditaklukkan. Setelah
Sultan Murad I wafat, beliau digantikkan oleh anaknya di usianya yang ke 34
tahun. Perluasan wilayah tetap dilanjutkan, bahkan pada tahun pertama
pemerintahannya ia dapat merebut Kossova, hingga akhirnya Stephen Raja
Lazar bergabung dengan Sultan dan siap sedia membayar upeti.

Tahun 1393 M, Bayazid mengirim pasukan dibawah komando anaknya


sulaiman untuk menyerang Bulgaria, Setelah mengepung 3 minggu, Rajanya
Sisman melarikan diri dan jatuhlah Bulgaria ke tangan Bayazid. Tidak lama
kemudian kota-kota Nicopolia, Weddes dan Silistria juga dapat ditaklukkan,
sehingga pintu masuk menuju Hongaroa sangat terbuka.

Ketika Bayazid mulai mempersiapakan ekspansi ke Konstantinopel, tentara


mongol yang dipimpin Timur Lank hendak melakukan penyerangan ke Asi
kecil. Karena murka Bayazid tidak meggunakan akal sehatnya dan hanya
mengirimkan 120.000 pasukan sedangkan Timur Lank membawa 800.000
pasukan. Bayazid dan putranya ditawan dan wafat 1 tahun kemudian.

7
Badri yatim, op.cit., h.131
Karena kekalahan Bayazid, kerajaan Turki Utsmani mulai terpecah belah,
banyak penguasa Turki Saljuk di Asia Kecil yang melepaskan diri, bahkan
wilayah Serbia dan Bulgaria meproklamirkan kemerdekaan, belum lagi
masalah perebutan kekuasaan di internal Turki Utsmani semakin
memperkeruh keadaan. Akhirnya Daulah Turki Utsmani mengalami
kevacuman kekuasaan.

Keadaan mulai membaik saat Sultan Muhammad I memimpin. Selama


kurang lebih sepuluh tahun dia bekerja keras untuk dapat menyatukan
negaranya dan mengembalikkan kekuasaan Turki Utsmani seperti sedia kala.
Akibat keberhasilannya menyatukan kembali Turki Utsmani, kerajaan-
kerajaan kristen Eropa kembali merasa terancam.

Setelah Timur Lank meninggal tahun 1405 M kesultanan Mongol terpecah


belah. Hal ini dimanfaatkan Turki Utsmani untuk bisa terbebas dari
kekuasaan Mongol. Usaha Muhammad I yang meletakkan dasar-dasar
keamanan dalam negeri dilanjutkan oleh anaknya yaitu Sultan Murad II (1421
– 1451 M), dan berlanjut kepemimpin berikutnya yaitu Sulatan Muhammad
II.

2.9.3. Masa Kejayaan

Setelah Sultan Murad II meninggal dunia, pemerintahan kerajaan Turki


Usmani dipimpin oleh putranya Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih.
Ia diberi gelar Al-fatih karena dapat menaklukkan Konstantinopel.
Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah umat
Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibukota
Bizantium. Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum
pernah dikuasai raja-raja Islam sebelumnya.

Seperti halnya raja-raja dinasti Turki Usmani sebelumnya, Muhammad Al-


Fatih dianggap sebagi pembuka pintu bagi perubahan dan perkembangan
Islam yang dipimpin Muhammad. Tiga alasan Muhammad menaklukkan
Konstantinopel, yaitu:
1. Dorongan iman kepada Allah SWT, dan semangat perjuangan
berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw untuk menyebarkan ajaran
Islam.
2. Kota Konstantinopel sebagai pusat kemegahan bangsa Romawi.
3. Negrinya sangat indah dan letaknya strategis untuk dijadikan pusat
kerajaan atau perjuangan.

Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai kota Konstantinopel


dengan cara mendirikan benteng besar dipinggir Bosporus yang
berhadapan dengan benteng yang didirikan Bayazid. Benteng Bosporus ini
dikenal dengan nama Rumli Haisar (Benteng Rum).

Benteng yang didirikan umat Islam pada zaman Muhammad Al-Fatih itu
dijadikan sebagai pusat persediaan perang untuk menyerang kota
Konstantinopel. Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, dilakukan
pengepungan selama 9 bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke
tangan umat Islam (29 Mei 1453 M) dan Kaitsar Bizantium tewas bersama
tentara Romawi Timur. Setelah memasuki Konstantinopel disana terdapat
sebuah gereja Aya Sofia yang kemudian dijadikan mesjid bagi umat Islam.

Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, akhirnya kota itupun


dijadikan sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti
menjadi Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat Islam,
berturut-turut pula dapat dikuasai negri sekitarnya seperti Servia, Athena,
Mora, Bosnia, dan Italia.

2.9.4. Kemajuaan Saat Daulah Turki Utsmani

Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Osmani yang


demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti oleh kemajuan-
kemajuan dalam bidang-bidang lainnya. Adapun kemajuan yang terpenting
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani pada masa-masa pertama adalah
orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi
dengan cepat dan luas. Faktor terpentiang adalah keberanian,
keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup
bertempur kapan dan dimana saja.

b. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya


Kebudayaan turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan, diantaranya kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari
kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran etika dan
tata karma dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan
kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium, sedangkan ajaran
tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan,
dan huruf mereka terima dari bangsa Arab.

c. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Karena itu, ulama mempunyai tempat
tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat. Dalam
kajian-kajian keagamaan seperti fikih, ilmu kalam, tafsir dan hadits bisa
dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa
lebih cenderung untuk menegakkan satu paham ( Madzhab) keagamaan
dan menekan madzhab lainnya, seperti yang dilakukan Sultan Abdil al-
Hamid II, ia begitu fanatik terhadap aliran Asy'ariyah. Untuk itu ia
memerintah Syekh Husein al-Jisri menulis kitab Al-Husnu al-
Hamidiyyah untuk melestarikan aliran yang dianutnya. Akibat lainnya
adalah ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya suka menulis dalam
bentuk sarah (penjelasan) terhadap karya-karya klasik.

2.9.5. Masa Kemunduran Turki Utsmani

Kemunduran dan kehancuran kerajaan Turki Usmani berawal sejak


wafatnya Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1566 M). Sementara pengganti-
penggantinya seperti Salim II (1566-1573 M), Sultan Murad III (1574-
1595 M), Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-
1617 M), Mustafa I (1617-1618 M), dan seterusnya ternyata kurang
mampu mempertahankan kejayaan yang pernah dicapai kerajaan Turki
Usmani pada masa-masa sebelumnya.

Saat masa pemerintahan Sultan Salim II, terjadi peperangan antara


anngkatan laut Turki Usmani dengan Spanyol di selat Liponto. Dalam
peperangan itu Turki Usmani kalah dan Tunisia berhasil direbut Spanyol.
Sultan Murad III memiliki kepribadiaan yang buruk dan memperturutkan
hawa nafsu, namun Tunisia dapat direbut kembali, dan juga berhasil
menguasai Tiflis di Laut Hitam dan mengalahkan guberbur Bosnia pada
tahun 1593 M.8

Namun akibat moral Sultan Murad III yang jelek, Austria berhasil
memukul Turki Utsmani. Di dalam negeri mulai terjadi banyak
pemberontakkan. Bahkan tentara elit kerajaan pun melakukan
pemberontakkan.

Dalam rentang waktu tersebut sudah tumbuh negara-negara yang kuat,


seperti Rusia di bawah Peter Yang Agung. Dengan memudarnya
kejayaan Turki Utsmani, Yunani memproklamirkan kemerdekaannya
tahun 1829 M, demikian juga dengan Rumania lepas 1856 M.

Maka Daulah Turki Utsmani yang dulunya pernah jaya di berbagai


pertempuran baik di timur maupun barat, kini hanya mendapat julukan
“The sick man of Europe” yang tinggal menunggu detik-detik
kematiannya. 9

Faktor-faktor lain yang menyebabkan kemunduran kerajaan Turki


Usmani adalah sebagai berikut :

8
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudyaan Islam, Yogyakarta: Kota Kembang, 1989, h.339
9
Harun Nasution, Islam ditinjau, op.cit. h.87
1. Karena amat luasnya kekuasaan Turki Usmani, administrasi
pemerintahannya amat rumit dan komplek. Sementara dilain pihak
memang pengaturannya tidak ditunjang dengan sumber daya yang
berkualitas, malahan keinginannya terus memperluas daerahnya
dengan peperangan terus menerus sehingga banyak mengorbankan
tenaga dan waktu bukan dipakai untuk membangun negara.
2. Beragamnya penduduk, baik ditinjau dari suku, budaya, bahkan
perbedaan agama menyebabkan pengaturannya pun beragam pula.
3. Karena lemahnya para penguasa sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni
akibat dari kepemimpinan para sultan yang lemah sehingga
membuat Negara hancur dan melemah.
4. Maraknya budaya 'pungli' dikalangan para pejabat yang ingin naik
jabatan-jabatan penting, sehingga pudarlah moral para penguasa
Turki.
5. Akibat pemberontakan tentara Jenissari yang semula pendukung
kekuatan Turki Usmani, sekarang menjadi terbalik menyerang
Turki Usmani.
6. Merosotnya perekonomian karena banyaknya peperangan.
7. Akibat terhentinya kegiatan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai