01 - 09 Yuliana
01 - 09 Yuliana
AKTA KIMIA
Akta Kimindo Vol. 2 No. 2 April 2007: 103 – 108 INDONESIA
ABSTRAK
Dua senyawa santon telah diisolasi dari kayu batang G. tetranda yaitu 1,3,4,5,8-
pentahidroksisanton (1) dan 1,3,6,7-tetrahidroksisanton (2). Kedua senyawa mempunyai aktivitas yang
tinggi terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Isolasi senyawa dilakukan dengan cara
maserasi menggunakan pelarut metanol dan fraksinasi dengan berbagai cara kromatografi. Pemurnian
dilakukan dengan metode rekristalisasi menggunakan campuran dua pelarut. Struktur molekul ditentukan
berdasarkan pada data fisika spektroskopi UV, IR, 1H dan 13C-NMR. Uji aktivitas antioksidan dilakukan
dengan metode spektrofotometri menggunakan radikal bebas DPPH.
ABSTRACT
Two santone compounds, 1,3,4,5,8-pentahydroxyxanthone (1) dan 1,3,6,7-tetrahydroxyxanthone (2),
were isolated from Garcinia tetranda woods. Both compounds have high activities on free radical of 1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Isolation was conducted by maseration method using methanol and
fractionation was carried out using chromatography methods. Purification was conducted by re-
crystallization method using mixture of two solvents. Molecule structures were determined using
spectrophotometer methods such as UV, IR, 1H dan 13C-NMR. Antioxidant activity was tested by
spectroscopy method using free radical DPPH.
dilaporkan pada bagian tumbuhan ini maka (65:35), (60:40), (65:45), (50:50) dan (0:100)]
dilakukan penelitian terhadap kayu batang dihasilkan 35 fraksi dan digabung menjadi 6
tumbuhan G. tetranda, juga diamati aktivitas fraksi yaitu AB (28,9 mg), BB (157,3 mg), CB (184,5
senyawa-senyawa yang dihasilkan sebagai mg), DB (260,3 mg), EB (1,04 g), dan FB (1,75 g)
antioksidan. berdasarkan kromatogram KLT dengan eluen
metanol : kloroform (1:9). Fraksi gabungan FB
METODOLOGI PENELITIAN menunjukkan noda sederhana sehingga fraksi
Bahan gabungan FB ini direkristalisasi menggunakan
Bahan tumbuhan yang digunakan dalam eluen etil asetat dan n-heksana, dihasilkan
penelitian ini adalah kayu batang G. tetranda yang padatan berwarna kuning (0,52 g) yang
diperoleh dari Taman Nasional Meru Betiri, selanjutnya disebut sebagai senyawa (1).
Jember, propinsi Jawa Timur. Fraksi gabungan A sebanyak 110,5 g di
KLTP menggunakan eluen diklorometana : aseton
Alat-Alat (6:4) dihasilkan fraksi A1 dan A2. Fraksi A2 tidak
Alat-alat yang digunakan yaitu seperangkat diproses lebih lanjut karena jumlahnya sedikit,
alat distilasi, penguap putar BUCHI Rotavapor R- sedangkan A1 berupa padatan berwarna kuning
114, alat kromatografi kolom cair vakum (KCV), coklat sebanyak 21,9 mg yang selanjutnya
KLT preparatif, lampu ultraviolet (UV), pengukur direkristalisasi dengan eluen aseton dan heksana
titik leleh Fisher Johns, spektrofotometer UV dan dicuci dengan kloroform diperoleh padatan
Shimadzu UV-pharmaSpec 1700 dan kuning pucat sebanyak 15 mg yang kemudian
Spektrofotometer IR BUCK Scientific Model 500 di disebut sebagai senyawa (2).
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri
Surabaya dan JASCO FT/IR-5300, spektrometer Uji antioksidan
1H-NMR dan 13C-NMR Hitachi FT-NMR R-1900 dari Uji pendahuluan dilakukan dengan cara
Lab Dasar Bersama, Universitas Airlangga, melarutkan 1 mg senyawa dalam 2 mL metanol,
Surabaya. Peralatan untuk uji antioksidan adalah kemudian dielusi dengan eluen aseton : metilen
Hitachi 557 Double Wavelength Double beam klorida (4:6). Kromatogram dikeringkan dan
Spectrophotometer dari laboratorium Fitokimia disemprot dengan larutan 0,2% DPPH dalam
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, pipet metanol. Setelah 30 menit kromatogram diamati,
mikro, dan buret. senyawa yang aktif sebagai antioksidan
menunjukkan noda kuning dengan latar ungu
PROSEDUR PENELITIAN (Chaca, dkk, 2005; Conforti, dkk., 2002).
Metode Pemisahan dan Pemurnian Senyawa yang aktif dilarutkan dalam metanol p.a.
Pemisahan serbuk kayu batang sebanyak sehingga diperoleh beberapa variasi konsentrasi.
tiga kilogram dimaserasi dengan pelarut metanol Sebanyak 0,3 mL larutan senyawa ditambahkan
(3 x masing-masing selama 24 jam) secara ke dalam 2,7 mL larutan DPPH 0,004% (w/v),
bertahap pada suhu kamar. Ekstrak metanol dikocok dengan kuat dan disimpan dalam ruang
dipekatkan dengan cara menguapkan pelarutnya gelap, kemudian diukur absorbansinya
menggunakan penguap putar dengan tekanan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ
rendah hingga metanol habis dan diperoleh 517 nm pada waktu 30 menit (Vankar, dkk.,
padatan sebanyak 166,3 g. Padatan tersebut 2006; Molyneux, 2004; Han, dkk., 2004). Nilai
selanjutnya dilarutkan dalam metanol - air dan EC50-nya dihitung dari intrapolasi pada grafik
berturut-turut dipartisi dengan pelarut hubungan antara konsentrasi larutan uji dan
diklorometana dan etil asetat. Masing-masing persen peredaman, kemudian dibandingkan
fraksi dipekatkan pelarutnya sehingga diperoleh dengan larutan standar quersetin.
padatan berwarna coklat sebanyak 20 g untuk
fraksi etil asetat dan padatan berwarna kuning HASIL
sebanyak 26,8 g untuk fraksi diklorometana. 1,3,4,5,8-pentahidroksisanton (1). Padatan
Fraksi Etil asetat sebanyak 14 (2 x 7) gram kuning, t.l. 233-234 οC, UV λmaks (MeOH) nm 289
difraksinasi dengan metode kromatografi kolom dan 342, UV (MeOH + NaOH) λmaks nm: 320 dan
cair vakum (KCV) dengan fasa diam adalah silika 406, UV (MeOH + AlCl3) λmaks nm: 280 dan 429,
gel dan fasa gerak eluen n-heksana : etil asetat UV (MeOH + AlCl3 +HCl) λmaks nm: 286 dan 355.IR
dengan berbagai perbandingan [(8:2), (7:3), (6:4),
(KBr) νmaks cm-1 : 3387, 1649, 1611, 1371, 1284,
(1:1) dan (0:10)]. Dari proses ini diperoleh 37
fraksi yang selanjutnya digabung berdasarkan 1189 dan 834. 1H-NMR (aseton-d6, 90 MHz) δH
kesamaan nilai Rf pada kromatogram KLT dengan ppm : 13,08 (1H, brs, 1-OH); 12,29 (1H, s, 8-OH);
eluen metanol : kloroform (1:9). Fraksi gabungan 9,74 (1H, brs, 5-OH); 8,32 (1H, brs, 4-OH); 7,45
yang dihasilkan adalah A (0,63 g), B (4,38 g), dan (1H, s, 3-OH); 7,27 (1H, d, 8,87, H-7); 6,48 (1H, d,
C (4,3 g). 8,87, H-6) dan 6,04 (1H, s, H-2). 13C-NMR (aseton-
Fraksi gabungan B difraksinasi lebih lanjut d6, 90 MHz) δC ppm : 123,3 (C-4); 129,8 (C-5);
dengan eluen n-heksana : etil asetat [(70:30), 146,3 (C-10); 150,0 (C-8); 158,2 (C-4a); 164,1 (C-
1); 165,3 (C-3), 96,0 (C-2); 115,3 (C-6); 114,0 (C- ditunjukkan dengan adanya vibrasi ulur C=O pada
7), 102,0 (C-8a); 97,1 (C-9a);182,9 (C-9). daerah 1649 cm-1, merupakan serapan khas
1,3,6,7-tetrahidroksisanton (2). Padatan untuk karbonil terkhelat pada senyawa santon
kuning pucat, t.l. 273-274 οC, UV (MeOH) λmaks nm (Merza, dkk., 2004). Sesuai data spektrum UV
: 237, 254, 312, dan 363; UV (MeOH + NaOH) dan IR dapat diketahui bahwa senyawa (1)
λmaks nm : 267 dan 386); UV (MeOH + AlCl3) λmaks mempunyai gugus hidroksil yang membentuk
nm : 231, 266, 353, dan 414; UV (MeOH + AlCl3 khelat dengan gugus karbonil dan cincin aromatik
+HCl) λmaks nm : 263; 339, dan 406. IR (KBr) νmaks sehingga senyawa ini dihipotesakan mempunyai
cm-1 : 3314, 1655, 1616, 1483, 1300, 1174 dan kerangka santon.
828. 1H-NMR (DMSO-d6, 90 MHz) δH ppm 13,12 Data spektrum 1H-NMR menunjukkan
(1H, s, 1-OH); 6,31 (1H, d, J = 1,8, H-2); 10,40 adanya beberapa kelompok sinyal yang terdiri
(3H, brs, OH); 6,15 (1H, d, J =1,8, H-4); 6,85 (1H, atas 8 proton. Munculnya sinyal singlet pada
s, H-5); dan 7,37 (1H, s, H-8). daerah δH 13,08 ppm dan 12,29 ppm berturut-
turut menunjukkan adanya gugus hidroksil pada
PEMBAHASAN posisi C-1 dan C-8 yang berikatan hidrogen
Pemisahan dan pemurnian ektrak metanol dengan gugus karbonil. Sinyal singlet melebar
dari kayu batang G. tetranda dengan berbagai pada daerah δH 9,76; 8,32 dan 7,46 ppm
metode seperti partisi, kromatografi dan mengisyaratkan adanya gugus hidroksil bebas
kristalisasi menghasilkan dua senyawa santon berturut-turut pada posisi C-5, C-4 dan C-3.
yaitu 1,3,4,5,8-pentahidroksisanton (1) dan Adanya sinyal singlet pada daerah δH 6,04 ppm
1,3,6,7-tetrahidroksisanton (2). adalah khas untuk proton aromatis pada posisi C-
1,3,4,5,8-pentahidroksisanton (1) berupa 2 (Bennet, 1990). Selain itu proton aromatis
padatan kuning dengan titik leleh pada suhu 233- lainnya ditunjukkan oleh sinyal doublet yang
234 0C. Uji kualitatif dengan pereaksi FeCl3 dalam terkopling orto pada δH 7,23 ppm (1H, d, 8,9 Hz)
metanol memberikan warna hijau tua yang dan 6,48 (1H, d, 8,9 Hz). Dari analisis spektrum
menunjukkan adanya senyawa fenolat. Spektrum 1H-NMR di atas mengisyaratkan bahwa senyawa
UV menunjukkan puncak pita II dengan panjang (1) merupakan suatu santon sederhana dengan
gelombang λmaks 289 nm yang mengisyaratkan lima gugus hidroksil tersubstitusi pada kerangka
adanya eksitasi elektron π → π*, merupakan dasarnya. Hipotesis di atas diperkuat oleh data
kromofor yang khas untuk sistem ikatan rangkap spektrum 13C-NMR senyawa (1) yang
terkonjugasi (-C=C-C=C-) dari suatu senyawa menunjukkan adanya resonansi yang terpisah
aromatik. Puncak pita I pada daerah 342 nm untuk 13 atom karbon. Sinyal-sinyal atom karbon
menunjukkan adanya eksitasi elektron n → π*, tersebut terdiri dari tujuh karbon oksiaril pada δC
hal ini menunjukkan adanya ikatan terkonjugasi 123,3; 129,8; 146,3; 150,0; 158,2; 164,1 dan
dari heteroatom dengan sistem π aromatik (-C=C- 165,3 ppm, tiga karbon metin pada δC 96,0;
C=C-C=O), sehingga dapat disarankan bahwa 115,3 dan 114,0 ppm, dua karbon kuartener
senyawa (1) mempunyai cincin aromatik yang pada δC 102,0 dan 97,1 ppm serta satu gugus
tersubstitusi oleh gugus keton. Penambahan karbonil pada δC 182,9 ppm. Berdasarkan hasil
pereaksi geser NaOH pada senyawa (1) analisis data UV, IR, 1H dan 13C-NMR di atas dapat
menyebabkan pergeseran batokromik pada pita I disarankan bahwa senyawa (1) sesuai dengan
sebesar 64 nm menunjukkan adanya gugus fenol 1,3,4,5,8-pentahidroksisanton.
yang mengalami kesetimbangan keto-enol
dengan gugus karbonil (C=O). Dari analisis data OH O OH
spektrum UV dapat disimpulkan bahwa senyawa
(1) mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi dari
cincin aromatik yang tersubstitusi oleh gugus
keton dan hidroksil. Pergeseran batokromik pada O OH
pita I sebesar 87 nm dengan penambahan OH OH
(1)
pereaksi geser AlCl3 dan dengan penambahan
asam klorida menyebabkan spektra berada
O OH
diantara metanol dan AlCl3, menunjukkan bahwa
senyawa (1) mempunyai gugus OH khelat dan HO
sistem orto-dihidroksi yang tersubstitusi pada
kerangka dasarnya. HO O OH
Spektrum IR pada daerah 3387 cm-1
menunjukkan adanya serapan melebar sebagai (2)
vibrasi ulur O–H, vibrasi ulur C–O pada daerah
1284 cm-1 dan daerah 1189 cm-1. Munculnya Senyawa 1,3,6,7-tetrahidroksisanton (2)
serapan pada daerah 1611 cm-1 merupakan ciri berupa padatan kuning pucat dengan titik leleh
khas untuk suatu sistem aromatik (Parveen, pada kisaran 273-2740C. Warna hijau yang
1987), selanjutnya adanya gugus karbonil nampak pada uji kualitatif dengan pereaksi FeCl3
Parveen, M., and Khan, N.U. (1987) A New Suksamrarn, S., Suwannapoch, N., Phakhodee,
Isoprenylated Xanthone from Garcinia W., Thanuhiranlert, J., Ratananukul, P.,
mangostana Linn., Chem, and Ind., 15 June, Chimnoi, N., and Suksamrarn, A. (2003),
418 Antimycobacterial Activity of Prenylated
Peres, V., and Nagem, T. J. (1997) Trioxygenated Xanthones from the Fruit of Garcinia
Naturally occuring Xanthones, mangostana, Chem. Pherm. Bull, 51 (7),
Phytochemistry, 44, 191-214 857-859
Permana, D, Lajis, N., Mackeen, M., Ali, A.M., Aimi, Tominaga, H., Kobayashi, Y., Goto, T., Kasemura,
N., Kitajama, M., Takayama, H. (2001) K., Nomura, M. (2005) DPPH Radical-
Isolation and Bioaktivities of Constituents of Scavengning Effect of Several
the Roots of Garcinia atroviridis, J. Nat. Phenylpropanoid Compounds and Their
Prod., 64, 976-979 Glycoside derivatives, Yakugaku zasshi, 125
Riyanto, A. (2006) Isolasi dan Uji Antibakterial (4), 371-375
Senyawa Santon dari Kayu Akar Garcinia Vankar, P.S., Tiwari, V., Singh, L.W., and Swapana,
tetranda Pierre., Tesis, Program Studi N. (2006) Antioxidant properties of some
Magister Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA, ITS, exclusive species of zingiberaceae family of
Surabaya manipur, Electronic Journal of Environmental
Rizani, N. dan Ersam T. (2006) Dua Senyawa Agriculture, 5 (2), 1 – 6.
Santon Diprenilasi dari Ekstrak Wijayanto, B. dan Ersam, T. (2006) Isolasi 1,3,6-
Diklorometana Kulit Akar Garcinia tetranda trihidroksi-7-metoksi-2-(3-metoksi-3-metil-
Pierre., Prosiding Seminar Nasional Kimia butenil-1)-8-isoprenilsanton dari Fraksi Polar
(Unesa Surabaya), 4 Februari, 370-378 Diklorometana pada Ekstrak Metanol kulit
Batang Wadung (Garcinia tetranda Pierre.),
Prosiding Seminar Nasional Kimia (Unesa
Surabaya), 4 Februari, 114-122