Anda di halaman 1dari 8

Medical review

medical review

Tata Laksana Terkini Pankreatitis Akut


JB Suharjo B Cahyono
PPDS2 Gastroenterohepatologi
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK ABSTRACT

Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan Acute pancreatitis is acute inflammation, non-bacterial
akut, non-bakterial pada organ pankreas, yang ter- in pancreas organ, caused by enzyme autodigestion of
jadi akibat autodigesti enzim pankreas. Pada 75%–85% the gland. In 75%–85% of patients the cause is easily
pasien, penyebabnya mudah diidentifikasi, dengan identified, the most cause are gallstone and alcohol.
penyebab utama adalah batu empedu dan alkohol. The diagnosis of acute pancreatitis is established by
Diagnosis pankreatitis akut bisa ditegakkan apabila the presence of 2 of the following criteria (1) abdominal
memenuhi 2 dari 3 kriteria, yakni (1) nyeri perut bagi- pain, (2) serum amylase and or lipase greater than three
an atas, (2) peningkatan amilase atau lipase > 3 x nilai times upper limit of normal, and / or (3) characteristics
batas atas normal, (3) hasil pemeriksaan imaging (USG/ finding from abdominal imaging. There are two phases
CT scan atau MRI). Perjalanan pankreatitis akut dibagi of acute pancreatitis process; early (lasts for the first
menjadi 2, yaitu fase awal yang terjadi dalam minggu week) and late (lasts from weeks to months). Cause of
pertama dan fase lambat yang terjadi dalam beberapa death in early phase is organ failure and in late phase
minggu hingga bulan. Penyebab kematian pada fase is infected pancreatic necrosis. There are three compli-
awal adalah gagal organ dan pada fase lambat adalah cations of acute pancreatitis; organ and systemic com-
pankrezatitis nekrosis terinfeksi. Komplikasi pancreati- plications and local complications. Assess severity of
tis akut dapat berupa komplikasi gagal organ dan sis- acute pancreatitis at 0–72 hours is very crucial for know-
temik serta komplikasi lokal. Menilai tingkat keparahan ing prognosis, initial management and where patients
pancreatitis pada 0–72 jam pertama sangat penting should be cared (ward or ICU). Management of acute
untuk tujuan prognosis, manajemen klinis awal dan di- pancreatitis are fluid resuscitation, oxygen supplemen-
mana pasien harus dirawat (bangsal atau ICU). Manaje- tal, analgetic, antibiotic when indicated, and minimally
men pankreatitis akut berupa resusitasi cairan, nutrisi invasive approaches or open surgical for infected pan-
enteral, analgesik, oksigenasi, antibiotik bila ada indi- creatic necrosis or symptomatic pseudocyst.
kasi dan intervensi invasif minimal atau bedah terbuka
bila ada komplikasi pancreatitis nekrosis terinfeksi atau Key words : Acute pancreatitis, assess severity, local
pseudokista yang simptomatik. and organ failure complications

Kata Kunci : Pankreatitis akut, menilai tingkat


keparahan, komplikasi lokal dan gagal organ

PENDAHULUAN

Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan akut, non-bakterial pada organ pankreas. Pan-
kreatitis terjadi oleh karena enzim autodigesti, dimana enzim pankreas yang teraktivasi mencer-
na pankreas, sehingga menyebabkan edema, kerusakan vaskular, perdarahan dan nekrosis organ
pankreas.1 Terjadinya pankreatitis akut diawali karena adanya jejas di sel asini pankreas akibat ; (1)
obstruksi duktus pankreatikus (terutama oleh migrasi batu empedu), (2) stimulasi hormon kole-
sistokinin (CCK) sehingga akan mengaktivasi enzim peankreas (misalnya karena pengaruh hiper-
trigliseridemia dan alkohol), (3) iskemia (misalnya pada pankreatitis akut pasca prosedur endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau aterosklerosis.2,3 Sekitar 75%–85% penyebab
pankreatitis akut dapat diidentifikasi, dengan penyebab utama adalah obstruksi batu di duktus kole-
dokus (38%) dan alkohol (36%). Penyebab lainnya adalah pancreas divisium (7%), komplikasi pasca
tindakan ERCP (5,4%), hipertrigliseridemia (1%–4%), obat obatan (1%-4% ) dan hiperkalsemia.4,5,6
Menurut Klasifikasi Atlanta (2012),7 diagnosis pankreatitis akut tegak apabila memenuhi 2 dari 3 kri-

43 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 43
Medical review
medical review

teria (1) nyeri perut bagian atas, (2) peningkatan nan klinis pankreatitis akut dapat dibagi men-
amilase atau lipase lebih dari tiga kali nilai batas jadi dua, yaitu fase awal dan fase lanjut.7
normal, (3) hasil pemeriksaan imaging (USG/
CT scan atau MRI). Pemeriksaan ultrasonografi Fase awal
dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit Fase awal terjadi pada minggu pertama. Pada
untuk mendeteksi batu empedu dan pelebaran fase ini terjadi sindrom respon inflamasi siste-
duktus koledokus sebagai penyebab pank- mik (SIRS), sebagai akibat respons tubuh terha-
reatitis akut. Tidak semua pasien dengan pan- dap lesi pankreas lokal. Apabila SIRS menetap
kreatitis harus menjalani pemeriksaan CT scan maka ada risiko yang sangat besar terjadi gagal
abdomen. Indikasi pemeriksaan CT scan den- organ. Faktor yang menentukan berat ringan-
gan contrast–enhanced computed tomography nya pankreatitis akut selama fase awal adalah
(CECT ) adalah (1) untuk memastikan diagnosis adanya dan berapa lama terjadi gagal organ.
pankreatitis akut apabila hasil pemeriksaan ami- Gagal organ yang terjadi < 48 jam (transient or-
lase–lipase atau USG masih diragukan, (2) untuk gan failure) memberikan prognosis yang lebih
menentukan tingkat keparahan pankreatitis baik dibandingkan apabila gagal organ bersi-
akut dan mendeteksi adanya komplikasi lokal fat persisten (> 48 jam). Komplikasi pankreati-
pankreatitis, (3) sebagai pemandu tindakan in- tis lokal jarang terjadi pada fase ini, seandainya
vasif minimal pada saat melakukan drainase terjadi komplikasi lokal, komplikasi ini tidak
cairan atau debris nekrotik.8 menentukan beratnya pankreatitis.7 Pada fase
awal penyebab kematian adalah karena respons
Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk inflamasi (SIRS) yang memicu terjadinya gagal
memahami aspek diagnostik, komplikasi, pe- organ multipel.1,2
nilaian tingkat keparahan, terapi suportif dan in-
tervensi invasif minimal atau pembedahan pada Fase lambat
pankreas yang mengalami komplikasi. Fase lambat berlangsung beberapa minggu
sampai bulan. Fase lambat ditandai dengan
FASE PANKREATITIS AKUT adanya SIRS yang persisten atau oleh karena
komplikasi lokal dari pankreatitis akut. Fase
Berat ringannya pankreatitis akut tergantung lambat hanya terjadi pada pankreatitis sedang
dari respon inflamasi sistemik yang diperantarai sampai berat.7 Kematian pada fase lambat um-
oleh keseimbangan antara sitokin pro inflamma- umnya akibat sepsis, disebabkan oleh karena
pankreatitis nekrosis akut yang mengalami in-
tory dan anti-inflammatory, dan ada tidaknya in-
feksi.
feksi baik lokal maupun sistemik. Pada keadaan
dimana sitokin pro inflammatory lebih dominan
KOMPLIKASI PANKREATITIS AKUT
daripada sitokin anti-inflammatory [IL-10, IL-1
receptor antagonist (IL-1ra) dan soluble TNF Klasifikasi Atlanta 2012 membagi komplikasi
receptors (sTNFR)] keadaan yang terjadi adalah pankreatitis akut menjadi komplikasi gagal or-
pankreatitis akut berat.1 Pada umumnya perjala- gan dan sistemik serta komplikasi lokal.7

44 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 44
METDeIcChreview
medical AnLoRlEoVgyI EW

Komplikasi Gagal Organ dan Sistemik lokal yang terjadi pada sekitar 10%–20% pasien
Menurut Klasifikasi Atlanta 2012 sistem organ dengan pankreatitis akut. Pankreatitis nekrosis
yang harus dinilai sehubungan dengan gagal ditandai dengan adanya jaringan nekrotik di
organ adalah respirasi, jantung dan ginjal. Zhu, parenkim dan atau di peripankreatik. Diagnosis
et al9 melaporkan frekuensi terjadinya gagal pankreatitis nekrosis ditegakkan melalui penci-
organ pada pasien dengan pankreatitis akut traan dan didefinisikan sebagai adanya > 30%
berat yaitu gagal organ multipel (27%), gagal kurang atau tidak adanya penyangatan (non-en-
respirasi (46%), gagal ginjal (16,2%), gagal jan- hancement) pada pemeriksaan menggunakan
tung (17,6%), gagal hati (18,9%) dan perdarahan CECT. Jaringan yang mengalami nekrosis dapat
saluran cerna (10,8%), dengan angka mortalitas berasal dari parenkim pankreas atau jaringan
akibat gagal organ multipel sebesar 45%. Gagal peripankreas dan secara morfologis berupa de-
organ diartikan sebagai nilai skor ≥ 2 untuk satu bris atau cairan yang terlokalisir, dikenal sebagai
dari tiga sistem organ menggunakan sistem acute necrotic collection. Pankreatitis nekrosis
skor dari Marshall (tabel 1). Komplikasi sistemik dapat bersifat steril (steril necrosis) atau terinfek-
dinilai berdasarkan adanya eksaserbasi dari pen- si (infected necrosis). Pankreatitis nekrosis steril
yakit penyerta yang sudah ada, seperti: penyakit terbentuk sekitar 10-14 hari dari onset sakit.
jantung koroner atau penyakit paru obstruktif Setelah kurang lebih 4 minggu acute necrotic
kronis, yang dipicu oleh pankreatitis akut.7 collection mengecil (namun jarang sekali meng-
hilang) dan dilapisi oleh dinding inflamasi yang
Komplikasi Lokal tebal dan kokoh yang berisi debris dan cairan,
Berdasarkan klasifikasi Atlanta 2012, secara mor- dikenal sebagai walled-off necrosis. Pada kondisi
fologi pankreatitis akut dibedakan menjadi dua, tertentu pankreatitis nekrosis yang semula ber-
yaitu pankreatitis edematosa interstisial dan sifat steril dapat terkontaminasi mikroorgan-
pankreatitis nekrosis.7 isme yang berubah menjadi pankreatitis nekro-
sis terinfeksi, yang mempunyai risiko mortalitas
Pankreatitis edematosa Interstisial. Bentuk dari mencapai 20%–30%. Diagnosis pankreatitis
komplikasi lokal pankreatitis edematosa intersti- nekrosis terinfeksi ditegakkan melalui aspirasi
sial adalah timbunan akut cairan peripankreatik jarum halus dipandu dengan CT scan. Selain
(acute collection of peripancreatic fluid) dan pesu- itu, adanya infeksi dapat diduga apabila pada
dokista pankreas (pancreatic pseudocyst). Pada pemeriksaan CECT didapatkan gambaran gas di
pasien yang menderita pankreatitis akut, organ parenkim pankreas atau peripankreas.7, 10, 11
pankreas mengalami pembesaran difus oleh
karena proses edema inflamasi. Pada pemerik- KLASIFIKASI PANKREATITIS AKUT
saan CECT parenkim pankreas memperlihatkan
gambaran penyangatan homogen, terkadang Berdasarkan Klasifikasi Atlanta 2012, tingkat
ditemukan cairan di bagian tepi atau yang dike- keparahan pankreatitis akut dibagi menjadi
nal sebagai acute peripancreatic fluid collection. tiga, yaitu pankreatitis akut ringan, sedang dan
Sementara itu, gejala klinis pankreatitits edema- berat (tabel 2).
tosa interstisial biasanya akan berkurang dalam
minggu pertama. Namun apabila akumulasi Pankreatitis akut ringan
cairan tersebut tidak diserap, cairan akan dila- Pankreatitis akut ringan ditandai dengan tidak
pisi oleh dinding inflamasi yang dikenal sebagai adanya gagal organ dan komplikasi lokal atau
pseudokista pankreas. Pseudokista terjadi seki- sistemik. Sekitar 80% perjalanan klinis pankre-
tar 10% dari pankreatitis akut dan bertanggung atitis akut bersifat ringan dan akan membaik
jawab terhadap sekitar 80% lesi kistik pankreas. secara spontan dalam 3-5 hari.13 Pasien dengan
Jumlah pseudokista bisa tunggal atau multipel, klinis demikian tidak memerlukan pemeriksaan
dan berada di dalam atau di luar pankreas den- CECT dan angka mortalitas relatif rendah, se-
gan ukuran bervariasi.7, 10 Pankreatitis nekrosis. hingga dapat dipulangkan pada fase awal per-
Pankreatitis nekrosis merupakan komplikasi jalanan pankreatitis akut.

45 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 45
METDeIcChreview
medical AnLoRlEoVgyI EW

Pankreatitis akut sedang setelah onset gejala mempunya sensitifitas 75%,


Pasien pankreatitis akut sedang sampai berat spesifisitas 71%.7,11,14 Pada tahun 1985, Balthazar dan
ditandai dengan adanya gagal organ, komplikasi kawan kawan mengenalkan sistem angka didasar-
lokal atau sistemik yang bersifat sementara (< 48 kan pada pemeriksaan CT scan untuk menilai
jam). Umumnya pankreatitis tipe ini akan mem- derajat pankreatitis akut dan menentukan kore-
baik tanpa intervensi atau paling tidak memer- lasi indeks derajat CT dengan risiko morbiditas dan
lukan perwatan yang lebih lama, dengan angka mortalitas. Secara CECT luasnya nekrosis dapat di-
mortalitas jauh lebih rendah dibandingkan pan- katagorikan : tidak ada nekrosis, nekrosis lebih dari
kreatitis akut berat. 30% (mortalitas tidak ada), nekrosis 30%-50% dan
nekrosis lebih dari 50% (mortalitas 11%-25%).10 Se-
Pankreatitis akut berat. baiknya untuk mendeteksi adanya nekrosis CECT
Pankreatitis akut berat terjadi pada 15%–20% dilakukan pada hari ke-4 sampai ke-10, karena nek-
kasus, yang ditandai dengan adanya gagal organ rosis jarang terjadi sebelum itu.8
yang bersifat persisten. Apabila tidak dijumpai
tanda gagal organ, adanya komplikasi pankreatitis MANAJEMEN PANKREATITIS AKUT BERAT
nekrosis dapat dikatagorikan sebagai pankreatitis
berat. Pasien dengan gagal organ persisten yang Pada bagan 1 dapat dilihat alur tatalaksana pan-
timbul dalam beberapa hari dari onset sakit risiko kreatitis akut pada 72 jam pertama. Pada 3 hari
mortalitasnya mencapai 30%–50%.11,12 pertama ini hal penting harus dilakukan adalah
menentukan tingkat keparahan pankreatitis,
MENILAI TINGKAT KEPARAHAN PANKREATITIS memberikan terapi suportif dan evaluasi respons
AKUT terapi. Pasien dengan skor APACHE > 8, komorbid
berat dan gagal organ perlu dirawat di ruang per-
Menilai tingkat keparahan pankreatitis akut pent- awatan intensif.13 Komplikasi lokal harus dicurigai
ing dilakukan untuk menentukan prognosis, mana- apabila nyeri perut tidak membaik, serum enzim
jemen klinis awal dan menentukan dimana pasien pankreas meningkat, munculnya disfungsi organ,
harus dirawat. Ada beberapa parameter yang ser- adanya demam. Komplikasi lokal dapat diketahui
ing digunakan untuk menilai derajat pankreatitis, melalui pemeriksaan CECT, sebab itu sangat pent-
yaitu : kriteria gagal organ (misalnya skor Marshall), ing untuk mendeskripsikan gambaran CECT ber-
adanya komplikasi pankreatitis akut lokal (pank- dasarkan lokasi (peripankreatik), kandungan mate-
reatitis nekrosis akut), kriteria Ranson (sensitivitas rial (cairan, padat atau gas), dan ketebalan dinding
73%, spesifisitas 77%), APACHE II lebih besar dari (tipis atau tebal). Pemeriksaan CT untuk menilai
8 (acute physiology and chronic health evaluation, adanya komplikasi pankreatitis akut dilakukan
dengan sensitivitas 77% dan spesivisitas 84%), Bed- setelah 72–96 jam dari onset sakit dan dapat diu-
side Index of Severity in Acute Pancreatitis (BISAP), lang kembali apabila keadaan pasien semakin
Balthazar’s computed tomography (CT) severity memburuk atau tidak memberikan respons de-
index (sensitifitas 87%, spesifisitas 88%) atau C-re- ngan terapi yang sudah diberikan.8
active protein (> 150 mg/dl) yang diperiksa 48 jam

46 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 46
METDeME
IcCThADenLIcCoR
hlAn
EoLV
ogRy EoVgyI EW
lI EW

Terapi suportif jam selama 24–48 jam dengan sasaran menurun-


Terapi suportif meliputi resusitasi cairan, kore- nya angka BUN dan produksi urin adalah > 0,5 ml/
ksi gangguan elektrolit dan koagulasi, pemberian kg/jam (> 500 cc/24 jam).12,15
oksigen, dan ventilasi non-invasif atau invasif. Re-
susitasi cairan harus segera dimulai secara dini ka- Antibiotika profilaksis
rena sekuestrasi atau pengurangan cairan sudah Penyebab infeksi terbanyak adalah: Escherichia coli
dapat terjadi dalam 48 jam pertama. Pada 12–24 (32%), Enterococcus (25%), Klebsiella (15%), Staphy-
jam pertama resusitasi memberikan dampak klinis lococcus epidermidis (15%), Staphylococcus aureus
yang menentukan dalam manajemen pankreatitis (14%), Pseudomonas (7%) dan Candida (11%). In-
akut. Diperlukan hidrasi cairan secara agresif se- feksi lebih banyak bersifat monomikrobial (66%)
banyak 250–500 cc/jam dengan larutan isotonis dibandingkan polimikrobial (34%). Pemeriksaan
(lebih terpilih ringer laktat), hati-hati apabila ada aspirasi jarum halus yang dipandu dengan USG/
komorbid penyakit jantung atau ginjal. Kebutu- CT scan sebaiknya dilakukan untuk membeda-
han cairan tubuh harus dinilai dengan interval 6 kan nekrosis pankreas akut steril atau terinfeksi

47 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 47
METDeME
IcCThADenLIcCoR
hlAn
EoLV
ogRy EoVgyI EW
lI EW

dan melakukan kultur serta sensitivitas sebagai yang tidak terjadi pada NJT. Studi meta-analisis
pedoman pemberian antibiotika yang tepat. As- membuktikan bahwa pemberian nutrisi enteral
pirasi jarum halus relatif aman dan memberikan melalui NGT aman dan dapat ditoleransi pasien
hasil yang akurat, dengan tingkat sensitivitas dan sebanding dengan NJT. Nutrisi parenteral dapat
spesivisitas untuk menegakkan nekrosis pankreas diberikan pada pankreatitis akut sebagai alternatif
terinfeksi sebesar masing masing 90% dan 96%.16 apabila jalur enteral tidak memungkinkan diberi-
Antibiotik yang banyak diteliti dan mempunyai kan.19 ACG (2013) merekomendasikan agar pada
penetrasi ke organ pankreas yaitu karbapanem, pankreatitis akut ringan, nutrisi secara oral segera
kuinolon, metronidazol dan sefalosporin dosis diberikan apabila pasien sudah tidak mengalami
tinggi.12 Berdasarkan data penelitian, antibiotika nyeri perut, mual dan muntah. Makanan dimulai
yang paling efektif adalah imipenem yang diberi- dalam bentuk cair atau padat lunak, bertahap dan
kan dengan dosis 0,5 gr/8 jam secara intravena).17 rendah lemak. Pada pankreatitis akut berat diberi-
kan nutrisi enteral untuk mencegah komplikasi in-
Menurut American College of Gastroenterology feksi. Nutrisi parenteral harus dihindari kecuali nu-
(2013)12 dijelaskan bahwa peran antibiotik pada trisi enteral tidak memungkinkan untuk diberikan.
pankreatitis akut yaitu (1) penggunaan rutin an- Nutrisi enteral sebaiknya ditunda apabila pasien
tibiotik dengan tujuan profilaksis pada pasien dalam keadaan masih syok, perdarahan gastroin-
pankreatitis akut berat tidak direkomendasikan, testinal masif, obstruksi intestinal, fistula jejunum
(2) antibiotik diberikan pada infeksi ekstra-pan- atau enteroparalisis berat.18
kreas seperti kolangitis, infeksi akibat pemasan-
gan kateter, bakteriemia, infeksi saluran kencing INTERVENSI PADA PANKREATITIS AKUT
dan pneumonia, (3) penggunaan antibiotik pada
pasien pankreatitis nekrosis steril untuk mencegah Pada saat ini terapi pankreatitis akut berat telah
terjadinya pankreatitis nekrosis terinfeksi tidak di- bergeser dari tindakan pembedahan awal ke per-
rekomendasikan (4) Adanya nekrosis terinfeksi awatan intensif agresif. Seiring dengan berkem-
harus dipertimbangkan pada pasien dengan bangnya radiologi dan endoskopi intervensi,
pankreatitis atau nekrosis ekstra-pankreas yang tindakan bedah dapat diminimalisasi. Intervensi
tidak membaik setelah perawatan selama 7–10 untuk mengatasi komplikasi lokal pankreatitis
hari. Pada pasien ini diperlukan tindakan aspirasi akut berat adalah: (1) ERCP dan sfingterotomi un-
jarum halus sebagai dasar panduan pemberian tuk menghilangkan sumbatan dan evakuasi batu
antibiotik atau antibiotik empiris segera diberikan di duktus koledokus, (2) kolesistektomi laparosko-
seandainya tidak dilakukan aspirasi jarum halus. pi ditujukan untuk mengangkat batu empedu, (3)
drainase cairan menggunakan kateter perkutan
Terapi nutrisi baik dengan panduan USG maupun CT scan atau
Berdasarkan penelitian, pemberian nutrisi par- transluminal endoskopik, (3) nekrosektomi melalui
enteral dapat mengakibatkan: (1) Atrofi jarin- transluminal endoskopik, nekrosektomi transab-
gan limfoid usus (GALT ) yang merupakan sum- domen laparoskopi, atau debridemen retroperi-
ber utama imunitas mukosa, (2) terganggunya toneal yang dipandu dengan video (video-assisted
fungsi limfosit Sel T dan sel B, menurunnya ak- retroperitoneal debridement), (4) laparotomi ter-
tivitas kemotaksis lekosit dan fungsi fagositosis buka direkomendasikan untuk mengevakuasi
sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri timbunan cairan yang sudah dibungkus dengan
(bacterial overgrowth), (3) meningkatnya permea- kapsul yang tebal (walled–off).20 Tindakan bedah
bilitas dinding usus yang dapat mempermudah terbuka menjadi pilihan utama apabila rumah
terjadinya translokasi bakteri, endotoksin, dan sakit tidak mempunyai fasilitas, peralatan dan
antigen masuk ke dalam sirkulasi.18 Oleh sebab keterbatasan sumber daya manusia yang memi-
itu, pasien lebih baik diberikan nutrisi enteral dari- liki kompetensi metode invasif minimal. Indikasi
pada melalui parenteral. Nutrisi enteral dapat di- intervensi pankreatitis akut adalah (1) pankreatitis
berikan melalui naso-jejenum (NJT ) atau melalui nekrosis terinfeksi, (2) pankreatitis nekrosis steril
nasogastric tube (NGT ). Secara tradisional diper- dengan penyulit (misalnya adanya obstruksi duk-
caya bahwa pemberian nutrisi enteral melalui tus koledokus, gastric outlet obstruction), (3) gagal
NGT akan berisiko menyebabkan pneumonitis as- organ multipel yang tidak membaik dengan terapi
pirasi dan meningkatkan sekresi enzim pankreas, yang diberikan selama di ICCU, (4) pseudokista

48 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 48
METDeME
IcCThADenLIcCoR
hlAn
EoLV
ogRy EoVgyI EW
lI EW

pankreas simptomatik, (5) pankreatitis biliar akut tebal (walled-off necrosis). Pankreatitis nekrotika
dengan kolangitis, (6) pankreatitis akut dengan akut steril tidak perlu tindakan bedah, cukup kon-
batu empedu.7,12, 21,22 servatif kecuali terjadi pankreatitis akut fulminan.
Indikasi intervensi pankreatitis nekrosis steril ada-
MANAJEMEN TRAKTUS BILIAR lah (1) Obstruksi biliar, intestinal atau gastric out-
let karena tekanan jaringan nekrotik dan cairan
Berdasarkan studi kohort dan satu uji klinis yang yang terkapsulasi (walled–off necrosis), (2) pasien
melibatkan 998 pasien pankreatitis biliar yang dengan walled–off necrosis tanpa tanda infeksi
tidak atau yang menjalani tindakan kolesistek- namun masih mengalami gejala persisten (mis-
tomi, 95 pasien (18%) yang tidak menjalani kole- alnya nyeri perut), (3) sindrom kebocoran duktus
sistektomi mengalami rekurensi dalam waktu 90 pankreatikus (disconnected duct) dengan gejala
hari sejak keluar rumah sakit dibandingkan yang persisten (misalnya nyeri atau obstruksi) dengan
menjalani kolesistektomi tidak mengalami reku- nekrosis tanpa adanya infeksi (kira kira > 8 minggu
rensi sama sekali (p < 0,0001).23 International Asso- setelah onset pankreatitis akut).15
ciation of Pancreatology (2013)15 dan ACG (2013)12
merekomendasikan agar segera dilakukan tin- Waktu intervensi pankreatitis nekrotik menentu-
dakan kolesistektomi pada pasien dengan pank- kan responss klinis. Pendapat bahwa intervensi
reatitis biliar ringan sebelum pasien keluar dari harus dilakukan sedini mungkin pada kasus pank-
rumah sakit. ERCP direkomendasikan pada pank- reatitis nekrotik terinfeksi mulai ditinggalkan. Dari
reatitits biliar akut ringan yang disertai kolangitis studi retrospektif disimpulkan bahwa 53 pasien
dan dilakukan segera (< 24 jam). Kolestektomi se- dengan pankreatitis nekrotikan terinfeksi yang
baiknya ditunda khususnya pada pasien pankrea- diobati secara operatif, penundaan pembedahan
titis akut berat atau pada keadaan dimana cairan menurunkan 22% kematian. Meskipun pasien
dan jaringan nekrotik belum terkapsulasi. Pada dengan pankreatitis nekrosis yang tidak stabil me-
pasien pankreatitis biliar yang sudah menjalani merlukan tindakan debridement segera, konsen-
tindakan sfingterotomi dan layak menjalani pem- sus terkini merekomendasikan agar pasien yang
bedahan, kolesistektomi disarankan, mengingat stabil harus diberikan antibiotik terlebih dahulu
ERCP dan sfingterotomi mencegah rekurensi dari sebelum intervensi untuk menekan reaksi infla-
pankreatitis biliar. Tindakan kolesistektomi pada masi. Apabila keadaan pasien masih belum mem-
pasien peripankreatitis sebaiknya ditunda sampai baik dan nekrosis infeksi belum mereda, nekrosek-
terbentuk cairan yang terkapsulasi atau 6 minggu tomi invasif minimal melalui radiologi, endoskopis
setelah onset sakit ERCP direkomendasikan pada atau laparoskopi perlu dipertimbangkan untuk
pankreatitis biliar akut yang terbukti disertai batu dilakukan.12
di duktus koledokus.
Van Santvoort dkk (2010)25 melakukan peneli-
INDIKASI INTERVENSI PANKREATITIS NEKROSIS tian mengenai metode nekrosektomi terbuka
dibandingkan pendekatan bertingkat atau step-
Tindakan debridement (necrosectomy) merupa- up approach (intervensi drainase perkutan dan
kan baku emas pada pankreatitis nekrosis akut bila perlu ditindaklanjuti dengan nekrosektomi
terinfeksi dan nekrosis peripankreatik.24 Menu- retroperitoneal invasif minimal) pada pasien
rut IAP (2013)15 indikasi intervensi baik itu melalui dengan pankreatitis nekrosis terinfeksi. Mereka
prosedur radiologi, endoskopis atau pembedahan menyimpulkan bahwa prosedur invasif minimal
pada pankreatitis nekrosis adalah (1) kecurigaan pada pankreatitis nekrosis terinfeksi menurunkan
atau sudah terbukti adanya pankreatitis nekrosis komplikasi utama (gagal organ, perforasi organ
yang terinfeksi dengan pemburukan keadaan viseral atau perdarahan) dan kematian dibanding-
klinis, khususnya dilakukan setelah jaringan ne- kan pembedahan terbuka. Menurut IAP (2013),15
krosis sudah terkapsulasi dengan dinding yang untuk pasien yang terbukti atau dicurigai mende-
tebal (walled-off necrosis), (2) pankreatitis nekro- rita pankreatitis nekrosis infeksi, tindakan inter-
sis steril dengan gagal organ yang terus berlang- vensi (drainase kateter perkutan, nekrosektomi/
sung beberapa minggu setelah onset pankreati- drainase transluminal endoskopis, invasif minimal
tis akut, khususnya dilakukan setelah jaringan atau nekrosektomi terbuka) sedapat mungkin di-
nekrosis sudah dikapsulasi dengan dinding yang

49 Vol. 27, No.2, Agustus 2014


MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014
MEDICINUS 49
tunda paling tidak 4 minggu sejak
onset sakit sampai jaringan nekro-
tik dan cairan sudah terkapsulasi
menjadi walled–off necrosis.

Pada umumnya pankreatitis ede-


matosa interstisial dengan timbu-
nan cairan akan diresorpsi dalam
waktu 7–10 hari, hanya 6,8% kasus
kemudian menjadi pseudokista.
Pseudokista asimptomatik tidak
memerlukan intervensi, tetapi
dalam perjalanannya pseudokista
dapat berubah karakter menjadi
simptomatik. Apabila pseudo-
kista menimbulkan gejala pilihan
terapi adalah dekompresi melalui
drainase perkutan atau endoscopic
cyst gastrostomy dengan panduan
ultrasound endoskopi. Tindakan
bedah terbuka menjadi pilihan
apabila pseudokista bersifat kom-
pleks, multipel, atau adanya kom-
plikasi seperti fistula, ruptur dan
perdarahan.26

daftar pustaka
1. Bhatia M, Wong FL, Cao Y, et al. Pathophysiology of acute pancreatitis. 15. Working Group IAP/APA Acute Pancreatitis Guideline. IAP/APA evi-
Pancreatology 2005; 5 : 132-144 dence-based guidelines for the management of acute pancreatitis. Pan-
2. Wu XN. Current concept of pathogenesis of severe acute pancreatitis. creatology 2013: e1-e15
World J Gastroenterol 2000; 6 (1): 32–36 16. Vege SS., Baron TH. Management of pankreatitis necrosis in severe acute
3. Tiscornia OM, Hamamura S, Lehmann ES, et al. Biliary acute pancreati- pancreatitis. Clin Gastroenterol Hepatol 2005; 3: 192-196
tis : a review. World J Gastroenterol, 2000 ; 6 (2): 157-168 17. Gumaste V. Prophylactic antibiotic therapy in the management of acut
4. Wang GJ., Chun FG., Dong W., Si QD. Acute pancreatitis : etiology and pancreatitis. J Clin Gastroenterol 2000; 31 (1):6-10.
common pathogenesis. World J Gastroenterol 2009; 15; 1427 – 1430 18. Chen QP. Enteral nutrition and acute pancreatitis. . World J Gastroenterol
5. Jean LF., Michael LS., Catherine MP. Acute pancreatitis. Lancet 2008 : 2001; 7 (2): 185-192.
371 ; 143 – 152 19. Yu-Sui Chang, Hua-qun F., Yuanimei X., Ji-chun L. Nasogastric or naso-
6. Mitchell SC. Acute pancreatitis : etiology, clinical presentation, diagno- jejunal feeding in predicted severe acute pancreatitis : a meta-analysis.
sis, and therapy. Med Clin N Am 2008; 92; 889–923. Critical Care 2013; 17; R 118
7. Peter AB., Thomas LB., Christos D., et al. Classification of acute pancrea- 20. Sandra VB., Olaf JB., Marc GB., et al. Treatment of necrotizing pancreatitis.
titis – 2012 : revision of the Atlanta Classification and definitions by Clin Gastroenterol Hepatol 2012; 10; 1190-1201
international consensus. Gut 2013 ; 62: 102–111 21. UK Working Party on Acute Pancreatitis. UK guidelines for the manage-
8. Nishat B., Shilpa P., Shirish P., Tim F., Niall P. Acute pancreatitis : the role ment of acute pancreatitis. Gut 2005; 54 (Suppl III): iii 1-iii 9.
of imaging in diagnosis and management. Clin Rad 2011;66 ; 164-175 22. Angst E., Storni F., Gloor B. Modern surgical concepts in the treatment
9. Zhu AJ, Shi JS, Sun XJ. Organ failure associated with severe acute pan- of severe acute pancreatitis an individual approach to the patients. Pan-
creatitis. World J Gastroenterol 2003; 9 (11): 2570-2573. creat Disord Ther 2013; 3; 3
10. Xuong Lu., Elie Aoun. Complications of acute pancreatitis. Practical 23. Larson SD., Nealson WH., Evers BM. Management of gallstone pancreati-
Gastroenterol 2012; 11–21 tis. Adv Surg 2006; 40; 265-84
11. Bechien Wu, Peter AB. Clinical management of patients with acute 24. Werner J, Feuerbach S, Uhl W, Buchler MW. Management of acute pan-
pancreatitis. Gastroenterology 2013; 144; 1272–1281 creatitis : from surgery to intervensional intensive care. Gut 2005; 54 :
12. Scott T., Baillie J., John DW., Santhi SV. American College of Gastroen- 426-36
terology Guideline : management of acute pancreas. Am J Gastroen- 25. Van Santvoort HC., Marc GB., Olaf JB., et al A step up approach or open
terol 2013; doi: 10.1038/ajg.2013.218 necrosectomy for necrotizing pancreatitis. N Engl JMed 2010; 362; 1491-
13. Bechien W., Darwin LC. Acute pancreatitis part I: approach to early 502.
management. Clin Gastroenterol Hepatol 2010;8: 410- 416 26. John B. Pancreatic pseudocysts (part II). Gastrointestinal Endoscopy
14. Mofidi R., Patil PV., Suttie SA., Parks RW. Risk assessment in acute pan- 2004
creatitis. British J Surgery 2009; 96: 137-150

50 MEDICINUS Vol. 27, No.2, Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai