Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Praktikum


4.1.1. Jangka Sorong

Gambar 4.1 Benda Ukur Jangka Sorong 1.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Jangka Sorong


Pengamat A Pengamat B
Objek Ukur
J.S Nonius J.S Jam J.S Nonius J.S Jam
D1 10,14 10,15 10,24 10,32
Diameter
D2 10,20 10,10 10,24 10,38
L1 60,84 60,55 60,50 60,50
L2 49,34 54,35 50,54 50,58
Panjang L3 60,78 60,60 60,52 60,54
A 20,82 20,25 19,92 19,90
B 20,64 20,20 20,12 20,28
B1 57,26 57,55 56,68 56,68
B2 57,34 57,50 56,54 56,64
Lebar
E 23,32 23,30 23,54 23,38
F 23,52 23,35 23,06 23,02

19
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

Gambar 4.2 Benda ukur jangka sorong 2

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Jangka Sorong


Pengamat A Pengamat B
Objek Ukur
J.S Nonius J.S Jam J.S Nonius J.S Jam
Diameter D 19,94 20,03 20,90 20,02
B1 60,28 60,30 60,90 60,90
B2 59,78 59,78 60,90 60,90
Panjang A 12,68 12,70 12,44 12,44
B 27,24 27,24 28,88 28,14
L2 59,98 60,00 60,20 60,20
L1 44,74 44,85 52,90 52,92
L3 44,66 44,87 52,92 52,92
Lebar E 18,88 18,20 20,10 20,10
F 7,96 7,80 12,20 12,24
B2 44,86 44,95 52,30 52,12

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 20


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

Tabel 4.3 Hasil Kelulusan Sensor


Sisi Ukur Pengamat A & B
L Tidak Rata
R Rata

Gambar 4.3 Pemeriksaan Kelurusan Sensor

Tabel 4.4 Hasil Kalibrasi Dengan Blok Ukur

Tinggi Toleransi Hasil Ukur


blok Ukur Mistar Ingsut Pengamat A Pengamat B
(mm) (µm) I o d i o d
0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0

4.1.2. Micrometer

Gambar 4.4 Benda Ukur Micrometer 1.

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 21


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

Tabel 4.5 Hasil pengukuran Micrometer 1.


Toleransi Pengamat A Pengamat B
Diameter
Maks Min Posisi I Posisi II Posisi I Posisi II
A 15,905 15,824 16,12 16,90
B 15,782 15,784 16,16 16,16
C 23,153 23,129 23,49 23,48
D 23,128 23,147 24,02 24,03
E 41,678 41,696 43,530 43,536
F 41,783 41,718 43,535 43,538
G 41,664 41,696 43,547 43,546
H 23,674 23,708 23,97 23,97
I 23,709 23,726 23,97 23,97

Gambar 4.5 Benda Ukur Micrometer 2.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Micrometer 2.


Toleransi Pengamat A Pengamat B
Diameter
Maks Min Posisi I Posisi II Posisi I Posisi II
A 18,00 18,00 20,344 20,344
B 18,02 18,01 20,324 20,324
C 31,159 31,279 30,004 29,832
E 31,209 31,249 29,870 30,162

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 22


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

F 24,30 24,40 18,290 18,297


G 24,33 24,40 18,298 18,299
H 12,10 12,30 12,297 12,532
I 12,25 12,20 12,435 12,537
J 24,05 24,45 18,361 18,379
K 24,05 24,48 18,371 18,367
L 31,333 31,479 29,865 30,152
M 30,359 30,156 30,161 29,889
N 18,35 18,45 20,021 19,925
O 18,40 18,35 19,962 20,032

Tabel 4.7 Kalibrasi Mikrometer


Object Hasil Pengukuran (Pengamat A & Pengamat B)

Kedudukan
Nol

Gambar :
Sensor
Tetap
Harga = 1,28 µm

Kedataran
Mulut Ukur Gambar :
Sensor
Gerak
Harga = 1,92 µm

Ukuran Jumlah garis Interferensi Ketidak


Kesejajaran Optical Landasan Landasan Sejajaran
Mulut Ukur Flat Tetap Gerak (µm)
12,00 3 0 0,96 µm

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 23


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

12,12 3 5 2,56 µm
12,25 2 4 1,92 µm
12,37 4 0 1,28 µm

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Kebenaran Skala Utama Micrometer


No. Blok Ukur Kesalahan No. Blok Ukur Kesalahan
1 1 0 1 1 0
2 2 0 2 2 0
3 3 0 3 3 0
4 4 0 4 4 0
5 5 0 5 5 0

4.1.3. Bevel Protektor

Gambar 4.6 Benda Ukur Bevel Protektor 1.

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Bevel Protektor 1.


Pengamat A Pengamat B
Objek Ukur
Nonius Optik Nonius Optik
Sudut : A 70°50′ 70°55′
B 79°5′ 79°10′
C 100°5′ 100°45′
D 110°45′ 110°10′
Jumlah 360°45′ 361°
Teoritis 360° 360°

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 24


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

Kesalahan 45′ 1°
Sudut
E1 = 180 – (a+b) 31°55′ 30°5′
E2 = (d+e) – 180 30°50′ 30°55′
Selisih E2 – E1 −1°5′ 50′

Gambar 4.7 Benda Ukur Bevel Protektor 2.

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Bevel Protektor 2


Pengamat A Pengamat B
Objek Ukur
Nonius Optik Nonius Optik
A 119°50′ 119°10′
B 79°55′ 78°55′
C 102°10′ 112°50′
D 61°15′ 61°50′
Jumlah 362°15′ 372°45′
Teoritis 360° 360°
Kesalahan 2°10′ 12°45′
Sudut
E1 = 180 – (a+b) 40°10′ 41°45′

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 25


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

E2 = (d+e) – 180 42° 52°


Selisih E2 – E1 2°10′ 11°45′

4.1.4. Height Gauge

Gambar 4.8 Benda Ukur High Gauge 1.

Tabel 4.11 Hasil Pengukuran High Gauge 1.


Pengukuran Ketinggian
Pengamat A Pengamat B
(Dimensi)
57,20 62,10
57,26 61,90
Ketelitian mampu Ulang
57,20 61,98
Dimensi A diukur 10 kali
57,20 61,96
57,10 61,90
Rata – Rata
Deviasi Standar
Posisi Posisi Posisi Posisi
1 2 1 2
A 56,20 57,30 61,96 62,00
B 75,50 75,50 75,36 75,40
C 36,86 36,56 32,32 35,06

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 26


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

D 23,38 23,86 23,88 23,10


E 32,82 33,44 38,08 38,90
F 12,42 12,40 10,84 10,78
D + E 56,20 57,30 61,96 62,00
A–D+E 0 0 0 0

Gambar 4.9 Benda Ukur High Gauge 2.

Tabel 4.12 Hasil Pengukuran High Gauge 2.


Pengukuran Ketinggian
Pengamat A Pengamat B
(Dimensi)
85,04 85,02 85,30 85,28
85,02 84,90 85,28 85,20
Ketelitian mampu Ulang
85,08 85,06 85,18 85,30
Dimensi A diukur 10 kali
85,12 85,16 85,20 85,30
85,08 85,08 85,30 85,16

Rata – Rata Deviasi Standar

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 27


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

Posisi Posisi Posisi Posisi


1 2 1 2
A 85,06 85,04 85,30 85,20
B 55,02 55,32 55,30 56,08
C 69,06 69,04 69,22 69,20
D 16,66 16,82 16,48 16,48
E 25,90 25,80 26,70 26,72
F 15,06 15,16 14,48 14,50
G 23,84 23,84 25,72 25,20
H 22,04 22,02 22,56 22,56
I 10,02 10,04 21,02 21,04
J 16,50 16,20 16,28 16,28
D + E 43,56 43,62 43,18 43,20
A – D + E 95,30 95,02 95,52 95,44

4.2. Pembahasan
Saat praktikum Metrologi Industri berlangsung 1 kelompok berisikan 2
orang dari hasil data pengukuran yang diambil terdapat perbedaan angka
apakah dari ukuran material yang menang berbeda atau pembacaan yang
kurang teliti (terburu – buru), penggunaan alat ukur yang belum mahir.
Pada pengukuran dengan mengunakan jangka sorong digunakan 2 jenis
jangka sorong yang berbeda jangka sorong nonius kecermatan jangka sorong
jam terdapat perbedaan yang yang cukup besar jika dirata – ratakan antara
penggunaan jangka sorong nonius dan jangka sorong jam terutama pada skala
nonius dan skala utama yang tidak tepat saat pembacaannya atau penempatan
benda ukur yang sedang dicapit tidak sejajar (miring) dengan jangka sorong
jam yang nonius 1 putaran 2 mm, dan hasil kalibrasi menggunakan pisau rata
sensor tetap tidak rata terdapat dibagian tengah dan sensor gerak rata.
Pada pengukuran dengan mengunakan mikrometer digunakan 2 jenis
mikrometer dengan kecermatan yang berbeda mulai dari 1⁄100 dan 1⁄1000

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 28


BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Kelompok 10

terdapat perbedaan yang sedang jika di rata – ratakan, dan kalibrasi mikrometer
menggunakan optical flat di sensor tetap dengan harga 1 garis 0,32 µm,
terdapat 4 garis seharga 1,28 µm dan sensor gerak terdapat 6 garis seharga 1,92
µm.
Pada pengukuran dengan mengunakan height gauge dengan kecermatan
0,02 terdapat perbedaan angka baik itu posisi 1 dan posisi 2 karena material
pengukuran yang tidak rata.
Pada pengukuran dengan mengunakan bevel protactor dengan kecermatan
nonius yang dapat mengetahui nilai menit terdapat pengukuran ke 1 kesalahan
yang hanya sedikit dan pengukuran ke 2 yang cukup jauh, entah dari bevel
protactor yang tidak lagi standar karena saat pengukuran garis nol utama yang
tidak selalu sejajar dengan garis nol pada skala nonius.

Praktikum Metrologi Industri T.A. 2017/2018 29

Anda mungkin juga menyukai