LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM
TANGGAL : 13 Mei 2015
NOMOR : 800/521/ /V/2015 TENTANG : PENETAPAN KEBIJAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF PADA RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM
A. Instruksi Lisan atau lewat Telepon :
1. Penerima Instruksi harus mencatat dengan lengkap Instrusi yang diterima (Write Back), serta mencatat tanggal, jam, nama serta tanda tangan penerima instruksi. 2. Penerima Instruksi membacakan kembali Instruksi yang diterima (Read Back). 3. Instruksi atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi ulang oleh pemberi Instruksi kepada yg menyampaikan hasil pemeriksaan (Repeat Back.) 4. Penerima Instruksi mencatat tanggal dan jam Instruksi diberikan, nama penerima instruksi kemudian ditandatangani oleh penerima instruksi, nama pemberi Instruksi dan di tanda tangan pada kesempatan berikutnya. 5. Tidak boleh menerima Instruksi melalui voice mail order. 6. Apabila Instrusi diterima secara tidak langsung harus melakukan konfirmasi ulang dengan menelepon kembali pemberi Instruksi. 7. Apabila insrtuksi merupakan lanjutan dari pelaporan lisan maka terapkan tehnik SBAR 8. Bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya 9. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look alike, dan sound alike B. Instruksi tertulis dan Instruksi melalui pesan singkat 1. Instruksi ditulis dengan lengkap dan jelas. 2. Dicatat tanggal, jam Instruksi diberikan, nama pemberi instruksi dan ditandatangani oleh pemberi Instruksi. 3. Penerima Instruksi membaca Instruksi dengan baik, tulis nama dan ditandatangani. 4. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, penerima Instruksi harus melakukan konfirmasi ulang kepada pemberi Instruksi 5. Apabila instnksi diperoleh dari elektonik berupa pesan singkat agar pesan singkat tersebut tidak di hapus sampai salinan isi pesan tersebut ditanda tangani oleh pemberi instruksi pada Rekam Medis pasien. C. Gunakan tehnik SBAR Saat Perawat melaporkan pasien kedokter, saat serah terima perawat antar shif, laporan dan serah terima antar dokter, sebagai berikut : S : Situation : Dilaporkan situasi pasien saat itu B : Background : Riwayat pasien : Nama, Umur, Jenis kelamin, tanggal masuk, diagnose, pemeriksaan penunjang, terapi, Tindakan, perkembangan selama perawatan. A : Assessment : Penilaian terhadap kondisi pasien saat ini R : Recomendation : Usulan tindakan atau pemeriksaan yang akan dilakukan D. Hasil Pemeriksaan kategori Kritis 1. Hasil pemeriksaan kategori kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta dilakukannya pemeriksaan 2. Alur pelaporan pemeriksaan sebagaimana Standar Oprasional Prosedur yang disesuaikan dengan prinsif informasi hasil pemeriksaan disampaikan kepada yang meminta dilakukan pemeriksaan untuk dapat ditindaklanjuti segera 3. Penentuan Nilai kritis pada hasil pemeriksaan ditetapkan berdasarkan kesepakatan para dokter/dokter spesialis bersangkutan 4. Lakukan kegiatan monitoring evaluasi terhadap kegiatan pelaporan Hasil Pemeriksaan Kategori Kritis