Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

IRIGASI DAN DRAINASE

Di susun oleh
Muhammad Ikbal
(160310092)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH swt. karena berkat rahmat dan karunia-Nya
laporan praktikum mata kuliah Irigasi dan Drainase dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini berisikan tentang Irigasi dan Drainase . Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Irigasi dan Drainase.

Terimakasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa
dukungan moril dan materil. Dan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak
Dr.,Ir. Halim Akbar selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
mengajari tentang isi dari makalah ini serta kepada Asiten dan juga kepada
pengarah di irigasi Langkahan.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini
bermamfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Reuleut,1 Desember 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................

1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................

1.3 Mamfaat Praktikum...................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2

BAB III METODELOGI .................................................................................... 3

3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 3

3.2 Pengarahan Praktikum ................................................................................... 4

3.3 Penjelasan Objek Praktikum ........................................................................... 4

3.4 Perencanaan desain produk ............................................................................. 4

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 5

4.1 Aliran Irigasi ................................................................................................... 5

4.2 Pembagian Air Irigasi ..................................................................................... 5

4.3 Pembagian Batas BJA........................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................................

5.2 Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanian. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pembagian, dan
pemberian air ke lahan usaha tani. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak
model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan
air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka
irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun,
irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah
kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model
seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian
air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan
oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Irigasi langkahan merupakan salah satu irigasi yang ada di Aceh yang mana
sumber air irigasinya dari sungai yang ada di kecamatan langkahan. Irigasi
langkahan terdapat beberapa pintu air,adapun guna pintu air tersebut untuk
membagi air ke sawah dalam beberapa daerah. Adapun pintu air ini di sebut
dengan BJA ,yang terdiri dari BJA0 sampai ke BJA5.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
- Untuk mengetahui bagaimana irigasi dialiri
- Untuk mengetahui sistem irigasi
- Untuk mengetahui sumber irigasi yang ada di sebagian besar Aceh Utara dan
sekitarnya.
- Untuk mengetahui kegunaan irigasi.

1.4 Mamfaat Praktikum


Adapun mamfaat dari praktikum ini adalah :
- Agar dapat mengetahui bagaimana irigasi dialiri
- Agar dapat mengetahui sistem irigasi
- Agar dapat mengetahui sumber irigasi yang ada di sebagian besar Aceh Utara
dan sekitarnya
- Agar dapat mengetahui kegunaan irigasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Saluran irigasi teknis dibangun ditunjukkan dengan adanya sekat sebagai


saluran tempat mengalirnta air. Untuk mengatur volume dan kecepatan air,
saluran harus dibagi-bagi. Adanya kotoran dan sampah yang tertimbun juga dapat
mengganggu aliran air. Saluran air juga dapat membendung jika terjadi banjir
sewaktu-waktu (Wirawan,1991).
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air
tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada
suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air
nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air
yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan
penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian. (Sudjarwadi 1990).
Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk merancang sistem
irigasi serta mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit
aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air
suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada.
Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat
dilakukan melalui empat katagori ( Gordon et al., 1993):
1. Pengukuran volume air sungai
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia ( pewarna) yang dialirkan
dalam aliran sungai (substance tracing method).
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir (
aliran air lambat) atau flume ( aliran cepat).
Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang dimulai
setelah bangunan intake / pompa sampai lahan yang diairi (PP No. 20 tahun
2006). Saluran irigasi terbagi atas 3 jenis yaitu :

a. Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang akan diairi. Petak tersier adalah
kumpulan petak-petak kuarter, tiap petak kuarter memiliki memiliki luas kurang
lebih 8 s.d. 15 ha. Sedangkan petak tersier memiliki luas antara 50 s.d. 150 ha.

b. Saluran Sekunder
Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke
petakpetak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
c. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier
dari jaringan utama ke dalam petak tersier saluran kuarter. Saluran kuarter
membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit
sawah ke petakpetak
sawah. (Herliyani at al, 2012)

Lahan sawah dengan irigasi teknis yaitu jaringan irigasi dimana saluran
pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air ke
dalam lahan sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah.
Biasanya lahan sawah irigasi teknis mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran primer dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh
pemerintah. Ciri-ciri irigasi teknis: Air dapat diatur dan diukur sampai dengan
saluran tersier serta bangunan permanennya. Lahan sawah yang memperoleh
pengairan dari sistem irigasi, baik yang bangunan penyadap dan jaringan-
jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh
masyarakat. Kadar air tanah yang lebih rendah pada tanah sawah yang diolah
sempurna disebabkan oleh porositas tanah lebih tinggi, sehingga kehilangan air
lebih banyak (Notohadiprawiro, T. 1992)
Pengaruh air irigasi pada tanah yang dialirinya dapat bersifat netral,
implementer, memperkaya ataupun memiskinkan. Air irigasi bersifat netral yaitu
didapatkan pada tanah-tanah yang menerima pengairan dari air yang berasal dan
memlalui daerah aliran yang memiliki jenis tanah yang sama dengan tanah yang
dialiri. Sifat suplementer dijumpai pada tanah yang telah kehilangan unsur-unsur
hara akibat pencucian dan mendapatkan unsur-unsur hara lain dari air irigasi. Air
irigasi bersifat memperkaya tanah apabila kandungan unsur hara akibat dari
pengairan lebih besar jumlahnya daripada unsure hara yang hilang karena paen,
drainase atau pengairan. Pencucian unsur hara dari permukaan kompleks adsorpsi
dan larutan tanah oleh air irigasi bersifat memiskinkan tanah ( Suyana et al, 1999).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum Irigasi dan Drainase dilakukan di Desa Langkahan,
Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara. Pada tanggal 10 November 2017
padapukul08.00–17.00WIB.
3.2PengarahanPraktikum
Peserta praktikum mendengarkan arahan dari dosen pengasuh, pembimbing
praktikum dan petugas penjaga bendungan sebelum melakukan praktikum
lapangan dengan mengunjungi 5 BJA yang terdapat di desa Langkahan Aceh
Utara.
3.3 Penjelasan ObjekPraktikum
Setelah mendengarkan pengarahan, peserta praktikum mendapatkan
penjelasan dari pembimbing praktikum yaitu Bapak Adam Azmi yang merupakan
penjaga saluran irigasi langkahan itu sendiri. Dari penjelasan diketahui bahwa
terdapat 6 BJA yang menyalurkan saluran irigasi di beberapa kecamatan dan
kabupaten termasuk kabupaten Aceh Timur.
1. BJA0(PintuUtama)
2. BJA1
3. BJA2
4. BJA3
5. BJA4 dan
6. BJA5.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Aliran Irigasi


Air irigasi yang terdapat di Langkahan di perkirakan berasal dari sungai yang
terdapat diwilayah Bener Meriah yang mengalir sampai ke irigasi Langkahan.
Jumlah air yang di alirkan dari irigasi induk untuk 15 kecamatan sebesar 19.360
ha.
Pintu air irigasi dibuka tergantung pada kebutuhan air irigasi untuk masing-
masing wilayah. Apabila air irigasi untuk suatu wilayah telah tercukupi maka pinu
irigasi akan ditutup karena apabila kelebihan debit air akan mengakibatkan banjir
untuk wilayah tersebut.
Lain halnya apabila pada musim kemarau maka jumlah air untuk tiap wilayah
akan di batasi dan di aliri menurut waktu tertentu yang telah di tetapkan, hal ini
dilakukan untuk menghindari kekeringan air pada irigasi induk sehingga air irigasi
untuk tiap wilayahnya dapat terpenuhi meski dalam jumlah yang minim.

4.2 Pembagian Air Irigasi


Pembagian air irigasi setiap Daerah Irigasi :
1. Kabupaten Aceh Timur :
-Arakundo
-Kecamatan Pante Bidari
-Kecamatan simpang Ulim
-Madat
2. Daerah Induk Jambo Aye Kecamatan Panton Labu ( Aceh Utara ).
-Kecamatan Langkahan
-Kecamatan Jambo Aye
-Kecamatan Baktiya Barat
-Kecamatan Seunudon
3. Daerah Induk Monsukon ( Pinggiran Aceh Utara ) :
-Kecamatan Baktiya Barat
-Kecamatan Jambo Aye
-Kecamatan Seunudon
4. Daerah Induk Lhoksukon ( Aceh Utara ) :
-Kecamatan Cot Girek
-Kecamatan lhoksukon
-Kecamatan Baktia Barat
-Kecamatan lapang
Jumlah air yang dialirkan ke semua kecamatan sebanyak 19.360 ha. Air irigasi
ini bersumber dari sungai yang terdapat di daerah kecamatan Bener Meriah.
4.3 Pembagian Batas BJA
Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA antaranya :
4.3.1 BJA 0 ( Pintu Utama)
BJA 0 ini memiliki 6 pintu yang terbagi untuk beberapa wilayah,di pintu air BJA
0 ada pintu air untuk membuang kotoran air(drainase). Selain BJA 0 terdapat 5
BJA (Batas Jambo Aye) yang menyalurkan saluran irigasi di beberapa kecamatan
dan kabupaten termasuk kabupaten Aceh Timur. BJA 0 yang memiliki 6 pintu ini
memiliki lebar pembukaan sebesar 22 m dengan kedalaman 6 m dan pintu
penguras sebanyak 5 pintu.

4.3.2 BJA 1
Wilayah BJA 1 meliputi wilayah DI Jambo Aye, yaitu Langkahan, Tanah
Jambo Aye, Baktiya. Berakhir di batasan lhoksukon (BLS). Untuk BJA 1 terdapat
4 pintu dan untuk BLS 2 pintu. BJA 1 terdapat di Gampong Kedumplak.
Jarak antara BJA 0 – BJA 1 sejauh 2.250 KM menuju arah Lhoksukon yang dapat
ditemukan di Mesjid Matang Ubi. Kedalaman BJA 1 mencapai 4 m, lebar 18 m
dengan debit air mencapai 90m^2

4.3.3 BJA 2
Pada BJA 2 terdapat 4 pintu, memiliki lebar 18m, kedalaman 2m, debit air
sebesar 60m^3. BJA 2 berbatasan dengan kawasan Lueng Baro (BLB) dengan
jumlah pintu satu pintu yang mengarah ke desa Lueng Baro.

4.3.4 BJA 3
BJA 3 memiliki 3 pintu dengan lebar BJA 16m dengan debit air mencapai
50m^3, berbatasan dengan Gampong Luboek Mane. Memiliki 2 pintu romin,
kearah Kiri dan arah Kanan. Pintu romin sebelah kiri BJA 3 mengalir ke desa
Luboek Mane sedangkan pintu romin sebelah kanan mengarah ke desa Mon
Sukon. Namun romin kanan ini sudah tidak berfungsi lagi.

4.3.5 BJA 4
BJA 4 merupakan saluran kecil yang tidak memiliki pintu, namun memiliki 3
mercu. Satu mercu memiliki lebar ±3m. BJA 4 meiliki lebar 12m dengan
kedalaman 4m. BJA 4 memiliki 2 romin, kiri dan kanan. Romin kiri mengalir ke
Gampong kaki bale sedangkan romin kanan ke desa Matang Ketapang. Ke dua
romin tersebut disebut juga sebagai irigasi tersier. BJA 3 bertempat di Gampong
Lebok Maneh

4.3.6 BJA 5
Memiliki dua pintu dan dua romin, romin kiri mengalir ke DI Jambo Aye yaitu;
langkahan, tanah jambo aye, baktiya. Sedangkan romin kanan mengalir ke daerah
Aceh Timur yaitu, Arakundo, kecamatan Pante bidari, kecamatan simpang Ulim,
dan Madat. Kedua romin ini disebut juga sebagai irigasi sekunder. Terletak di
desa paya tukai
Panjang saluran dari BJA 1 sampai BJA 5 mencapai 14.600m. Saluran ini juga di
sebut sebagai saluran primer. Proses pengaliran air 4 – 5 jam baru sampai ke tuju

4.4 Sistem Perawatan


Adapun tata kelola irigasi itu dilaksanakan melalui prosudur dengan
memperoleh data dari keujrun blang baru kemudian dilaksanakan oleh petugas
lapangan
Untuk perawatan dilakukan setiap 5 atau 6 bulan sekali. Untuk perawatan
biasanya di lakukan pengerokan lumpur dengan menggunakan Eksvaktor. Lumpur
biasanya mengendap di BJA 0 menuju BJA 1 di situ sengaja di buat lebih dalam
supaya lumpur mengendap dan menumpuk di satu tempat supaya mudah saat di
bersihkan.
4.4.1 Saluran Buangan
Saluran buangan dibuat untuk membuang lumpur. Biasanya pada saat air
berlumpur maka saluran buangan di buka supaya lumpur tidak mengalir ke BJA
selanjutnya.
4.4.2 Kendala Pengelolaan
Dari wawancara kami dengan petugas perawatan beliau mengatakan
kendalanya mungkin tidak ada, cuman kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang sampah ke sungai atau aliaran irigasi masih kurang, akibatnya sampah
sampah menyumbat bendungan- bendungan yang terdapat di sepanjang aliran
irigasi.

4.5 Manfaat Irigasi Langkahan


Adapun manfaat dari sistem irigasi langkahan, adalah :
 Memasok kebutuhan air pada areal persawahan umumnya di Aceh Utara
 Menjamin ketersediaan air di musim kemarau.
 Menurunkan suhu tanah.
 Mengurangi kerusakan tanah.
 Petani dapat meningkatkan itensitas tanam minimal 2 kali setahun
 Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum matakuliah Irigasi dan Drainase di Langkahan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
Air irigasi di Langkahan bersumber dari sungai yang terdapat di daerah
kecamatan Bener Meriah yang mengalir sampai ke daerah Kecamatan Langkahan,
Aceh Utara yang merupakan tempat lokasi pusat irigasi tersebut.
Pembagian air irigasi yang di aliri dari irigasi induk di desa Langkahan meliputi
beberapa wilayah yaitu Kabupaten Aceh Timur yang terdiri dari Arakundo,
Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan simpang Ulim, Madat. Daerah Induk Jambo
Aye terdiri dari Kecamatan Panton Labu ( Aceh Utara ), Kecamatan Langkahan,
Kecamatan Jambo Aye, Kecamatan Baktiya Barat, Kecamatan Seunudon. Daerah
Induk Monsukon ( Pinggiran Aceh Utara ) terdiri dari Kecamatan Baktiya Barat,
Kecamatan Jambo Aye, Kecamatan Seunudon. Daerah Induk Lhoksukon ( Aceh
Utara ) terdiri dari :Kecamatan Cot Girek, Kecamatan lhoksukon, Kecamatan
Baktia Barat, Kecamatan lapang.
Untuk membagi saluran irigasi kebebrapa wilayah itu maka telah di buat
beberpa batasan dengan jatah aliran tersendiri, batasan tersebut disebut dengan
BJA (Batasan Jambo Aye). Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA antaranya
:BJA 0 ( Pintu Utama), BJA 1, BJA 2, BJA 3, BJA 4 dan BJA 5.

5.2 Saran
Perawatan bendungan irigasi ini tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemerintah, namun tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.
sehingga kegiatan pertanian khususnya lahan persawahan dapat menghasilkan
produksi yang maksimal serta penyuluh harus ditingkatkan dalam meningkatkan
dan memberdayakan masyarakat desa.
DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Judit R.1993. A Diagnostic Approach to Organizational Behavior


Boston: Allyn and Bacon.
Herliyani at al, 2012. Identifikasi Saluran Primer Dan Sekunder Daerah Irigasi
Kunyit Kabupaten Tanah Laut. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Banjarmasin. Jurnal Intekna, Tahun Xii, No. 2: 132 - 139
Notohadiprawiro, T. 1992. Sawah Dalam Tata Guna Lahan. Fakultas Pertanian
UPN. Yogyakarta.
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik,
UGM, Yogyakarta.
Suyana, at al.1999. Evaluasi Sumbangan Hara dan Kualitas Air dari Irigasi
Bengawan Solo. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Sebelas Maret. Surakarta.

Wirawan. 1991. Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi, hal 141-
167. dalam E. Pasandaran (edt). Irigasi di Indonesia Strategi dan Pengembangan.
LP3ES. Jakarta.
Laporan Praktikum Irigasi dan Drainase

Anda mungkin juga menyukai