Di susun oleh
Muhammad Ikbal
(160310092)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH swt. karena berkat rahmat dan karunia-Nya
laporan praktikum mata kuliah Irigasi dan Drainase dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini berisikan tentang Irigasi dan Drainase . Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Irigasi dan Drainase.
Terimakasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa
dukungan moril dan materil. Dan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak
Dr.,Ir. Halim Akbar selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
mengajari tentang isi dari makalah ini serta kepada Asiten dan juga kepada
pengarah di irigasi Langkahan.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini
bermamfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 5
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................
5.2 Saran............................................................................................
PENDAHULUAN
a. Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang akan diairi. Petak tersier adalah
kumpulan petak-petak kuarter, tiap petak kuarter memiliki memiliki luas kurang
lebih 8 s.d. 15 ha. Sedangkan petak tersier memiliki luas antara 50 s.d. 150 ha.
b. Saluran Sekunder
Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke
petakpetak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
c. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier
dari jaringan utama ke dalam petak tersier saluran kuarter. Saluran kuarter
membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit
sawah ke petakpetak
sawah. (Herliyani at al, 2012)
Lahan sawah dengan irigasi teknis yaitu jaringan irigasi dimana saluran
pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air ke
dalam lahan sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah.
Biasanya lahan sawah irigasi teknis mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran primer dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh
pemerintah. Ciri-ciri irigasi teknis: Air dapat diatur dan diukur sampai dengan
saluran tersier serta bangunan permanennya. Lahan sawah yang memperoleh
pengairan dari sistem irigasi, baik yang bangunan penyadap dan jaringan-
jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh
masyarakat. Kadar air tanah yang lebih rendah pada tanah sawah yang diolah
sempurna disebabkan oleh porositas tanah lebih tinggi, sehingga kehilangan air
lebih banyak (Notohadiprawiro, T. 1992)
Pengaruh air irigasi pada tanah yang dialirinya dapat bersifat netral,
implementer, memperkaya ataupun memiskinkan. Air irigasi bersifat netral yaitu
didapatkan pada tanah-tanah yang menerima pengairan dari air yang berasal dan
memlalui daerah aliran yang memiliki jenis tanah yang sama dengan tanah yang
dialiri. Sifat suplementer dijumpai pada tanah yang telah kehilangan unsur-unsur
hara akibat pencucian dan mendapatkan unsur-unsur hara lain dari air irigasi. Air
irigasi bersifat memperkaya tanah apabila kandungan unsur hara akibat dari
pengairan lebih besar jumlahnya daripada unsure hara yang hilang karena paen,
drainase atau pengairan. Pencucian unsur hara dari permukaan kompleks adsorpsi
dan larutan tanah oleh air irigasi bersifat memiskinkan tanah ( Suyana et al, 1999).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
4.3.2 BJA 1
Wilayah BJA 1 meliputi wilayah DI Jambo Aye, yaitu Langkahan, Tanah
Jambo Aye, Baktiya. Berakhir di batasan lhoksukon (BLS). Untuk BJA 1 terdapat
4 pintu dan untuk BLS 2 pintu. BJA 1 terdapat di Gampong Kedumplak.
Jarak antara BJA 0 – BJA 1 sejauh 2.250 KM menuju arah Lhoksukon yang dapat
ditemukan di Mesjid Matang Ubi. Kedalaman BJA 1 mencapai 4 m, lebar 18 m
dengan debit air mencapai 90m^2
4.3.3 BJA 2
Pada BJA 2 terdapat 4 pintu, memiliki lebar 18m, kedalaman 2m, debit air
sebesar 60m^3. BJA 2 berbatasan dengan kawasan Lueng Baro (BLB) dengan
jumlah pintu satu pintu yang mengarah ke desa Lueng Baro.
4.3.4 BJA 3
BJA 3 memiliki 3 pintu dengan lebar BJA 16m dengan debit air mencapai
50m^3, berbatasan dengan Gampong Luboek Mane. Memiliki 2 pintu romin,
kearah Kiri dan arah Kanan. Pintu romin sebelah kiri BJA 3 mengalir ke desa
Luboek Mane sedangkan pintu romin sebelah kanan mengarah ke desa Mon
Sukon. Namun romin kanan ini sudah tidak berfungsi lagi.
4.3.5 BJA 4
BJA 4 merupakan saluran kecil yang tidak memiliki pintu, namun memiliki 3
mercu. Satu mercu memiliki lebar ±3m. BJA 4 meiliki lebar 12m dengan
kedalaman 4m. BJA 4 memiliki 2 romin, kiri dan kanan. Romin kiri mengalir ke
Gampong kaki bale sedangkan romin kanan ke desa Matang Ketapang. Ke dua
romin tersebut disebut juga sebagai irigasi tersier. BJA 3 bertempat di Gampong
Lebok Maneh
4.3.6 BJA 5
Memiliki dua pintu dan dua romin, romin kiri mengalir ke DI Jambo Aye yaitu;
langkahan, tanah jambo aye, baktiya. Sedangkan romin kanan mengalir ke daerah
Aceh Timur yaitu, Arakundo, kecamatan Pante bidari, kecamatan simpang Ulim,
dan Madat. Kedua romin ini disebut juga sebagai irigasi sekunder. Terletak di
desa paya tukai
Panjang saluran dari BJA 1 sampai BJA 5 mencapai 14.600m. Saluran ini juga di
sebut sebagai saluran primer. Proses pengaliran air 4 – 5 jam baru sampai ke tuju
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum matakuliah Irigasi dan Drainase di Langkahan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
Air irigasi di Langkahan bersumber dari sungai yang terdapat di daerah
kecamatan Bener Meriah yang mengalir sampai ke daerah Kecamatan Langkahan,
Aceh Utara yang merupakan tempat lokasi pusat irigasi tersebut.
Pembagian air irigasi yang di aliri dari irigasi induk di desa Langkahan meliputi
beberapa wilayah yaitu Kabupaten Aceh Timur yang terdiri dari Arakundo,
Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan simpang Ulim, Madat. Daerah Induk Jambo
Aye terdiri dari Kecamatan Panton Labu ( Aceh Utara ), Kecamatan Langkahan,
Kecamatan Jambo Aye, Kecamatan Baktiya Barat, Kecamatan Seunudon. Daerah
Induk Monsukon ( Pinggiran Aceh Utara ) terdiri dari Kecamatan Baktiya Barat,
Kecamatan Jambo Aye, Kecamatan Seunudon. Daerah Induk Lhoksukon ( Aceh
Utara ) terdiri dari :Kecamatan Cot Girek, Kecamatan lhoksukon, Kecamatan
Baktia Barat, Kecamatan lapang.
Untuk membagi saluran irigasi kebebrapa wilayah itu maka telah di buat
beberpa batasan dengan jatah aliran tersendiri, batasan tersebut disebut dengan
BJA (Batasan Jambo Aye). Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA antaranya
:BJA 0 ( Pintu Utama), BJA 1, BJA 2, BJA 3, BJA 4 dan BJA 5.
5.2 Saran
Perawatan bendungan irigasi ini tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemerintah, namun tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.
sehingga kegiatan pertanian khususnya lahan persawahan dapat menghasilkan
produksi yang maksimal serta penyuluh harus ditingkatkan dalam meningkatkan
dan memberdayakan masyarakat desa.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan. 1991. Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi, hal 141-
167. dalam E. Pasandaran (edt). Irigasi di Indonesia Strategi dan Pengembangan.
LP3ES. Jakarta.
Laporan Praktikum Irigasi dan Drainase