Anda di halaman 1dari 10

DATA PERANCANGAN SISTEM HIDROLIK

Hidraulic control valve adalah salah satu komponen system hydraulic yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan, mengatur jumlah dan arah aliran oli yang diisap hydraulic pump dari
hydraulic tank untuk mengoperasikan unit alat berat. Berdasarkan fungsinya hydraulic control
valve terbagi atas 3 macam yaitu pressure control valve, directional control valve, dan flow
control valve.

Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan)

Pressure control valve adalah jenis katup dalam system hidrolik yang berfungsi untuk
mengontrol tekanan dengan cara mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila
tekanan dalam system hidrolik batas tekanan yang telah diatur. Pressure control valve terbagi
atas 3 jenis yaitu tipe poppet, tipe pilot, dan tipe piston.

Tipe Poppet
Kontruksinya terdiri dari valve, spring dan andjusting screw beserta shim/nut.
Tipe Piston
Kontruksi pressure control valve tipe piston dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Tipe Pilot
Kontruksi dari tipe pilot ini dapat dilihat gambar dibawah ini.

Pressure Control Valve, juga dikenal dengan nama relief valve. Fungsi relief valve adalah
untuk memberi perlindungan atau membatasi tekanan maksimum kepada sistem hidrolik
sehingga komponen sistem tidak mengalami malfungsi, macet atau terbakar dan line / hose
tidak terbakar atau bocor pada persambungan. Relief valve ini menjalankan fungsinya dengan
cara memberikan jalan bagi zat cair sistem untuk dibelokkan ke reservoir ketika pengaturan
tekanan valve telah dicapai.
Bukaan dari relief valve ini dicapai ketika tekanan zat cair pada sistem telah melebihi
pengaturan oleh kekuatan spring pada relief valve. Spring yang menahan relief valve berada
pada posisi tertutup / close.
Ketika tekanan zat cair naik mencapai tingkat yang melebihi kekuatan spring, maka relief
valve akan membuka dan membuka aliran ke reservoir. Inilah yang dimaksud dengan relief,
atau membatasi, yaitu melepaskan tekanan zat cair dalam sistem menurut nilai kekuatan spring
dalam relief valve.
Flow Control Valve (Katup Pengontrol Aliran)
Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur aliran oli yang masuk ke komponen
actuator. Berbagai jenis katup yang termasuk ke dalamn jenis flow control valve antara lain
throttle valve, vacuum valve, flow chek valve, demand valve, dan quick drop valve.
Thottle valve, berfungsi untuk mengalirkan oli ke dua arah yang arah aliran kembali
diperkecil, sehingga volume oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve banyak digunakan
pada lift silinder.
Vacuum valve, berfungsi untuk mencegah kevakuman di dalam system hidrolik. Biasanya
terletak antara actuator dan control valve. Nama lain vacuum valve adalah suction valve, intake
valve, suction return valve, atau antivoid valve.
Flow chek valve atau flow reducing valve, berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang
mengalir ke actuator sehingga gerakan actuator menjadi lambat sesuai dengan beban. Contoh
pemakian flow reducing valve ialah pada tilt silinder pada bulldozer.
Flow Divider Valve, berfungsi untuk membagi aliran oli dari pompa menjadi dua aliran
dimana yang salah satu alirannya adalah konstan. Contoh pemakaian flow divinder ini ialah
pada motor grader. Konstrusinya terlihat pada gambar dibawah ni.
Demand Valve, berfungsi untuk menjaga aliran oli yang mengalir ke system steering selalu
konstan. Demand valve banyak digunakan pada wheel loader dan dump truck.
Quick Drop Valve, berfungsi untuk mempercepat penurunan blade pada waktu control valve
pada posisi lower, dimana oli dari sisi cylinder head dialirkan ke bottom cylinder. Contoh
pemakaian katup ini adalah pada lift silinder (bulldozer).

Directional Control Valve (Katup Pengontrol Arah aliran)


Directional Control Valve berfungsi untuk mengontrol atau mengatur arah gerakan aktuator
dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
Contoh directional control valve yaitu :
katup 3/2, penggerak manual/lever.
Katup pengarah di bawah ini disebut katup 3/2, penggerak manual/lever.
Artinya pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua posisi yaitu posisi
netral (sebelum dioperasikan) dan posisi ON setelah dioperasikan untuk menggerakkan
aktuator. Katup ini beroperasinya digerakkan secara manual oleh tuas atau lever.

Katup 4/3, penggerak lever dengan penahan.(4/3, DCV, manually with detent
Saluran-salurannya atau lubang (port) diberi nama sebagai berikut:
Saluran P atau 1 adalah saluran masuk yaitu cairan hidrolik dari pompa masuk ke katup .
Saluran A dan B atau 2 dan 4 adalah saluran operasional yang menghubungkan katup ke/dari
aktuator.
Saluran T atau 3 adalah saluran buang yang menghubungkan katup dengan tangki hidrolik.
Pada katup ini posisi netral adalah posisi tengah.
Air Pilot-Actuated, Three-Position, Spring-Centered, Four-Way Valve
Single Solenoid-Actuated, Four-Way, Two-Position, Spring Offset DCV

5/4 Spool Control Suatu system spool control valve yang mempunyai 5 port yang terdiri : port
Inlet Bypass, Inlet standby, Outlet bypass (tank) dan 2 port Outlet-Inlet actuator, spool dapat
digerakkan pada 4 posisi pergerakan spool, misal Raise, Hold, Float dan Lower.Jenis-jenis
Selain dua type dasar ATO dan ATC tersebut, karakteristik aliran dari valve ditentukan pula
oleh bentuk sumbat (plug)nya dan dudukan .(seat) nya dan juga faktor-fakta lain.

JENIS-JENIS KONTROL VALVE DITINJAU DARI JUMLAH

Karakteristik itu dapat diartikan sebagi hubungan antara pengangkatan valve dan hasil aliran.
Bangun valve untuk pembukaan cepat (quick opening valve) prosentasi yang sama,
karakteristik linear dan parabola dapat dipakai. Desain dari stem juga mengatur jangkauan
suatu valve, yang merupakan ukuran maksimum dan minimum aliran yang dikontrol. Valve
dengan dudukan tunggal (single seated valves) dipandu oleh valve plug stem atau oleh vane
pada bagian bawah valve plug sering dijumpai. Valve tersebut lebih kedap menutup tetapi
mempunyai kekurangan dalam kerjanya melawan gaya tak seimbang yang ditimbulkan oleh
tekanan proses cairan melewati antara valve plug dan dudukan. Untuk mengatasi gaya
ketidakseimbangan itu beberapa valve didapati dua plug pada stem valve yang sama, yang
dikenal dengan nama double ported valves, dipersiapkan untuk aksi dua gaya yang berlawanan.
Bagaimanapun valve mempunyai kekurangan yaitu kekedapan menutup tidak diperoleh
disebabkan tidak adanya dudukan lunak. Sekarang banyak secara umum menggunakan type
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar di Pemilihan dan ukuran Pemilihan terhadap
control valve ditujukan untuk ketepatan dalam penggunaan terhadap karakteristik proses yang
harus dilakukan meliputi tekanan, temperatur, jatuh tekanan, stabilitas, kecepatan, aliran cairan
alami dan Dampak-dampak dari kondisi masing-masing komponen harus secara hati-hati
diperhatikan untuk menjamin bahwa valve akan memberikan beberapa tahun pelayanan
Kontrol valve harus secara tepat ukurannya agar dapat mengendalikan kuantitas fluida
dikehendaki secara tepat. Jika ukuran yang dipilih semata-mata hanya untuk kecocokan
terhadap ukuran pipa itu sama seperti pengendalian yang lemah yang akan menghasilkan
sesuatu yang disebabkan kapasitas valve terlalu Kebanyakan control valve palsu tidak akan
dapat membetulkan keadaan dan sebagai tambahan permukaan dudukan valve sepertinya
kasar. Pembuat control valve akan menerima tanggungjawab untuk spesifikasi dan ukuran
control valve, menyiapkan informasi lengkap berkaitan dengan kondisi pelayanan.

CHECK VALVE
check valve ini memungkinkan aliran oli dalam satu arah, namun mencegah aliran oli dari arah
yang sebaliknya. Check valve ini sering disebut sebagai check valve satu arah / one way.

Jenis katup kontrol multiple directional


Katup kontrol multiple directional diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yakni rangkaian paralel,
seri dan tandem.
Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah suatu rangkaian dimana port katup pengubah multiple tekanan
dihubungkan secara paralel. Walaupun katup dapat dioperasikan secara simultan, namun
aktuator tekanan beban yang lebih kecil yang akan pertama kali beroperasi karena oli mengalir
ke dalam aktuator tekanan beban yang lebih kecil. Oleh karena itu, apabila terjadi fluktuasi
beban, maka aktuator yang tidak diharapkan bisa beroperasi. Selanjutnya, dalam hal ini,
tekanan oli yang dibangkitkan oleh beban berat dapat mengalir kembali dan mengoperasikan
aktuator, dan perlu diberikan check valve beban untuk menghindari insiden ini.
Rangkaian tandem
Rangkaian tandem tidak dapat mengoperasikan aktuator multiple secara simultan. Bahkan
apabila aktuator multiple dioperasikan secara simultan, karena oli yang mengalir
mengoperasikan aktuator pada pompa ke arah upstream dan kembali ke tangki, maka aktuator
pada pompa ke arah downstream tidak dapat beroperasi. Apabila perlu mengoperasikan secara
simultan dengan menggunakan semua alat, maka torak pipa yang ke arah upstream akan
dirubah sedikit ke posisi netral dari posisi naik dan turun untuk mengalirkan oli ke torak pipa
yang mengarah kebawah dan pada saat yang sama torak pipa ke hilir akan dipasang pada posisi
naik dan turun. Sehingga kemungkinan dua silinder bisa beroperasi secara simultan.
Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah suatu rangkaian dimana oli pembalik dari actuator upstream mengalir
ke dalam port aktuator downstream pompa dan terus mengoperasikan aktuator ini. Oleh karena
itu, memungkinkan untuk mengoperasikan lebih dari dua aktuator yang terlepas dari beban
yang terpakai. Namun demikian, rangkaian ini tidak beroperasi kecuali jika total tekanan
operasi pada operasi simultan tidak berada dibawah tekanan katup relif utama yang telah
ditentukan

MACAM-MACAM TIPE POMPA HIDROLIK


Fixed Displacement Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge
yang konstan atau tidak Variable Displacement Type pump dimana satu putaran shaft pump
menghasilkan flow discharge yang dapat berubah sesuai sudut pump. Axial Piston Piston pump
yang pergerakan pistonnya searah dengan sumbu, Tipe ini banyak digunakan karena selain
mampu bekerja pada pressure tinggi, juga konstruksinya lebih sederhana dibandingkan Radial
piston pump yang memerlukan mekanisme inlet-outlet Swash Suatu mekanisme yang
digunakan untuk mengatur dan merubah sudut piston pump, swash plate digerakkan oleh servo
piston yang diatur servo Axial pistol Pump.bend Type piston pump yang sudut pumpnya
terbentuk karena drive shaft dengan cylinder barrel shaft tidak segaris, hal ini dapat dilihat dari
bentuk housingnya yang bengkok. Karena torsional force yang terjadi pada shaft pump relative
besar sehingga bearing yang digunakan sebagai tumpuan shaft, jumlahnya lebih banyak dan
ukurannya besar, jika disbanding yang digunakan pada axial piston pump swash plate.
Hydraulic Suatu komponen yang terdiri dari rod, piston dan cylinder housing, didalam system
hydraulic dipasang setelah control valve sebagai actuator penggerak attachment. Hydraulic
cylinder mempunyai port bottom (piston side) dan port head, saat pressure oli masuk melalui
port bottom, maka rod akan bergerak keluar (extend), sebaliknya saat pressure oli masuk
melalui port head, maka rod akan bergerak masuk ke dalam cylinder (retract). Pergerakan
retract dan extend rod cylinder digunakan untuk menggerakkan attachment unit. Sehingga pada
dasarnya hydraulic cylinder berfungsi merubah tenaga hydraulis menjadi tenaga mekanis. Pada
beberapa type unit, cylinder dilengkapi dengan piston cushion pada kedua sisinya, atau hanya
pada satu sisi cylinder. Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung
antara piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end stroke)
dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.

Gear pump (pompa roda gigi) adalah jenis pompa positive displacement dimana fluida akan
mengalir melalui celah-celah roda gigi dengan dinding rumahnya. Disebut sebagai pompa
karena fluida yang dialirkan pada umumnya berupa cairan (liquid) atau bubur (slurry).
Sedangkan pompa positive displacement berarti pompa tersebut menghisap sejumlah fluida
yang terjebak yang kemudian ditekan dan dipindahkan ke arah keluaran (outlet). Gear pump
sering digunakan untuk aplikasi hydrolic fluid power. Namun, tidak jarang juga digunakan
pada bidang kimia untuk mengalirkan fliuda pada viskositas tertentu. Terdapat dua jenis gear
pump, yaitu external gear pump dan internal gear pump. Pompa ini digolongkan sebagai fixed
displacement karena jumlah fluida yang dialirkan setiap putarannya selalu tetap.

External Gear Cara Kerja


Gear pump bekerja deangan cara mengalirkan fluida melalui celah-celah antara gigi dengan
dinding. Kemudian fluida dikeluarkan melalui saluran outlet karena sifat paasangan roda gigi
yang selalu memiliki titik kontak. Suatu pasangan roda gigi secara ideal akan selalu memiliki
satu titik kontak dengan pasangannya meskipun roda gigi tersebut berputar. Hal inilah yang
dimanfaatkan oleh mekanisme gear pump untuk mengalirkan fluida. Dengan kata lain, secara
ideal fluida tidak akan masuk melalui titik kontak pasangan roda gigi tersebut.

Jika jumlah gigi semakin sedikit maka volume fluida yang dialirkan semakin besar karena
rongga antara roda gigi dengan dinding semakin besar pula. Sedangkan untuk meningkatkan
flowrate dapat dilakukan juga dengan meningkatkan rpm dari roda gigi tersebut. Pompa jenis
ini tidak memeerlukan katup/valve seperti pada reciprocating pump sehingga loss dapat
berkurang.
Internal Gear Cara Internal gear pump bekerja dengan memanfaatkan roda gigi dalam yang
biasanya dihubungkan dengan penggerak dan roda gigi luar yang biasanya bertindak sebagai
idler. Awalnya fluida masuk lewat suction port antara rotor (roda gigi besar) dan idler (roda
gigi kecil). Fluida kemudian masuk melalui celah-celah roda gigi. Bagian yang berbentuk
seperti bulan sabit membagi fluida dan bertindak sebagai seal antara suction dan discharge port.
Fluida yang membanjiri discharge port akan terus didorong oleh fluida dibelakangnya sehingga
fluida terus mengalir.

Akibat adanya gap antara roda gigi dengan dinding, terdapat sebagian fluida yang meresap
melewati gap tersebut. Karena itu, gap ini dibuat sangat kecil yang biasanya bernilai 0,0005 in.
Gap yang kecil akan meningkatkan tekanan yang dapat dihasilkan oleh gear pump. Sedangkan
jika gap terlalu besar maka pompa ini akan kehilangan kemampuannya untuk menahan
perbedaan tekanan antara outler dan inlet.
4.8 Perhitungan Kapasitas Tangki Hidrolik

penyapu sampah ini dengan cara menghitung volume dari silinder sweeper, Dalam
menentukan kapasitas tangki hidrolik yang dibuthkan pada unit prototype kendaraan silinder
arm, silinder dumb/vessel dan motor hidrolik. Dalam perhitungan voume tangki hidrolik
dengan cara mengalikan total volume dengan faktor static cooling untuk safety factor dalam
proses kerja dan untuk membantu siklus pemdimginan dengan besaran implisit yaitu dua.
Sesuai Tabel 4. Dapat diketahui bahwa volume dari prototype kendaraan penyapu sampah
adalah 35 liter. Berikut perhitungan untuk kapasitas fluida yang dibutuhkan:

Kapasitas tangki hidrolik (Volume):

Volume = (volume silinder sweeper,silinder arm, silinder dumb/vessel, motor


hidrolik) x 2

= (0,0628 m³) + (0,98125 m³) + (0,401920 m³) x 2


= 1,44597 m³ x 2
= 2,89158 m³ = liter

Motor listrik

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080225175142AAMHXUd

(https://plus.google.com/102763038386408071249/posts/6GLRxgoEKC5)

Susanto, Tri, 2015, Bab 3 Solidwork 2013 Features, Yogyakarta

Gere, M., James, Timoshenko, P., Stephen, Mekanika Bahan Jilid 1 – Edisi
Keempat, Erlangga, Ciracas, Jakarta

MT., ST., Zainuri, Muhib, Ach., Kekuatan Bahan (Strength of Materials), Andi,
Yogyakarta

Wesli, Mekanika Rekayasa, Graha Ilmu, Yogyakarta

http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-
pneumatik.html
https://www.slideshare.net/jelihin/komponen-sistem-hidrolik

http://blandong.com/hydraulic-pump/

http://hartono-exca.blogspot.co.id/2012/09/hydraulic-system.html

Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983

https://radiman.wordpress.com/2010/06/15/menghitung-pompa/

Anda mungkin juga menyukai