Status Dermatologis:
Distribusi : Regional
a/r : Wajah dan leher
Lesi : Berbatas tegas,kemerahan,sebesar jarum pentul,vesikel,pustul,abses.
Efloresensi : pustul eritema,sirkumskrip,Miliar.
1. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini menyerang sekitar 20
persen bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.
2. Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 3–6 bulan juga ditumbuhi jerawat, dan
akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.
3. Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat jenis ini adalah yang paling umum terjadi pada
remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa.
4. Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria muda, tergolong
serius namun jarang terjadi.
IV. Patogenesis
Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan kadang-kadang
masih kontroversial. Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne :
1. Kelenjar minyak menjadi besar yaitu hipertropi dengan peningkatan penghasilan sebum.
2. Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang cepat dan
mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug (epitelium folikular).
3. Pertumbuhan kuman, propionibacterium acnes yang cepat (folikel polisebaceous) yang
tersumbat akan memerangkap nutrient dan sebum serta menggalakkan pertumbuhan kuman.
4. Inflamasi (radang) akibat hasil sampingan kuman propionibacterium acnes.
V.Gejala Klinis
Erupsi kulit pada tempat-tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada,
punggung bagian atas, dan lengan bagian atas.
Rasa Gatal
Bisa terlihat nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam lemak
atau piokokus, jaringan parut dan keloid.
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif)
dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus
dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor,
baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor
eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita
(Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999)
VII.Pencegahan
Jaga kebersihan wajah,minimal rutinitas mencuci wajah 2 s/d 3 kali dalam sehari.
Menjaga dari stres.
Tidak menggunakan bermacam-macam obat kos
VIII.Diagnosa Banding
• Erupsi akneiformis
• Rosacea
IX. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan
jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat
pengaruh berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor
eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.
Daftar Pustaka
1. Wolff K., Johnson RA., Suurmond D. Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology.5th Edition. McGraw-Hill. USA. 2007.
2. Fitzpatrick JE., Morelli JG., Dermatology SecretsIn Color. Third Edition. Mosby
Elsevier.Philadelphia,USA. 2007.
3. Zouboulis CC. Is acne vulgaris a genuine inflammatory disease?.
Dermatology.2001;203
4. 277-9.4. Kim J, Ochoa MT, Krutzik SR, Takeuchi O,Uematsu S, Legaspi AJ.
Activation of toll-likereceptor 2 in acne triggers inflammatory cytokine responses. J
Immunol. Aug 1 2002;169(3):1535-41.
5. Ingham E, Eady EA, Goodwin CE, Cove JH,Cunliffe WJ. Pro-inflammatory levels of
interleukin-1 alpha-like bioactivity are present in the majorityof open comedones in acne
vulgaris. J InvestDermatol. Jun 1992;98(6):895-901.
6. Goulden V, McGeown CH, Cunliffe WJ. Thefamilial risk of adult acne: a
comparison betweenfirst-degree relatives of affected and unaffectedindividuals. Br J
Dermatol. Aug 1999;141(2):297-300.
7. Eady EA, Farmery MR, Ross JI, Cove JH, CunliffeWJ. Effects of benzoyl peroxide
and erythromycinalone and in combination against antibioticsensitiveand -resistant skin
bacteria from acnepatients. Br J Dermatol. Sep 1994;131(3):331-6.
8. Cunliffe WJ, Holland KT. The effect of benzoylperoxide on acne. Acta Derm
Venereol.
1981;61(3):267-9.
9. Eady EA, Jones CE, Gardner KJ, Taylor JP, CoveJH, Cunliffe WJ. Tetracycline-
resistant
propionibacteria from acne patients are crossresistantto doxycycline, but sensitive to
minocycline. Br J Dermatol. May 1993;128(5):556-60.
10. Bottomley WW, Cunliffe WJ. Oral trimethoprimas a third-line antibiotic in the
management ofacne vulgaris. Dermatology. 1993;187(3):193-6.
11. Fernandez-Obregon AC. Azithromycin for thetreatment of acne. Int J Dermatol. Jan
2000;39(1):45-50.
12. Koulianos GT. Treatment of acne with oralcontraceptives: criteria for pill selection.
Cutis. Oct2000;66(4):281-6.
13. Redmond GP. Effectiveness of oralcontraceptives in the treatment of
acne.Contraception. Sep 1998;58(3 Suppl):29S-33S;quiz 68S.
14. Strauss JS, Pochi PE. Effect of cyclic progestinestrogentherapy on sebum and acne in
women.JAMA. Nov 30 1964;190:815-9.
15. Thorneycroft IH, Stanczyk FZ, Bradshaw KD,Ballagh SA, Nichols M, Weber ME.
Erupsi akneiformis adalah suatu kelainan kulit yang menyerupai akne, berupa reaksi peradangan folikular
dengan manifestasi klinis papulopustular. Bork pada tahun 1988 mendefinisikan erupsi akneiformis
sebagai suatu reaksi inflamasi yang bermanifestasi klinis sebagai papula dan pustula dan menekankan
ketiadaan komedo sebagai perbedaan yang mendasar antara erupsi akneiformis dengan akne. Akan tetapi
komedo dapat muncul secara sekunder jika erupsi tersebut sudah berlangsung lama.1,2
—-Etiologi erupsi akneiformis sampai saat ini masih belum dapat diketahui secara pasti, namun diduga
erupsi akneiformis disebabkan oleh obat, baik obat-obatan yang digunakan secara sistemik maupun yang
digunakan secara topikal. Erupsi akneformis adalah reaksi kulit yang berupa peradangan folikular akibat
adanya iritasi epitel duktus pilosebasea yang terjadi karena eksresi substansi penyebab (obat) pada kelenjar
kulit. Umumnya reaksi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat
(erupsi obat) timbul karena reaksi hipersensitivitas berdasarkan mekanisme imunologis, tetapi reaksi ini
juga dapat terjadi melalui mekanisme non imunologis yang disebabkan karena dosis yang berlebihan,
akumulasi obat atau karena efek farmakologi yang tidak diinginkan.1,3
—-Kasus erupsi akneformis akibat obat (drug-induced acneiform eruption / DAE) awalnya sudah dilaporkan
sejak tahun 1928 ketika lesi yang menyerupai akne muncul dengan penggunaan iodida dan hidrokarbon
klorinat. Erupsi akneiformis mulai tercatat sebagai salah satu dari beberapa efek samping steroid saat
pengenalan steroid dalam terapi medis pada tahun 50-an. Pada tahun 1959, Bereston melaporkan
timbulnya erupsi akneiformis seiring dengan penggunaan isoniazid (INH). Sejak itu, berbagai macam obat
ditemukan sebagai penyebab erupsi akneiformis. 2
- fenitoin - Lithium
—-
Patogenesis
—-Mekanisme patogenesis terjadinya erupsi akneiformis belum diketahui secara pasti. John Hunter dkk
menyatakan bahwa erupsi akneiformis terjadi melalui mekanisme non imunologis yang dapat disebabkan
karena dosis yang berlebihan, akumulasi obat atau karen a efek farmakologi yang tidak diinginkan. Andrew
J.M dalam bahasannya tentang Cutaneous Drug Eruption menyatakan bahwa m
B
Sapokalinus
SAPOKALINUS Antiseptik merupakan sabun lunak transparan antiseptik yang mempunyai sifat Non-
Irritant yang sangat sesuai bagi kulit yang sensitif terhadap sabun keras yang terbuat dari Garam
Natrium.
Sabun Hijau SAPOKALINUS Antiseptik tersedia dalam 3 Varian yaitu Original, Cum Extract Daun
Sirih dan Cum Bio Sulfur.
CARA PAKAI:
Gunakan SAPOKALINUS setiap mandi.
Diamkan beberapa saat sebelum dibilas dengan air bersih agar hasil yang diperoleh lebih Maksimal.
Bioacne
BIO ACNE
ANTI JERAWAT
KOMPOSISI :
Setiap gram BIOACNE mengandung Sulfur 50mg, Resorcinol 5mg, dan Cetrimide 5mg
dalam dasar krim yang cocok
INDIKASI :
BIOACNE membantu mencegah dan menghilangkan jerawat. Kombinasi sulfur,
Resorcinol, dan Cetrimide mempunyai kemampuan anti bakteri, terutama terhadap
bakteri yang terlibat dalam pembentukan jerawat (propionibacterium acnes) serta daya
keratolitik yang optimal.
CARA PEMAKAIAN :
Setelah kulit dibersihkan, oleskan BIOACNE tipis saja pada jerawat dua atau tiga kali
sehari, pagi, siang, malam secara teratur
KONTRA INDIKASI :
Kepekaan terhadap salah satu komponen krim ini.
peringatan :
Jangan digunakan pada luka lecet.
PENYIMPANAN :
Simpan di tempat sejuk.
KEMASAN:
Tube@ 10 g
No.Reg. : Dep. Kes. RI No. CD 1008392236