Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar otak terdiri dari neurons, glia, dan berbagai sel
pendukung. Otak merupakan bagian tubuh yang sangat penting oleh karena
itu selain dilindungi oleh tulang tengkorak yang keras, ia juga dilindungi oleh
pelindung utama dalam sistem saraf adalah meningens dan sistem ventrikular
(Puspitawati, 1999).
yang melapisi dan melindungi otak, terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Duramater
Secara konvensional, duramater ini terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan
2. Arachnoid Membrane
1
3. Piamater
lapisan paling bawah (paling dekat dengan otak, sumsum tulang belakang,
saling berhubungan satu sama lain. Ruang-ruang ini disebut dengan ventricles
berhubungan dengan bentuk tabung pada canal pusat (central canal) dari
tulang belakang. Ruang terbesar yang berisi cairan terutama ada pada
2
Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel ketiga (third ventricle)
1. Forebrain
a. Telencephalon
dilapisi oleh cerebral cortex dan terdiri dari basal ganglia dan sistem
lymbic.
1) Cortex
(atau cerebral bark). Sebagian besar cortex terdiri dari sel glia,
di bagian lain. Axon pada bagian ini diselaputi oleh myelin oleh
3
Bentuk jaringan cerebral ini bergelombang (berlipat-lipat). Dua
Fissure yang membagi cortex terdiri dari dua buah central fissure
4
Fissure-fissure utama ini(centraldan lateralfissure) membagi
2) Sistem limbik
Sistem Limbik atau Limbic System terdiri dari limbic cortex dan
5
terletak di sekitar cerebral hemisphere bagian ujung (limbic
=perbatasan).
6
3) Basal ganglia
7
b. Diencephalon
hypothalamus.
1) Thalamus
melingkupi dua sisi otak. Tiap bagian terletak pada sebelah sisi
2) Hypothalamus
8
2. Midbrain
mengelilingi cerebral aquaduct dan terdiri dari dua struktur utama, yaitu:
a. Tectum
b. Tegmentum
bawah tectum. Selain dari ujung rostral reticular formation, nuclei pada
bagian tengah batang otak, mulai dari batas bawah medulla sampai ke
9
menghubungkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. Disebut
substansi gray (abu-abu) karena sebagian besar terdiri dari soma sel.
3. Hindbrain
10
a. Metencephalon
1) Pons
cerebellum.
2) Cerebellum
pons.
11
Gambar 2.7: Struktur Utama Hindbrain
b. Myelencephalon
yang membawa sinyal di seluruh bagian otak dan bagian tubuh, ia juga
12
B. Definisi
berhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Istilah stroke
Istilah yang masih lama dan masih sering digunakan adalah cerebrovaskular
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24
2000).
13
C. Klasifikasi
1) Emboli serebri
ke otak.
2) Trombosis serebri
14
terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit
aterosklerosis.
b. Stroke Hemoragik
primer berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan
serebrovaskular.
yang ada di dalam jaringan otak tersebut. Lokasi yang paling sering
15
2) Perdarahan subarachnoid (SAH)
rongga otak dan lapisan otak yaitu yang dikenal sebagai ruang
subarachnoid.
malformasi arteriovena atau MAV (5%), berasal dari PIS (20%) dan
16
khas selain penurunan kesadaran (biasanya somnolen) yang
akut biasanya sangat lebih berat dan prognosisnya lebih buruk dari
medis agresif
17
serebrospinal maupun darah yang ada dapat berpenetrasi ke daerah
18
Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran
kerusakan fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak
hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan
karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena
tiba-tiba dan pulih kembali dalam beberapa detik sampai beberapa jam,
19
paling lama 24 jam, disebabkan oleh thrombus atau emboli. Tanda dan
selama beberapa detik sampai beberapa jam dan gejala hilang sempurna
RIND mirip dengan TIA, tetapi kejadiannya lebih lama daripada TIA,
dimana gejala akan menghilang lebih dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari
satu minggu.
atas gejala yang paling menonjol adalah munculnya tanda dan gejala
makin lama makin bertambah buruk yang dapat terjadi dalam beberapa
20
D. Epidemiologi
stroke yang baru atau berulang. Dari jumlah tersebut, sekitar 610.000
2015).
2011).
21
E. Etiologi
2. Embolisme serebral, yaitu bekuan darah atau lainnya seperti lemak yang
area otak tertentu yang bersifat sementara. Biasanya sebagai akibat dari
hemoragik. Stroke jenis ini terjadi sekitar satu pertiga dari seluruh kejadian
stroke dan presentasi penyebab kematian lebih besar dari stroke iskemik
F. Faktor Resiko
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang
22
merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis
arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara
lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik (Israr, 2008). Lebih
lanjut dikatakan bahwa resiko tinggi terjadinya stroke pada kelompok usia 55
tahun. Laki-laki lebih tinggi resiko mendapat serangan stroke daripada wanita
(Kariasa, 2009).
yang bersifat akut. Tanda dan gejala stroke meliputi (Setyopranoto, 2011):
− Hemidefisit motorik
− Hemidefisit sensorik
− Penurunan kesadaran
23
− Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang bersifat
sentral
24
Gejala Klinis PIS PSA Non Hemoragik
Defisit fokal Berat Ringan Berat ringan
Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan
Muntah pada Sering Sering Tidak, kecuali lesi di
awalnya batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
Penurunan Ada Ada Tidak ada
kesadaran
Hemiparesis Sering dari Permulaan tidak Sering dari awal
awal ada
Gangguan bicara Sering ada Jarang Sering
Liquor Berdarah Berdarah Jernih
Parese / gang N.III Tidak ada Bisa ada Tidak ada
H. Diagnosis CVA
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis
c. Pemeriksaan penunjang (laboratorium, EKG, foto thoraks, CT-Scan
kepala)
d. Algoritma gajah mada dan penilaian dengan skor stroke siriraj
Keterangan :
C = Kesadaran
V = Vomitus/ muntah
H = Nyeri kepala
25
12 = Konstanta
26
b. Algoritma Stroke Gajah Mada
I. Pemeriksaan Penunjang
27
mengetahui sejauh mana stroke yang diderita oleh seseorang. Hasil CT
scan perlu diketahui terlebih dahulu sebelum dilakukan terapi dengan
obat antikoagulan atau antiagregasi platelet. CT scan dibedakan
menjadi dua yaitu, CT scan non kontras yang digunakan untuk
membedakan antara stroke hemoragik dengan stroke iskemik yang
harus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan penyebab lain
yang memberikan gambaran klinis menyerupai gejala infark
atauperdarahan di otak, misalnya adanya tumor. Sedangkan yang
kedua adalah CT scan kontras yang digunakan untuk mendeteksi
malformasi vaskulardan aneurisme (Agustina, 2014)
1. Stroke Non-hemoragik : CT-Scan
yang tersumbat.
tegas.
28
b. Pada stadium lanjut terlihat edema disekitar perdarahan (edem
Gambar 2. Pencitraan otak dari seorang wanita berusia 75 tahun enam minggu
setelah stroke otak kiri. (A) CT scan,(B) perputaran gema MR T2 scan,(C)
Gradient gema MRI. Catatan pada CT scan (A) daerah becahaya konsisten
dengan penyakit pembuluh kecil. Daerah lusen di hemisfer sinistra terlihat seperti
suatu infark. MRI (B,C) yang diperoleh pada hari yang sama menunjukkan
perubahan iskemik tidak hanya lebih kecil (bintik-bintik putih) tetapi juga
29
perdarahan (daerah gelap) dalam inti lentiform kiri. Perdarahan lebih mudah
diidentifikasi pada gradient gema MRI (C) dari pada spin gema cepat T2 (B).
Ada juga microhaemorrhages tua terlihat pada gradient gema MR (titik hitam)
dan lesi kalsifikasi incidental kecil dilobus oksipital (panah).
30
Multislices CT-Angiografi, MR Angiografi atau Digital Substraction
Angiography (DSA).
K. Penatalaksanaan CVA
1. Breathing : jalan nafas harus terbuka, hisap lendir dan beri oksigen.
2. Blood : Pertahankan tekanan darah yang cukup, evaluasi fungsi
jantung dan organ vital lain. Tekanan darah tidak boleh
segera diturunkan karena dapat memperburuk keadaan,
kecuali pada tekanan darah sistolik >220 mmHg dan atau
diastolik >120mmHg.
3. Brain : jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial dengan
gejala sakit kepala, muntah proyektil dan bradikardi
relatif, segera beri manitol 20% 1-1,5 gr/kgBB lanjutkan
dengan 6x100cc (0,5gr/kgBB) dalam 15-20 menit.
4. Bladder : pertahankan bladder dan rektum, hindari infeksi saluran
kemih, jika terjadi retensio urin pasang kateter.
5. Bowel : kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan, hindari
obstipasi, pasang NGT jika kesulitan menelan.
Non Farmakologis
1. Mengendalikan faktor risiko
2. Rehabilitasi medik dilakukan sedini mungkin, dengan tujuan :
Memperbaiki fungsi motorik
Mencegah kontraktur sendi
Agar penderita dapat mandiri
Rehabilitasi social
31
L. Komplikasi CVA
M. Prognosis CVA
kelamin, tekanan darah, penyebab stroke, dan ada atau tidaknya penyakit
komorbid.
N. Pencegahan CVA
1. Pencegahan Premordial
32
membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat.
Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program
elektronik.
2. Pencegahan Primer
risiko stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko tetapi belum
menderita stroke dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat bebas stroke,
antara lain:
sejenisnya.
berlemak, goreng-gorengan.
kalsium, ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan
suplemen (vit C, E, B6, B12 dan beta karoten), teh hijau dan teh hitam
33
e. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara
teratur, minimal jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check
3. Pencegahan Sekunder
stroke, dianjurkan :
e. Berhenti merokok
g. Polisitemia
lainnya.
34
4. Pencegahan Tertier
terlibat tergantung pada dampak stroke atas pasien dan orang yang
merawat.
35