Anda di halaman 1dari 12

I.

Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk identifikasi senyawa golongan antibiotik
II. Dasar Teori

Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam


pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri. Pencarian antibiotik telah dimulai sejak penghujung abad ke 18
seiring dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang
berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
a. Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja
1. Bakteriostatika :
 Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat
dicapai tubuh pasien.
 Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja
memobilisasi & mengeliminasi bakteri patogen. Misalnya : Sulfonamid,
Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.
2. Bakterisid :
 Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup &
diturunkan.
 Pembagian: a) Bekerja pada fase tumbuh kuman, misalnya: Penisilin,
Sefalosporin, Kuinolon, Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase
istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.
b. Antibiotik Berdasarkan Spectrum
 Spektrum Sempit: bekerja hanya pada mikroorganisme tunggal / grup
tertentu. Misalnya, Isoniazid untuk mikobakteria.
 Spektrum Sedang: efektif melawan organisme Gram (+) & beberapa
bakteri Gram (-). Misalnya, Ampisilin.
 Spektrum Luas: mempengaruhi spesies mikroba secara luas. Misalnya,
Kloramfenikol & Tetrasiklin.
c. Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel
akan pecah (penisilin dan sefalosporin).

1
2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel akibatnya zat-
zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida).
3. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk
(kloramfenikol, tetrasiklin).
4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel
tidak dapat berkembang (rifampisin)
d. Penggolongan antibiotik

Antibiotik digolongkan sebagai berikut :

1. Golongan Penisilin
Penisilin V, Kloksasilin, Ampicilinum, Amoksisilin (Amoxixillinum), Co-
Amoxyclav
2. Golongan Sefalosporin
Sefadroksil, Sefotaksim, Sefaleksin (Cephalexinum), Seftriaxone, Sefradin
(Cepradinum), Sefazolin, Sefaklor, Sefuroksim, Seftazidium
3. Golongan Aminoglikosida
Kanamisin Sulfat, Gentamisina, Tobramisina Sulfat, Neomisin Sulfat
(Neomycini Sulfat), Framisetin (Framycetin), Streptomisin (Streptomycini),
Amikasin (Amikacini)
4. Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol, Tiamfenikol
5. Golongan Tetrasiklin
Tetrasiklin, Doxycycline, Oxytetracycline, Minosiklin.
6. Golongan Makrolida
Erytromisin, Spiramisin, Roxythromycin, Azithromycin
7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
8. Golongan lain-lain.
a. Linkomisin
b. Klindamisin
c. Golongan Quinolon
Asam Nalidiksat, Ofloksasin, Siprofloksasin, Norfloksasin

2
III. Alat dan bahan
Alat
 Tabung reaksi
 Penjepit
 Rak tabung
 Pipet
 Objek glass
 Cover glass
 Mikroskop
Bahan
 Tetrasiklin HCl
 Teofilin
 Kloramfenikol
 Aseton
 Aquadest

IV. Prosedur kerja

3
V. Waktu Dan Tempat
Pratikum identifikasi senyawa antibiotik ini dilaksanakan pada hari kamis, 9
November 2014, pukul 12.00 – 15.00 WIB, dilaboratorium Kimia Farmasi Akademi
Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo.

VI. Data dan Hasil Pengamatan


a. Tetrasiklin HCl
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
a. Warna a. Kuning
b. Rasa b. Pahit
c. Bau c. Amfoter
d. Bentuk d. Hablur

Uji Kelarutan :
a. larut dalam air a. Larut
b. larut etanol b. Larut
c. larut kloroform c. Praktis tidak larut
d. larut eter d. Praktis tidak larut
2 Uji Penegasan :
(sampel + reagen AgNO3) Reaksi kristal
(sampel + reagen mayer) Endapan putih kuning
3 Uji Identifikasi :
a. Sampel+aquadest+FeCl3 a. Endapan warna coklat

b. Teofilin
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
a. Warna a. Putih
b. Rasa b. Pahit
c. Bau c. Tidak berbau
d. Bentuk d. Hablur

4
Uji Kelarutan :
a. larut dalam air a. Larut
b. larut etanol b. Larut
c. larut kloroform c. –
d. larut eter d. -
2 Uji Penegasan :
(sampel + reagen AgNO3) Warna merah
(sampel + reagen mayer) Endapan putih kuning
3 Uji Identifikasi :
b. Sampel+aquadest+FeCl3 b. Endapan warna coklat

c. Kloramfenikol
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
a. Warna a. Putih kelabu
b. Rasa b. Pahit
c. Bau c. Tidak berbau
d. Bentuk d. Hablur berbentuk
jarum
Uji Kelarutan :
a. larut dalam air a. Larut
b. larut etanol b. Larut
c. larut kloroform c. Sukar larut
d. larut eter d. Sukar larut
2 Uji Golongan fenol :
(sampel + reagen mayer) Reaksi kristal

3 Uji Identifikasi :
a. Sampel + FeCl3 a. Merah
b. Sampel + reagen mayer b. Kuning muda

d. Aminofillin

5
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
a. Warna a. Putih
b. Rasa b. Pahit
c. Bau c. Lemah
d. Bentuk d. Hablur

Uji Kelarutan :
a. Larut dalam air a. Larut
b. Larut etanol b. Praktis tidak larut
c. Larut kloroform c. -
d. Larut eter d. Praktis tidak larut
2 Uji Golongan fenol :
(sampel + reagen mayer) Reaksi kristal

3 Uji Identifikasi :
c. Sampel + FeCl3 c. Merah
d. Sampel + reagen mayer d. Kuning muda

e. Amoxixicillin
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
Warna Putih
Rasa -
Bau Tidak berbau
Bentuk Hablur

Uji Kelarutan :
larut dalam air Sukar larut
larut etanol -
larut kloroform Tidak larut
larut eter -

6
2 Uji Golongan fenol :
(sampel + reagen mayer) Reaksi kristal

3 Uji Identifikasi :
e. Sampel + FeCl3 e. Merah
f. Sampel + reagen mayer f. Kuning muda

f. Sulfadiazin
NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN
1 Organoleptik :
a. Warna a. Putih
b. Rasa b. Tidak berasa
c. Bau c. Hampir tidak berbau
d. Bentuk d. Hablur

Uji Kelarutan :
a. Larut dalam air a. Praktis tidak larut
b. Larut etanol b. Sukar larut
c. Larut kloroform c. -
d. Larut eter d. -
2 Uji Golongan fenol :
(sampel + reagen mayer) Reaksi kristal

3 Uji Identifikasi :
Sampel + FeCl3 Merah
Sampel + reagen mayer Kuning muda

7
Hasil Praktikum

No Perlakuan Hasil
1 Tetrasiklin ditambahkan reagen marquis, Tetrasiklin
kemudian diamati perubahan warnanya

Warna merah anggur

2 Teofilin ditambahkan reagen FeCl3, kemudian Teofilin


diamati perubahan warnanya

8
3 Kloramfenikol ditambahkan reagen fehling A & Kloramfenikol
fehling B, kemudian diamati perubahan warnanya

4 Aminofilin dilarutkan di dalam aseton dan Aminofilin


diteteskan pada kaca objek lalu diteteskan
aquadest, kristal diamati dengan menggunakan
mikroskop.

5 Amoxixicillin dilarutkan di dalam aseton dan Amoxixicillin


diteteskan pada kaca objek lalu diteteskan
aquadest, kristal diamati dengan menggunakan
mikroskop.

9
6 Sulfadiazin dilarutkan di dalam aseton dan Sulfadiazin
diteteskan pada kaca objek lalu diteteskan
aquadest, kristal diamati dengan menggunakan
mikroskop.

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi senyawa golongan antibiotik
yang bersifat kualitatif, yaitu identifikasi untuk mengetahui senyawa yang terdapat
dalam suatu sampel atau membuktikan sifat sampel tersebut melalui reaksi yang
spesifik terhadap pereaksi tertentu dan tanpa mengetahui konsentrasi senyawa dalam
sampel tersebut.

Antibiotik merupakan salah satu golongan yang terdiri dari banyak kelompok
dan turunannya. Dalam pengamatan ini, sampel yang dipilih yaitu tetrasiklin HCl,
teofilin, kloramfenikol, aminofilin, amoxixillin, dan sulfadiazin. Golongan ini
termasuk golongan antibiotik dengan berbagai gugus fungsi yang berbeda. Secara
umum, antibiotik terdiri dari golongan obat yang mengandung cincin beta laktam,
turunan aminoglikosida, turunan tetrasiklin dll, yang secara kimia mempunyai
karakteristik berbeda-beda. Prinsip rekasi identifikasi antibiotik ini adalah dapat
bereaksi dengan asam pekat atau basa pekat. Asam sulfat pekat yang ditambahkan
dapat mengoksidasi senyawa zat aktif. Adapun beberapa reaksi spesifik lainnya
seperti dengan reaksi Marquis dan sebagainya.
Identifikasi yang pertama adalah tetrasiklin dengan penambahan reagen
marquis. Pereaksi marquis merupakan pereaksi yang harus dibuat segar saat akan
dilakukan praktikum. Hal ini dimaksudkan supaya pereaksi masih sensitif dan dapat
memberikan hasil reaksi yang jelas. Selain itu, pereaksi ini hanya bisa
mempertahankan kejernihannya selama 1 jam dan kemudian akan menjadi keruh yang

10
dapat mengganggu pengamatan identifikasi saat reaksi warna. Tetrasiklin diuji dengan
reagen Marquis. Reaksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya cincin aromatis.
Tetrasiklin ditambahkan dengan reagen marquis. Setelah tetrasiklin direaksikan
dengan pereaksi marquis dihasilkan warna merah anggur dengan cincin warna kuning
jingga ditepi merah anggur. Hal ini sesuai dengan literatur.
Identifikasi selanjutnya yaitu teofilin. Pembentukan kristal teofilin dilakukan
dengan metode penambahan reagen FeCl3, kemudian diamati dibawah mikroskop.
Hasil dari pengamatan tersebut didapat terbentuk kristal teofilin berbentuk jarum.
Selanjutnya identifikasi terhadap kloramfenikol. Kloramfenikol ditambahkan
reagen fehling A & fehling B, amati dibawah mikroskop. Hasil yang didapat dari
pengamatan tersebut, kristal kloramfenikol berbentuk jarum.
Selanjutnya identifikasi aminofilin. Dengan metode aseton air. Prosedur uji
kristalisasi aseton air diawali dengan meletakkan sedikit serbuk sampel ke atas objek
glass, lalu dilarutkan dengan aseton. Hal tersebut akan melarutkan sampel karena
aseton merupakan pelarut universal. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga
mengering atau aseton menguap sempurna karena aseton merupakan zat yang sangat
mudah menguap. Proses penguapan bertujuan agar didapatkan kristal yang kering
untuk pengamatan. Pemisahan dengan teknik kristalisasi ini didasari atas pelepasan
pelarut aseton dari zat terlarutnya yaitu sampel dalam sebuah campuran homogen atau
larutan, sehingga terbentuk kristal dari sampel. Setelah itu, terbentuk kristal sampel
dan ditambahkan air dengan pengadukan. Air disini berfungsi untuk melarutkan zat
tambahan atau kontaminan lain dan menggumpalkan kristal yang terbentuk untuk
memudahkan dalam proses pengamatan kristal dibawah mikroskop. Kemudian,
bentuk kristal aminofilin yang terbentuk diamati dibawah mikroskop. Hasil yang
didapat kristal aminofilin berbentuk kristal amorf.
Kemudian identifikasi amoxixillin dengan metode aseton air. Amoxixillin
dilarutkan di dalam aseton di kaca objek, biarkan beberapa saat lalu tetesi aquadest,
kristal diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang didapat terbentuk kristal
amoxixillin berbentuk kristal amorf.

Yang terakhir identifikasi sulfadiazin dengan metode aseton air. Sulfadiazin


dilarutkan di dalam aseton di kaca objek, biarkan beberapa saat lalu tetesi aquadest,
kristal diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang didapat terbentuk kristal
amoxixillin berbentuk kristal amorf

11
Hal ini terjadi karena sampel sangat larut dalam aseton dan tidak larut dalam
air, sehingga setelah sampel larut dalam aseton, aseton menguap atau
mengering dan sampel ditetesi air maka sampel akan menjadi kristal kembali.
Kristal inilah yang nantinya dibandingkan dengan literatur untuk melihat
kekhasan bentuk kristal setiap zat. Luminal dan barbital akan larut dalam
aseton dan akan kembali mengkristal pada saat ditambahkan aquadest karena
sesuai dengan sifatnya yaitu tidak larut dalam aquadest.

Dengan penetesan tersebut, aseton akan menguap dan senyawa Amoksisilin akan
membentuk kristal karena tidak dapat terlarut dalam aquadest.

Pembentukan kristal Kloramfenikol dilakukan dengan metode kristalisasi aseton-air


yang berprinsip rekristalisasi. Dengan penetesan tersebut, aseton akan menguap dan
senyawa Kloramfenikol akan membentuk kristal karena tidak dapat terlarut dalam
aquadest.

VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai