Perlengkapan Dan Jalur Kerja Studio Tele PDF
Perlengkapan Dan Jalur Kerja Studio Tele PDF
Oleh
Nama` : DessyFatmawati
Nim : 42130342
Kelas : 42.1A.01
Margonda
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar.
Tugas makalah yang diberi judul “Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio” ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing
materi Pengantar Dunia Penyiaran. Makalah ini menampilkan rangkuman materi yang
berkaitan mengenai perlengkapan dan jalur kerja studio yang disajikan sesuai dengan syarat
yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Penulis berharap makalah ini mempunyai
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dalam penyajian
materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari pembaca demi menghasilkan makalah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 2
C. Manfaat .........................................................................................................................3
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 61
B. Saran ...........................................................................................................................61
C. Sumber Refrensi ......................................................................................................... 61
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sekarang ini telah masuk di jaman era komunikasi, yang di dalamnya sarat dengan
penggunaan teknologi komunikasi yang makin lama makin canggih. Oleh karena itu manusia
harus bisa beradaptasi terhadap Iptek yang berkembang disekitar kehidupannya agar tidak
disebut orang yang ketinggalan jaman. Pepatah mengatakan bahwa, Siapa yang menguasai
pengetahuan dan teknologi komunikasi serta memanfaat-kannya dalam kehidupannya, maka
dialah pemenangnya.Dunia penyiaran Televisi dan Radio, saat ini berkembang sangat pesat
seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak
Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran menjadi medium informasi tercepat,
interaktif langsung berhubungan dengan masyarakat.
Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seluruh dunia maupun
bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun 1990-an,
tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan
maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989,
Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai
dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta
lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas
Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah mengudara
secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal
(daerah).
Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena
media televisi merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan
audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan
suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan
komunikasi dan juga teknologi yang baik.
Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tak akan berarti
apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra
produksi). Kemudian gagasan diwujudkan melalui proses syuting (produksi) dan
penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).
Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja
yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard
Operation System).Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan
yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan[iii].
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi program acara adalah,
pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya produksi, keempat organisasi
pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi
acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.
Salah satu yang juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah
sebuah studio. Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup
berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total,
bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular baik yang bersifat
live event atau recording program. Kadang studio juga merupakan barometer prestis sebuah
stasiun televisi.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang bertema Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio
yaitu merupakan salah satu bentuk tugas dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran. Selain
itu, perkembangan era komunikasi saat ini membuka peluang bagi tenaga kerja di bidang
penyiaran yaitu penyedia informasi yang akan disajikan melalui media komunikasi yang ada
baik melalui media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu
sangat tepat bila sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang –
orang yang memiliki kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus
pada bidang Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film.
C. Manfaat
Materi yang terdapat di dalam makalah ini diharapkan memberikan pengetahuan
tentang peralatan dan jalur kerja studio pemancar radio dan proses penyiarannya serta
bagaimana mendisain dan memproduksi informasi sebagai materi yang akan disiarkan
melalui media radio. Pada bidang pertelevisian dan perfilman, tenaga kerja dituntut memiliki
pengetahuan tentang peralatan studio TV dan film dan proses penyiaran informasinya serta
bagaimana mendisain program dan memproduksinya sampai siap untuk disiarkan melalui
media TV dan film. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang tenaga kerja perlu pengetahuan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang penyiaran radio, TV dan film. Di
samping menguasai pengetahuan yang telah disebutkan, agar memiliki kompetensi standar
sebagai SDM penyiaran radio, TV dan film mahasiswa/i sangat perlu belajar melalui praktek
langsung di kampus maupun di luar kampus, untuk pembentukan skills dan sikap sebagai
seorang SDM penyiaran.
BAB II
Perlengkapan dan Jalur Kerja
Studio
1. Aspek Produksi
Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:
a. Jenis dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar,
sedang, kecil) atau drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,
b. Ukuran (luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m2 - 300m2),
menengah (350m2 - 500m2), dan besar (600m2 - 1000m2),
c. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran
langsung (live),
d. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial)atau tidak, ini
merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang
menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan peningkatan mutu seperti
vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan peralatan pasca produksi
(editing, dubbing, mixing dan lain-lain),
e. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi (di studio saja atau
termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang diinginkan
(tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan
untuk pengadaan peralatan[v].
2. Aspek Penyiaran
Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :
a. Apakah kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi
terbatas.
b. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program
provider,production house).
c. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca
produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar (production house).
d. Berapa besar kegiatan atau volume pasca produksi yang akan dilakukan.
e. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu
dengan volume kecil, misalnya : berita atau talk show.
f. Tipe siaran (hasil rekaman atau live).
g. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.
h. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.
3. Aspek Pendukung
Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan
teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain :
pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan konstruksi, alat transportasi,
dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum
terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara
efektif dan efesien.
2. Konfigurasi Peralatan
Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun
daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram (garis
besar) mencakup :
a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system (studio
kamera dan ENG/EFP kamera), video system, audio system, editing
(and dubbing) system, VCR system, lighting system, master control,
production control, communication control, communication system,
mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.
b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system,
continuity studio equipment, camera system, audio system, video
system, lighting system, master control (bersama dengan bagian
produksi) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link,
up and down link.
c. Peralatan pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary
(PLN, generator sets), pembangkit daya listrik mobile/portable
(Mobile generator sets) sebagai kelengkapan mobile production unit
atau small silent generator set, alat pendingin (AC) untuk studio dan
ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky,
mobile phone, computer untuk computer grafis.
A. Sejarah Televisi
Kemudian prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun
1884. berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani
Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku
pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl
Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena
sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah di tahun 1900
istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara
International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
Tujuh tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan
terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo T
Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama
saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
Pada tahun 1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk
penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat
kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas
Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang
dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia
bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu
memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga
pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk
disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi,
mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika
itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar
televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang
membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi,
menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Pada perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah
perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong
kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahaya sehingga
para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan. Selain itu layar televisi sudah menjadi lebih
besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai
membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi
meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki
pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah
tangga.Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk
jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan
tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan
itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live).
Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara
langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape).
Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat
disiarkan pada kesempatan yang lain.
Di tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar
televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini
dilanjutkan Larry Weber.1967 James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar
LCD yang lebih praktis. Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan
lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975 Larry Weber dari
Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.Di tahun 1979 Para Ilmuwan
dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode
(OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter
Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang
ringan.
B. Fungsi Televisi
Media informasi TV merupakan media yang sangat efektif karena kandungan
informasi yang ada dalam TV (gambar) jauh lebih besar dari pada media lainnya baik media
cetak maupun radio. Oleh karena itu di Indonesia perlu dibangun banyak stasiun pemancar
TV sebagai sarana yang dapat mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa,
memberikan informasi yang cepat dan benar dan sebagai wahana hiburan serta untuk
mencerdaskan bangsa.
Dengan demikian Siaran TV memiliki arti dan fungsi yang sangat penting untuk
penyampaian informasi dari pemerintah maupun dari sumber-sumber yang lain untuk
kepentingan nasional maupun regional. Informasi dari pemerintah berupa berita-berita
pembangunan diseluruh wilayah Negara, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan
dan memotivasi masyarakat untuk membangun daerahnya. Demikian pula masyarakat perlu
mendapatkan informasi yang benar tentang kehidupan dan kemajuan negaranya sebagai
upaya melakukan pendidikan politik masyarakat. Informasi yang berupa hiburan yang
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kesenian, budaya, dan pendidikan.
Hal ini dapat mendukung dalam mencerdaskan bangsa serta untuk membendung
masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Informasi
yang berupa intertainment juga sangat diperlukan dalam membawa bangsa mampu memasuki
kehidupan yang lebih modern.
1. Berita
Beberapa stasiun siaran TV menyiarkan berita sesuai dengan selera masing-
masing. Misalnya dengan menamakannya program liputan. Berdasarkan waktu
siarnya lalu dikenal dengan nama liputan pagi, liputan siang, liputan petang dan
liputan malam. Ada juga yang memberikan nama berita pagi, berita nusantara,
berita siang, berita nasional dan berita malam. Informasi jenis berita ini juga
dapat dikemas menjadi bentuk dialog seperti dialog pro dan kontra, dialog
perikanan dan kelautan, dialog ekonomi, politik dan sebagainya.
2. Hiburan
Siaran hiburan juga disiarkan secara variatif oleh setiap stasiun siaran TV.
Misalnya film, sinetron, musik, kesenian, drama dan sebagainya. Film dapat
dibedakan menjadi film anak-anak, dan untuk orang dewasa, Fim cerita, legenda,
komedi dan sebagainya.
3. Entertaintmen
Jenis ini juga tergantung setiap stasiun siaran TV dalam mengemas program
ini. Mereka saling menyuguhkan yang terbaik dan berusaha membuat semenarik
mungkin untuk merebut pemirsanya. Hal ini kita sadari dan maklumi karena saat
ini telah banyak stasiun penyiaran TV dengan kualitas dan karakternya masing-
masing. Sebagai contoh acara ini adalah Hitam Putih, Bukan Empat Mata, Kiss,
Wisata Kuliner, Kuis dan sebagainya.
4. Iklan
Terdapat dua kelompok iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan produk
barang tertentu dengan tujuan profit atau tamencari keuntungan. Iklan layanan
masyarakat seperti hemat energi, beralih dari minyak tanah ke kompor gas dan
sebagainya. Iklan yang profit misalnya rokok, pasta gigi, minyak goreng, dan
sebagainya.
1. Kategori High Class: Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai
status sosial atau pekerjaan tinggi seperti Pengusaha atau Orang Kaya
2. Kategori Medium Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang
mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa, pelajar, pegawai, TNI/Polri,
wiraswasta
3. Kategori Low Class : Kategori ini diisi oleh komunitas buruh dan pengangguran
E. Stasiun Pemancar Televisi
1. Studio Pemancar TV
Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang
sebagai pendukung program acara yang sudah dibuat. Kelengkapan studio sebuah stasiun
siaran TV meliputi :
c. Ruang Telecine
Pada studio yang lengkap telecine
diletakkan pada ruang tersendiri.
Telecine adalah peralatan transfer audio
visual dari film, slide menjadi video
audio. Peralatan yang ada pada ruangan
ini adalah proyektor film dari ukuran 8
mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. ukuran ini
disesuaikan dengan jenis ukuran film
yang sudah standar. Kamera Video untuk
shoting proyeksi film sehingga menjadi
gambar video, sound system dan
sebagainya.
f. Ruang Pemancar
Adalah ruangan untuk menempatkan perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi
cabin-cabin peralatan elektronik pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV
dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat
melalui peralatan pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.
g. Ruang Properti
Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga sesuai
dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV. Tempat ini digunakan
untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket
dan sebagainya.
h. Auditorium
Ruangan ini digunakan untuk berbagai acara seperti panggung musik,
kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life lain yang akan melibatkan
banyak artis maupun penonton/peserta. Peralatan yang dipasang di ruangan ini diantaranya
sound sistem, genset, lampu spot dan tata lampu panggung, lcd monitor layar lebar, dan set
peralatan rekaman video. Ruangan ini biasanya lantainya didesain bagian belakang lebih
tinggi, agar penonton yang berada dibelakang bisa menyaksikan panggung dengan jelas tidak
terhalang penonton di depannya.
l. Ruang Bengkel
Ruangan ini digunakan oleh petugas perawatan dan perbaikan peralatan untuk
menangani peralatan-peralatan yang rusak untuk diperbaiki.
n. Ruang Sekretariat
Ruangan ini merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh pimpinan dan staf
sekretariat untuk melaksanakan kegiatan administrasi perusahaan penyiaran TV.
o. Ruang Manager
Merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh para manager untuk melaksanakan
tugasnya memanage perusahaan penyiaran TV.
b. Di luar Studio. Siaran di luar studio misalnya liputan acara yang sifatnya
resmi misalnya acara kenegaraan seperti upacara 17 Agustus, sidang pleno
DPR, pertandingan final olah raga piala Piala Dunia dan sebagainya.
Setelah rekaman program diedit dan sudah menjadi kaset video program atau dalam
bentuk lain, maka pada waktu akan disiarkan kaset tersebut disiapkan di studio pengendali
dan diputar kembali. Keluaran audio dan videonya disalurkan ke pesawat pemancar untuk
dipancarkan melalui antena. Dari antena dipancarkan dan diterima dan dipancarkan stasiun
bumi ke sateit lalu dipancarkan ke bumi kembali dan diterima stasiun relay untuk
dipancarkan ke rumah-rumah penduduk di wilayahnya. Sebagai contoh rekaman program
sinetrom, drama, sepak bola yang siarannya ditunda, berita, kuis, dan sebagainya.
3 Prosedur Pengoperasian
Yang paling utama dari prosedur pengoperasian adalah keruntutan dan
kesinambungan dari program siaran. Oleh karena itu program siaran harus sudah
siap sebelum waktu siaran dimulai. Untuk tayangan langsung mungkin lebih
mudah karena sifatnya hanya menayangkan acara yang sedang berlangsung,
sehingga tinggal membuat variasi gambar yang ditayangkan. Hal ini diperlukan
kecermatan bagi sutradara untuk memilih gambar mana yang sesuai dari karya
kamerawan yang yang satu dengan yang lain atas instruksi sang sutradara atau
improvisasi kamerawan itu sendiri.
Semua gambar yang ditayangkan akan direkam di VTR sebagai arsip tayangan
program yang sewaktu-waktu bisa ditayangkan kembali atau menjadi bahan untuk
program pengembangan menjadi program sajian baru yang lebih menarik. Setelah
siap program tayangan sutradara tinggal memberi perintah kepada operator
pemancar maupun switcher/VTR untuk on air. Setelah itu siaran harus
berlangsung tidak terputus dari program yang satu ke program yang lain sampai
pada akhir program ditutup oleh presenter atau penyiar dan muncul gambar cue
penutup dan musik tune sebagai tanda pemancar segera off air.
4 Menjaga daya bateray dan persediaan video
Peralatan yang menggunakan bateray diantaranya adalah camera dan mic. Mic
yang bateraynya drop juga akan mengganggu produksi suara. Suara akan menjadi
tidak jelas kualitasnya dan biasanya akan menimbulkan noise/derau. Oleh karena
itu cadangan bateray untuk mic juga sangat diperlukan untuk kelancaran
shoting/siaran TV. Drop bateray pada camera bisa diatasi dengan menyediakan
genset, karena biasanya camera dilengkapi dengan adaptor sehingga bisa bekerja
dengan sumber listrik dari genset maupun dari PLN.
Menjaga kebutuhan kaset video juga harus mendapat perhatian, karena
kekurangan stok kaset video juga akan mengganggu pelaksanaan shoting. Akan
mengakibatkan tidak memiliki backup siaran ataupun dokumentasi karena tidak
ada bahan untuk merekam videonya. Oleh karena itu dalam mempersiapkan
shoting jangan sampai ketinggalan menyediakan kaset video yang cukup.
Sebelumnya semua kaset video harus dicek apakah tidak ada yang macet karena
lengket, apakah tidak berjamur dan sebagainya. Pastikan semua peralatan dan
bahan ready for use.
2 Jenis-jenis Program TV
J. Strategi Penayangan
Head –Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televise memiliki sejumlah
strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri dan menahan audien yang
sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar, yaitu:
1. Head to Head. Suatu program yang menarik audien yang sama
sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi
saingan. Dalam hal ini, stasiun televise mencoba menarik audien yang
tengah menonton program televise saingan untuk pindah ke stasiun televise
sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun saingan.
2. Program Tandingan. Adalah strategi untuk merebut audien yang berada di
stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan
suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang
belum terpenuhi kebutuhannya.
3. Bloking Program. Adalah dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah
saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang
malam.
4. Pendahuluan Kuat. Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien
dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu
siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang
kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai
pengantar menuju program berita nasional.
5. Strategi Buaian. Ini strategi untuk membangun audien pada suatu acara
baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai
mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan
acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan.
6. Penghalangan. Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara
cepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi
waktu yang panjang.
7. Strategi Lainnya. Adalah dengan tetap mempertahankan program-program
yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Stasiun televise yang akan
menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat
tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.
K. Pemasaran Program
Bagian pemasaran memegang peran penting dalam mendorong kemajuan media
penyiaran dan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup media penyiaran. Sukses atau
gagalnya departemen pemasaran akan menentukan apakah stasiun penyiaran akan tenggelam
atau mengudara. Media penyiaran adalah media beriklan. Pemasaran waktu siaran adalah
sumebr pendapatan utama. Departemen pemasaran bertanggung jawab menjual waktu siaran
kepada pemasang iklan. Bagian pemasaran adalah tempat mengumpulkan uang sedangkan
bagian lain bertugas menghabiskan uang. Target kerja setiap media penyiaran adalah mampu
membayar tagihan sekaligus mendapat keuntungan. Namun, kemampuan bagian ini untuk
menjual waktu siaran sangat tergantung pada keberhasilan program dalam menarik audien.
Program yang bagus akan menarik audien serta menarik pemasang iklan dan
memberikan pendapatan bagi media penyiaran. Semakin besar pendapatan yang diperoleh,
semakin besar dana yang tersedia untuk memproduksi program yang lebih baik. Menurut
Pringle Star McCavit (1991) departemen pemasaran memiliki tanggung jawab antara lain:
1 Pustaka Program
Pustaka program adalah berbagai program hasil produksi sendiri maupun dari
hasil pembelian dalam bentuk kaset, tape,cd, film dan sebagainya yang telah atau
akan disiarkan perlu diadministrasikan dan disimpan dengan baik di dalam ruang
perpustakaan audio visual. Biasanya hasil produksi program (master) digandakan
beberapa copy kebentuk sesuai dengan perangkat playernya. Perpustakaan
mendapat satu copy dengan informasi yang lengkap seperti judul, ditayangkan
hari tanggal tahun jam dan durasinya, termasuk artis dan kerabat kerjanya
sehingga menjadi media yang informatif. Data tersebut dibukukan dan diberi
nomor dan didaftar pada katalog, sehingga akan lebih memudahkan pencarian bila
sewaktu-waktu dibutuhkan. Berikut ini contoh berbagai program yang disimpan di
perpustakaan.
2 Pustaka Musik dan Sound Efek
Disamping hasil produksi, untuk keperluan produksi diperlukan materi
pendukung berbagai musik untuk backsound maupun sound efek. Oleh karena itu
perpustakaan perlu melengkapi pustaka musik berbagai jenis seperti musik
tradisional, klasik, jazz, pop dan sebagainya. Atau musik hasil ciptaan sendiri
(penata suara) dan musik-musik yang pernah digunakan untuk mendukung
produksi program perlu penyimpanan dan pengadministrasian dengan baik.
Biasanya jenis musik yang digunakan dalam produksi adalah jenis instrumentalia.
Demikian pula berbagai jenis sound efek seperti suara angin, hujan, petir, berbagai
suara binatang, suara orang berjalan, membuka pintu, tepuk tangan dan
sebagainya, perpustakaan perlu memiliki koleksi sehingga memudahkan bila
sewaktu-waktu producer membutuhkan.
3 Bank Gambar
Yang dimaksud dengan bank gambar adalah kumpulan dari materi produksi
hasil shoting. Setelah produksi selesai maka gambar-gambar hasil shoting
dikumpulkan dan diberi identitas dan informasi yang lengkap. Gambar-gambar ini
bermanfaat untuk produksi revisi ataupun bisa dimanfaatkan untuk memproduksi
program baru dengan tinjauan maupun tema yang berbeda. Disamping disimpan
untuk keperluan arsip/dokumen yang kemungkinan sewaktu-waktu diperlukan.
4 Buku Referensi
Buku-buku referensi juga sangat diperlukan terutama para produser dan
penulis naskah untuk merencanakan suatu program. Oleh karena itu perpustakaan
perlu memiliki koleksi buku referensi yang lengkap, untuk mempermudah
produser dan penulis naskah dalam mendapatkan buku acuan atas naskah yang
dibuatnya.
1. Studio televisi: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan ( show) televisi
berlangsung.
2. Ruang kontrol studio ( studio control room ): Yaitu ruangan dimana program director (
PD ), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan terbaik
terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.
3. Ruang master kontrol: Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi
yang berfungsi untuk :
4. Masukan program ( program input ).
5. Penyimpanan program ( program storage ).
6. Penemuan program ( program retrieval ).
a. Studi Set
Menurut Morissan, M.A. : Studio TV yang dirancang dan dibangun dengan baik akan
memberikan kenyamanan bagiorang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung
koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya, tata suara, latar
belakang, dan pemain[vii]. Terdapat dua hal penting dalam membangun studio TV yaitu :
1. Layout Fisik Studio
Kebanyakan studio memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang
beragam. Kemajuan teknologi lensa zoom kamera telah sangat membantu pergerakan
kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio tetap memberikan pengaruh pada
tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi. Semakin besar ukuran studio, semakin
besar tingkat kompleksitas produksi yang dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel.
Studio yang hanya digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau
dua presenter dan sekali-kali Interview dengan narasumber, membutuhkan ukuran
ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.
Lantai studio harus memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan
bebas.Lantai juga harus kuat untuk menerima beban berat seperti peralatan dan
properti studio.Langit-langit studio harus memiliki ketinggian yang cukup, minimal
12 kaki dari lantai. Ketinggian kurang dari 12 kaki akan menimbulakan hal-hal yang
tidak menguntungkan, seperti : Sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan objek,
sehingga pengaturan cahaya menjadi sulit dilakukan dan ruangan menjadi cepat
panas. Selain itu peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap
kamera. Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi
mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting untuk
menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam jumlah
yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak tembus suara,
namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran besar.
2. Instalasi Peralatan
Studio televisi membutuhkan instalasi peralatan untuk mendukung proses
produksi. Beberapa peralatan itu antara lain : intercom, studio monitor, program
speaker, sumber listrik, dan pengatur cahaya.
a. Intercom atau intercommunication sistem adalah alat yang memungkinkan
seluruh personel produksi dan personel teknik untuk saling berkomunikasi satu
sama lainnya. Pengarah program yang berada terpisah diruang kontrol,
mengandalkan intercom untuk memberi aba-aba dan instruksi.
b. Studio monitors yang berfungsi menunjukan gambar video dari switcher,
berperan penting sebagai panduan para kru dan pengisi acara.
c. Program speaker berfungsi untuk fungsi audio bagi studio monitor dan untuk
memperdengarkan suara-suara lainnya (misalnya: suara telepon, musik) guna
mendukung program yang tengah berjalan.
d. Sumber listrik . Setiap dinding studio hendaknya memiliki sumber listrik.
Sumber listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik
pendukung produksi lainnya harus disebar merata pada setiap dinding. Hal ini
dimaksudkan agar kabel-kabel peralatan tidak menjadi terlalu panjang sehingga
lebih mudah diatur.
e. Pengatur cahaya. Studio harus dilengkapi alat pengontrol cahaya yang berfungsi
mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang dibutuhkan bagi setiap program.
3. Peralatan Studio TV dan Fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut :
a. Kamera
Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera
studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field
Production)[viii].
1. Kamera Studio
Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door) untuk
memproduksi sebuah program acara televisi. Biasanya satu set kamera studio
terdiri atas:
a) Kamera : lensa (box lens), kamera head, view finder, kamera
mounting,
b) Kabel kamera,
c) Camera Control Unit / Base Station,
d) Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e) System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor,
f) Power Supply.
b. Lampu Studio
Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan
stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai
obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh
gambar yang berkualitas/jelas.Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon
diatas arena shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga
mengarah pada obyek.
Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya.Sedangkan
lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas
cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt.
Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher
utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
Switcher box lampu. Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang
masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio.
Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman
otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.
c. Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam sebuah produksi
televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Alat vital ini
dinamakan talkback. Tidak seperti pada kamera ENG, dalam kamera EFP dan
kamera studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera tersebut. Talkback
terdiri atas microphone serta headset.
d. Teleprompter
Tidak semua produksi multikamera memerlukan alat ini, sangat tergantung
dari jenis acara yang diproduksi. Ini merupakan alat bantu bagi anchor atau
pembawa acara untuk menyampaikan informasi tertentu. Satu set alat ini terdiri
dari monitor yang diintegrasikan pada kamera serta satu unit komputer di MCR.
Teleprompter sebetulnya ”bukan” alat komunikasi dan tidak di desain untuk
keperluan itu.Teleprompter di “tempelkan” pada lensa kamera, sehingga ketika
anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera. Untuk beberapa hal,
teleprompter ini bisa juga digunakan director atau producer untuk memberikan
“isyarat” tertentu pada pembawa acara tadi.
4. Sound Sistem
Sound sistem yang terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier,
speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD
player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back
komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka
koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback
juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi
pemutaran film, slide dan sebagainya.
Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan
pendukung program. Suara utama adalah suara obyek shoting dan suara
pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound efex
dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi
elektris dan disalurkan ke mixer audio.dari mixer disalurkan ke qualizer.Pada
mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya
baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan
keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video
Tape Recorder (VTR).
5. Lighting Control
Peralatan ini berfungsi seperti mixer yang berguna untuk pengesetan
dan pengaturan cahaya yang ada dalam studio set. Instrumen pengatur cahaya
biasanya terletak pada ruang kontrol studio atau pada salah satu sudut di
studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang kontrol akan memberikan
banyak keuntungan, karna penata cahaya dapat langsung berkomunikasi
orang-orang di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi dengan sistem
pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya yang diagntungkan
pada langit-langit studio. Setiap sumber cahaya tersebut harus dapat diatur
tingkat pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
6. Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk
membuat serta menampilkan title, subtitle,serta graphic yang dibutuhkan
dalam tayangan produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang
dihugungkan langsung ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit
komputer yang berdiri sendiri yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
7. Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan
oleh masing-masing kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk
mengukur audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter
atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan audio sudah sesuai
harapan atau belum.
8. CCU (Camera Control Unit)
Ini merupakan satu alat yang bisa mengontrol beberapa fungsi yang
ada di kamera. Yang bisa dikontrol atau digantikan fungsinya melalui alat ini
diantaranya adalah pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur
warna (color temperature), kecepatan (shutter speed), white balance, serta
warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis
dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing kamera
dikontrol oleh satu CCU.
9. Video Tape Recording (VTR)
VTR adalah peralatan yg digunakan untuk merekam (Record) dan
memutar (playback) gambar dan suara untuk keperluan siaran. Bagian ini
merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk
tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR
berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga
digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita
ke digital). Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga
terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah
dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program[x].
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan,
maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon
pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card),
sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text,
iklan built in atau blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah
pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian
akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu
yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan di dalam studio atau di luar studio,
tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita
cassete atau file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing,
Graphic dan Quality Control). Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah
siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar
tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini
akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.
On-Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian
Traffic. Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan
program itu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan
running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas
ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengan
tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal ini
berakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan. Traffic atau pengaturan lalu
lintas program dan iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming,
Sales, Finance dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu
mempermudah teknis-operasionalnya.
Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout akan secara
otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah
tersusun dalam Play List. Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh
Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dalam banyak
kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga dibutuhkan sebuah alat
yang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar. Alat ini kemudian disebut
dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram
di bawah ini.
Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran
langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio. Sementara itu siaran
langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa
menit atau detik. Oleh karena itu di dalam software On-Air Automation umumnya telah
tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program
siaran langsung ini.
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit
atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-
sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus
disinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.
Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame
Synchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan
peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.
Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau
dialog. Di dalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka
sinyal dari lokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca
berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke
Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada) dan
selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi
program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain
yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV itu sendiri. Di
beberapa stasiun TV, studio untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio
untuk siaran berita, sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang
berbeda-beda. Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk
memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah untuk efisiensi. Maksudnya,
efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya
kemudian di proses di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya
gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu
kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, atau
diberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu. Setelah proses itu semua selesai
kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila
telah lolos QC barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play
List). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secara
otomatis atas perintah software On-Air Automation.
BAB IV
Jalur Kerja Radio
A. Sejarah Radio
Awalnya sebuah radio didasari oleh sebuah penemuan-penemuan di bidang fisika
pada Abad XIX M. Ada beberapa nama yang bisa dikatakan sebagai pelopor sejarah radio.
Mereka yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi ”Founding Fathers” atau
bapak-bapak pendiri atau penemu radio yaitu Michael Faraday, James Clerk Maxwell,
Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank
Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.
Michael Faraday, seorang ahli fisika Inggris, penemu induksi elektromagnet dan
formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik dan magnet.James Clerk Maxwell,
seorang ahli astronomi-fisika Skotlandia, penemu gelombang elektromagnetik (pengantar
sinyal radio) yang merambat pada kecepatan cahaya.Pada tahun 1887 seorang ahli Fisika dari
Jerman Heinrich Hertz berhasil mengirim dan menerima gelombang radio dan mampu
membuktikan teori elektromagnetik temuan Maxwell itu benar-benar ada. Kemudian Ia
membuat gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Ia adalah seorang pencipta alat
pemancar (transmitter), antena, dan penerima sinyal (reciever).
Marconi peneliti tanpa memiliki status gelar sarjana, diakui oleh dunia sebagai
penemu pesawat radio komunikasi dan amatir radio. Marconi sukses mengirimkan sinyal
morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancaran kepada alat penerima. Sinyal yang
dikirim Marconi mampu menyebrangi wilayah Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik.Nikola Tesla megembangkan temuan Marconi. Ia
bereksperimen tentang berbagai susunan transmisi tanpa kabel.
David Sarnoff menjadi kandidat terkuat untuk menyandang gelar “Bapak Radio
Siaran”. Awalnya, pria berjuluk “si pengkhayal sejati” ini dianggap sebagai penyusun cara
penggunaan utama dari alat-alat yang diciptakan Marconi, dengan memonya yang sangat
terkenal, “Radio Music Box”. Itulah mengapa kini “radio identik dengan musik dan gudang
lagu”. Dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima radio diproduksi
massal untuk dikonsumsi publik. Tahun 1919, impian Sarnoff tewujud pesawat radio
diciptakan dan dapat dibeli umum. Kita pun bisa menikmatinya saat ini.Lee De Forest adalah
ilmuwan penemu tabung hampa udara, pelopor pendirian radio siaran (broadcasting) tahun
1916, sekaligus orang yang pertama kali menyiarkan berita melalui radio. Sebelum Perang
Dunia I terjadi, Reginald Fessenden yang dibantu oleh perusahaan General Elektric
Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi
yang dapat mengirim suara manusia dan musik. Sementara itu tabung hampa udara yang
diberi nama Audion berhasil diciptakan. Penemuan Audion menjadikan penerimaan
gelombang radio menjadi lebih mudah.
Awalnya penemua Radio dianggap biasa saja karena Radio hanya terpusat sebagai
alat Teknologi Transmisi. Kemudian Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan
pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Selain itu Radio lebih
banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik
secara umum.Pada tahun 1909 peran Radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui oleh
masyarakat. Bermula ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil
menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam.
Sejak saat itu Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat
dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik
serta sulit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran
besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan
elektronik yang memadai.Pada tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil
memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada
dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan
penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan
tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era
radio menjadi media massa.
Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad bekerja di
perusahaan radio Westinghouse Company di Pittsbrugh AS. Pada tahun 1920 secara tak
sengaja membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad tercatat sebagai
orang yang pertama kali menyiarkan lagu-lagu melalui radio, mengumumkan hasil
pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri.
Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga
meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu
kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai
stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa
semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada
tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta
banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio
yang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan
bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan penduduk
tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling
dramatik yang pernah terjadi di muka bumi.
a. Auditif, yaitu apapun yang ingin disampaikan lewat radio harus dalam bentuk
suara, selain itu tidak bisa. Berdasarkan pada karakter ini maka kualitas suara
sangat diperhatikan oleh para pengelola radio, utamanya bagian produksi yang
tugas utamanya memproduksi lagu, spot iklan, promo program atau apapun yang
akan diputar di ruang siaran suaranya harus jernih dan enak didengar.
b. Theatre of Mind, menciptakan gambar dalam imajinasi atau khayalan pendengar.
Jadi penyiar harus mampu memaparkan sesuatu yang ingin disampaikan kepada
pendengar secara detil supaya imajinasi pendengar sama dengan tujuan yang ingin
dicapai penyiar. Misalnya penyiar menyampaikan siaran langsung pertandingan
sepakbola maka apa yang diucapkan penyiar harus mampu menggambarkan
betapa pertandingan berlangsung sangat seru misalnya dengan menggunakan
intonasi tinggi dan tempo cepat, tentu berbeda dengan saat menyiarkan talkshow
mengenai musik.
c. Transmisi, proses penyebarannya atau penyampaian kepada pendengar melalui
pemancaran (transmisi) lalu diterima oleh radio masing-masing sesuai dengan
frekuensi masing-masing.
C. Jenis Informasi pada Siaran Radio
Jenis informasi yang disampaikan melalui media radio terdiri dari berbagai macam
jenis program akan tetapi secara umum program radio terdiri dari :
a. Music Program, ini program utama radio manapun kecuali radio khusus berita.
Biasanya berisi pemutaran lagu pilihan pendengar diselingi info ringan atau kuis,
seusai pemutaran lagu biasanya diselingi juga komentar tentang lagu tersebut.
b. Talkshow, biasanya mendatangkan nara sumber atau bintang tamu untuk bincang-
bincang tentang sebuah tema atau topik hangat.
c. News Program, disebut juga acara berita.
1. Audi Mixer
Audio Mixer adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone
studio, tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator menggerakan isarat ini dengan
knob atau tombol, kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, sinyal
prosesor, dan monitor power amplifier. namun sekarang telah banyak keluar audio
mixer yang tidak hanya berfungsi sebagai pencampursaja namun juga sebagai
pemroses audio ini dinamakan consul atau juga banyak yang menyebut dengan
mixer consul.
2. Microphone
Microphone adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghantarkan getaran
suara kepada out speaker. Maka ujung tombak pengeras suara adalah microphone,
benda ini dapat dikunjungi dengan beberapa macam istilahnya ada yang mono dan
stereo, berkaki dua dan empat, basic dan wireless, microphone classic dan
moderen, microphone buat rekaman hingga microphone yang sering digunakan
untuk adzan di mushola.
Dari jenis dan type microphone ini berbeda-beda, untuk mempelajari secara
spesifik tentang microphone anda bisa membaca buku manual microphone yang
anda gunakan atau berkonsultasi dengan teknisi lo Ada microphone yang
mengharuskan mulut lo harus berada didepan micdengan jarak 1-2 jengkal (seperti
sennheiser e-35, dkk), tetapi ada pula yang tidak terlalu meminta lo harus dekat
mic (condenser microphone). Setiap studio siaran berbeda, sehingga lebih
lengkapnya, silahkan berkonsultasi dengan teknisi atau manager program lo.
3. Komputer
Komputer adalah media informasi dengan memasukan input dan memproses
data dengan mengeluarkan hasil output yang kita inginkan dan bekerja secara
otomatis. Dikerjakan dengan software atau applikasi dan tersimpan melalui media
penyimanan data.
Data adalah bahan dasar yang akan diproses untuk menghasilkan sebuah
informasi. Jadi, informasi adalah kumpulan kumpulan data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berarti untuk penerima informasi tersebut, contohnya lagu-lagu
yang akan diputar di radio.
4. Matrix
MATRIX adalah sebuah automation software yang telah banyak digunakan di
beberapa radio di Indonesia. Disain sistem dibuat dan disesuaikan dengan
kebutuhan radio di Indonesia. Paket software ini terdiri dari 6 Modul (6 Software)
diantaranya: Modul OnAir, Modul Traffic, Modul Music Director, Modul
Produksi, Modul SMS dan Modul News.
Matrix menyediakan sebuah feature tambahan sebagai pelengkap sarana siaran
yaitu menu SMS, dengan tambahan feature ini maka diharapkan akan menambah
sisi interaktif antara pendengar dengan radio anda, dan juga pada saat ini sms
merupakan komunikasi paling murah dan paling efiesien. Prinsip kerja dasar dari
feature ini adalah memindahkan data sms yang diterima di handphone dan
selanjutnya dikirimkan ke layar komputer melalui kabel data. Cara Kerja dan
kemampuan :
a. Menerima sms, memfilter dan mengirimnya ke komputer siaran.
b. Dapat mereply sms dari sms yang masuk dengan message tertentu.
c. Database pendengar bersifat permanen namun masih di-export ke dalam
format Excel.
5. Headphones
Fungsi headphone adalah untuk mendengarkan aktifitas yang sedang
mengudara. Sehingganya penyiar diwajibkan untuk menggunakan headphones
disaat siaran berlangsung. Headphones juga sengaja diadakan untuk
mengantisipasi brooming jika kita menggunakan speaker kontrol yang biasa,
mengingat dalam ruangan tersebut microphone juga aktif ketika anda menyiar.
Jangan lupa perhatikan tanda L dan R di speaker headphones. tanda L berarti
LEFT yag artinya posisi di telinga kiri dan R berarti RIGHT yang berarti
digunakan di telinga kanan.
6. Hybrid Telepon
Hybrid adalah sebuah alat yang mengkonversi sambungan telepon biasa ke
mixer siaran anda. Hal ini membuatan anda bisa berkomunikasi langsung dengan
pendengar. Anda juga harus bisa mengenali alat tersebut, biasanya hybrid
diaktifkan sebelum fader mixer digeser keatas, hal ini mengantisipasi adanya
bunyi yang tidak diinginkan terdengar oleh pendengar
7. Compact Disk
CD adalah media penyimpanan lagu-lagu. Walaupun zaman sekarang radio
sudah memakai komputer dan software untuk memutar lagu, tetapi CD sangat
bermanfaat jika computer tiba-tiba hang. CD bisa menutupi keadaan dead air.
8. Kaset
Kaset adalah sebuah benda yang terbuat dari bahan campuran plastik yang
berisi gulungan pita karbon yang bisa menyimpan hasil rekaman suara maupun
gambar. Dahulu kala, sebelum ada CD dan software, radio menggunakan media
kaset untuk memutarkan lagu.
9. Radio Tape dan CD Player
Alat ini sangat membantu jika computer hang. Tinggal masukkan CD atau
kaset ke dalamnya.
10. Flashdisk
Fungsi dari Flash disk adalah sebagai media penyimpanan data. USB flash
drive adalah alat penyimpanan data memori flash tipe NAND yang memiliki alat
penghubung USB yang terintegrasi. Flash drive ini biasanya berukuran kecil,
ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah. Jika file lagu yang ada di
dalam computer tidak lengkap, bisa memasukkan lagu yang ada di dalam
flashdisk.
11. Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator yaitu alat yang
digunakan untuk menghantar dan menerima data dari sebuah PC ke PC lainnya
melalui kabel telephone. Modem adalah alat yang bertugas untuk menukar data
dari bentuk digital ke analog dan sebaliknya. Dengan adanya internet, dunia siaran
akan terbantu, karena script writer biasanya mencari bahan berita dari internet.
Penyiar juga bisa mendapatkan bahan obrolan dari internet. Bahkan siaran radio
dapat didengarkan oleh seluruh dunia dengan proses streaming.
Merupakan sistem aplikasi untuk mendukung operasional stasiun radio mulai dari
pengelolaan Program Siaran, Perencanaan Siaran, Pelaksanaan Siaran [On-Air], Pengelolaan
Berita / Informasi dan Lagu, Produksi Audio, Pengelolaan Iklan, Perekaman Siaran,
Pemancaran Siaran melalui Internet [Audio Streaming] dan Pengelolaan Sumberdaya [SDM,
Asset, Keuangan, dll].
3. Music Director
Bertanggung jawab atas boleh tidaknya sebuah lagu diputar oleh penyiar,
promo album dari sebuah perusahaan rekaman dan berkoordinasi dengan PD
selaku atasannya.
4. News Director
Bertugas menangani berita atau informasi yang harus disampaikan oleh
penyiar dan memilih tema-tema yang akan dibicarakan antara penyiar dan
pendengar.
5. Producer
Producer atau pengarah acara adalah orang yang khusus menangani suatu
program siaran, dia yang menentukan materi siaran, siapa penyiarnya, siapa
narasumbernya (jika perlu) dan memastikan kesiapan orang, bahan, peralatan,
daftar lagu yang akan diputar saat siaran. Producer berkewajiban menggali ide-ide
kreatif untuk mengembangkan program siaran yang menjadi tanggungjawabnya
dan ia bertanggungjawab kepada Program Director selaku atasan langsungnya.
6. Reporter atau Penyiar
Reporter sering juga disebut penyiar. Berdasarkan tugasnya juga sering
disebut announcer. Seorang reporter juga memiliki tugas sebagai seorang jurnalis
yaitu mencari, mengolah dan menyiarkan berita. Bagaimana menjadi jurnalis
radio dan bagaimana kemampuan yang diharapkan.
7. Script Writer
Sebagai bawahan News Director, Script Writer (Penulis Naskah) bertugas
mengedit naskah yang akan digunakan oleh penyiar dan menyiapkan naskah-
naskah pendukung yang barangkali diperlukan dalam siaran (misalnya sebagai
selingan saat jeda pemutaran lagu). Oleh karena itu SDM penulis naskah harus
mampu membuat/menulis, membaca, menganalisis /mengevaluasi serta mengedit
naskah. Pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tersebut telah
dibicarakan pada bab jurnalistik penyiaran.
8. Public Relation
Public Relation (Humas) bertugas menjembatani antara pihak radio dan pihak
luar, misalnya ada proposal kerjasama dengan pihak luar maka ia yang
mengkoordinasikannya dengan Program Director dan Marketing Manager. Selain
itu ia berkewajiban membangun citra positif stasiun radionya. Oleh karena itu
SDM bagian humas harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
masyarakat secara personal maupun secara kelompok, untuk mendukung
pelaksanaan tugas kehumasan. Bidang tugas kehumasan adalah melaksanakan
sosialisasi dan mengkomunikasikan segala yang ada/dimiliki oleh
lembaga/perusahaan kepada masyarakat. Dengan demikian SDM humas
merupakan sumber informasi bagi masyarakat tentang perusahaan tersebut
misalnya visi, misi, potensi, program dan produk yang dimiliki. Guna mendukung
kompetensi yang diharapkan, SDM humas harus memahami teknik komunikasi
yang etis dengan sesama orang (human relation) maupun kepada masyarakat luas
(public relation). Memahami etika komunikasi antar manusia sangat mendukung
kemampuan komunikasi publik. Keterampilan berkomunikasi yang baik telah
banyak dibahas pada bab III, diantaranya tentang presentation skills.
9. Off Air Division
Bagian ini bertanggungjawab atas penyelenggaraan acara-acara off air,
pengoperasian On Board Van dan Mobile Stage serta menangani Branding
(Promosi dan pembentukan citra positif stasiun radio).
10. Pendukung
Bagian pendukung ini biasanya tidak terlibat langsung dengan proses siaran
akan tetapi dibutuhkan oleh perusahaan pemilik stasiun radio, misalnya
administrasi, keuangan, keamanan, dsb.
Format setiap jenis sangat perlu direncanakan, agar proses siaran lancar dan
mengalir. Untuk merencanakan format siaran perlu diperhatikan durasi atau lama
siaran, materi siarannya, musik yang akan digunakan sebagai selingan, backsound,
kapan dan berapa lama penyiar berbicara baik secara formal maupun nonformal,
berapa banyak iklan yang harus disiarkan dan dimana ditempatkan dan
sebagainya. Dalam membuat perencanaan format juga harus memperhatikan
kemauan pendengar/pasar. Hal ini tentunya adalah usaha menaikkan rating/jumlah
pendengar, yang akhirnya akan menjadi daya tarik pemasang iklan. Pelaksanaan
siaran dengan format yang telah dirancang harus dimonitor dan dievaluasi sejauh
mana format tersebut efektip. Bila ternyata kurang efektip, maka format tersebut
harus direvisi.
1. Program Harian
Program Harian Untuk mengoperasikan sebuah stasiun setiap hari maka
biasanya dibuat program acara harian, dimana crew sudah menyiapkan nama
acara berikut slot iklan dan lagu jika diperlukan. Berikut ini contoh program
harian sebuah stasiun radio.
2. Program Mingguan
Program mingguan adalah program siaran yang harus dijalankan rutin tiap
minggu, wujud penjabarannya dilakukan pada program harian.
3. Jadwal Siaran Radio
Jadwal siaran mirip dengan program harian (contoh di atas), biasanya lebih
spesifik ditujukan kepada crew yang harus siap untuk suatu jam tertentu.
Berdasarkan pada tata letak yang disesuaikan dengan fungsinya secara garis besar
terdapat 3 jenis, yaitu :
Disamping micropon peralatan produksi audio diantaranya alat sumber audio yang
akan direkam, mixer, equalizer, amplifier, headpoe/speaker, audio tape recorder (multi trax)
atau komputer.
Bahan Produksi Audio adalah bahan yang digunakan untuk menyimpan audio yaitu
pita tape dalam bentuk roll atau kaset audio blank. Sedangkan bahan lain sebagai
perlengkapan pendukung seperti bateray untuk mic dan untuk peralatan lainnya. Dan
sebagainya.
a. Identitas Naskah, hal ini sangat penting karena berisi informasi mengenai jenis
program, proses produksi, sound effect yang dubutuhkan.
b. Nomor Urutan Dialog Antar Pemain, akan sangat berguna saat proses produksi
karena jika terjadi kesalahan (kesalahan baca, kesalahan rekam) proses
pengulangan akan dapat diketahui mulai dari mana dan berakhir di mana.
c. Penulisan, gunakan huruf kecil kalimat yang disuarakan dan gunakan huruf
kapital untuk keterangan atau perintah. Gunakan pula tanda baca dengan
menggunakan garis miring / untuk koma, // untuk titik koma dan /// untuk titik
pada bagian yang harus dibaca atau disuarakan. Gunakan sistem penulisan
menggunakan bahasa yang baik dan benar
a. Background Sound, misalnya suara angin, air, burung, dsb agar mampu
memberi kesan tertentu bagi pendengar.
b. Hard Effect, meliputi suara keras, misal : ledakan gunung, tabrakan mobil,
buka/tutup pintu, ledakan senjata, dsb. Biasanya suara-suara seperti ini sudah
ada di sound library atau keyboard.
c. Folley, yaitu merekayasa suara dengan cara tertentu sehingga menyerupai
suara yang diinginkan, misal suara langkah kaki.
d. Musik Illustrasi, biasanya direkam dulu di studio baru disinkronkan dengan
yang lain saat editing. Ada juga yang direkam langsung saat adegan / dialog.
5. Mixing
Mixing adalah proses dimana mencampur masing-masing track hasil rekaman
sehingga dihasilkan satu produk rekaman. Misal sebuah lagu dimana suara vokal, suara
keyboard, suara gitar, suara drum, suara bass masing-masing direkam dalam waktu yang
berbeda ke dalam media yang berbeda juga tentunya kemudian dilakukan proses
penggabungan, proses ini yang disebut dengan proses mixing.
6. Produksi MP3
Mengingat bahwa saat ini teknologi komputer telah merambah ke berbagai bidang
tidak terkecuali bidang radio broadcasting maka untuk menyimpan file rekaman (lagu, iklan,
dsb) tidak lagi melulu dalam bentuk kaset akan tetapi lebih banyak dalam bentuk file yang
sudah dimampatkan dan diberi nama mp3. Proses pembuatannya bisa dilakukan dengan
mengubah file audio analog yang dimasukan ke input sound card komputer kemudian akan
dikonversi ke dalam file mp3.
1. Program
Program-program yang telah/pernah disiarkan sangat penting untuk disimpan dan
diadministrasikan dengan baik dan tertib. Hal ini sangat berguna bagi stasiun radio pemancar
untuk digunanakan sebagai arsip dan sebagai bahan pengembangan untuk dikemas menjadi
program siaran yang baru. Demikian pula dapat dipergunakan sebagai referensi untuk
merencanakan program siaran baru yang menarik.
2. Audio Music
Penyiaran radio paling banyak menyiarkan acara hiburan jenis musik. Oleh karena itu
stasiun radio harus memiliki persediaan segala jenis musik, lagu mulai dari yang lama sampai
dengan yang baru. Disinilah pentingnya diskotik/perpustakaan audio. Dengan adanya
perpustakaan musik akan memudahkan untuk materi siaran maupun produksi program.
3. Sound Effect
Sound efek sangat diperlukan untuk pendukung produksi. Oleh karena itu
perpustakaan juga perlu memiliki segala macam sound efek untuk menyediakan kebutuhan
produksi program.
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Perkembangan tersebut membuka peluang bagi tenaga kerja bidang penyiaran yaitu
penyedia informasi yang akan disajikan melalui media komunikasi yang ada baik melalui
media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu sangat tepat bila
sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang-orang yang memiliki
kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus pada bidang Penyiaran
dan Produksi Program Radio, TV dan Film.
Sebuah industri televisi tidak akan berjalan tanpa adanya program acara. Program
acara terdiri dari beberapa jenis, yaitu in house dan program akuisisi. Program in house
merupakan program yang diproduksi sendiri oleh stasiun televisi itu sendiri. Sedangkan
program akuisisi merupakan program yang dibeli oleh pihak televisi.
Program acara yang dibuat di dalam studio baik siaran langsung maupun siaran tunda
memerlukan sistem dan perlengkapan kerja. Sehingga semuanya dapat bersinergi dan
menghasilkan program yang baik dalam segi kualitas siar.
B. Saran
Perlunya kerjasama dan koordinasi agar alur kerja studio menghasilkan kualitas yang
baik dalam segi produk maupun kualitas siar.
C. Sumber Refrensi
http://fairiesa16.blogspot.com/2012/10/makalah-programming-dan-format-program.html
http://bangunsebayu.blogspot.com/2012/10/perlengkapandan-jalur-kerja-studio.html
http://www.acara-acara.com/events/5057#.UqlNLielqmU
http://menara-fm.com/