Anda di halaman 1dari 3

Beberapa Faktor Penyebab Penyakit dan Kecelakaan

Akibat Kerja
Terdapat beberapa dasar hukum yang mengatur tentang ketenagaankerjaan di Indonesia, antara
lain :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang usia minimum untuk diperbolehkan Bekerja/Concerning
Minimum Age For Admission to Employment (Konvensi ILO No. 123 tahun 1973).
5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
8. Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri
Mengacu pada pasal 86 undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa
setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh keselamatan, moral kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk
melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselengarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Berikut beberapa referensi terkait kecelakaan dan penyakit akibat kerja (K3), yang penting kita
ketahui.

Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur (1992) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan
kerja. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, dapat dua permasalahan penting
yaitu, kecelakaan akibat pekerjaan itu atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang
dilakukan. Kecelakaan merupakan suatu yang tidak diinginkan oleh semua orang, begitu juga
halnya dalam melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan disini dikelompokan kedalam, kecelakaan
akibat kerja ditempat kerja, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di rumah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04/Men/1993, tentang kecelakaan kerja,
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.

Sementara menurut Silalahi dan Silalahi (1995), Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Sedangkan Sugandi (2003),
menyatakan bahwa kecelakaan kerja (accident) merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.

Penyakit Akibat Kerja


Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per/01/Men/ 1981, penyakit
akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Baik itu
penyakit yang timbul dari akibat aktifitas kerja maupun penyakit yang timbul dari akibat lingkungan
yang ada disekitar tempat kerja.

Menurut Entjang (2000), penyakit akibat kerja adalah penyakit yang ditimbulkan oleh atau didapat
pada waktu melakukan pekerjaan. Dalam perusahaan dikenal dua katagori penyakit yang diderita
pekerja yaitu penyakit umum dan penyakit akibat kerja. Penyakit umum adalah semua penyakit yang
mungkin dapat diderita oleh setiap orang, baik yang bekerja, masih sekolah, menganggur. Penyakit
yang paling banyak adalah penyakit infeksi, viral, baterial dan penyakit parasit.

Sementara Suma’mur (1992), menyatakan bahwa penyakit akibat kerja atau yang lebih dikenal
sebagai occupational diseases adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor pekerjaan atau
didapat pada waktu melakukan pekerjaan.

Sementara beberapa definisi penyakit akibat kerja, sesuai hasil international symposium mengenai
penyakit akibat hubungan kerja International Labor Organization (ILO) antara lain sebagai berikut :

1. Penyakit akibat kerja (Occupational disease): Penyakit yang mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi
yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umunya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work related disease) : Adalah penyakit yang mempunyai
beberapa agen penyebab, dimana factor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan factor risiko
lainya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
3. Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Diseases affecting working populations): Penyakit yang terjadi
pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
Faktor Penyebab Kecelakaan kerja
Menurut Djati (2002), terdapat beberapa penyebab kecelakaan akibat kerja, antara lain :

1. Kondisi tidak aman (unsafe condition): Kondisi tidak aman dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan pekerja di lingkungan kerja seharusnya mematuhi aturan dari Industri Hygiene, yang mengatur
agar kondisi tempat kerja aman dan sehat. Apabila tempat kerja tidak mengikuti aturan kesehatan dan
keselamatan kerja yang telah ditentukan maka terjadilah kondisi yang tidak aman.
2. Tindakan tidak aman (unsafe action): Menurut penelitian hampir 80 % kecelakaan terjadi disebabkan
factor manusia yang melakukan tindakan tidak aman. Tindakan tidak aman ini dapat disebabkan oleh :
 Karena tidak tahu: Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaiamana melakukan pekerjaan dengan aman
dan tidak tahu bahya-bahaya yang ada
 Karena tidak mampu atau tidak bias: Yang bersangkutan telah mengetahui cara kerja yang aman,
bahaya¬bahaya yang ada tetapi karena belum mampu, kurang trampil dia melakukan kesalahan.
 Karena tidak mau: Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja dan peraturan¬peraturannya serta
yang bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena tidak mau melaksanakan melaksanakan maka
terjadi kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat keselamatan atau melepas alat pengaman.
Beberapa contoh tindakan yang tidak aman, antara lain meliputi : Menjalankan sesuatu tanpa
wewenang pekerja; Menjalankan sesuatu alat kerja dengan kecepatan tinggi; Membuat alat
pengaman diri tidak berfungsi: Mempergunakan peralatan yang kurang baik; Pemuatan,
penempatan, pencampuran secara berbahaya; Mengambil kedudukan atau sikap yang salah;
Mengancam, menggoda, sembrono, membuat terkejut; Tidak menggunakan alat pelindung diri

Menurut Silalahi dan Silalahi (1995), beberapa faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai
didalam setiap bahaya terhadap pekerja, antara lain meliputi faktor lingkungan, faktor biaya, faktor
peralatan dan perlengkapan kerja, serta faktor manusia.
Faktor penyebab penyakit akibat kerja
Terdapat beberapa resiko penyakit yang dialami seorang pekerja karena pekerjaannya. Menurut
Pusparini (2003), penyakit akibat kerja ini dapat disebabkan karena faktor biologis, karena faktor
Bakteri, Virus, Jamur, Parasit. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), penyakit akibat kerja juga
dapat disebabkan oleh binatang atau hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan pandangan
tidak enak menganggu, misalnya ; nyamuk, lalat, kecoak, lumut, taman yang tak teratur dan
sebagainya.

Beberapa referensi, antara lain : Djati I 2004. Bagaimana Mencapai Zero Accident di Perusahaan
UI Press; Entjang, I, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat; Sugandi, D. 2003. Bunga Rampai
Hiperkes & KK. Undip; Suma’mur P.K. 1992. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakan Kerja.
Gunung Agung, Jakarta. Higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja; Silalahi, B, dan Silalahi, R.
1995. Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Pustaka Binaman Pressindo; Notoatmodjo, S.
2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ri

Anda mungkin juga menyukai