Wilson Kesmas Tms
Wilson Kesmas Tms
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai
calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang
mempengaruhi kehidupannya (Weni Kristiyanasari, 2010).
Sedangkan menurut Waryono (2011), Kehamilan adalah suatu proses
pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang
tumbuh didalam rahim seorang wanita.
Menurut buku gizi kesehatan ibu dan anak, kehamilan akan memicu perubahan
baik secara anatomis, fisiologis, maupun biokimia. Adanya perubahan tersebut sangat
mempengaruhi kebutuhan gizi ibu hamil yang bertujuan untuk memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan janin (Hariyani Sulistyoningsih, 2011).
2.4. Anemia
2.4.1. Pengertian Anemia
Menurut WHO, Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih
rendah dari nilai normal. Anemia juga berarti suatu kondisi ketika defisiensi ukuran atau
jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin (Tarwoto dan Wasnidar, 2008).
Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan dibawah
normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hemotokrit (packedredcell) (I made Bakta,
2003).
Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena
kekurangan zat besi (Fe) atau lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi (AGB).
Anemia gizi besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin dalam sel darah dibawah normal yang disebabkan karena kekurangan zat
besi (Endah Kusumawardani, 2010).
2.4.2. Kriteria dan Derajat Anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis klamin dan
tempat tinggal. Kriteria anemia menurut standar WHO 2004 adalah sebagai berikut
Tabel. 2.1
TS = X 100
Bila TS lebih kecil dari 16% pembentukan sel-sel darah merah dalam sumsum
berkurang.
3. Free Erythrocyte Protophorphyrin (FEP)
Sirkulasi FEB dalam darah dapat meningkatkan karena kurangnya zat besi yang
tersedia untuk membentuk sel-sel darah merah didalam sumsum tulang, walaupun
anemia belum terjadi. Kadar normal FEP antara 35-50 ug/dl RBC. Kekurangan besi
ditunjukan oleh kadar FEP yang lebih besar dari 100 ug/dl RBC. Secara ringkas untuk
menentukan keadaan anemia seseorang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel. 2.2
Tabel Parameter untuk menentukan status besi
Anemia gizi besi yang berlanjut semakin parah akan mempengaruhi struktur dan
fungsi jaringan epitel, terutama lidah, kuku, mulut, dan lambung bila tidak ditangani
akan mengakibatkan perubahan kardiovaskular dan pernafasan yang dapat berakhir
pada gagal jantung.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan jauh lebih besar dari pada tidak hamil, hal ini
dapat didiagnosa menurut kebutuhan zat besi menurut Triwulan adalah sebagai berikut
:
a. Pada Triwulan 1
Zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari
ditambah dengan janin dan red cell mass 30-40 mg.
b. Pada Triwulan II
Zat besi yang diberlakukan adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari
ditambah dengan kebutuhan red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.
c. Pada Triwulan III
Zat besi yang dibutuhkan adalah 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari
ditambah dengan kebutuhan red cell mass 150 mg dan conceptus 223 mg. Maka
kebutuhan pada Triwulan II dan III jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat
dari makanan (Husaini 1989 dikutip oleh Waryono, 2011).
2.4.5. Pencegahan dan terapi anemia pada ibu hamil
Menurut Setiawan Y (2006) dikutip oleh Endah Kusumawardani (2010), dijelaskan
bahwa pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan klasifikasi anemia adalah
sebagai berikut :
1. Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel
darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada
trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena
itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu
pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi
sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari,
selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang
banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg
/ hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan
parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr
diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat
yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada
ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan
test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
1. Anemia Megaloblastik
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan
asam folat, adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari,
sulfas ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah
tranfusi darah.
4.Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.
5 Anemia Lain
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I
dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka
dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu
hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi.
Adapun cara pencegahan Anemia pada ibu hamil menurut Waryono (2011),
adalah :
a. Selalu menjaga kebersihan dan mengenakan alas kaki setiap hari.
b. Istirahat yang cukup
c. Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya : daun pepaya,
kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu.
d. Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil
untuk mendapatkan tablet besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan,
serta makan makanan bergizi 3 X 1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak.
Menurut Hariyani Sulistyoningsi (2011), berikut upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia pada ibu hamil secara lebih terperinci :
1. Meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi
Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak
mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti : (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe). Serta perlu juga makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung
vitamin C seperti ; ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas
) sangat bermanfaat untuk penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (
tablet besi/Fe ).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
a. Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena
dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi
berkurang.
b. Kadang – kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut
terasa tidak enak, mual – mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
c. Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan malam,
menjelang tidur. Akan lebih baik jika setelah minum tablet besi disertai makan buah –
buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.
d. Simpanlah tablet zat besi ditempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung,
jauhkan dari jangkaun anak-anak, dan setelah dibukan harus ditutup kembali dengan
rapat. Tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum ( warna asli :
merah darah ).
e. Tablet zat besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
f. Tablet besi adalah obat bebas terbatas sehingga dapat dibeli di apotek, toko obat,
warung, bidan fraktek, pos obat desa.
g. Dianjurkan menggunakan tablet besi generik yang disediakan pemerintah dengan
harga terjangkau oleh masyarakat.
3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti :
kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
Sedangkan menurut Tarwoto dan Wasnidar (2008), cara mengatasi anemia pada
ibu hamil adalah sebagai berikut :
Identifikasi penyebab anemia pada ibu hamil
Pastikan tanda dan gejala anemia yang terjadi pada ibu hamil
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat
Makan yang cukup, 2 kali lipat dari pola makan sebelum hamil
Konsumsi vitamin C yang lebih banyak
Hindari atau kurangi minum kopi, teh, alkohol, dan obat-obatan/ zat penenang
Minum suplemen zat besi (sulfa ferrosus) 90 tablet selama kehamilan
Hindari aktifitas yang berat dan istirahat yang cukup
Timbang berat badan setiap minggu
Ukur tekanan darah dan periksalah Hb pada tempat pelayanan kesehatan.
Selain itu menurut Tarwoto dan Wasnidar (2008) penatalaksanaan Anemia Gizi
Besi atau Defisiensi Besi adalah sebagai berikut :
1. Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan, dan lain – lain.
2. Pemberian nutrisi/makanan yang lebih banyak mengandung unsur zat besi,
diantaranya daging hewan, telor, ikan, sayuran hijau.
3. Pemberian tablet zat besi selama kehamilan
Menurut Atikah Proverawati dan Siti Asfuah (2009), bahwa pengobatan pada
anemia sesuai dengan jenis anemianya, kebanyakan ibu hamil menderita anemia gizi
besi atau defisiensi besi. Berikut cara terapi atau pengobatan dengan pemberian tablet
besi :
a. Terapi Oral
Dengan memberikan preparasi besi yaitu :
Fero sulfat : 3 tablet/hari, a 300 mg mengandung 60 mg Fe
Fero glukonat : 5 tablet/hari, a 300 mg mengandung 37 mg Fe
Fero fumarat : 3 tablet/hari, a 200 mg mengandung 67 mg Fe
Efek samping : konstipasi, berak hitam, mual dan muntah.
Pemberian zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai
normal, tetapi harus dilanjutkan 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi.
b. Terapi Parenteral
Apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan
penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilan tua. Dosis
pemberiannya dapat dihitung dengan rumus :
Zat besi yang di perlukan(mg)= (15-Hb) x BB x 3
Menurut Waryono (2011), makin tinggi pendidikan makin tinggi pula kesadaran
ibu untuk mendapatkan gizi yang baik sehingga tidak menimbulkan anemia pada
kehamilan. Menurut Helmiyah Umiyati (1999) bahwa ibu hamil anemia dengan
pendidikan rendah prevalensinya lebih besar daripada ibu yang berpendidikan tinggi.
Sedangkan menurut Tarwoto dan Wasnidar (2008), bahwa pendidikan erat dengan
kemampuan menerima informasi yang berkaitan dengan kesehatan terutama pada ibu
hamil anemia, seperti pengetahuan anemia, pemilihan makanan tinggi zat besi dan
asupan zat besi.
Berdasarkan status pendidikan, kebanyakan ibu hanya sampai sekolah dasar, bahkan ada
yang tidak bersekolah. Rendahnya pendidikan ibu akan berdampak pada rendahnya pengetahuan
ibu yang berpengaruh pada keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin
rendah pengetahuan ibu, makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya
anemia (www.skrpsistikes.wordpress.com).
Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih makanan yang lebih
baik dalam kuantitas dan kualitas dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan
lebih rendah (Maliana, 2009).
2.7. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka dapat digambarkan kerangka konsep
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1.
Kerangka Konsep
2.6. Hipotesis
1. Ho : Tidak ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan anemia yang berkunjung di
Puskesmas Kayu Kunyit Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Ha : Ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan anemia yang berkunjung di
Puskesmas Kayu Kunyit Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
2. Ho : Tidak ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan anemia yang berkunjung di
Puskesmas Kayu Kunyit Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Ha : Ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan anemia yang berkunjung di Puskesmas
Kayu Kunyit Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Wilson Gaster di 19.42 Tidak ada komentar:
Berbagi
‹
Beranda
Lihat versi web
MENGENAI SAYA
Wilson Gaster
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.