Anda di halaman 1dari 15

Kajian tentang implikasi dan strategi implementasi Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia (KKNI) dilakukan untuk menyiapkan kerangka


pengembangan sistem pendidikan tinggi setelah KKNI secara resmi
diberlakukan.

Kajian ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerja


sama dengan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal -
Kementerian Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Keberhasilan mengembangkan KKNI merupakan salah satu hasil
signifikan dari program "Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja"
sebagai kegiatan lintas Kementerian antara Kementerian Pendidikan
Nasional serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

'Booklet' ini menjelaskan secara singkat kajian mengenai substansi, dan


strategi implementasi KKNI sebagai tahap awal pemanfaatan KKNI.
Sebagai sebuah rujukan, maka substansi KKNI akan terus dikembangkan
selaras dengan perkembangan mutu pendidikan dan ketenagakerjaan
nasional maupun internasional. Para pembaca serta pihak-pihak yang
berkepentingan diharapkan dapat memahami dasar pemikiran yang
tercakup didalam KKNI dan mengimplementasikannya dalam lingkungan
masing-masing.

Djoko Santoso
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional - Republik Indonesia
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor
pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu
skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di
berbagai sektor pekerjaan.

KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait
dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta
sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes)
nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya
manusia nasional yang bermutu dan produktif.

KKNI menyatakan sembilan (9) jenjang kualifikasi sumberdaya manusia


Indonesia yang produktif, yang secara komprehensif mempertimbangkan
dua sisi penting relevansi pendidikan dan pelatihan yaitu kebutuhan
kompetensi kerja (job competence) dalam ranah dunia kerja serta capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh suatu proses pendidikan. Diskriptor
setiap jenjang kualifikasi yang merupakan paduan antara kompetensi
kerja dan capaian pembelajaran juga disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, perkembangan sektor-sektor
pendukung perekonomian dan kesejahteraan rakyat seperti
perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan aspek lain yang terkait,
serta aspek-aspek pembangun jati diri bangsa yang tercermin dalam
Bhineka Tunggal Ika, yaitu komitmen untuk tetap mengakui keragaman
agama, suku, budaya, bahasa dan seni yang tumbuh dan berkembang di
bumi Indonesia.
KKNI dengan level-9 sebagai jenjang tertinggi tidak serta-merta berarti KKNI juga dapat dijadikan panduan oleh asosiasi profesi di tingkat
bahwa jenjang tersebut lebih tinggi dari jenjang kualifikasi yang berlaku di nasional untuk menetapkan kriteria penilaian kemampuan atau keahlian
Eropa (8 level) dan Hongkong (7 level) atau sebaliknya lebih rendah dari yang dimiliki seorang calon anggota sebelumnya atau seorang anggota
jenjang kualifikasi yang berlaku di Selandia Baru (10 level). Hal ini lebih yang ingin meningkatkan jenjang predikat keanggotaannya. Sektor-sektor
tepat dimaknai bahwa jenis kualifikasi pada KKNI dirancang sedemikian lain seperti dunia usaha, birokrasi pemerintahan, industri, dan lain-lain
sehingga kualifikasi pada setiap level bersesuaian antara mutu lulusan juga membutuhkan KKNI sebagai pedoman untuk merencanakan
perguruan tinggi dan kebutuhan pengguna lulusan, kultur pendidikan dan pengelolaan dan peningkatan mutu sumberdaya manusianya secara lebih
pelatihan serta jenis dan sifat pendidikan tinggi yang berlaku di Indonesia. komprehensif dan akurat baik yang berhubungan dengan sistem karir,
remunerasi atau pola rekrutmen baru.
KKNI juga diposisikan sebagai penyetara capaian pembelajaran yang
diperoleh melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal dengan
kompetensi kerja yang dicapai melalui pelatihan diluar ranah
KEMDIKNAS, pengalaman kerja atau jenjang karir ditempat kerja. Secara
skematik pencapaian setiap jenjang atau peningkatan ke jenjang yang
lebih tinggi pada KKNI dapat dilakukan melalui empat tapak jalan
(pathways) atau kombinasi dari keempatnya. Tapak jalan tersebut
(Gambar 1), terdiri dari tapak jalan pendidikan formal, pengembangan
profesi, peningkatan karir di industri/dunia kerja serta tapak jalan berupa
akumulasi pengalaman individual.

Dengan pendekatan tersebut maka KKNI dapat dijadikan rujukan oleh


semua pemangku kepentingan yang terkait dan peduli terhadap
pengembangan sumberdaya manusia baik di lingkungan kerjanya masing-
masing, di masyarakat luas atau setiap individu dalam merencanakan
pengembangan karirnya. Selanjutnya, sektor pendidikan formal di tingkat
pendidikan tinggi, dapat menggunakan KKNI sebagai rujukan untuk
merencanakan sistem pembelajaran yang akan diselenggarakan
sedemikian sehingga kemampuan lulusannya sesuai dengan kualifikasi
salah satu jenjang KKNI dan setara dengan jenjang karir di dunia kerja.
KKNI memiliki kedudukan formal yuridis dalam bentuk Peraturan c. menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang
Presiden, sebagai penjabaran dari peraturan-peraturan yuridis formal diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau
yang lebih tinggi yang tercakup di dalam UU No. 20 / 2003 tentang Sistem pengalaman kerja;
Pendidikan Nasional, UU No. 13 / 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan PP d. mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi
No. 31 / 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, serta peraturan sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di
perundangan lain yang terkait dengan aspek-aspek mutu, sertifikasi, Indonesia.
kualifikasi ketenagakerjaan yang diterbitkan oleh kementerian atau
lembaga berwenang lainnya.

KKNI juga disusun sebagai respons dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia 1. Meningkatnya kuantitas sumberdaya manusia Indonesia yang
pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari bermutu dan berdaya saing internasional agar dapat menjamin
2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma terjadinya peningkatan aksesibilitas sumberdaya manusia Indonesia
dan pedidikan tinggi (the International Convention on the Recognition of ke pasar kerja nasional dan internasional;
Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and the 2. Meningkatnya kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh
Pasific). Konvensi tersebut telah disahkan dengan Peraturan Presiden melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman
nomor 103 tahun 2007 (16 November 2007). kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional;
3. Meningkatnya mobilitas akademik untuk meningkatkan saling
pengertian dan solidaritas dan kerjasama pendidikan tinggi antar
negara di dunia;
KKNI dimaksudkan sebagai pedoman untuk: 4. Meningkatnya pengakuan negara-negara lain baik secara bilateral,
a. menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh regional maupun internasional kepada Indonesia tanpa
melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman meninggalkan ciri dan kepribadian bangsa Indonesia.
kerja;
b. menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran
yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau
pengalaman kerja;
Dalam era globalisasi saat ini, pergerakan tenaga kerja antar negara akan
semakin mengalir sehingga tuntutan terhadap pengelolaan serta
peningkatan mutu tenaga kerja nasional serta kesetaraan kualifikasinya
dengan tenaga kerja asing akan menjadi salah satu tantangan terbesar
bagi pengembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa KKNI harus mampu menjadi rujukan
penataan tenaga kerja Indonesia di berbagai sektor kegiatan
perekonomian formal maupun informal dengan menetapkan jenjang
kualifikasi yang jelas serta serta kesetaraannya dengan kualifikasi negara-
negara lain di dunia. (Gambar 2)

Karena begitu banyak dan bervariasinya kualitas produk pendidikan


formal, nonformal, maupun informal, maka KKNI merupakan rujukan bagi
semua jenis lembaga pendidikan atau pelatihan yang bertanggung jawab
mempersiapkan angkatan kerja Indonesia menjadi tenaga kerja yang
berkualifikasi atau bertanggung jawab terhadap pemulihan kelompok
penganggur yang belum memperoleh pekerjaan tetap. Tenaga kerja yang
belum memenuhi kualifikasi KKNI dimana mutu dan kinerja yang
dihasilkan tidak terukur atau belum sesuai dengan yang dipersyaratkan
oleh pengguna tenaga kerja, dapat disesuaikan melalui pendidikan atau
pelatihan tambahan pada lembaga yang telah memiliki program sesuai
dengan kriteria KKNI.
Memahami luasnya cakupan permasalahan, banyaknya pihak-pihak yang Kemitraan antara BKNI dengan BAN (Badan Akreditasi Nasional), BSNP
berkepentingan serta hubungan internasional antar negara yang harus (Badan Standar Nasional Pendidikan), BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
secara paralel ditangani selama pengembangan dan implementasi KKNI, Profesi), maupun asosiasi profesi, selayaknya mampu membangun
maka diperlukan pembentukan badan di tingkat nasional yang mampu koordinasi yang simbiotik mutualistis.
melakukan penataan dan pengelolaan program-program berkaitan
dengan KKNI. Dalam hal ini, diusulkan pembentukan Badan Kualifikasi Seyogyanya KKNI menjadi basis pengembangan dan penyusunan Standar
Nasional Indonesia (BKNI) yang secara umum bertanggung jawab dalam Nasional Pendidikan (SNP), dan Standar Kompetensi Profesi, yang dapat
dirujuk lebih lanjut oleh BAN, LSP, LSK, LAM.
keberhasilan implementasi KKNI di Indonesia.

Diagram berikut merangkum wewenang dan kewajiban BKNI, serta


BKNI berperan internal sebagai penjaminan keberlangsungan dan
hubungannya dengan BAN, BSNP, dan BNSP.
pengembangan sistem KKNI, sedangkan eksternal dalam koordinasi dan
pengembangan mekanisme implementasi KKNI dengan institusi,
lembaga, ataupun pihak lain yang terkait dan relevan dalam
penyelenggaraan KKNI.

Untuk dapat melakukan tugas itu, BKNI perlu mempunyai kewenangan


sebagai lembaga yang memberikan masukan, konsultasi,
pembimbingan/pendampingan, mendorong dan memfasilitasi terjadinya
proses penerapan KKNI secara benar. Secara internal, BKNI secara berkala
meninjau perangkat KKNI seperti peraturan, diskriptor, panduan,
mekanisme sosialisasi, dokumen standar implementasi dan aspek
pendukung lainya, dan melakukan penyesuaian, pengubahan,
pengembangan, ataupun langkah-langkah penjaminan mutu yang
menjadikan KKNI selalu sesuai pada kebutuhan maupun fungsi terbaru.
Di KEMDIKNAS terdapat empat (4) Implikasi utama dari diberlakukannya
KKNI yaitu (1) penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan formal
dengan kualifikasi yang dinyatakan pada berbagai jenjang KKNI; (2)
Pengakuan Pembelajaran Lampau (PPL); (3) pengaturan akses untuk
pendidikan yang berbeda jenis; dan (4) Penjaminan Mutu.

Penilaian kesetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan pendidikan


tinggi dengan kualifikasi pada jenjang KKNI dilakukan dengan
menganalisis deskripsi kualifikasi yang dikumpulkan dari kurang lebih
1000 program studi berakreditasi A atau B pada 97 perguruan tinggi
diseluruh Indonesia. Ke-97 perguruan tinggi yang dipilih terdiri dari
perguruan tinggi yang telah memiliki Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) berkategori baik atau memiliki rekam jejak kerjasama
internasional yang menonjol. Hasil analisis terhadap kualifikasi lulusan
untuk setiap jenjang pendidikan yang dideskripsikan oleh masing-masing
perguruan tinggi tersebut diperkaya pula dengan hasil studi untuk
masalah sejenis di berbagai negara serta diskusi intensif dengan berbagai
asosiasi profesi, kolegium keilmuan, dan pengguna lulusan. Kesetaraan
antara capaian pembelajaran setiap jenjang program pendidikan pada ke-
3 jenis pendidikan tinggi dengan jenjang kualifikasi KKNI dapat dilihat
pada Gambar 4 berikut ini.
PPL adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang Kebijakan perpindahan antar jenis pendidikan tinggi dimasa yang akan
dilakukan secara otodidak dari pengalaman hidupnya, atau pendidikan datang diharapkan untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat memiliki
nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal. kesempatan menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dalam
PPL dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi rangka pembelajaran sepanjang hayat. Perpindahan antar jenis
setiap individu untuk menempuh jalur pendidikan dalam rangka pendidikan tersebut diperlihatkan pada skema sebagai berikut:
memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tentang
pembelajaran sepanjang hayat. Strategi implementasi PPL berlandaskan
filosofis bahwa pengakuan terhadap keberhasilan seseorang yang
disetarakan dengan capaian pembelajaran pendidikan formal diberikan
secara berjenjang dan dijalurnya (Gambar 5), pengakuan harus
berdasarkan proses yang benar dan teruji, serta dilakukan oleh lembaga
yang kredibel.

Dalam perpindahan jenis pendidikan, seseorang yang sudah


mengakumulasikan keahlian khusus diharapkan semakin mendalami
keahliannya dan tidak menjadi generalis. Bridging program perlu diambil
seseorang yang tidak memenuhi syarat minimum untuk pindah jenis
pendidikan.
Sistem penjaminan mutu kerangka kualifikasi serta proses penilaian
kesetaraan kualifikasi harus memenuhi aspek perbaikan mutu
"No person was ever honored for what he received. Honor has been the
berkesinambungan yang bermuara pada peningkatan kepercayaan reward for what he gave." (Calvin Coolidge)
masyarakat dalam dan luar negeri. Sistem ini juga wajib memenuhi
kriteria efisiensi dan mempertimbangkan berbagai kepentingan. Dengan Implementasi KKNI bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
adanya KKNI, BSNP akan mengadopsi deskripsi masing-masing jenjang manusia di segala aspek. Kajian ini tidak dimungkinkan terwujud tanpa
kualifikasi sebagai rujukan dalam menyusun Standar Pendidikan kontribusi pemikiran dari pihak - pihak sebagai berikut:
Nasional. Selanjutnya sistem penjaminan mutu internal di institusi
1. Yth. Menteri Pendidikan Nasional, Wakil Menteri Pendidikan Nasional,
penyelenggara pendidikan melakukan proses penjaminan mutu terhadap Kepala Penelitian dan Pengembangan KEMENDIKNAS, Dirjen PNFI, Dirjen
kualifikasi capaian pembelajaran dari lulusan yang dihasilkan. BAN Manajemen DIKDASMEN, SesDitJen DIKTI, Direktur Pembelajaran dan
sebagai badan eksternal penjaminan mutu tidak hanya melakukan Kemahasiswaan, Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama, Direktur
assesment pada input dan proses pendidikan, tetapi menekankan pula Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktur Pendidik dan Tenaga
pada assesment terhadap capaian pembelajaran merujuk deskriptor Kependidikan, Direktur Pengembangan SMK, Direktur Bina Kursus dan
KKNI (lihat Gambar 7). Kelembagaan, Ketua dan Sekretaris DPT - Kementerian Pendidikan
Nasional dan Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi atas kebijakan dan arahan yang diberikan.
2. Pimpinan dan staf Biro Hukum dan Humas Kementerian Pendidikan
Nasional atas pandangan-pandangan kepakaran di bidang hukum.
3. Staf Ahli Mendiknas: Prof. Ir. Abdullah Alkaff, MSc dan Tim Ahli
Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja atas pemikiran yang diberikan.
4. Para Kasubdit, Kasi, dan Staf di lingkungan Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan (dahulu Direktorat Akademik) Ditjen DIKTI yang telah
memberikan masukan berharga sekaligus memfasilitasi tim dalam bekerja.
5. Tim Pengkaji dan Pengembang Konsep KKNI
Illah Saillah (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Ketua);
Megawati Santoso (Koordinator Tim); I.B. Ardhana Putra, M.K. Tadjudin,
S.P. Mursid, Endrotomo, Ahmad Rifandi (Tim Pengembang Konsep dan
Strategi KKNI); Nursamsiah A. Moenandar, Endang Herawati, Evawany
Dharnita Chandra, R. Retno Sunarni, Ridwan R. Tutupoho, Hasmi Musa,
Afriyudianto (Tim Analisis Implikasi KKNI di Lingkungan Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan); Ludfi Djajanto, Apriliana L. Fitri, Sylvi
Dewajani, Suminar S. Achmadi, A.M. Hermien Kusmayati, Lilik Soetiarso,
Wayah S.W. (Tim Pengembang Deskriptor Bidang Ilmu) atas idealisme,
komitmen, kerja keras dan kerjasama yang baik dalam penyusunan aspek-
aspek KKNI sebagaimana dituangkan dalam 'booklet' ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Institut Sains Dan Teknologi Akprind Yogyakarta, Institut Seni
menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah Indonesia Surakarta, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi
berkontribusi dalam kajian implikasi dan strategi dari implementasi KKNI: Nasional Bandung, Institut Teknologi Nasional Malang, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Teknologi Telkom, Politeknik
1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Manufaktur Bandung,
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri
3. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Negeri Lampung,
4. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Kementerian Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Ujung Pandang
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Politeknik Pertanian Pangkep, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Malangkucecwara, Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, STIE
5. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
Perbanas Surabaya, STMIK Banjarbaru, STT Banten Jaya,
6. Majelis Pengembangan dan Majelis Pendidikan Dewan Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Airlangga, Universitas
Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Andalas, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Bengkulu
7. Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Bina Nusantara, Universitas Brawijaya, Universitas
8. BPPSDM Kementerian Kesehatan Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Gunadarma
9. Badan Standar Nasional Pendidikan Universitas Hasanudin, Universitas Internasional Batam, Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Jember, Universitas
10. Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Kanjuruhan Malang, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas
11. Badan Akreditasi Nasional Kristen Duta Wacana, Universitas Kristen Maranatha, Universitas
12. Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kristen Petra Surabaya, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
13. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Universitas Lampung, Universitas Merdeka Malang, Universitas
14. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Universitas Mulawarman, Universitas Muria Kudus, Universitas
15. Seluruh Kopertis Wilayah I - XII
Narotama Surabaya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri
16. Forum Rektor Indonesia Malang, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Medan,
17. Forum Direktur Politeknik Universitas Pakuan, Universitas Pasundan, Universitas Pelita
18. Pimpinan Perguruan Tinggi Sebagai Responden Deskriptor KKNI Harapan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
Akademi Kebidanan Yogyakarta, Akademi Maritim Djadajat Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Riau, Universitas
Akademi Maritim Yogyakarta, Akademi Sekretari dan Manajemen Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Sriwijaya, Universitas
Marsudirini Santa Maria, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, Sumatera Utara, Universitas, Surabaya, Universitas Syiah Kuala,
Universitas Tadulako, Universitas Tarumanagara, Universitas
Terbuka, Universitas Trisakti, Universitas Udayana, Universitas
Widyatama Bandung.
19. Pimpinan Lembaga Sebagai Responden Deskriptor KKNI 20. Lembaga Peserta Proyek Pilot Program Penyelarasan Pendidikan
Asosiasi Agroindustri Indonesia, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Dengan Dunia Kerja :
Indonesia, Asosiasi Industri Kimia/AMC/ICMA, Asosiasi Institusi Assana Amal Bakti, Bali Citra International, HIS International Hotel,
Pendidikan Kebidanan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Management School, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi
Kedokteran Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia, Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Lembaga
Asosiasi Komponis Indonesia, Asosiasi Pematung Indonesia, Asosiasi Pendidikan Dan Pelatihan Moeryati Soedibyo, LKP Adhiwiyata Karya
Pendidikan Teknik Indonesia, Asosiasi Peternakan Indonesia, Mandiri, LKP Garda Total Security, LKP Graha Wisata, LKP Immanuel
Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia, Badan Pengembangan dan LKP Kartika, LKP Kartini Muda, LKP Karya Jelita, LKP Magistra Utama,
Pemberdayaan SDM Kesehatan Kemkes, Forum Komunikasi LKP Mutiara Indonesia, LKP Nusantara, LKP Prima, Politeknik
Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia, Health Professional Manufaktur Bandung, PolIteknik Negeri Pontianak, PPLP Pansophia
Education Quality Project, Himpunan Desainer Interior Indonesia, Singaraja Sahara Lestari, SMKN 1 Balikpapan, SMKN 1 Mundu
Himpunan Psikologi Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Ikatan Cirebon, SMKN 1 Singosari, SMKN 1 Surabaya, SMKN 10 Bandung,
Arsitek Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, SMKN 2 Depok Sleman Yogyakarta, SMKN 2 Langsa, SMKN 2 Subang,
Ikatan Notaris Indonesia, Jakarta Lawyers Club, Konsil Kedokteran SMKN 2 Temanggung, SMKN 3 Buduran Sidoarjo, SMKN 3 Denpasar,
Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia, Lembaga Pengembangan Jasa SMKN 3 Pekanbaru, SMKN 3 Tangerang, SMKN 5 Makassar, SMKN 6
Konstruksi Nasional, Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, Bandung, The Puncak Hotel Institue (PHI), Unika Atmajaya Jakarta,
Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan (MP2KH), Masyarakat Universitas Andalas, Universitas Ciputra, Universitas Esa Unggul,
Karawitan Indonesia, Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Negri
Indonesia, Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia, Jakarta, Universitas Pelita Harapan, Universitas Riau (Unri),
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (Pengurus Besar PDHI), Universitas Sumatera Utara (USU), Yayasan Oase Sejahtera, Yayasan
Perhimpunan Teknik Pertanian, Persaki / Kehutanan, Persatuan Wira Karya Sejahtera.
Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia,
Persatuan Insinyur Indonesia, Persatuan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia, Persatuan Pedalangan Indonesia, Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia,
Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Deskriptor pada KKNI terbagi atas dua bagian yaitu deskripsi umum yang 1. Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin,
mendeskripsikan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, dengan menggunakan alat, aturan dan proses yang telah ditetapkan,
moral dari setiap manusia Indonesia dan berlaku pada setiap jenjang; dan serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab
deskripsi spesifik yang mendeskripsikan cakupan keilmuan (science), atasannya.
pengetahuan (knowledge), pemahaman (know-how) dan keterampilan Memiliki pengetahuan faktual.
(skill) yang dikuasai seseorang bergantung pada jenjangnya. Deskripsi
spesifik terdiri dari empat unsur utama yaitu (a) keterampilan dalam Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung
menyelesaikan pekerjaan atau kompetensi (b) cakupan keilmuan/ jawab atas pekerjaan orang lain.
pengetahuan yang dikuasai, (c) metoda dan tingkat kemampuan dalam 2. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
mengaplikasikan keilmuan/pengetahuan yang telah dikuasai tersebut, alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
serta (d) kemampuan manajerial. Dalam hal ini KKNI memberikan menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengakuan yang setara dan proposional terhadap ke-empat unsur pengawasan langsung atasannya.
tersebut dalam menetapkan setiap jenjang kualifikasi dari level-1 sampai Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
level-9. bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan
yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
Deskripsi Umum
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka tanggung jawab membimbing orang lain.
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang 3. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
Indonesia sebagai berikut : dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
menyelesaikan tugasnya serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
mendukung perdamaian dunia lazim dengan metode yang sesuai.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya lingkup kerjanya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
4. Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan 7. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung
menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan
beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah-langkah
mutu dan kuantitas yang terukur. pengembangan strategis organisasi.
Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya. dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner .
Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dengan baik, menyusun Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan
laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif. akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. 8. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
kuantitas yang terukur. dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, multidisipliner.
serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi
Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional
tertulis secara komprehensif. maupun internasional.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung 9. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru
jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
6. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya, dan mampu hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, atau
dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut transdisipliner
secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
masalah prosedural. pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan
Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan
dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif nasional maupun internasional.
solusi.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Anda mungkin juga menyukai