Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEWIRAUSAHAAN

Perilaku kewirausahaan menurut Kuncara (2008:1) dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.[8]
 faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimanakita mengelola diri sendiri.
Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut
kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri,
dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini
menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma
kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan,
dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3)
Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk
memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
 Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan.
kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan
untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga
kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi
keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus
emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan
sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi
secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan
menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.faktor eksternalnya adalah
lingkungan (environment).
Dalam “Entrepreneur`s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8)[9], dikemukakan beberapa
faktor yang mendorong timbulya kemauan seseorang untuk berwirausaha:
1. Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, mencari pendapatan
tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan dihormati, menjadi
contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3. Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, membantu
ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/
isteri, dan untuk membahagiakan orang tua.
4. Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan), menghindari ketergantungan
pada orang lain, agar lebih produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.
Menurut Zimmerer, and Scarborough, 1998, dalam sebuah komunitas tumbuhnya para wirausaha-wan dipicu oleh
beberapa faktor yakni:[10]
1. Faktor ekonomi dan kependudukan.
Seiring dengan perbaikan di bidang ekonomi, sebagian masyarakat dewasa ini memiliki kecenderungan untuk lebih
mandiri dalam berusaha dan hal tersebut disambut positif oleh masyarakat sehingga lebih menggerakkan
wirausahawan dalam memproduksi barang ataupun jasa. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berusaha yang
sama untuk berhasil dan sukses melalui cara memiliki usaha sendiri. Dan dalam hal ini tidak ada batasan ras, jenis
kelamin, usia ataupun status sosial, dan dalam hal tersebut kewirausahaan menyediakan tempat yang jauh lebih luas
dibandingkan jika seseorang menjadi seorang karyawan atau pegawai.
2. Faktor Pergeseran perekonomian ke bidang jasa.
Pertumbuhan di bidang ekonomi pada saat ini mulai mengalami pergeseran. Jika sebelumnya perkembangan pesat
terjadi pada bidang produksi yang mengakibatkan kecenderungan naiknya jumlah barang yang ada di pasar. Sebagai
kelanjutannya kondisi tersebut akan memicu munculnya usaha memasarkan barang tersebut ke konsumen, sehingga
memiliki kecenderungan meningkatnya usaha jasa pemasaran barang.
3. Faktor Pendidikan kewirausahaan.
Jika pada era sebelumnya ada semacam anggapan bahwa yang bisa menjadi pengusaha adalah generasi penerus dari
para pemilik usaha atau mitos ” entrepreneurs are born, not made” pada saat ini sudah banyak yang membuktikan
bahwa hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan
di¬praktikan tanpa wirausaha tersebut harus berasal dari keturunan seorang wirausaha. Munculnya berbagai institusi
pendidikan yang ber¬fokus atau berkonsentrasi pada ilmu kewirausahaan, beragam media dan cara yang tersedia
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari dunia wirausaha seperti buku, beragam seminar dsb
merupakan bukti minat masyarakat terhadap kewirausahaan.
4. Faktor Kebanggan sebagai Wirausahawan.
Dalam diri seseorang secara alamiah sudah memiliki rasa tanggung jawab. Baik itu merupakan tanggung jawab pada
sendiri, keluarga dan masyarakat, pada umumnya hal tersebut akan terdorong untuk melakukan peningkatan nilai
kehidupan. Desakan dan kemampuan dalam diri wirausaha untuk mampu menghidupi diri sendiri, keluarga,
karyawan dan peran aktif di dalam masyarakat akan memunculkan kebanggaan dalam di ri wirausaha. Keinginan
untuk menjadi pionir dalam bidang tertentu akan mendorong munculnya wirausaha.
5. Faktor Kemajuan teknologi, peluang internasional dan gaya hidup bebas
Menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang telah ada merupakan salah satu keahlian seorang
wirausahawan. Create new and different, kreativitas dan keinovasian sebagai landasan kewirausahaan akan muncul
apabila seorang memiliki kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Peluang internasional didukung oleh kemajuan
teknologi akan memunculkan peluang untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
luas (internasional). Dibukanya peluang internasional akan memunculkan transfer manusia, teknologi, barang dan
jasa yang memungkinkan wirausaha menciptakan barang dan jasa ke pasar yang berbeda.
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan
ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga
mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor
pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut:
1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
5. terintegrasi dan holistik.
6. Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan kewirausahaan
Menurut Kuncara[11] (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan
peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi bukanlah berarti
menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun
produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan
modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru
lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati, Tiru, Modifikasi.
Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan beberapa hal berikut:
1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar dari kerangka bisnis
yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha. Misalnya, saat ini sedang
maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia bisnis.
3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya, agar konsumen tidak
merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership, kebersamaan dan
membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan lingkungan sekitarnya
dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk meningkatkan hasil usaha yang
dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun
bertanya pada yang ahlinya.
7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu menjalankan konsep
manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari segala situasi bisnis atau usaha
yang cepat berkembang dan berubah sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis
yang baik, intuisi yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam
memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.
Sebaliknya, faktor yang menjadi penyebab kegagalan kewirausahaan menurut Saifudin (2008:3) antara lain:[12]
1. Tidak kompeten dalam manajerial
2. Kurang berpengalaman dalam oerasi dan menghasilkan produk
3. Lemah dalam pengendalian keuangan
4. Gagal dalam perencanaan program bisnis
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Kurangnya pengawasan peralatan
7. Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan transisi wirausaha
9. Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha
1. Faktor yang Berperan dalam Kesuksesan Wirausahawan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for Entrepreneural Research menemukan setidaknya ada tiga
faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yaitu:[13]
Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan
yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak
hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang
baik.
Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan
harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga
berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
3. Separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.
Dalam suatu studi yang dilakukan baru – baru ini, ada empat faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang
untuk menjadi pengusaha. Empat faktor itu adalah: Individu, kultural, masyarakat, dan gabungan dari ketiga faktor
tadi.
1. Faktor Individual
Banyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil apabila sifat wirausahawan dapat
diungkap lebih jauh, meskipun faktanya, sifat tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku
wirausahawan. Peter Drucker, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya bahwa sifat adalah
tolak ukurnya, dan sebaliknya berpendapat bahwa kewirausahaan dapat diajarkan. Seorang profesor dalam bidang
kewirausahaan sependapat dengan hal ini:

Kepada semua yang tidak takut mengambil risiko, Akan kutunjukkan kepadamu bagaimana seseorang dapat
membenci risiko. Untuk setiap orang yang terlahir sebagai anak pertama yang sukses dalam wirausaha, akan ada
satu satu orang yang terlahir sebagai anak tunggal atau anak bungsu yang sukses. Dan setiap wirausaha yang tumbuh
dengan mendengarkan pembicaraan orangtuanya yang menjadi pengusaha, akan ada pengusaha yang tumbuh karena
didikan keras orangtuanya, atau karena tidak mempunyai orangtua.

Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus, dimana sifat ini tidak dapat diajarkan.
Seorang enulis dari majalah Business Week tidak setuju dengan pendapatnya Peter Drucker, ”Mungkin Drucker
benar, bahwa sifat – sifat wirausaha dapat dipelajari, namun tidak demikian dengan jiwa wirausahawan. Seorang
wirausahawan bisa juga adalah seorang manajer, tetapi tidak semua manajer dapat menjadi wirausahawan.” Ada
pengusaha yang berpendapat,
Anda tidak bisa mengajarkan dorongan, initiative, ingenuity, atau individuality. Anda juga tidak akan bisa
mengajarkan pola pikir ataupun sifat. Anda juga tidak bisa mengajarkan pelajaran memulai sebuah usaha hanya
dengan harapan dan kemampuan berbicara kepada seseorang untuk meminjam uang (berhutang)
2. Faktor Kultural
Sebuah penemuan yang sangat umum apabila kebudayaan dan etnik dapat merepresentasikan sebuah jaringan usaha,
yang tentunya, orang – orang yang tergabung didalamnya merupakan pengusaha. Namun, kecenderungan kultur ini
masih belum jelas, karena setiap individu dalam suatu kelompok budaya tidak semuanya menjadi pengusaha dengan
alasan yang sama.
Efek dari kultur dan sifat etnis ini mungkin terangkai, karena menurut berbagai studi, kebudayaan yang berbeda
memiliki nilai dan kepercayaan yang berbeda pula. Sebagai contoh, di Jepang dikenal ada sebuah pencapaian kultur
dimana seseorang harus terus berusaha sampai mereka sukses. Faktur lain yang penting adalah bagaimana kultur
tersebut memiliki internal locus of control atau tidak. Sebagai contoh, kultur di Amerika mendukung adanya internal
locus, sedangkan di Rusia tidak.
Kultur juga mempengaruhi status kewirausahaan. Sebuah studi di Kanada, menyatakan bahwa orang India melihat
kewirausahaan sebagai sesuatu yang positif, sedangkan orang – orang Haiti melihatnya sebagai kerjaan rendahan.
Ekspektasi kultural merupakan penghalang untuk seorang Wanita bernama Puerto Rican di Washington, D.C.
Ketika dia ingin memulai usahanya, kakaknya menyuruhnya untuk segera menikah saja.
3. Faktor Masyarakat
Dalam semua lingkungan sosial, ada orang yang tidak ingin menjadi pengusaha, tetapi karena situasi dan kondisi,
mereka terpaksa menjadi pengusaha. Para pekerja di Amerika dapat dikategorikan dalam grup ini. Hal ini
disebabkan karena perubahan pangsa pasar. Para imigran di berbagai negara mencoba jalan ini apabila kemampuan
berbahasa dan ketrampilan mereka tidak sesuai. Ini disebut sebagai adaptasi. Sebuah studi faktor – faktor
etnokultural menyatakan bahwa tidak semua pengusaha muncul lewat kelompok masyarakat yang menghargai
kewirausahaan. Mereka memilih untuk berwirausaha karena ada tekanan, dan juga merupakan asimilasi sosial.
4. Kombinasi dari Ketiga Faktor
Karena ketekunan sangatlah sulit untuk diraih pada usia yang dewasa, sebaiknya jiwa kewirausahaan ditanamkan
pada anak – anak. Sebuah studi di sebuah TK mengindikasikan bahwa setiap satu dari empat anak yang ada
menunjukkan sifat kewirausahaan. Setelah beranjak ke usia remaja, hanya 3 persen dari mereka yang masih
mempertahankan sifat tersebut. Pelajaran di sekolah tidak mengajarkan sifat kewirausahaan, dan pada nyatanya
lebih ke pengajaran teori dan individu. Kreativitas dan kemampuan anak – anak pun menjadi berkurang, padahal
kreativitas itulah yang menjadi senjata utama dari pengusaha.
Wilson Harrell, seorang konsultan bisnis, merekomendasikan para orang tua untuk tidak memberikan uang saku
kepada anaknya secara cuma – cuma. Contohnya, di umur 6 tahun, Harrell memiliki stan lemon. Stan lemon itu
disuplai oleh ayahnya, mulai dari lemon, gla, dsb. sedangkan Harrell yang bekerja. Di akhir bulan, semua profit
dibagi rata. Dia percaya, bahwa pelajaran ini akan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab dan menunjukkan
kepada mereka tentang pentingnya berusaha. Sebagai hasilnya, anak belajar bagaimana integritas bukanlah sebuah
putih di atas kertas, melainkan sebuah jalan hidup.
Faktor Pendorong Menjadi Wirausahawan
Artikel Populer, Ekonomi
Apa sih yang memotivasi seseorang untuk jadi pengusaha? Setidaknya ada sembilan faktor pendorong menjadi
wirausahawan atau entrepreneur sebagai jalan hidup (Hendro dan Widhianto, 2006:103-106) yakni :
1. Faktor individu atau personal
Fakor ini merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan ataupun keluarga,
contohnya:
Pengaruh masa kanak-kanaknya; saat masih anak-anak, ia sering diajak oleh orangtua, paman, saudara, dan tetangga
ditempat yang berhubungan dengan bisnis. Pengalaman ini akan terus melekat dalam benaknya sehingga ia ingin
bercita-cita untuk menjadi pengusaha.
Perkembangan saat dewasa; pergaulan, suasana kampus, dan teman-temannya yang sering berkecimpung dalam
bisnis akan memacu dirinya untuk mengambil jalan hidup menjadi seorang entrepreneur.
Perspektif atau cita-citanya; keinginan untuk menjadi pengusaha bisa muncul saat melihat saudara, teman, atau
tetangga yang sukses menjadi entrepreneur.
2. Suasana kerja
Lingkungan pekerjaan yang nyaman tidak akan menstimulus orang atau pikirannya untuk berkeinginan menjadi
pengusaha. Namun, bila lingkungan kerja tidak nyaman, maka akan mempercepat seseorang memilih jalan kariernya
untuk menjadi seorang pengusaha.
3. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka hal itu juga semakin tidak begitu berpengaruh terhadap
keinginan dirinya untuk memilih jalan hidup sebagai wirausahawan. Rata-rata, justru tingkat pendidikan yang tidak
terlalu tinggi yang menstimulus seseorang untuk memilih kariernya menjadi seorang pengusaha.
4. Personality (Kepribadian)
Ada banyak tipe kepribadian, seperti controller,advocator, analytic, dan facilitator. Dari tipe-tipe itu, yang cenderung
mempunyai hasrat yang tinggi untuk memilih karier menjadi seorang pengusaha adalah controller dan advocator,
tetapi itu bukan sesuatu yang mutlak, karena semua bisa asalkan ada kemauan.
5. Prestasi Pendidikan
Rata-rata, orang yang mempunyai prestasi yang tidak tinggi justru punya keinginan yang lebih kuat untuk menjadi
seorang pengusaha. Hal itu didorong oleh suatu keadaan yang memaksa ia berpikir bahwa menjadi pengusaha
adalah salah satu pilihan terakhir untuk sukses, sedangkan untuk berkarier di dunia pekerja dirasakan sangat berat,
mengingat persaingan yang sangat ketat dan masih banyak para lulusan yang berpotensi yang belum mendapatkan
pekerjaan.
6. Dorongan Keluarga
Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan
berkarier sebagai entrepreneur, karena orangtua berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya.
7. Lingkungan dan Pergaulan
Jika ingin sukses, seseorang harus bergaul dengan orang yang sukses agar tertular.
8. Ingin Lebih Dihargai atau “Self Esteem”
Posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah
orang terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya, maka kebutuhan yang ingin ia raih berikutnya adalah
“Self Esteem”, yaitu ingin lebih dihargai lagi. Dan itu terkadang tidak didapatkan didunia pekerjaan atau
lingkungan, baik keluarga, teman, atau yang lain. “Self Esteem” akan memacu orang untuk mengambil karier
menjadi pengusaha (entrepreneur).
9. Keterpaksaan dan Keadaan
Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun (retired), dan menganggur atau belum bekerja, akan
dapat membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi entrepreneur, karena memang sudah tidak ada lagi
pilihan untuknya.
Dari kesembilan faktor pendorong menjadi wirausahawan di atas, tentu akan berbeda-beda porsinya bagi setiap
individu. Semakin besar mempengaruhi keputusan individu maka faktor itulah yang akan dominan sebagai
pendorongnya untuk memilih jalan hidup sebagai usahawan atau pengusaha.
FAKTOR PENGHAMBAT BERWIRAUSAHA
Selain keberhasilan, seorang wirausahawan juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan memberikan
lebih banyak pelajaran dibandingkan sekadar kesuksesan. Menurut Zimmerer (1996: 14-15) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut.
Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola
sumber daya manusia meupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan
dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan,
maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawaan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setangah-setangah dalam usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, keungkinan terjadinya
gagal mennjadi lebih besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.
Semoga faktor-faktor di atas tidak akan dialami oleh kita semua yang berwirausaha. Kegagalan adalah sukses yang
tertunda

MINDSET
Pertama, lihatlah potensi diri kita. Buat daftar potensi yang kita punya, kemudian kembangkan semua potensi yang
ada, untuk menciptakan inovasi baru.
Kedua, belajarlah dari kisah para pengusaha sukses yang sudah berhasil mengembangkan usahanya dari nol.
Dengan begitu kita akan terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka dalam menjalankan
usaha.
Ketiga, ikuti pelatihan, seminar atau sharing pengalaman usaha yang bisa membantu kita mengetahui segala
kelebihan dan kekurangan sumber daya, yang bisa kita jadikan sebagai prospek bisnis. Bila perlu, lakukan
kunjungan langsung untuk melihat proses operasional sebuah usaha.

Tips mengubah pola pikir anda


Berikut ini tips tips untuk dapat mengembangkan pola pikir yang akurat :

1. Ambillah informasi yang baik dan positif


Berfikirlah secara tenang agar anda bisa menemukan informasi yang paling baik dibidang anda dan carilah
informasi yang positif juga . setelah anda mendapatkannya pelajarilah informasi ini dengan focus. Anda bisa
memanfaatkan internet untuk mencari informasi sesuai dengan apa yang anda butuhkan. Pilih dan ambil informasi
yang positif sesuai dengan ketrampilan individu anda.

2. Jadikan panutan tokoh yang terbaik


Anda bisa mencari tokoh bisnis yang sukses yang sesuai dengan bidang yang anda inginkan dan bisa anda jadikan
panutan. Anda bisa mengambil informasi dan meniru jalan dari tokoh tersebut yang menurut anda itu baik dan cocok
dengan anda. pelajari cara mereka berfikir dan bertindak dan ambillah nasihat yang bermanfaat untuk anda. cari dan
baca biografi orang tersebut supaya anda bisa terinspirasi.

3. Bertanya pada diri sendiri


Apakah keyakinan bisa membantui dan mendukung keyakinan anda dengan kondisi anda sekarang, anda bisa
menanyakan pada diri anda. bila ada yang membuat anda tidak yakin dengan kesuksesan anda, anda dapat mencari
siapa orang yang membatasi sehingga anda tidak yakin. Anda harus bisa mengetahui siapa saja orang orang yang
memberi pengaruh tidak baik pada diri anda dan menghalangi anda. carilah juga siapa saja yang telah merubah diri
anda. mungkin secara tidak sadar anda sudah terpengaruh dan melalui pikiran bawah sadar mereka bekerja
membatasi keyakinan anda.

4. Membentuk pola pikir dengan visi dan misi


Bangunlah pola pikir anda agar dapat melihat dengan jelas langkah anda kedepan. Penting sekali melakukan
pendekatan secara proaktif karena itu bisa menuntun menuju langkah anda. agar anda dapat melihat dengan jelas
gambaran hasil akhir anda anda harus punya visi kedepan. Setelah itu baru anda dapat mewujudkan visi anda agar
menjadi sebuah tujuan yang relevan. Karena hal tersebut bisa membentuk pola pikir anda sesuai dengan visi anda.

5. Proteksi pola pikir anda


Lindungilah pola pikir anda dari informasi yang kurang baik dan berlawanan dengan yang anda yakini, karena hal
tersebut dapat menyelamatkan anda dari penentang dan orang orang yang ingin anda bimbang. Karena ini sangat
penting sekali sebab anda sudah susah payah membangun pola pikir anda. anda harus bisa menjaga rasa percaya diri
dikarenakan hal ini mempunyai pengaruh besar pada anda.
Usaha katering bisa dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan tempatnya, yaitu :

1. Katering Rumah,

usaha jasa boga yang melayani pesanan sampai dengan 100 orang. Meliputi rantangan untuk rumah tangga, pesanan
prasmanan untuk arisan/pengajian, pesanan nasi boks untuk 20-100 porsi, dan pesanan nasi tumpeng.

2. Katering Sekolah,

yaitu katering makan pagi/siang untuk Anak sekolah. Biasanya disajikan dalam rantang/tromol makan khusus anak-
anak.

3. Katering Kantor,

yaitu rantangan karyawan kantor, nasi boks atau prasmanan untuk perayaan/syukuran di kantor.

4. Katering Acara Khusus / Hajatan,

Seperti pernikahan dan perayaan. Umumnya menggunakan sistem prasmanan, tetapi kadang ditambah pula dengan
pesanan nasi boks dan tumpeng.

Dasar Pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki :

Aneka masakan dan variasinya. Memasak memang urusan selera, tetapi tetap ada standart tersendiri yang harus
dikuasai.
Kita harus pintar mengelola bahan-bahan makanan dan penggunaannya agar tidak boros dan terhindar dari
kerugian.
Perhatikan cara memasak dan menyimpan hasil masakan dengan baik. Hal ini sangat penting untuk menghindari
masakan menjadi basi/bau akibat penanganan atau penyimpanan yang salah.
Teknik berbelanja dan memilih bahan makanan agar perhitungan biaya tidak bengkak.
Informasi tempat berbelanja bahan makanan yang berkualitas baik dengan harga miring.Terkadang perlu sumber
dari beberapa tempat untuk mendapatkan bahan makanan yang baik. Misalnya, untuk sayuran segar dan murah
sebaiknya dibeli di pasar A, tetapi untuk daging sapi lebih baik dibeli di pasar B. Membeli daging ayam dan sapi ada
yang menggunakan pesan-antar.
· Informasi tempat persewaan peralatan makan dan penyajian (pemanas, pemanas sup,pyrex) yang lengkap
dan murah. Lebih baik kita tahu lebih dari satu tempat persewaan untuk menghindari kekosongan barang pada saat-
saat ramai.
Membina hubungan dengan siapa saja, bahkan dengan pesaing atau sesama pengusaha katering. Kita juga harus
tahu harga yang ditetapkan pengusaha katering lainnya agar bisa menentukan harga yang pas.

Perkiraan Modal yang diperlukan untuk Membuka Catering:

Peralatan memasak.

Untuk memasak 100 porsi misalnya, bisa dikerjakan dengan peralatan memasak yang ada dalam rumah tangga
sehingga tidak perlu terburu-buru menanam modal hanya untuk membeli peralatan baru.

Ruangan / dapur.

Untuk katering rumahan, ruangan khusus tidak perlu disiapkan. Namun sebaiknya tata dapur Anda sedemikian rupa
untuk memudahkan pekerjaan dan tambahkan rak-rak khusus untuk tempat perlengkapan memasak.
Rak khusus untuk bumbu-bumbu dapur.

Kalau perlu beri label pada tempat masing-masing bumbu untuk memudahkan proses memasak.

Keuangan.

Sebagai pemula, biasanya Anda belum bisa berutang alias masih memakai modal sendiri. Modal yang Anda
perlukan untuk berbelanja bahan-bahan makanan berkisar 60% dari harga makanan yang dipesan. Untuk pelanggan
baru, tidak ada salahnya Anda meminta uang muka untuk meminimalkan modal.
Pembayaran tempo. Sistem pembayaran ini diperlukan jika usaha Anda makin berkembang dan Anda mulai rutin
menerima pesanan dalam jumlah banyak. Jika Anda rutin memesan daging, ayam, atau sayuran pada penjual
langganan, Anda bisa membayarnya dalam tempo 1-2 minggu. Karena menyangkut kepercayaan, usahakan tepat
waktu dalam pembayaran meskipun katering Anda belum dibayar oleh si pemesan.

Kiat-kiat dalam Menjalankan Usaha Catering :

 Untuk tahap awal, sebaiknya terima pesanan khusus makanan saja, tidak termasuk pelayanan dan peralatan
makan.
 Kuasai resep pilihan dan jadikan andalan usaha katering Anda.
 Jaga kebersihan dapur, peralatan masak/makan Anda.Pastikan juga kebersihan dan kualitas bahan makanan
yang akan diolah. Hal ini penting dilakukan agar terjamin kebersihan masakannya dan menghindari
masakan cepat basi/beracun.
 Mulailah untuk memisahkan uang usaha dengan pribadi sehingga keuntungan lebih terlihat. Buat
pembukuan sederhana dari pengeluaran dan pemasukan uang setiap pesanan,seperti belanja bahan,
membayar tenaga, menyewa peralatan, transportasi dll. Biasakan meminta kwitansi setiap pembelian,
membuat tanda terima seiap menyerahkan pesanan, dan membuat kwitansi setiap penagihan.
 Setiap kali ada keuntungan, tanbahkan sebagai modal kerja atau investasikan untuk menambah peralatan
memasak sehingga peralatan Anda semaki lengkap.
 Jalin hubungan baik dengan pelanggan karena hal ini secara tidak langsung bisa mempromosikan usaha
Anda.
 Jika menawarkan katering ke kantor, usahakan buat surat penawaran resmi dan lampiri dengan aneka
pilihan menu Anda.
 Jangan lupa minta konfirmasi pesanan, yang bisa berupa tanda jadi sebesar 50% atau surat pesaanan
tertulis. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian akibat pembatalan pesanan secar sepihak.
 Tidak perlu mempunyai semua stok bahan makanan. Ada bahan makanan yang bisa dibeli dan dikerjakan
sehari sebelum pesanan diantar,seperti kerupuk, kentang goreng, dan bawang goreng. pastikan disimpan
dalam wadah yang kedap udara agar terjaga kerenyahannya.
 Jika makanan harus diantar ke tempat pemesan, perhitungkan waktu memasak serta waktu dan jarak
pengantaran. Jangan lupa masukkan biaya pengantaran ke dalam komponen harga.
 Jika usaha Anda makin berkembang dan telah menerima pesanan yang sifatnya rutin, Anda boleh
mempertimbangkan menambah tenaga. Namun, usahakan mencari tenaga harian/honorer, yaitu saudara
atau tetangga yang tahu tentang masakan. Anda juga membutuhkan sertifikasi yang diperoleh dari
Departemen Kesehatan tentang standar usaha katering. Sertifikasi penting dimiliki jika Anda ingin
menawarkan bisnis katering pada perusahaan atau pemilik/pengelola gedung.
 Beranikan menerima tawaran pesanan prasmanan/buffet jika ingin cepat maju. Anda bisa menyewa
peralatan jika belum punya dan mempekerjakan saudara/tetangga untuk membantu. Bahkan Anda bisa
memesan beberapa makanan, seperti siomay, soto mie, dan puding kepada orang lain, tetapi kualitas rasa
dan penyajian tetap Anda kontrol.
 Tambah pengetahuan tentang memasak, mengolah, dan menyajikan makanan serta manajemen dan
pemasarannya dengan kursus, seminar dan workshop, serta membaca buku, majalah dan koran.
 Gabung dengan asosiasi bisnis boga atau penggemar/hobi memasak untuk mengetahui trend dan kebutuhan
di bisnis ini.
Peluang Usaha Sampingan dalam Membuka Usaha Katering :

Menyewakan perlengkapan makan, seperti gubuk makan, taplak, dan hiasan meja makan.
Menyewakan peralatan makan, seperti pemanas, piring makan, gelas dan sendok.
Diversifikasi usaha boga lainnya seperti kursus bisnis katering dan kursus menata.

Strategi dalam Membuka Usaha Catering :

Dalam dunia usaha, kita harus pintar-pintar menggaet pelanggan dan menjaga agar pelanggan tersebut tidak kabur
ke tempat lain.
Satu tips penting :
"Tunjukkan perhatian dan penghargaan kepada teman/kerabat yang sudah membantu mempromosikan usaha Anda
sehingga Anda mendapat order berikutnya. Tidak perlu mahal, misalnya berikan seloyang puding, makaroni
panggan, atau setoples kue. Dengan perhatian/bonus tersebut dia akan lebih senang membantu promosi Anda."

Anda mungkin juga menyukai