Anda di halaman 1dari 5

VISI MISI SEBAGAI ANGGOTA PANWASKAB GROBOGAN

VISI :
Terwujudnya Panwaslu Kabupaten Grobogan menjadi sebuah lembaga
Pengawal/ Pengawas terpercaya dalam penyelenggaraan Pemilu yang
Demokratis,Bermatabat dan Berkualitas.

MISI:
1. Mewujudkan Kelembagaan dan Aparatur yang SOLID, IMPARSIAL,
MENTALITAS dan PROFESSIONAL.
2. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Lembaga
Pengawas.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan peserta Pemilu dalam
Pengawasan Pemilu.
4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat/ publik atas kinerja
Pengawasan, baik berupa upaya pencegahan, penindakan, serta
penyelesaian sengketa secara transparan dan akurat.

Penjelasan VISI :
Proses penyelenggaraan Pemilu khususnya Pengawasan harus
melibatkan para pemangku kepentingan (Stake holders) Pemilu dan harus
dilaksanakan secara Transparan, Akuntabel, Kredibel dan Partisipatif
serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan Pemilu di semua
tahapan Pemilu, oleh karena itulah sebagai Lembaga Pengawal Pemilu
harus tampil di garda terdepan bersama masyarakat dalam mengawasi
penyelenggaraan Pemilu sebagai Lembaga terpercaya,Pengawas dalam
melakukan Pengawasan harus mengedepankan pencegahan dan
penindakan, serta menyelesaikan sengketa secara professional,
Berintegritas, Netral, Transparan, Akuntabel, Kredibel dan Pastisipatif
sesuai asas dan prinsip umum penyelenggaraan Pemilu Demokratis.
- Demokratis disini dapat diartikan bahwa pelaksanaan Pengawasan
Pemilu harus secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung,
umum, bebas dan rahasia serta jujur, adil dan kompetitif yang taat
hukum, bertanggung jawab (accountable), terpercaya (credible) dan
melibatkan masyarakat (participation).
- Bermartabat artinya dalam melaksanakan Pengawasan
penyelenggaraan Pemilu berupa pencegahan dan penindakan, serta
penyelesaian sengketa sesuai dengan berani, tegas, bertanggung
jawab, jujur, adil dan bijaksana.
- Berkualitas dimaksudkan Pemilu yang memiliki Legitimasi baik dari
proses maupun hasi yang ditentukan oleh kinerja Pengawasan yang
dapat di ukur tingkat keberhasilannya (aspects of performance), strategi
Pengawasan yang dapat mencegah potensi, indikasi awal pelanggaran,
dan penanganan dugaan pelanggaran secara cepat dan tepat (aspects
of design), serta Pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan hukum
yang berlaku (aspects of conformance).

Penjelasan MISI :
Sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan Panwaslu untuk
tercapainya Visi Panwaskab, maka dijabarkan dalam Visi-Misi
Panwaskab, seperti yang di amanatkan dalam Undang-Undang No. 15
tahun 2011, tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, Undang-Undang
No. 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden, Undang-Undang No. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota DPR, DPRD, DPD, Undang-Undang No. 10 tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 1 tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang,
Panwas juga bertanggung jawab menghasilkan Pemilu Presiden, Wakil
Presiden, Anggota DPR, DPD dan DPRD, serta Pemilihan Gubernur,
Bupati yang Demokratis, Bermartabat dan Berkualitas, Transparan,
Akuntabel, Kredibel dan Partisipatif.
1. Untuk dapat melaksanakan misi pertama itu maka sangat diperlukan
Aparatur dan Kelembagaan Pengawas Pemilu yang soliditas, imparsial,
mandiri dan professional (S.I.M.P) yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
- Soliditas (S) : di Kelembagaan harus ada kekompakan tim dalam
menjalankan fungsi-fungsi kepengawasan, tanpa itu mustahil bisa
terlaksana Pengawasan yang komprehandship.
- Imparsial (I) : adalah sebuah tindakan yang pada tingkatannya lebih
tinggi dari Netralitas, Independent atau tidak memihak pada
siapapun, adil, tanpa pandang bulu dan memberikan pelayanan yang
sama.
- Mentalitas (M) : artinya Pengawas harus mempunyai mental yang
kuat dan teguh dari intervensi pihak manapun.
- Profesionalisme (P) : artinya harus bekerja sesuai dengan aturan
perundang-undangan.

2. Aset utama dalam suatu organisasi atau lembaga terutama Lembaga


Pengawas Pemilu ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini
karena nantinya segala output yang dihasilkan oleh Lembaga ini
banyak tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
SDM nya. Walaupun di dukung oleh sarana – prasarana serta dana
yang mencukupi, tapi tanpa SDM yang memadai niscaya kegiatan
Pengawasan tak akan terlaksana dengan maksimal. SDM pada
Lembaga ini merupakan asset yang tak ternilai, sehingga perlu adanya
pembinaan, pengembangan, serta bimbingan untuk menuju terjaminnya
hasil Pengawasan yang memenuhi asas penyenggara Pemilu, yaitu :
a. Mandiri g. Kepentingan Umum
b. Jujur h. Keterbukaan
c. Adil i. Proporsional
d. Akuntabilitas j. Profesional
e. Tertib k. Efektif
f. Kepastian Hukum l. Efisien
Dan tentunya harus mempunyai SIMP (Soliditas, Imparsial, Mentalitas,
Profesional) sebagai pedoman/ asas Pengawas Pemilu untuk
meningkatkan kapasitas SDM selain dengan bimbingan tehnis
(Binteks), Rakor organisasi dan penilaian kinerja perlu juga kiranya ada
Reward (penghargaan) sebagai sebuah apresiasi pada prestasi yang
telah diraih atau diberikan.
Tentu saja juga bila ada yang melanggar terhadap aturan-aturan yang
ada atau ditetapkan perlu juga diberi hukuman (Punishment). Langkah-
langkah diatas diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya
pelanggaran Pemilu, karena Panwas dapat melaksanakan tugas
pencegahan dan Pengawasan.

3. Pentingnya Pengawasan partisipatif masyarakat dalam Pemilu adalah


untuk menciptakan peningkatan Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
yang lebih berintegritas dan Kredibel.
Keberadaan masyarakat diluar penyelenggaran yang ikut berpartisipasi
dalam Pengawasan itu sangat penting karena nantinya semua
pelanggaran yang terjadi pada saat Pemilu baik yang dilakukan
penyelenggara Pemilu ataupun peserta Pemilu akan mudah terpantau
karena ada di hadapan masyarakat tadi, walaupun meraka tidak punya
kewenangan untuk melakukan penindakan dan penyelesaian.
Pengawasan Partisipasi masyarakat juga diyakini akan memunculkan
efek yang besar dalam upaya pencegahan dini terhadap terjadinya
pelanggaran terhadap perundang-undangan.
Logikanya sederhana, semakin banyak orang yang terlibat dalam
Pengawasan, orang akan berfikir berkali-kali bila ingin melakukan
pelanggaran atau kecurangan.
Disamping itu Pemilu dapat di pertegas bukan hanya menjadi hajad/
pekerjaan Penyelenggara saja, tapi hajad/ pekerjaan seluruh
masyarakat untuk menghasilkan Pemilu yang Demokratis, Bermartabat
dan Berkualitas.
4. Meningkatkan kepercayaan publik atas kinerja Pengawasan itu tak bisa
terlepas dari kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pengawas itu
sendiri disamping juga harus mempunyai prinsip Soliditas, Imparsial,
Mentalitas, Profesional (S,I,M,P) yang teguh. Pengawas juga harus
mempunyai data informasi public yang bisa disampaikan berupa :
a. Laporan Pengawasan Rutin.
b. Informasi yang berkaitan dengan Organisasi, Administrasi dan
Kelembagaan Panwaslu.
c. Informasi kegiatan dan kinerja Panwaslu.
d. Informasi Laporan Keuangan.
e. Informasi lain yang di atur di perundang-undangan.
Panwaslu juga harus menginformasikan/ menyampaikan informasi, dan
bila tidak di sampaikan akan mengganggu penyelenggaraan tahapan
Pemilu yang berakibat/ berdampak negatif terhadap kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja Pengawas.
Informasi tersebut meliputi :
a. Putusan terkait pembatalan peserta pemilihan.
b. Putusan terkait pembatalan peserta Pemilu
c. Putusan sengketa Pemilu dan pemilihan yang menjadi kewenangan
Panwaslu Kabupaten, Bawaslu Propinsi dan Bawaslu RI.
d. Putusan Bawaslu RI atas keberatan terhadap putusan Bawaslu
Propinsi terkait di diskualifikasinya dan atau tidak di izinkannya
Parpol/ gabungan Parpol untuk mengusung Paslon dalam pemilihan
berikutnya.
e. Putusan terkait dengan tindak pidana Pemilu dan Pemilihan.
f. Indeks kerawanan Pemilu.
g. Potensi kerawanan Pemilu.
Bila semua informasi itu diberitakan dengan baik sesuai aturan yang
berlaku, maka diyakini akan meningkatkan citra Panwaslu sebagai
pengawal Pemilu yang Demokratis, Berwibawa dan Bermartabat.

Disusun Oleh :
Agus Purnama, SE. (012/TIMSEL/GROBOGAN/2017)

Anda mungkin juga menyukai