JARINGAN DISTRIBUSI
Distribusi Distribusi
sekunder Primer
PMT Trf PM T
G Trf PM T
Transformator
Generator
Pemutus
Tenaga
Konsumen Besar
Konsumen Umum
Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari pusat pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat-pusat
beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung mensuplai
tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. dengan demikian unit distribusi
ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen
peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya untuk menyalurkan tenaga listrik
Sistem adalah perangkat unsur-unsur yang saling ketergantungan yang disusun untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan menampilkan fungsi yang ditetapkan. Dilihat dari
tegangannya unit distribusi dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu
1
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
2
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
3
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
4
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Trf
PMT Grd 1
Trf
Grd 9
PSO
Trf PMT Grd 1 ( PBO )
Grd 9
5
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Feeder A
Trf
PMT Grd a Grd b Grd z
Feeder B LBS
GI
PMT
Gambar 4. Konfigurasi sistem loop.
Gambar 4 Konfigurasi Sistem Lingkar ( Loop )
Feeder A LBS
6
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
PPJD TS+TC+TM
TS+TC
TS+TC+TM
Trf
Grd a Grd z
Trf
Feeder A
PMT
GI
PMT
LBS
TRAFO
DISTRIBUSI
NETWORK
PROTECCTOR
7
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
4. Kontinuitas Pelayanan
Kontinuitas pelayanan merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan yang nilainya
akan tergantung kepada jenis sarana penyalurannya, sarana peralatan pengaman yang
dipilihnya. Tingkat kontinuitas pelayanan dari peralatan penyalur tenaga listrik disusun
berdasarkan lamanya upaya untuk pemulihan suplai tenaga listrik ke konsumen setelah
mengalami pemutusan
Pada SPLN 52-3 tingkat kontinuitas pelayanan tenaga listrik tersusun seperti berikut
a. Kontinuitas tingkat 1
Pada tingkat ini memungkinkan jaringan berada pada kondisi padam dalam
waktu berjam-jam dalam rangka mencari dan memperbaiki bagian bagian yang
mengalami kerusakan karena gangguan
b. Kontinuitas tingkat 2
Kondisi jaringan padam dimungkinkan dalam waktu beberapa jam untuk
keperluan mengirim petugas kelapangan, melokalisir kerusakan dan melakukan
pengaturan switching untuk menghidupkan suplai beban pada kondisi sementara
dari arah atau saluran lain
c. Kontinuitas tingkat 3.
Dimungkinkan padam dalam waktu beberapa menit untuk kegiatan pengaturan
switching dan pelaksanaan switching oleh petugas yang stand by di gardu atau
pelaksanaan deteksi dengan bantuan Pusat Pengatur Jaringan Distribusi yang
disingkat PPJD ( DCC )
d. Kontinuitas tingkat 4
Dimungkinkan padam dalam beberapa detik, pengaturan switching dan
pengamanan dilaksanakan secara otomatis
e. Kontinuitas tingkat 5
Dimungkinkan tanpa adanya pemadaman dengan melengkapi instalasi cadangan
terpisah dan otomatisasi penuh
8
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Jaringan distribusi untuk luar kota (pedesaan) terdiri dari saluran udara dengan susunan
jaringan menggunakan konfigurasi radial yang memenuhi kontinuitas tingkat 1
sedangkan untuk daerah dalam kota terdiri dari saluran udara dengan susunan jaringan
menggunakan konfigurasi loop / gelang atau cincin atau yang lebih baik yaitu
konfigurasi spindle dengan bantuan PPJD (Pusat Pengatur Jaringan Distribusi) dimana
tingkat kontinuitas sistem ini akan menjadi lebih baik lagi
Tingkat keandalan suatu sistem merupakan kebalikan dari besarnya jam pemadaman
atau pemutusan pelayanan jadi tingkat keandalan yang tinggi dapat diperoleh dengan
memilih jaringan dengan tingkat kontinuitas pelayanan yang tinggi dan frekuensi
pemadaman karena gangguan yang rendah.
Untuk melihat unjuk kerja (performance) dari pengusahaan ketenaga listrikan yang
diusahakan PT PLN digunakan SAIDI dan SAIFI.
9
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
demikian pula dengan yang dipergunakan di Jawa Barat. Dengan demikian karakteristik
komponen-komponen sistemnya pun akan berbeda
Selain dengan saluran udara untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat tenaga
dalam hal ini pembangkitan atau Gardu Induk (GI) ke pusat pusat beban gardu (trafo)
distribusi atau kosumen dapat dilakukan dengan sarana saluran kabel tanah dan
pemilihan sarana ini akan tergantung kepada kriteria pemilihan yang dipersyaratkan .
Penggunaan jaringan listrik dengan sarana kabel akan mempunyai nilai estetika yang
lebih baik dari saluran udara sehingga cocok untuk dipergunakan di daerah perkotaan
yang padat dengan bangunan dimana saluran udara tidak mungkin lagi diterapkan
dengan tidak adanya jaminan keselamatan dan berkurangnya nilai estetika.
Biaya investasi yang lebih mahal dan sulitnya dalam menelusuri letak gangguan serta
mahalnya biaya untuk perbaikan merupakan beberapa kendala dari pemilihan saluran
kabel. Saluran kabel tidak terpengaruh dengan kondisi-kondisi diluar sehingga tingkat
keandalan sistim menjadi lebih tinggi, hanya kabel yang tercangkul yang sering tercatat
sebagai gangguan pada saluran kabel selain itu hampir tidak ada catatan Namun
demikian. sampai saat ini saluran udara merupakan pilihan yang banyak dipergunakan
PT PLN terutama untuk mensuplai tenaga listriknya keluar kota (pedesaan) dimana hal
ini dengan mudah dapat dilihat secara nyata. Rawan terhadap gangguan eksternal
merupakan salah satu kekurangan dari penggunaan saluran udara terbuka yang
dampaknya saat ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan banyak mengurangi
kepercayaan konsumen pada perusahaan Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk
jaringan distribusi tegangan menengah yang dipergunakan PT PLN secara garis besar
dapat dikelompokan dalam 4 macam formasi yaitu :
10
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Bentuk bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar–gambar seperti
berikut :
Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat, Jakarta dan
Banten sebagai tiang penopang penghantar
2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat
fasanya Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan
11
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
12
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Dengan demikian perencanaan pengaman sistem distribusi pada hakekatnya tidak dapat
dipisahkan melainkan harus terpadu (integrasi) dalam perencanaan sistem distribusi
13
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
14
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
15
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
beberapa kesulitan dengan adanya ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan biaya
investasi dan pemeliharaan peralatan. Pola-pola sistem distribusi tersebut adalah :
Sistem Pengaman :
a. Pemutus Beban (PMB) utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai
pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai )
Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistem dari gangguan-
gangguan yang bersifat temporer dan untuk koordinasi kerja dengan
peralatan pemutus / pengaman yang lain disisi hilir dan saluran cabang dari
jaringan antara lain sectionalizer dan Pengaman Lebur (fuse)
Relai Gangguan Tanah Terarah (DGFR = Directional Ground Fault Relays)
dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah
16
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Sistem Jaringan :
a. Tegangan Nominal : 20 kV
17
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
18
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Relai arus lebih jenis waktu tebalik untuk membebaskan gangguan fasa
fasa
Relai arus tanah untuk membebaskan gangguan fasa tanah
c. Saklar seksi otomatis ( SSO )
Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk
memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa seksi agar pada keadaan
gangguan permanen luas daerah (jaringan) yang terganggu diusahakan
sekecil mungkin, SSO untuk pola 2 ini akan membuka pada saat rangkaian
tidak ada arus dan tidak menutup kembali. Saklar ini bekerja berdasarkan
penginderaan dan hitungan (account) trip PMT (PBO) arus hubung singkat
dengan demikian saklar ini dipasang apabila dibagian hulu terpasang PMT
atau PBO
d. Pengaman Lebur ( Fuse )
Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran
cabang juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi sebagi
pengaman saluran terhadap gangguan gangguan yang besrsifat permanen
koordinasi antar PBO dan alat lainnya perlu dilakukan
Sistem Jaringan
a. Tegangan nominal : 20 kV
19
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Sistem Pengaman :
a. Pemutus Beban (PMB) utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai
pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai )
Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistim dari gangguan-
gangguan yang bersifat temporer dan untuk koordinasi kerja dengan
peralatan pemutus / pengaman yang lain disisi hilir dan saluran cabang dari
jaringan antara lain sectionalizer dan fuse (PL = Pengaman Lebur)
Relai Gangguan Tanah Terarah (DGFR= Directional Ground Fault Relays)
dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah
Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) dipergunakan untuk
membebaskan gangguan antar fasa
b. Saklar seksi otomatis ( SSO )
Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk memisah-
misahkan saluran utma dalam beberapa seksi agar pada keadaan gangguan
permanen luas daerah (jaringan) yang terganggu diusahakan sekecil mungkin,
SSO untuk pola sistem ini akan membuka pada saat rangkaian tidak ada arus
dan tidak menutup kembali.
20
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Saklar ini bekerja berdasarkan penginderaan dan hitungan (account) trip PMT
(PBO) arus hubung singkat dengan demikian saklar ini dipasang apabila
dibagian hulu terpasang PMT atau PBO
c. Pengaman Lebur (Fuse)
Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran cabang
juga dipasang pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk
mengamankan jaringan dan peralatan yang berada di sebelah hilirnya terhadap
gangguan permanen antar fasa dan tidak untuk mengamankan gangguan fasa
tanah.
21
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
11.1. TEGANGAN.
Stabilitas tegangan pelayanan adalah merupakan tanggung jawab perusahaan listrik
untuk mempertahankan stabilitas tegangan pelayanan kepada konsumen.
Untuk itu harus ditetapkan besarnya batas-batas toleransinya, yang antara lain
ditentukan oleh fungsi teknis pemakai.
Stabilitas tegangan meliputi 2 macam masalah :
Gangguan pada tegangan normal.
Jatuh tegangan yang berlebihan.
22
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
23
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Ada 2 macam perubahan sadapan yaitu jenis reaktor dan jenis tahanan, masing-
masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Pengaturannya dilaksanakan oleh petugas gardu induk yang bersangkutan.
Tingkatan penyetelan terdiri atas 8, 16, atau 32 buah sadapan, dengan variasi harga
keseluruhan ±10 % rating tegangannya.
Misalnya untuk trafo dengan 16 sadapan, maka masing-masing tingkat sadapan
menyatakan perubahan tegangan sebesar 1,25 %.
Selain itu, dibandingkan dengan peralatan lain untuk maksud yang sama, penggunaan
kapasitor memiliki keuntungan-keuntungan tambahan berupa biaya investasi yang lebih
24
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
murah, pemeliharaan yang lebih mudah, ukurannya yang lebih kecil serta segi teknis
rugi-rugi daya dielektriknya rendah.
Untuk maksud perbaikan tegangan, penempatan kapasitor shunt pada jaringan akan
mengakibatkan jatuh tegangan pada saluran menjadi berkurang dan dengan demikian
terjadi kenaikan tegangan.
25
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
4. Perlengkapan .
Pemasangan JTR-KU yaitu dengan menggunakan peralatan-peralatan sebagai
berikut:
1. Pole Braket.
Berfungsi sebagai tempat bergantungan suspension clamp maupun strain clamp.
Dengan demikian pole bracket ini tidak perlu dibedakan antara mounting
suspension maupun strain clamp nya.
2. Strain Clamp.
Di tiang-tiang yang menderita tarikan neutral (mesenger) dari twisted dipakai
strain clamp, misalnya tiang ujung section pole atau sudut belok besar.
3. Pengikat.
Untuk pengikat pole bracket ke tiang dipakai stain-less steel strip 20 mm x 0,7
mm yang dipasang dengan memakai stopping bucle.
4. Link.
Dipakai pemisah antara tiang dengan pipa yang keduannya pada keadaan terikat
oleh stainless steel strip.
26
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
5. Turn Buckle.
Dipakai pada tiang ujung penarikan, diatur untuk pengaturan halus sebelum di
tiang-tiang lain, selain tiang awal dan tiang ujung penarikan dikencangkan.
Spesifikasinya sendiri sesuai dengan turn buckle JTM-KU mengingat harga yang
relatif sama.
6. Suspension Clamp.
Dipakai pada tiang selain tiang awal, section atau tiang ujung yang jaringannya
lurus atau belok sampai max.400
8. Cable Joint.
Guna penyambungan kabel phasanya dipakai kawat CU 50 mm2 terisolasi,
sedang untuk netralnya adalah compression tension joint. Cable Joint biasanya
dipakai hanya karena ketidak cocokan antara panjang kabel dalam drum dengan
jarak antar tiang
27
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
9. Pembumian
Pembumian pada JTR –KU memakai kawat CU 50 mm2 terisaolasi. Kawat
terisolasi disini dipakai karena dinetral TC selalu ada arus urutan nol; yang mana
diakibatkan oleh karena sulit sekali beban yang betul-betul seimbang di masing-
masing phasa. Harga pembumian sesuai SPLN adalah 5 Ω hingga dalam tanah
tidak perlu pembumian yang melingkar seperti pada JTM-KU. Pembumian di
JTR-KU dilakukan untuk setiap 5 gawang di tiang ke 2 dari awal dan tiang ke 2
dari akhir.
Pembumian di tiang ke 2 dari awal ini juga merupakan pembumian netral
sekunder trafo distribusi.
Pembumian setiap 5 gawang dimaksudkan pula membantu pembumian yang
dirumah-rumah.
10. Pondasi.
Pada umumnya pondasi dipakai campuran pasir batu. Hanya hal-hal khusus, bila
di tiang ujung atau tempat yang tidak mungkin memakai guy set dipakai pondasi.
Untuk keadaan ini tiang pondasinya mempunyai design load 500 daN.
Pondasi mungkin juga dipakai bila kekerasan tanah dimana tiang itu ditanam
kecil.
11. Sambungan-sambungan.
Yang dimaksud sambungan-sambungan disini adalah selain dari cable joint,
seperti percabangan- percabangan. Dipakai tap conector isolated yang ada
giginya dan dilindungi dengan grace.
Karena sambunga-sambungan ini sering terjadi timbulnya kendala-kendala yang
disebabkan oleh tidak sempurnanya sewaktu pemasangan, material yang kurang
baik dan lingkungan (panas dan hujan), sehingga saat ini dikembangkan dengan
Joint Sleep / dipres.
28
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
1.DEFINISI.
a. Sambungan Tenaga Listrik (SL).
Sambungan tenaga listrik ialah pengharnar dibawah atau diatas tanah termasuk
peralatannya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara
jaringan tenaga listrik milik PLN dengan instalasi pelanggan untuk menyalurkan
tenaga listrik.
d. Titik Penyambungan.
Titik penyambungan ialah titik pada jaringan tenaga listrik tempat SL dibungkan.
29
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
Jaringan tegangan rendah ialah jaringan tenaga listrik dengan tegangan rendah
yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapan.nya dari
sumber penyaluran tegangan rendah tidak termasuk SLTR.
2. JENIS PENGHANTAR SLTR
Kabel pilin udara dengan netral bukan sebagai penggantung (lihat SPLN 42-10).
Kabel udara berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan penghantar kosentris
tembaga (lihat SPLN 42-11).
a. Kabel tanah berisolasi dan terselubung PVC dengan perisai pita baja.
b. Kabel tanah berisolasi dan berselubung PCV dengan perisai kawat baja.
c. Kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai pita baja.
a. Rugi Tegangan.
b. Tegangan Minimum.
30
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
1. KHA kabel pilin udara dengan netral bukan sebagai penggantung dapat dilihat
pada tabel I-A lampiran B.
2. KHA kabel udara berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan penghantar
kosentris tembaga dapat dilihat pada tabel II .
3.a. KHA kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai pita kawat baja
dapat dilihat pada tabel III-A lampiran B.
b.KHA kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai pita baja dapat
dilihat pada tabel III-B lampiran B.
c.KHA kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC dengan penghantar kosentris
tembaga dapat dilihat pada tabel III-C lampiran B.
31
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
TABEL I-A
2 X 10 54 3
2 X 16 72 7
4 X 16 - 4
4 X 10 54 3
4 X 16 72 7
4 X 25 102 133
4 X 35 125 -
SPLN 42-10
TABEL I-B
3 x 70 + 50 196
32
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
SPLN 42-10
TABEL II
1 x 10 61 55 83 75
1 x 16 88 79 113 102
1 x 25 119 106 - -
3x6 - - 52 47
3 x 10 52 47 71 64
3 x 16 75 67 96 86
3 x 35 123 110 - -
SPLN 42-11
33
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
TABEL III-A
2 X 16 78 69 62 54 115 102 90 78
4 X 16 78 69 62 54 110 89 80 70
SPLN 43-2
34
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
TABEL III-B
2 X 16 78 69 62 54 100 89 90 70
4 X 16 78 69 62 54 100 80 80 70
SPLN 43-3
35
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Jaringan Distribusi
TABEL III-C
2 X 16 78 69 62 54 115 108 90 78
4 X 16 78 69 62 54 100 89 80 70
SPLN 43-4
36