Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LINGKUNGAN KERJA

2.1. Hubungan Tempat Kerja Terhadap Lingkungan


Dengan adanya tempat-tempat kerja yang diselenggarakan manusia untuk kegiatan
kerja, pelatihan dan pendidikan kerja bahkan untuk perusahaan/industri , ternyata
mempunyai dampak yang baik maupun yang kurang baik terhadap lingkungan. Dampak
yang baik biasanya bersifat sosial ekonomis, misalnya : naiknya taraf hidup masyarakat
sekitar maupun tersedianya sarana dan prasarana umum. Dampak yang negatif biasanya
menyangkut segi kesehatan masyarakat maupun pencemaran lingkungan.

Pada masa lampau, akibat buruk terhadap lingkungan kurang diperhatikan, karena
sedikit banyak dampak negatif ini masih dapat dinetralisisr oleh alam itu sendiri. Namun
pada saat ini, sejalan dengan perkembangan dan kemajuan industri serta kepadatan tempat
permukiman, usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan semakin digalakkan. Walaupun
lingkungan hidup ini sangat luas lingkupnya, namun ada beberapa hal yang berkaitan
dengan kegiatan kerja dalam teknik bangunan, yang akan dibahas dalam bab ini. Dengan
pembahasan ini diharapkan kita dapat memberikan sumbangan dalam melestarikan
lingkungan melalui profesi kita.

Lingkungan kerja dapat dipandang secara makro dan secara mikro. Secara makro
adalah tempat-tempat kerja itu sendiri sebagai lingkungan kerja dari para pekerja, dan secara
mikro adalah daerah sekitar sebagai lingkungan dari tempat kerja itu sendiri. Daerah
lingkungan kerja secara makro dapat sampai beberapa kilometer bergantung dari gangguan
yang ditimbulkannya.

Contoh-contoh pengaruh buruk terhadap lingkungan kerja adalah :


a. Serbuk mesin gergaji dan mesin ketam akan mengotori udara sehingga membahayakan
pekerja. Begitu pula suaranya akan mengganggu pendengaran (tinjauan secara mikro);

8
b. Buangan (limbah) pabrik akan mencemari daerah sekitar, sehingga merusak/mematikan
tanaman, ikan dan sebagainya. (tinjauan secara makro).
c. Suara kebisingan suatu pabrik akan mengganggu pendengaran masyarakat sekitarnya.
(tinjauan secara makro).

Pengotoran udara dapat mengganggu kesehatan manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan


piaraan. Pengotoran air dan udara menduduki tempat yang paling berpengaruh buruk
terhadap kesehatan. Oleh sebab itu lingkungan ini harus kita jaga sehingga pencemaran-
pencemaran itu dapat ditekan sekecil-kecilnya.

2.2. Pencemaran Udara


2.2.1. Pengotoran oleh Debu
Yang disebut debu adalah partikel-partikel kecil dengan diameter kurang lebih
1/1.000.000 cm, yang terdapat dalam udara. Debu ini dapat masuk ke paru-paru bersamaan
dengan pengambilan napas. Sebetulnya tubuh kita sudah dilengkapi dengan rambut hidung,
tetapi hanya dapat menahan kira-kira 50% debu. Bila udara mengandung partikel debu
terlalu banyak, maka debu itu mencapai jaringan paru-paru dalam jumlah yang banyak,
sehingga menimbulkan penyakit yang biasa dikenal dengan phumocosis. Terdapat berbagai
jenis phumocosis berdasarkan jenis debu yang dihisapnya :
a. Anthracosis, yang disebabkan oleh debu arang
b. Byssunisis, yang disebabkan oleh debu kapas.
c. Bagassosis, karena batang tebu.
d. Fibrosis, karena debu yang mengandung alumunium.
e. Asbestosis, karena debu yang mengandung serabut asbes

Untuk mencegah butiran partikel mengotori udara sekliling, perlu dihindarkan


sumbernya atau dialirkan udara sebelum ke atmosfir, atau pula mngurangi jumlahnya
butiran partikel, misalnya :
a. Penyikat basah
b. Pengendap elektrostatis
c. Saringan kain

9
d. Ventilasi biasanya dibantu dengan kipas angin untuk meniup udara tercemar
menjauhi pekerjaan
e. Pemakaian pelindung pernafasan
f. Cerobong asap/debu dengan atau tanpa alat penghisap.

2.2.2. Pengotoran Gas-gas Beracun


Gas-gas beracun sangat brbahaya, dan lingkungan yang tercemar oleh gas-gas ini
harus dihindarkan. Gas-gas tersebut, misalnya, oksida belerang, oksida nitrogen, karbon
monoksida, hidro karbon, yang dihasilkan antara lain oleh pembakaran bahan bakar fosil
dalam suhu tinggi. Selain itu hidro karbon dapat pula diakibatkan oleh penguapan minyak.
Jumlah kandungan bahan ini harus selalu terkontrol. Untuk pekerjaan bangunan pengotoran
gas beracun ini jarang terjadi.

2.3. Pencemaran Air


Air buangan suatu pabrik harus dapat diusahakan jangan sampai membahayakan
lingkungan. Ada pula air buangan yang masih dapat dipakai lagi berkali-kali dengan cara
mengontrolnya dan menyesuaikannya terhadap syarat-syarat tertentu dari suatu proses.
Beberapa cara yang dapat dipakai hal-hal brikut :
a. Netralisasi air dengan kapur atau Na OH. Air yang sudah netral selanjutnya dapat
disalurkan ke sungai, sedangkan endapan yang terbentuk dapat ditumpuk.
b. Menghilangkan minyak (oil removal) yaitu dengan mengendapkan air tersebut di dalam
bak-bak. Partikel-partikel akan turun, sementara minyak akan terletak di atas permukaan
dan dapat disapu.

Bau, rasa, dan warna air buangan harus juga dikontrol, jangan sampai mengganggu
lingkungan, lebih-lebih bila air itu masih akan digunakan untuk kehidupan mahluk. Air
buangan apabila masih baik dialirkan ke sungai atau danau. Temperatur sungai harus tetap
terjaga di bawah 5 derajat Farenhaid.

10
Demikian pula kekeruhan jangan sampai mngganggu kehidupan mahluk yang
memakainya. Zat-zat kimia dapat pula menghasilkan bau yang tidak enak, menjadikan rasa
air yang kurang segar mengakibatkan rasa ikan menjadi kurang enak.

2.4. Gangguan Suara


Apabila kita kerja dibengkel-bengkel ataupun di tempat-tempat kerja yang
menggunakan mesin, akan terdengar suara-suara yang bising yang cukup mengganggu
pendengaran. Bising diakibatkan oleh suara yang kita dengar akibat adanya getaran udara
yang berassal dari sumber getaran dan sampai ke telinga kita. Tidak semua getaran dapat
kita terima melalui pendengaran. Ada batas-batas jumlah frekuensi dan amplitudo tertentu.
Getaran yang kita dengar mempunyai frekuensi 20 sampai 20.000 Hz, atau 0 sampai 140 dB.
Intensitas kebisingan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
0 dB batas pendengaran
Suara sangat tenang 20 dB berisik
suara tenang 40 dB radio (tidak keras), kantor
suara sedang 60 dB klakson (lemah) jarak 7 M, mesin tulis
suara kuat 80 dB orkes
suara sangat gaduh 100 dB klakson keras, kamar mesin
suara menukikan 120 dB mitraliur jarak 2 M
140 dB batas sakit
Bila seseorang sering mendapat gangguan bising yang tingkat bisingnya tinggi, akan
makin cepatlah pengurangan pendengarannya. Menurut beberapa penelitian prosentase
timbul penyakit, angka keguguran dan serangan jantung banyak trjadi ditempat -0 tempat
yang bising. Akibat yang langsung berhubungan dengan produksi ialah merosotnya prestasi
kerja karyawan.

2.4.1. Gangguan kebisingan terhadap lingkungan bengkel


Gangguan kebisingan terhadap lingkungan bengkel dapat diatasi dengan cara :
a. Perencanaan tata letak bengkel, yaitu dengan mrencanakan letak bengkel jauh dari tempat
tinggal, tempat belajar, misalnya : dengan menentukan lokasi industrial estate. Namun
kebutuhan akan tmpat tinggal yang meningkat seperti sekarang ini sukar diterapkan.
b. Mnggunakan bahan bangunan dan akustika yang tepat yaitu melengkapi bangunan-
bangunan dengan bahan-bahan yang meresap getaran suara.

11
c. Membuat tirai/tameng penahan bising, misalnya dinding-dinding, dan tanaman (pohon-
pohonan).
d. Menimbulkan sumber-sumber bunyi baru yang dapat melawan kebisingan yang lama.
Kedua bunyi bising ini dalam ukuran-ukuran tertentu dapat saling menghapus.

2.4.2. Gangguan Kebisingan di Ruang Kerja/Bengkel


Diruang kerja/bengkel kebisingan sering terjadi karena suara mesin, pukulan-
pukulan terhadap benda kerja dan lainnya. Kebisingan ini sedikit banyak menjadi tidak enak
didengar dan bahkan dapat mengganggu ketenangan para pekerja. Bahkan bila nada suara
yang terjadi itu melebihi kemampuan selaput telinga, akan dapat mengganggu kesehatan
pendengaran. Pada bengkel kerja tangan suara yang terjadi tidak begitu mengganggu. Suara
ini berasal dari :
a. Pemukulan benda kerja kayu, besi maupun listrik
b. Pengikiran benda kerja pnggergajian, pemahatan
c. Letupan-letupan pada bengkel las

Pada bengkel-bengkel yang menggunakan mesin, suara yang terjadi biasanya sangat
mngganggu, misalnya :
a. Suara-suara di bengkel automotif
b. Suara-suara akibat bunyi pembangkit listrik, motor pembangkit tenaga
c. Suara-suara akibat mesin-mesin ketam, mesin gergaji, mesin bor, frais, bubut, dan
semacamnya, lebih-lebih bila mata pisaunya tumpul.
Pada keadaan seperti ini biasanya pekerja menggunakan alat penutup telinga.

2.5. Kebersihan, Ventilasi, Penerangan dan Tata Ruang Bengkel


2.5.1. Kebersihan
Kebersihan dan keteraturan harus dijaga disetiap tempat kerja, lebih-lebih di bengkel
kerja. Lantai bengkel harus rata dan tidak licin supaya mudah dibersihkan dan tidak mudah
menjatuhkan pekerja. Alat-alat kerja kayu biasanya tertimbun di dalam sisa-sisa kayu
sehingga sukar dicari. Akan tetapi dengan menciptakan tempat kerja yang mudah
dibersihkan alat-alat tersebut mudah dicari lagi.

12
2.5.2. Ventilasi
Ruangan kerja harus cukup mnjamin peredaran udara di dalam ruangan. Dengan
baiknya ventilasi pekerja akan nyaman dalam pelaksanaan tugasnya. Luas ventilasi dapat
dibuat sekitar 10% dari luas lantai. Suhu kamar yang ideal sekitar 20o – 25o Celcius. Gerak
udara dalam ruang juga harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras karena dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, misalnya : masuk angin, pilek. Namun, gerak udara yang
lambat akan menyebabkan perasaan yang kurang nyaman. Gerak udara ini dibuat sekitar 5 –
20 cm/detik.

2.5.3. Penerangan
Penenerangan dalam tempat kerja harus pula cukup memadai sehingga pekerja dapat
melihat benda kerja dengan jelas. Penerangan yang kurang mengakibatkan cacad mata tetap.
Untuk mendapatkan penerangan yang cukup dengan memanfaatkan sinar matahari, dapat
merancang gedung bengkel dengan bentuk atap gergaji. Sinar matahari akan dapat masuk ke
ruangan dengan maksimal. Pada ruangan yang tidak memungkinkan diterangi dengan sinar
matahari, dapat digunakan penerangan buatan, misalnya dengan lampu listrik.
Tabel berikut menunjukkan tingkat penerangan yang baik
Pekerjaan terhadap Tingkat penerangan
Barang besar 50 lux - 100 lux
Barang kecil 100 lux - 200 lux
Barang kecil (teliti) 300 lux - 500 lux
Kontras 500 lux - 1000 lux

2.5.4. Tata ruang


Tata ruang bengkel kerja tidak saja berpengaruh terhadap keefektifan kerja, tetapi
juga keselamatan kerja. Pada perencanaan tempat kerja usahakanlah supaya ”barang kerja”
yang akan diproses mulai dari masuk sampai keluar (selesai) menempuh jarak yang
sependek-pendeknya. Penempatan alat-alat kerja dan mesin-mesin harus sedemikian
sehingga barang yang hendak dimuat, setelah meninggalkan mesin yang satu dapat siap di
mesin berikutnya. Ruang gerak pekerja harus dijaga supaya mereka dapat leluasa dan
teratur. Tempat alat-alat kecil misalnya : ketam, pahat, gergaji, meteran, palu, obeng, kunci

13
pas, peralatan las harus ditempatkan dengan baik dan rapi serta mudah terkontrol apabila
hilang atau kurang. Caranya alat-alat tersebut ditempatkan/disimpan dalam almari atau
ruang khusus dimana pengeluaran dan pengambilannya di administrasikan.

2.5.5. Poster-poster
Di dalam ruang kerja dapat pula dipasang poster-poster, peringatan, untuk selalu
mengingatan pekerja dan siapapun yang berada di dalam ruang tersebut, agar mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Poster ini dapat berupa kata-kata misalnya : ”dilarang
merokok”, ”pakailah topi pengaman”. Dapat pula poster ini dilengkapi dengan gambar
dan warna yang menarik. Ada baiknya poster ini secara periodik diganti, sebab lama
kelamaan pekerja menjadi bosan dan jarang memperhatikan poster-poster tersebut.

2.5.6. Tanda-tanda Bahaya Kebakaran


Bahaya kebakaran setiap saat mungkin saja terjadi, akibat keteledoran pekerja
maupun sebab-sebab lainnya. Pada perencanaan tata ruang bengkel/gedung harus pula
diperhatikan alat-alat tanda bahaya kebakaran (alarm) yang dapat dibunyikan setiap orang
apabila terjadi kebakaran. Dengan tanda-tanda ini, maka banyak orang akan cepat
mengetahui dan bisa mengambil tindakan dengan cepat. Tanda-tanda ini dapat berupa alat
yang paling sederhana sepeti lonceng dengan jenis pukulan tertentu, maupun yang medern
seperti fire alarm. Fire alarm yaitu alat yang berbentuk segi empat atau bundar yang
memakai kaca disertai alat pemukul. Bila kaca penutup bel dipecahkan, maka berderinglah
lonceng secara terus-menerus, sebagai tanda-tanda kebakaran.

2.5.7 Pintu Bahaya/Tangga Bahaya


Pintu bahaya/tangga bahaya diperlukan pada tempat-tempat kerja yang mempunyai
banyak pekerja, untuk dapat digunakan menyelamatkan diri sewaktu-waktu ada kebakaran
atau bahaya sejenisnya. Juga untuk gedung-gedung pertemuan, gedung bioskop pintu
bahaya ini tidak boleh diabaikan. Untuk yang bertingkat selain pintu bahaya diperlukan pula
tangga bahaya, agar orang/pekerja di lantai atas dapat cepat turun bila ada bahaya
kebakaran. Pintu bahaya harus mempunyai lebar 2 m, serta membuka keluar dan tidak boleh

14
ada rintangan di mukanya. Pintu dorong boleh diadakan hanya dengan persetujuan dari yang
berwenang.

2.6 Bahaya Terhadap Aliran Listrik


Sekarang banyak mesin-mesin dibengkel yang menggunakan tenaga listrik. Listrik
sangat bermanfaat, tetapi mengandung juga bahaya bila terkena tubuh manusia. Bahaya
inilah yang harus kita hindarkan, yaitu dengan memperhatikan petunjuk sbb :
a. Jangan membesarkan zekring. Zekring adalah untuk mengamankan instalasi dan
peralatan listrik terhadap adanya hubungan singkat (konsleting) atau beban yang
berlebihan. Terjadinya hubungan singkat akan memutuskan zekring yang ukurannya
telah ditentukan oleh peraturan. Dengan putusnya zekring, peralatan akan aman dari
bahaya terbakar. Oleh sebab itu janganlah memperbesar zekring, karena dengan begitu
zekring tidak akan putus apabila terjadi konsleting sehingga instalasi menjadi sangat
panas dan akhirnya terbakar. Sering juga ada yang memasang beberapa utas kawat pada
bagian luar peluru zekring yang sudah putus. Perbuatan ini melanggar peraturan. Zekring
yang sudah putus harus diganti dengan zekring yang baru yang mempunyai kode yang
sama. Seyogyanya sediakan cadangan zekring secukupnya dengan warna yang sama
seperti aslinya.
b. Jangan memasang steker bertumpuk. Pemasangan steker bentuk T yang bertumpuk pada
sebuah stok kontak, lantas saluran-saluran itu dihubungkan ke alat listrik mengakibatkan
bertumpuknya beban pada stop kontak. Beban yang besar ini menyebabkan arus listrik
menjadi besar dan akibatnya stop kontak menjadi sangat panas. Apabila kendor (kurang
pas) pada sela stop kontak akan timbul bunga api yang bisa membakar stok kontak.
Penggunaan yang diizinkan ialah satu stop kontak maksimum dua steker tunggal.
c. Jangan biarkan saluran listrik dalam keadaan terbuka. Kabel-kabel yang lecet dan sudah
lama/tua jangan dipaksakan dipakai lagi sebab sangat bebahaya. Demikian pula
hubungan-hubungan yang lain harus diusahakan tetutup.
d. Jangan menambah saluran sendiri. Penambahan saluran sendiri tanpa seizin PLN atau
melalui instalatir resmi akan mengundang bahaya. Bahaya tersebut mungkin karena
salah sambung atau salah pemilihan material (bahan) listrik. Bahan-bahan listrik yang
dipasang harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PLN/LMK.

15
2.7 Bahaya Terhadap Kebakaran
Pada pabrik-pabrik besar biasanya dibentuk organisasi pemadam kebakaran yang
dapat mengatasi api kebakaran yang timbul sewaktu-waktu. Pada bengkel-bengkel kerja
cukup menyediakan tabung-tabung pemadam kebakaran. Pekerja-pekerja harus terampil
menggunakan alat-alat pemadam kebakaran beserta cara-caranya.

Jenis api kebakaran dapat dibedakan menurut kelas-kelasnya, yaitu :


a. Dari kebakaran benda padat seperti kayu, tekstil, kertas.
b. Dari kebakaran benda cair seperti bensin, minyak, solar.
c. Api kebakaran akibat listrik.

2.7.1 Beberapa cara dan alat untuk mengatasi kebakaran


Berbagai cara mengatasi kebakaran adalah dengan :
a. Isolasi, yaitu memutuskan udara luar dengan barang/benda yang terbakar.
b. Pendinginan, yaitu penyerapan panas oleh bahan lain seperti air, karung goni yang besar,
batang pisang.
c. Menguraikan/memisahkan atau menjauhkan benda-benda lain yang belum terbakar
sehingga api tidak menjalar ke benda lain. Sedang alat-alat yang dipakai adalah antara
lain :
a) Alat-alat tradisional yaitu air, tangga, tongkat berkait, bak pasir, sekop, ember, karung
yang dibasahi dan sejenisnya dipakai untuk menyiram sumber kebakaran. Pada pabrik
yang besarnya biasanya terdapat kran beserta slang yang panjangnya ± 50 meter yang
gunanya untuk mendekati dan menyemprot sumber kebakaran. Tangga dan tongkat
berkait dapat dipakai untuk menyingkirkan benda-benda yang belum terkena api atau
memisahkan dari sumber kebakaran. Bak pasir beserta skop dapat digunakan untuk
menimbuni api supaya padam. Karung basah digunakan untuk menyerap panas api
sehingga padam. Namun harus diingat bahwa tidak semua api dapat dipadamkan
dengan air. Air hanya tepat untuk kebakaran pada kertas, kayu, kain dan sejenisnya.
Untuk kebakaran akibat listrik tidak tepat menggunakan air, sebab air justru
merupakan penghantar listrik.

16
Gambar 2.1. Alat pemadam kebakaran tradisional

d. Sekarang banyak dijual alat pemadam kebakaran seperti Yamato atau Graviner. Pada
setiap tabung pemadam kebakaran (extinguiser) selalu diberi keterngan baik tipe
maupun kegunaanya. Alat pemadam kebakaran tersebut tepat digunakan sesuai
dengan jenis-jenisnya. Penggunaan yang salah akan mengakibatkan bahaya lebih
besar lagi, misalnya api akan makin berkobar. Sekarang sudah banyak dijual
pemadam yang multi purpose, yang dapat digunakan untuk bermacam-macam
kebakaran. Cara menggunakan alat pemadam kebakaran dalam keterangan pemakaian
tabung Yamato adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2. Tabung Pemadam Kebakaran

Cara pengguaan tabung pemadam kebakaran :


1. Lepaskan kunci pengaman
2. Peganglah alat dalam keadaan tegak, lepaskan pipa dari klip.
17
3. Pijitlah pengatup, arahkan corong ke sumber/pangkal api.
4. Bilamana api kebakaran ada diluar bangunan, dan kebetulan ada angin, maka
arahkan pancaran dari zat pemadam searah dengan arah angin, baik dari samping
kii maupun kanan.
5. Perhatian : pengatup hanya boleh dipijit untuk memadamkan.

Berikut ini tabel klasifikasi api dan pemilihan jenis penyemprot


TABEL KLASIFIKASI API
DAN PEMILIHAN JENIS PENYEMPROT

A
Kelas B C
Kayu, kertas
Jenis Minyak, Bensin Peralatan Listrik
dll.
Pemadam

Air Sangat baik Kurang baik Berbahaya

Hanya untuk
Serbuk kering Sangat baik Baik
api kecil
Sangat baik
Cairan
Hanya untuk terutama untuk
asam-arang baik
api kecil mencegah
(CO2)
pengotoran
Sangat baik
Hanya untuk bilamana besar
Busa Berbahaya
api kecil kemungkinan
menyala lagi *)
Kurang Sangat baik untuk Sangat baik
Carbon tetra
baik,bahaya api kecil,tetapi tetapi bahaya
Khlorida
asap bisa bahaya asap bisa asap bisa
(CCL 4)
menyebar menyebar menyebar
Sangat baik untuk Sangat baik
Khloro Kurang baik
api kecil tetapi tetapi bahaya
Brom bahaya asap
bahaya asap bisa asap bisa
Methane bisa menyebar
menyebar menyebar
* ) Diperlukan busa khusus untuk cairan yang dicampur air, misalnya asetan, glyserine,
alkohol dan sebagainya

18
2.7.2 Langkah – langkah untuk Menghindarkan dan Mengatasi Bahaya Kebakaran.
Langkah – langkah untuk menghindarkan bahaya kebakaran harus dapat dibiasakan
dalam tindakan para pekerja. Demikian pula cara – cara mengatasi kebakaran yang terjadi
haruslah dapat dilaksanakan dengan kebakaran itu. Dalam hal pencegahan/ menghindarkan
dari bahaya kebakara, peranan tata tertib, poster dan aturan lain sangat besar. Di bawah ini
deberikan pedoman – pedoman cara menghindarkan dan mengatasi kebakaran – kebakaran
untuk bengkel teknik.

a. Di dalam bengkel kayu


1. Dilarang merokok dalam ruangan bengkel, karena api rokok membawa kemungkinan
kebakaran.
2. Bekas – bekas kayu yang harus segera disingkirkan, hendaknya dibuang ke tempat
sampah dan selanjutnya dibakar. Pembakarannya harus diawasi sampai selesai.
3. Jangan menyimpan bahan tidak pada tempatnya, barabg atau alat yang mudah
menimbulkan api, misalnya bensin, solar, spiritus dan sebagainya.

b. Di tempat pembakaran sampah


1) Tentukan tempat pembuangannya atau pembakarannya jauh dari bangunan, untuk
menghindarkan perambatan api ke bangunan.
2) Sebelum sampah dibakar, kumpulkanlah sampah tersebut di satu tempat timbunan.
Bakarlah dan usahakan api tidak berceceran
3) Jangan membakar sampah sewaktu angin bertiup kencang. Apabila terpaksa berhati
– hatilah.!
4) Bakarlah sampah disetiap kesempatan yang baik.

c. Di bengkel yang menggunakan alat – alat listrik


1) Dilarang mencoba –coba melakukan pekerjaan listrik yang belum dimengerti.
2) Dilarang mengganti kawat zekring dengan kawat yang lebih besar ukurannya.
3) Dilarang melakukan pekerjaan listrik dekat dengan penyimpanan gas,minyak,
bensin, atau bahan lain yang mudah menimbulkan kebakaran.

19
4) Tutuplah tempat – tempat skakelar dengan kotak untuk mencegah bunga api.
5) Dilarang menggunakan bahan – bahan terutama kabel – kabel yang sudah rusak atau
tua, karena hal itu mudah menimbulkan hubungan singkat dan selanjutnya
menimbulkan api.

Sedang langkah- langkah untuk mengatasi bahaya kebakaran, harus melihat jenis api
yang terjadi.

a) Untuk kebakaran bahan padat (kayu, bambu, kain, kertas)


1) Bila api masih kecil gunakanlah karung basah, pasir atau Yamato.
2) Bila api sudah membesar gunakanlah air. Secara bersamaan juga berusahalah
menjauhkan semua bahan yang berdekatan dengan sumber api dan menyiramnya
dengan air upaya api tidak menjalar.
3) Bilamana ada kemungkinan api tidak dapat dikuasai, lapor pada instasi pemadam
kebakaran.

b) Untuk kebakaran bahan cair ( bensin, solar, minyak )


1) Bila api masih kecil gunakanlah karung basah, pasir atau Yamato.
2) Jauhkanlah barang – barang yang mungkin dapat terjangkau api.
3) Bila cairan yang terbakar sudah habis sedangkan api kebakaran masih besar dan
bahkan pindah benda lain, pergunakanlah air/semburan air sesuai langkah pada a. di
atas.

c) Untuk api akibat listrik :


1) Putuskan semua hubungan arus listrik, yaitu semua sakelar di ruangan terutama
hubungan di induk/gardu.
2) Bila diragukan bahwa arus listrik masih ada, jangan menyembur dengan air atau
cairan lain.
3) Gunakan tabung pemadam yang bersimbul C yang didalamnya terdapat tepung untuk
pemadam api secara khusus.

20
21

Anda mungkin juga menyukai