LINGKUNGAN KERJA
Pada masa lampau, akibat buruk terhadap lingkungan kurang diperhatikan, karena
sedikit banyak dampak negatif ini masih dapat dinetralisisr oleh alam itu sendiri. Namun
pada saat ini, sejalan dengan perkembangan dan kemajuan industri serta kepadatan tempat
permukiman, usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan semakin digalakkan. Walaupun
lingkungan hidup ini sangat luas lingkupnya, namun ada beberapa hal yang berkaitan
dengan kegiatan kerja dalam teknik bangunan, yang akan dibahas dalam bab ini. Dengan
pembahasan ini diharapkan kita dapat memberikan sumbangan dalam melestarikan
lingkungan melalui profesi kita.
Lingkungan kerja dapat dipandang secara makro dan secara mikro. Secara makro
adalah tempat-tempat kerja itu sendiri sebagai lingkungan kerja dari para pekerja, dan secara
mikro adalah daerah sekitar sebagai lingkungan dari tempat kerja itu sendiri. Daerah
lingkungan kerja secara makro dapat sampai beberapa kilometer bergantung dari gangguan
yang ditimbulkannya.
8
b. Buangan (limbah) pabrik akan mencemari daerah sekitar, sehingga merusak/mematikan
tanaman, ikan dan sebagainya. (tinjauan secara makro).
c. Suara kebisingan suatu pabrik akan mengganggu pendengaran masyarakat sekitarnya.
(tinjauan secara makro).
9
d. Ventilasi biasanya dibantu dengan kipas angin untuk meniup udara tercemar
menjauhi pekerjaan
e. Pemakaian pelindung pernafasan
f. Cerobong asap/debu dengan atau tanpa alat penghisap.
Bau, rasa, dan warna air buangan harus juga dikontrol, jangan sampai mengganggu
lingkungan, lebih-lebih bila air itu masih akan digunakan untuk kehidupan mahluk. Air
buangan apabila masih baik dialirkan ke sungai atau danau. Temperatur sungai harus tetap
terjaga di bawah 5 derajat Farenhaid.
10
Demikian pula kekeruhan jangan sampai mngganggu kehidupan mahluk yang
memakainya. Zat-zat kimia dapat pula menghasilkan bau yang tidak enak, menjadikan rasa
air yang kurang segar mengakibatkan rasa ikan menjadi kurang enak.
11
c. Membuat tirai/tameng penahan bising, misalnya dinding-dinding, dan tanaman (pohon-
pohonan).
d. Menimbulkan sumber-sumber bunyi baru yang dapat melawan kebisingan yang lama.
Kedua bunyi bising ini dalam ukuran-ukuran tertentu dapat saling menghapus.
Pada bengkel-bengkel yang menggunakan mesin, suara yang terjadi biasanya sangat
mngganggu, misalnya :
a. Suara-suara di bengkel automotif
b. Suara-suara akibat bunyi pembangkit listrik, motor pembangkit tenaga
c. Suara-suara akibat mesin-mesin ketam, mesin gergaji, mesin bor, frais, bubut, dan
semacamnya, lebih-lebih bila mata pisaunya tumpul.
Pada keadaan seperti ini biasanya pekerja menggunakan alat penutup telinga.
12
2.5.2. Ventilasi
Ruangan kerja harus cukup mnjamin peredaran udara di dalam ruangan. Dengan
baiknya ventilasi pekerja akan nyaman dalam pelaksanaan tugasnya. Luas ventilasi dapat
dibuat sekitar 10% dari luas lantai. Suhu kamar yang ideal sekitar 20o – 25o Celcius. Gerak
udara dalam ruang juga harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras karena dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, misalnya : masuk angin, pilek. Namun, gerak udara yang
lambat akan menyebabkan perasaan yang kurang nyaman. Gerak udara ini dibuat sekitar 5 –
20 cm/detik.
2.5.3. Penerangan
Penenerangan dalam tempat kerja harus pula cukup memadai sehingga pekerja dapat
melihat benda kerja dengan jelas. Penerangan yang kurang mengakibatkan cacad mata tetap.
Untuk mendapatkan penerangan yang cukup dengan memanfaatkan sinar matahari, dapat
merancang gedung bengkel dengan bentuk atap gergaji. Sinar matahari akan dapat masuk ke
ruangan dengan maksimal. Pada ruangan yang tidak memungkinkan diterangi dengan sinar
matahari, dapat digunakan penerangan buatan, misalnya dengan lampu listrik.
Tabel berikut menunjukkan tingkat penerangan yang baik
Pekerjaan terhadap Tingkat penerangan
Barang besar 50 lux - 100 lux
Barang kecil 100 lux - 200 lux
Barang kecil (teliti) 300 lux - 500 lux
Kontras 500 lux - 1000 lux
13
pas, peralatan las harus ditempatkan dengan baik dan rapi serta mudah terkontrol apabila
hilang atau kurang. Caranya alat-alat tersebut ditempatkan/disimpan dalam almari atau
ruang khusus dimana pengeluaran dan pengambilannya di administrasikan.
2.5.5. Poster-poster
Di dalam ruang kerja dapat pula dipasang poster-poster, peringatan, untuk selalu
mengingatan pekerja dan siapapun yang berada di dalam ruang tersebut, agar mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Poster ini dapat berupa kata-kata misalnya : ”dilarang
merokok”, ”pakailah topi pengaman”. Dapat pula poster ini dilengkapi dengan gambar
dan warna yang menarik. Ada baiknya poster ini secara periodik diganti, sebab lama
kelamaan pekerja menjadi bosan dan jarang memperhatikan poster-poster tersebut.
14
ada rintangan di mukanya. Pintu dorong boleh diadakan hanya dengan persetujuan dari yang
berwenang.
15
2.7 Bahaya Terhadap Kebakaran
Pada pabrik-pabrik besar biasanya dibentuk organisasi pemadam kebakaran yang
dapat mengatasi api kebakaran yang timbul sewaktu-waktu. Pada bengkel-bengkel kerja
cukup menyediakan tabung-tabung pemadam kebakaran. Pekerja-pekerja harus terampil
menggunakan alat-alat pemadam kebakaran beserta cara-caranya.
16
Gambar 2.1. Alat pemadam kebakaran tradisional
d. Sekarang banyak dijual alat pemadam kebakaran seperti Yamato atau Graviner. Pada
setiap tabung pemadam kebakaran (extinguiser) selalu diberi keterngan baik tipe
maupun kegunaanya. Alat pemadam kebakaran tersebut tepat digunakan sesuai
dengan jenis-jenisnya. Penggunaan yang salah akan mengakibatkan bahaya lebih
besar lagi, misalnya api akan makin berkobar. Sekarang sudah banyak dijual
pemadam yang multi purpose, yang dapat digunakan untuk bermacam-macam
kebakaran. Cara menggunakan alat pemadam kebakaran dalam keterangan pemakaian
tabung Yamato adalah sebagai berikut :
A
Kelas B C
Kayu, kertas
Jenis Minyak, Bensin Peralatan Listrik
dll.
Pemadam
Hanya untuk
Serbuk kering Sangat baik Baik
api kecil
Sangat baik
Cairan
Hanya untuk terutama untuk
asam-arang baik
api kecil mencegah
(CO2)
pengotoran
Sangat baik
Hanya untuk bilamana besar
Busa Berbahaya
api kecil kemungkinan
menyala lagi *)
Kurang Sangat baik untuk Sangat baik
Carbon tetra
baik,bahaya api kecil,tetapi tetapi bahaya
Khlorida
asap bisa bahaya asap bisa asap bisa
(CCL 4)
menyebar menyebar menyebar
Sangat baik untuk Sangat baik
Khloro Kurang baik
api kecil tetapi tetapi bahaya
Brom bahaya asap
bahaya asap bisa asap bisa
Methane bisa menyebar
menyebar menyebar
* ) Diperlukan busa khusus untuk cairan yang dicampur air, misalnya asetan, glyserine,
alkohol dan sebagainya
18
2.7.2 Langkah – langkah untuk Menghindarkan dan Mengatasi Bahaya Kebakaran.
Langkah – langkah untuk menghindarkan bahaya kebakaran harus dapat dibiasakan
dalam tindakan para pekerja. Demikian pula cara – cara mengatasi kebakaran yang terjadi
haruslah dapat dilaksanakan dengan kebakaran itu. Dalam hal pencegahan/ menghindarkan
dari bahaya kebakara, peranan tata tertib, poster dan aturan lain sangat besar. Di bawah ini
deberikan pedoman – pedoman cara menghindarkan dan mengatasi kebakaran – kebakaran
untuk bengkel teknik.
19
4) Tutuplah tempat – tempat skakelar dengan kotak untuk mencegah bunga api.
5) Dilarang menggunakan bahan – bahan terutama kabel – kabel yang sudah rusak atau
tua, karena hal itu mudah menimbulkan hubungan singkat dan selanjutnya
menimbulkan api.
Sedang langkah- langkah untuk mengatasi bahaya kebakaran, harus melihat jenis api
yang terjadi.
20
21