HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN MAKALAH..........................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PASAR MONOPOLISTIS......................................................3
2.2 CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS....................................3
2.3 KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS.....5
2.4 PENILAIAN ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS.................................10
2.5 PERSAINGAN BUKAN-HARGA.................................................................14
2.6 KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN...................................15
2.7 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PASAR MONOPOLISTIS..................17
BAB III : PENUTUP.......................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................19
3.2 SARAN............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar merupakan salah satu tempat krusial yang tidak dapat lepas dari kehidupan
manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan pasar, karena
seperti yang kita ketahui, di pasar lah barang kebutuhan manusia tersedia. Pasar adalah
salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur
dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan
uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Menurut organisasinya
pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar
persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi menjadi 3
bagian yaitu pasar monopoli, pasar monopolistis, dan pasar oligopoli. Pada kesempatan
kali ini, kita akan membahas tentang pasar monopolistis. Melihat dari jenis barang yang
termasuk di dalamnya, pasar tipe ini merupakan salah satu pasar yang begitu dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari.
Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup
kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh
sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan untuk seseorang memproduksi
1
barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap produsen mendapat
bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang sama,
walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disinilah terjadi
pasar persaingan monopolistis.
PEMBAHASAN
Gambar 1
Gambar 2
Penyelesaian :
P = 100 - 2Q
TR = PQ
MR = 100 - 4Q
MC = 2
Syarat tercapainya laba maksimum adalah MR = MC
100 - 4Q = 2
4Q = 98
Q = 24,5
P = 100 - (2 x 24,5)
P = 51
π = TR - TC
= (51x24,5) – (5 + 2x24,5)
= 1195,5
2. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang
Dalam pasar persaingan monopolistis, setiap perusahaan hanya mendapat
keuntungan normal di dalam jangka panjang. Keseimbangan jangka panjang
memerlukan syarat keseimbangan jangka pendek dan keuntungan sama dengan nol
untuk semua perusahaan yang representatif.
Gambar 3
Jadi keseimbangan dalam pasar monopolistis jangka panjang akan terjadi pada saat :
1. MR = MC
2. Kurva AC dan kurva DD berpotongan pada tingkat harga dan kuantitas yang
dapat memaksimalkan keuntungan.
3. Keuntungan sama dengan nol
Pada gambar diatas, keseimbangan jangka panjang tersebut akan terjadi pada kuantitas
QL dan harga PL. pada titik (QL,PL) tersebut syarat tersebut terpenuhi.
Gambar 4
Pada gambar diatas, kurva dd akan bersinggungan dengan kurva LRAC dalam
keseimbangan jangka panjang. Jika keuntungan sama dengan nol, maka P harus sama
dengan AC. Jika kurva dd diatas kurva LRAC pada setiap titik, maka paling tidak akan
ada sebuah ukuran pabrik yang menghasilkan keuntungan yang positif. Selama masih
ada perusahaan yang memperoleh keuntungan positif, maka masih terdapat peluang
bagi perusahaan lain memasuki industri. Penyesuaian menuju keseimbangan pada posisi
keuntungan sama dengan nol dapat dijelaskan melalui penyesuaian masuknya beberapa
perusahaan baru ke pasar. Atau melalui persaingan harga antar perusahaan yang terdapat
dalam industri. Untuk menjelaskan pernyataan diatas dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 5
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada awalnya kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam pasar monopolistis adalah dd dan biaya dalam jangka panjang adalah
LRAC, sedangkan biaya marginalnya adalah LRMC. Harga yang terbentuk P* dan
output yang dijual sebanyak Q*. Pada posisi ini perusahaan menikmati keuntungan
supernormal. Adanya keuntungan dalam industri ini merangsang perusahaan lain untuk
memasuki pasar, sehingga permintaan tidak lagi pada posisi dd, melainkan bergeser ke
bawah. Proses bergesernya kurva permintaan dan masuknya perusahaan baru ini akan
terus berlangsung sampai kurva permintaan penyinggung LRAC jangka panjang, yaitu
pada kurva permintaan d’d’. Pada kondisi ini, kurva permintaan tidak lagi
kecenderungan untuk turun karena pada Posisi ini keuntungan perusahaan sama dengan
nol, sehingga tidak lagi mendorong perusahaan baru untuk memasuki industri. Harga
yang terbentuk menjadi P** dan output yang dapat dijual menjadi berkurang hanya
pada Q**. Proses menuju keseimbangan sama dengan nol juga bisa terjadi melalui
perang harga antar perusahaan sehingga menggeser kurva permintaan masing masing
perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:
Gambar 6
MC
P ACs
Ps MR
O Qs Q
(i) Persaingan Sempurna
P
MC
ACm
D
Pm
Ps
MR
O Qm Qs Q
(ii) Persaingan Monopolistis
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa:
Biaya produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum, Biaya per unit
adalah Ps.
4. Distribusi Pendapatan
Persaingan monopolistis mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama
sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi
pendapatan adalah seimbang. Karana tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan
dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh
pendapatan yang berlebih-lebihan. Di samping itu dalam pasar terdapat banyak
perusahaan, dan ini berarti keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada
jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kepada
kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis
menimbulkan distribusi pendapatan yang lebih merata.
2.5 PERSAINGAN BUKAN-HARGA
Persaingan bukan-harga pada hakikatnya mengandung arti usaha –usaha di luar
perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli
atas barang yang diproduksinya. Maka pada hakikatnya usaha-usaha untuk melakukan
persaingan bukan-harga bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan.
Perpindahan itu berarti pada setiap tingkat pendapatan dan kesempatan kerja, jumlah
barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Diferensiasi Produksi
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis akan berusaha untuk
memproduksi barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dengan jelas
dibedakan dari produksi perusahaan-perusahaan lainnya. Maka di dalam pasar akan
terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu,
desain, mode dan merek yang berbeda-beda.terdapatnya berbagai variasi dari suatu jenis
barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolis, yang tidak terdapat
dalam pasar persaingan sempurna. Terdapat barang yang beraneka ragam coraknya di
pasar persaingan monopolistis menimbulkan keuntungan kepada perusahaan maupun
kepada para konsumen.
Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut akan menjadi
daya tarik khusus atas barang yang diproduksinya. Beberapa konsumen tertentu akan
lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan
dengan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen lain. Dengan
demikian diferensiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli.
Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang berbeda dari barang lainnya,
perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan-perusahaan lain untuk
menarik para pelanggannya. Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen
dalam pasar monopolistis untuk tetap menjual produksinya (tetapi jumlahnya semakin
sedikit) apabila ia menaikkan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menarik
sebagian dari langganan perusahaan-perusahaan lain, sekiranya ia menurunkan harga
penjualan barangnya.
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda corak tersebut
menimbulkan suatu keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu
barang menjadi lebih beraneka ragam. Ini memungkinkan mereka memilih barang yang
benar-benar sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan para ahli-ahli ekonomi, mereka
banyak yang memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagi suatu kompensasi
terhadap ketidakefisienan persaingan monopolistis di dalam menggunakan sumber-
sumber daya.
2. Iklan Dan Berbagai Bentuk Promosi Penjualan
Di dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan membuat
iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya.
Pengeluaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan untuk pengiklanan meliputi jumlah
yang cukup besar yang adakalanya menimbulkan pertambahan yang nyata pada biaya
produksi. Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai
salah satu atau gabungan dari tiga tujuan berikut ini :
a. Untuk memberikan informasi mengenai produk.
b. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasive
c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
AC
P2 A
P1 C
D3
D2
D1
O Q1 Q1 Q1 Q
Pengaruh Iklan terhadap Biaya Produksi
Biaya rata-rata jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis sebelum
melakukan kegiatan pengiklanan adalah AC. Permintaan atas barang yang diproduksi
oleh perusahaan itu adalah D1. Maka keseimbangan jangka panjang perusahaan
monopolistis tersebut dicapai pada titik A, dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa
harga pasar mencapai P1 dan jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan
monopolistis tersebut adalah Q1.
Apabila perusahaan melakukan pengiklanan biaya produksi akan menjadi lebih
tinggi dan ini dicerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata-rata dari AC menjadi AC 1.
pada waktu yang sama usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut
menyebabkan permintaan atas produksi perusahaan bertambah. Apabila permintaan
tersebut bertambah dari D1 ke D2, keseimbangan menyebabkan jumlah barang yang
dijual bertambah dari Q1 ke Q2, akan tetapi iklan tersebut menaikkan harga dari P 1
menjadi P2. Berdasarkan keadaan tersebut, beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa
iklan merupakan suatu penghamburan karena ia menaikkan biaya produksi tanpa
membuat suatu perubahan apapun atas bentuk, berat dan mutu suatu barang.
Namun, beberapa ahli ekonomi lain tidak sependapat dengan kesimpulan di atas,
dan sebaliknya berpendapat bahwa iklan adalah sangat berguna karena ia akan dapat
menurunkan biaya produksi per unit. Promosi penjualan melalui iklan, menurut mereka,
akan menyebabkan permintaan berubah dari D1 menjadi D3. Maka keseimbangan jangka
panjang dari suatu perusahaan monopolistis yang melakukan kegiatan iklan akan
dicapai di titik C. Ini berarti iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak,
yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak menyebakan biaya
produksi per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya
pada harga yang lebih rendah dari harga pada waktu belum ada iklan (P1), yaitu harga
penjualan yang sekarang adalah P3.
2. Pandangan lain yang mendukung pengiklanan
Bebarapa keuntungan dari menggunakan pengiklanan adalah sebagai berikut :
a. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di
dalam menentukan jenis-jenis barang yang akan dibelinya.
b. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.
c. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi,
surat kabar dan majalah.
d. Iklan menaikkan kesempatan kerja.
3. Pandangan lain yang mengkritik pengiklanan
Beberapa kekurangan dari pengiklanan adalah sebagai berikut :
a. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
b. Iklan tidak selalu memberi informasi yang benar.
c. Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam
perekonomian.
d. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk
masuk ke dalam industri.
1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus
dibayar oleh konsumen.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pasar persaingan monopolistis adalah suatu pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products).
Dimana memiliki ciri-ciri yaitu terdapat banyak penjual, barangnya bersifat berbeda
corak, dapat mempengaruhi harga, keluar masuk relatif mudah, dan banyak melakukan
persaingan bukan-harga.
Dalam jangka pendek suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis
dapat memperoleh untung lebih normal, untung normal maupun mengalami kerugian.
Dan dalam jangka panjang, keuntungnan akan menimbulkan masuknya perusahaan baru
dan kerugian akan mendorong perusahaan keluar dari pasar persaingan monopolistis.
Oleh sebab itu, dalam jangka panjang semua perusahaan dalam persaingan
monopolistis hanya memperoleh untung normal.
Persaingan monopolistis memiliki kelebihan, yaitu diantaranya adalah
menghasilkan barang yang berbeda corak dan distribusi pendapatan dalam masyarakat
lebih merata. Sedangkan kelemahannya adalah memiliki tingkat persaingan yang tinggi
dan dibutuhkan modal yang besar untuk dapat masuk dalam pasar persaingan
monopolistis.
3.2 SARAN
Berdasarkan uraian makalah, penulis memberikan saran kepada produsen yang
akan masuk ke dalam lingkungan pasar persaingan monopolistis agar dapat lebih kreatif
dan berinovasi lebih tinggi di pasar persaingan monopolistis. Supaya nantinya mampu
mengatasi segala permasalahan yang ada pada pasar persaingan monopolistis. Prinsip
kelebihan dan kelemahan dari pasar persaingan monopolistis dapat digunakan sebagai
dasar dalam mempelajari konsep pasar persaingan monopolistis.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN
%20MATERI/Ekonomi/kls%20x/mp_312/konsep.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar#Pasar_Menurut_Organisasinya
http://ikamaiyastri.blogspot.com/2010/12/pasar-persaingan-monopolistik.html
iii