Anda di halaman 1dari 9

Lex et Societatis, Vol. III/No.

1/Jan-Mar/2015

PENGAWASAN DAN PENINDAKAN dalam hukum pidana maka penyelesaian


KEIMIGRASIAN BAGI ORANG ASING secara adminsitratif adalah kebijakan yang
YANG MELEBIHI BATAS WAKTU IZIN lebih tepat dan mengenai sasaran.
TINGGAL DI INDONESIA1 Kata kunci: Orang asing, izin tinggal.
Oleh : Alan Hasan2
PENDAHULUAN
ABSTRAK A. Latar Belakang Penulisan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Hukum Internasional memberikan hak
untuk mengetahui bagaimana pengaturan dan wewenang kepada semua negara
izin tinggal orang asing di Indonesia dan untuk menjalankan yurisdiksi atas orang
bagaimanakah penindakan keimigrasian dan benda serta perbuatan yang terjadi di
terhadap orang asing yang melebihi batas dalam wilayah negara tersebut. Hal ini juga
waktu izin tinggal yang diberikan (overstay). berarti bahwa setiap negara berhak untuk
Dengan menggunakan metode penelitian merumuskan hal ikhwal lalu lintas antar
yuridis normative, maka dapat disimpulkan: negara baik orang, benda maupun
1. Izin tinggal yang diberikan oleh suatu perbuatan yang terjadi di wilayahnya.
Negara kepada orang asing adalah suatu Pengaturan terhadap lalu lintas antar
wujud kedaulatan Negara sebagai suatu negara yang menyangkut orang di suatu
Negara hukum yang memiliki kewenangan wilayah negara, adalah berkaitan dengan
sepenuhnya untuk menentukan dan aspek keimigrasian yang berlaku di setiap
mengatur batasan-batasan bagi orang asing negara memiliki sifat universal maupun
untuk tingla di suatu Negara. Izin tersebut kekhususan masing-masing negara
bukanlah hal dari seseorang asing, tetapi sesuai dengan nilai dan kebutuhan
merupakan privilege yang diberikan oleh kenegaraannya.3 Keamanan dalam negeri
Negara kepada orang asing. Selain itu suatu negara adalah suatu keadaan yang
batasan-batasan mengenai izin tinggal ditandai dengan terjaminnya keamanan
adalah untuk melindungi kepentingan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
bangsa dari aspek-aspek sosial, budaya, tegaknya hukum serta terselenggaranya
ekonomi, ketenagakerjaan, keamanan dan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
ketertiban. 2. Penindakan berdasarkan kepada masyarakat.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Keamanan dan ketertiban masyarakat
tentang Keimigrasian terhadap perbuatan adalah suatu kondisi dinamis masyarakat
melampaui batas waktu izin tinggal sebagai prasyarat terselenggaranya proses
(overstay) dilaksanakan dalam dualisme pembangunan nasional dalam rangka
sistem penegakan hukum yaitu didasarkan tercapainya tujuan nasional yang ditandai
pada hukum pidana dan hukum oleh terjaminnya keamanan, ketertiban,
administratif. Tindakan keimigrasian secara dan tegaknya hukum serta terbinanya
administratif lebih efektif dan efesien, ketentraman yang mendukung kemampuan
dalam hal penegakan hukum terhadap membina serta mencegah dan
perbuatan overstay apabila dilandasi atas menanggulangi segala bentuk pelanggaran
asas subsidaritas hukum pidana yakni hukum dan bentuk-bentuk gangguan
mengedepankan prinsip ultimum remedium lainnya yang dapat meresahkan

1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Frans Maramis,
3
SH, MH; Petrus Sarkol, SH, MH; Daniel F. Aling, SH, Wahyudin Ukun, Deportasi Sebagai Instrumen
MH Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat. NIM. Keimigrasian, (Jakarta: PT. Adi Kencana Aji,
090711150 September 2004), hal. 31.

5
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

masyarakat.4 Untuk mengatur berbagai bangsa, keikutsertaan dalam melaksanakan


macam warga negara asing yang keluar dan ketertiban dunia dalam hubungannya
masuk ke wilayah Indonesia, kebijakan dengan dunia internasional, semua aspek
pemerintah di bidang keimigrasian keimigrasian harus didasarkan pada apa
menganut prinsip selective policy yaitu yang telah digariskan dalam Undang-
suatu kebijakan berdasarkan prinsip Undang Dasar Tahun 1945 sebagai hukum
selektif. Berdasarkan prinsip ini, hanya dasar untuk pengaturan implementasi
orang-orang asing yang dapat memberikan tugas-tugas keimigrasian secara
manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa operasional. Jika dikaji dasar pertimbangan
dan Negara Republik Indonesia, yang tidak Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
membahayakan keamanan dan ketertiban tentang keimigrasian, maka pengaturan
serta tidak bermusuhan baik terhadap dan pelayanan di bidang keimigrasian
rakyat maupun Negara Kesatuan Republik merupakan hak dan kedaulatan negara
Indonesia yang berdasarkan kepada Republik Indonesia sebagai negara hukum.7
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Selanjutnya negara Indonesia untuk
(UUD 1945), yang diizinkan masuk atau menjaga keamanan dalam negerinya
keluar wilayah Indonesia, dan untuk itu terhadap orang yang masuk atau datang ke
perlu ada pengaturan dan batasan berupa Indonesia dan keluar dari Indonesia wajib
perizinan yang diberikan kepada orang memiliki dokumen perjalanan yang sah dan
asing apabila hendak tinggal di Indonesia.5 masih berlaku.
Berdasarkan ketentuan keimigrasian Proses penegakan hukum keimigrasian,
yang bersifat universal, setiap negara pandangan tersebut sangat penting karena
berwenang untuk mengizinkan atau penentuan suatu kasus pelanggaran
melarang seseorang untuk masuk maupun diselesaikan dengan proses hukum pidana
keluar suatu negara. Berdasarkan atau administratif diletakkan pada
pengakuan universal tersebut, keberadaan kewenangan (diskresi) pejabat imigrasi.
peraturan keimigrasian merupakan atribut Untuk itu perlu ada batasan dan
yang sangat penting dalam menegakkan kategorisasi yang tegas dalam proses
kedaulatan hukum suatu negara di dalam penegakan hukum yang dapat ditempuh
wilayah teritorial negara yang yaitu antara tindakan hukum pidana
bersangkutan, dan setiap orang asing dengan tindakan hukum administratif,
memasuki wilayah suatu negara akan sehingga tidak lagi digantungkan pada
tunduk pada hukum negara tersebut penilaian pejabat imigrasi tetapi didasarkan
sebagaimana halnya warga itu sendiri.6 sistem atau peraturan perundang-
Indonesia sebagai negara yang berdaulat undangan dengan memperhatikan proses
mempunyai tujuan untuk mensejahterakan penyelesaian perkara keimigrasian secara
rakyatnya, hal ini harus diwujudkan. cepat, efektif dan efisien.8
Adanya perlindungan segenap kepentingan Berdasarkan latar belakang tersebut
maka tesis ini akan menganalisa masalah
Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
4
Awaloedin Djamin, Administrasi Kepolisian RI terhadap Izin Tinggal Orang Asing di
Menghadapi Tahun 2000, (Lembang: Sanyata
Indonesia.
Sumasana Wira), hal. 23.
5
Muhammad Indra, “Perspektif Penegakan Hukum
dalam Sistem Hukum Keimigrasian Indonesia”,
Disertasi, Program Doktor Pasca Sarjana Universitas
7
Padjadjaran, Bandung, 23 Mei 2008), hal.2. Dasar Pertimbangan Undang-Undang Nomor 9
6
Yudha Bhakti, Hukum Internasional: Bunga Rampai, Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
8
(Bandung: Alumni, 2003), hal. 19-17. Muhammad Indra, Op.Cit., hlm. 16.

6
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

B. Perumusan Masalah Negara Indonesia maupun orang asing,


1. Bagaimanakah pengaturan izin tinggal pemeriksaan dilakukan sewaktu
orang asing di Indonesia? memberikan atau menolak memberikan
2. Bagaimanakah penindakan keimigrasian perizinan keimigrasian di tempat
terhadap orang asing yang melebihi pemeriksaan imgrasi, kantor imigrasi,
batas waktu izin tinggal yang diberikan bidang imigrasi pada kantor wilayah
(overstay)? Departemen Hukum dan HAM maupun
perwakilan Republik Indonesia di luar
C. Metode Penelitian negeri dan Direktorat Jenderal imigrasi.
Penelitian yang dilakukan untuk 2. Pengawasan operasional, diatur dalam
penulisan skripsi ini menggunakan Pasal 40 huruf c dan e Undang-Undang
penelitian normatif (kepustakaan). Nomor 9 Tahun 1992. Yakni melakukan
Penelitian normatif adalah penelitian kegiatan rutin dan operasi di lapangan
hukum kepustakaan. . Studi kepustakaan dengan melakukan serangkaian
dilakukan dengan maksud memperoleh pemantauan atau penyelidikan secara
data sekunder yaitu melalui serangkaian wawancara, pengamatan dan
kegiatan membaca, mengutip, menelaah penggambaran, pengintaian,
perundang undangan yang berkaitan penyadapan, pemotretan, penyurupan,
dengan permasalahan. penjejakan, penyusupan, penggunaan
informasi dan kegiatan lain. Kesemua
PEMBAHASAN kegiatan tersebut adalah untuk
A. Sistem Pengawasan Keimigrasian memperoleh bahan keterangan atau
Pembenahan sistem agar lebih optimal informasi yang dibutuhkan pada
dan tepat agar mengurai keluhan-keluhan pengambilan keputusan dalam rangka
yang bersifat negatif, perlu dilakukan merumuskan dan menetapkan kebijakan
dengan membentuk grand design sistem keimigrasian, khususnya dalam hal
informasi manajemen, informasi mengawasi setiap orang baik warga
keimigrasian. Kebijakan yang telah diambil, negara Indonesia maupun orang asing
sebagaimana dirumuskan dalam panca yang masuk dan keluar wilayah
program keimigrasian pada rapat kerja Indonesia, mengawasi keberadaan dan
2002 yang memunculkan berbagai implikasi kegiatan orang asing yang melanggar
bagi pelaksanaan fungsi, tugas dan atau tidak melanggar peraturan
wewenang keimigrasian yang menyangkut perundang-undangan yang berlaku,
bidang-bidang peraturan perundang- berbahaya bagi keamanan dan
undangan, kelembagaan, ketatalaksanaan, ketertiban umum, permusuhan terhadap
sumber daya manusia serta bidang sarana rakyat dan Negara Kesatuan Republik
dan prasarana. Indonesia, untuk kelancaran dan
Adapun sistem pengawasan keberhasilan penyelidikan, dilakukan
keimigrasian yang ada meliputi dua cara: tindakan pengamanan dan
1. Pengawasan administrasi, diatur dalam penggalangan.
Pasal 40 huruf a, b, d dan e Undang- Konsepsi kebijakan keimigrasian di
Undang Nomor 9 Tahun 1992, yakni: Indonesia adalah merujuk pada tujuan
melakukan pemeriksaan dan penelitian nasional daripada mendirikan Negara
terhadap surat perjalanan, surat atau Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
dokumen lain, daftar cekal, pemotretan, sebagaimana dimaksud alinea keempat
pengambilan sidik jari dan pengelolaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun
data keimigrasian daripada warga 1945. Hal ini, menjadi dasar dan acuan bagi

7
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

penyelenggara negara khususnya dalam hal prinsip keadilan, kepastian hukum dan
merumuskan kebijakan di bidang persamaan di muka hukum. Namun
Keimigrasian. Kemudian politik Indonesia demikian sebagai bentuk keputusan
dalam bidang keimigrasian sekarang bukan administratif, tetap ada diskresi pejabat
politik pintu terbuka tetapi politik saringan imigrasi untuk menilai secara langsung
yang berarti bahwa pemerintah hanya duduk perkara dan alasan-alasan lain
mengizinkan masuk orang asing yang akan yang melatarbelakangi terjadinya
mendatangkan keuntungan untuk pelanggaran melampaui batas waktu izin
9
Indonesia. tinggal kasus per kasus.
3. Mekanisme keberatan atas keputusan
B. Penegakan Hukum Terhadap administratif disusun sesuai dengan
Pelanggaran Batas Izin Tinggal Orang prinsip-prinsip yang berlaku dalam
Asing Di Indonesia hukum administrasi negara (tata usaha
Untuk mewujudkan peradilan yang negara).
bersih memang harus dimulai dari kalangan 4. Perluasan jenis tindakan keimigrasian
hakim, sebagai sub sistem dari Sistem dengan mencantumkan pengenaan
Peradilan Pidana Terpadu (Integrated denda (biaya beban) pada perumusan
Criminal Justice System), dan selanjutnya saksi atas perbuatan pelanggaran
penegak hukum lainnya harus memiliki melampaui batas waktu izin tinggal.
sikap mental, moral yang baik, kemampuan Denda yang selama ini merupakan
substansial secara profesional serta bentuk pidana ditarik menjadi salah satu
komitmen yang tinggi terhadap penegakan bentuk tindakan keimigrasian. Denda
hukum sesuai dengan tuntutan masyarakat tersebut setelah setuju dibayarkan
an tuntutan Era Reformasi, dan selain itu menjadi Pemerintahan Negara Bukan
perlu dilakukan pengawasan secara terus Pajak (PNBP) yang harus disetorkan ke
menerus terhadap aparat penegak hukum Rekening kas Negara.
baik secara institusional maupun oleh 5. Upaya preventif terhadap pelanggaran
masyarakat. melampaui batas waktu dilakukan oleh
Pengaturan untuk menghindari sistem informasi keimigrasian yang
terjadinya perbuatan melampaui batas dilakukan pada saat pengajuan
waktu izin tinggal oleh orang asing yang permohonan visa dan izin tinggal, serta
berada di Indonesia kebijakan hukumnya sistem peringatan ketika orang asing
harus diarahkan sebagai berikut: tersebut berada di Indonesia.10
1. Perbuatan melampaui batas waktu izin Tindakan Keimigrasian atau Tindakan
tinggal berada dalam domain Administratif di luar Sistem Peradilan
pelanggaran hukum administratif, Pidana, dan aspek penegakan hukum
sehingga proses penegakan hukumnya secara pro yustitia (proses peradilan) yang
berada di luar sistem peradilan pidana, termasuk di dalam Sistem Peradilan Pidana
dengan bentuk keputusan pejabat (Criminal Justice System). Keseluruhan
imigrasi. peraturan perundang-undangan
2. Kriteria dan pertimbangan pengenaan keimigrasian pada dasarnya termasuk
jenis-jenis tindakan keimigrasian diatur dalam keluarga Hukum Administrasi, oleh
secara ketat demi menjaga terwujudnya karenanya Penalisasi dalam Undang-
Undang Keimigrasian dapat dibenarkan
(Administrative Penal Law), secara umum
9
Wahyudin Ukun, Deportasi Sebagai Instrumen
Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang
10
Keimigrasian, Op.Cit. hlm.8. Muhammad Indra, Op.Cit, hlm. 124.

8
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

biasanya sanksi penal dalam Hukum hak-hak asasi manusia yang sudah
Administratif adalah ringan, namun dalam berlaku secara universal.11
kenyataannya sanksi pidana dalam Undang- Berdasarkan hal-hal di atas
Undang Keimigrasian karena memuat pertimbangan mengenai sanksi pidana
ancaman sanksi pidana penjara dan dalam Undang-Undang Keimigrasian yang
sebagian besar digolongkan sebagai tindak digolongkan ke dalam rumpun hukum
pidana kejahatan yang dianggap berat. administratif menjadi sesuatu yang khusus
Beberapa pertimbangan yang dibandingkan dengan peraturan
menyebabkan sanksi pidana dalam perundang-undangan lainnya yang sejenis
Undang- Undang Keimigrasian yang dalam hukum administratif.
termasuk dalam Hukum Administratif di Berdasarkan ketentuan Undang-Undang
mana ancaman pidananya tergolong berat, No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
tidak ringan sebagaimana lainnya, yaitu: diatur mengenai kewajiban, yaitu setiap
1. Keimigrasian berkaitan erat dengan orang asing yang berada di wilayah
penegakan kedaulatan negara, Indonesia wajib:
ketentuan-ketentuan keimigrasian a. Memberikan keterangan yang
merupakan bagian dari instrumen diperlukan mengenai identitas diri dan
penegakan Kedaulatan Negara. atau keluarganya.
2. Keimigrasian berkaitan erat dengan b. Perubahan status sipil dan
Sistem Keamanan Negara, aspek kewarganegaraannya serta perubahan
keimigrasian terkait langsung dengan alamatnya.
kegiatan intelijen, dukungan terhadap Yang dimaksud status sipil dalam kalimat
penegakan hukum secara umum ini adalah perubahan yang menyangkut
misalnya pemeriksaan terhadap pelaku perkawinan, perceraian, kematian,
kejahatan dan sebagainya. kelahiran anak, pindah pekerjaan dan
3. Keimigrasian berkaitan dengan aspek berhenti dari pekerjaan.
pencapaian kesejahteraan masyarakat, Pengawasan orang asing dilaksanakan
melalui pelayanan keimigrasian dalam bentuk dan cara:
terhadap para wisatawan, investor asing a. Pengumpulan dan pengolahan data
dan lain-lain kegiatan yang mempunyai orang asing yang masuk atau keluar
dampak langsung ataupun tidak wilayah Indonesia.
langsung dalam rangka Pembangunan b. Pendaftaran orang asing yang berada di
Nasional. wilayah Indonesia.
4. Keimigrasian berkaitan dengan c. Pemantauan, pengumpulan dan
hubungan internasional baik dalam pengolahan bahan keterangan dan
bentuk pelayanan maupun penegakan informasi mengenai kegiatan orang
hukum ataupun dalam bentuk kerjasama asing. Yang dimaksud dengan
secara bilateral maupun internasional. pemantauan dalam kalimat ini adalah
5. Keimigrasian berkaitan langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
upaya-upaya memerangi kejahatan yang mengetahui secara dini peristiwa-
bersifat terorganisir dengan scope
international, sesuai dengan konvensi-
konvensi PBB, termasuk dalam hal 11
M. Imam Santoso, Prospek Undang-
penanganan refugee dan asylum Undang Keimigrasian Indonesia dalam Kaitannya
seekers. dengan Konvensi PBB Menentang Kejahatan
6. Keimigrasian berkaitan dengan tuntutan Transnasional Terorganisasi dan Protokolnya,
Disertasi, Progam Doktor, Program Pascasarjana,
universal, mengenai hak-hak sipil dan
(Universitas Padjadjaran, Bandung, 2006), hlm. 223.

9
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

peristiwa yang diduga mengandung (SIPORA) dilakukan secara terpadu, dan


unsur-unsur pelanggaran keimigrasian. SIPORA dibentuk di tingkat Pusat, di tingkat
d. Penyusunan daftar nama-nama orang Propinsi dan di tingkat daerah.
asing yang tidak dikehendaki masuk Penegakan Hukum merupakan
atau keluar wilayah Indonesia. penyelenggaraan hukum oleh petugas
e. Kegiatan lainnya. penegak hukum oleh orang-orang yang
Pengawasan orang asing pada dasarnya berkepentingan sesuai dengan kewenangan
mencakup pengawasan yang bersifat masing-masing menurut aturan hukum
administratif yaitu termasuk di dalam hal yang berlaku. Sedangkan implementasi
pengumpulan dan pengolahan data keluar penegakan hukum keimigrasian sesuai
masuk orang asing di wilayah Indonesia. dengan aturan hukum yang ada adalah
Kemudian, pengawasan yang bersifat berupa tindakan yang bersifat administratif
operasional, pelaksanaan pengawasan dan tindakan melalui proses peradilan (pro
terhadap orang asing yang berada di justitia).
wilayah Indonesia dilakukan secara Sedangkan petugas penegak hukum
terkoordinasi. keimigrasian ditentukan oleh Undang-
Ada dua hal yang menjadi sasaran Undang adalah Pejabat Imigrasi yang dalam
pengawasan terhadap orang asing di hal ini sekaligus sebagai Penyidik Pegawai
Indonesia, yaitu pengawasan terhadap Negeri Sipil Keimigrasian (PPNS Imigrasi).
keberadaannya (secara immigratoir) dan Dalam prosesnya maka penegakan
pengawasan terhadap kegiatan orang asing hukum keimigrasian dimulai dari titik tolak
selama berada di Indonesia. hal ikhwal keimigrasian yang meliputi
Aspek pengawasan kegiatan orang asing pengawasan terhadap lalu lintas orang yang
memerlukan suatu kegiatan terkoordinir masuk dan keluar wilayah negara Republik
antar instansi dalam hal pelaksanaan Indonesia dan pengawasan orang asing di
pengawasannya. Menteri Kehakiman selaku wilayah Indonesia.
koordinator Tingkat Pusat (Nasional) Disebutkan dalam Pasal 18 Undang-
bersama badan atau instansi pemerintah Undang Keimigrasian Nomor 9 Tahun 1992
lainnya yang terkait sebagai pelaksana secara spesifik mengenai pengawasan
pengawasan orang asing secara orang asing ada tiga hal sebagai berikut:
terkoordinasi yang disebut Koordinasi 1. Masuk dan keluarnya orang asing
Pengawasan Orang Asing (SIPORA). ke/dari wilayah Indonesia.
Pada dasarnya pengawasan orang asing 2. Keberadaan orang asing di wilayah
menjadi tanggung jawab Menteri Indonesia.
Kehakiman dalam hal ini Pejabat Imigrasi 3. Kegiatan orang asing di wilayah
selaku operator pelaksana. Mekanisme Indonesia.
pelaksanaannya harus dilakukan dengan Instrumen penegakan hukum dalam hal
mengadakan koordinasi dengan badan atau pengawasan lalu lintas orang antar negara
instansi pemerintah yang bidang tugasnya adalah12:
menyangkut orang asing, badan atau a. Dilakukan penolakan untuk masuk
instansi tersebut antara lain Departemen terhadap orang yang terkena
Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri, penangkalan khususnya orang asing dan
Departemen Pertahanan Keamanan, dapat berlaku juga terhadap warga
Departemen Tenaga Kerja, Kejaksaan
Agung, Badan Intelijen Negara dan
12
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994
tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan
Koordinasi Pengawasan Orang Asing
Keimigrasian.

10
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

negara Indonesia (yang terkena sosial, budaya, ekonomi,


penangkalan). ketenagakerjaan, keamanan dan
b. Dilakukan penolakan untuk berangkat ketertiban.
keluar negeri terhadap orang-orang 2. Penindakan berdasarkan Undang-
yang terkena pencegahan berlaku Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
terhadap orang Indonesia maupun Keimigrasian terhadap perbuatan
orang asing. melampaui batas waktu izin tinggal
c. Dilakukan proses keimigrasian apabila (overstay) dilaksanakan dalam dualisme
pada saat pemeriksaan kedatangan sistem penegakan hukum yaitu
maupun keberangkatan, diketemukan didasarkan pada hukum pidana dan
orang-orang yang diduga melakukan hukum administratif. Tindakan
pelanggaran hukum keimigrasian, misal: keimigrasian secara administratif lebih
visa palsu, izin keimigrasian yang tidak efektif dan efesien, dalam hal
beriaku lagi, paspor palsu (termasuk penegakan hukum terhadap perbuatan
pengertian pemalsuan baik sebagian overstay apabila dilandasi atas asas
ataupun seluruhnya dari suatu subsidaritas hukum pidana yakni
dokumen). mengedepankan prinsip ultimum
Ketiga hal tersebut di atas adalah suatu remedium dalam hukum pidana maka
proses awal dari upaya penegakan hukum penyelesaian secara adminsitratif
keimigrasian pada saat dilakukan adalah kebijakan yang lebih tepat dan
pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi di mengenai sasaran.
Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dalam
rangka pengawasan orang asing yang B. Saran
menyangkut aspek keberadaan dan 1. Perlu diupayakan lebih memberikan
pengawasan dan kegiatan orang asing, oleh kepastian hukum dalam penegakan
masing-masing Kantor Imigrasi dilakukan hukum keimigrasian, khususnya dalam
kegiatan Pemantauan terhadap Orang menangani perbuatan melampaui batas
Asing yang berada di wilayah kerjanya, baik waktu izin tinggal. Selanjutnya harus
pengawasan dari aspek keberadaan dilakukan oleh pihak-pihak pemangku
maupun dari aspek kegiatan. kepentingan (stakeholders)
diantaranya:
PENUTUP a. Upaya adanya pembaharuan sistem
A. Kesimpulan penegakan hukum keimigrasian juga
1. Izin tinggal yang diberikan oleh suatu harus diikuti dengan pembaruan
Negara kepada orang asing adalah hukum acara penegakan hukum
suatu wujud kedaulatan Negara sebagai keimigrasian baik terhadap
suatu Negara hukum yang memiliki pelanggaran yang termasuk
kewenangan sepenuhnya untuk pelanggaran pidana dan
menentukan dan mengatur batasan- pelanggaran administratif. Prosedur
batasan bagi orang asing untuk tingla di penegakan hukum administratif
suatu Negara. Izin tersebut bukanlah harus mengacu pada asas-asas
hal dari seseorang asing, tetapi umum penyelenggaraan
merupakan privilege yang diberikan pemerintahan yang baik (good
oleh Negara kepada orang asing. Selain governance) sehingga hukum acara
itu batasan-batasan mengenai izin yang dilandasi mekanisme kontrol
tinggal adalah untuk melindungi dan jaminan keadilan dalam proses
kepentingan bangsa dari aspek-aspek penindakan pada akhirnya aparatur

11
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

penegak hukum keimigrasian Clean Governance serta diikuti


dipersempit ruangnya untuk dengan peningkatan kesejahteraan
melakukan penyimpangan. yang sejalan dengan ketegasan
b. Perlu melibatkan penyidik Polri dalam pemberian punishment and
dalam melakukan penyidikan tindak reward.
pidana keimigrasian untuk
membantu penyidik PNS Imigrasi. DAFTAR PUSTAKA
Kemudian untuk penyelesaian A. Buku
pelanggaran hukum keimigrasian Awaloedin Djamin, Administrasi Kepolisian
misalnya overstay tidak perlu RI Menghadapi Tahun 2000, Lembang:
dikriminalisasikan karena perbuatan Sanyata Sumasana Wira.
tersebut hanyalah pelanggaran Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan
administratif. Dan penyelesaiannya Hukum, Kebijakan Penanggulangan
secara jelas diatur dan dilakukan Kejahatan, Bandung: Citra Aditya Bakti,
secara administratif, untuk itu 2001.
cukup penyidik PNS imigrasi yang Koemiatmanto Soetorawiro, Hukum
melakukannya sedangkan tindakan Kewarganegaraan dan Keimigrasian
pemalsuan dokumen, memberikan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
keterangan palsu dan tindakan- Utama, 1996.
tindakan yang dapat dikatagorikan Lili Rasjidi dan Putra, I. B. Wyasa, Hukum
kriminalisasi lain, selain melibatkan Sebagai Suatu System, Bandung: Remaja
penyidik PNS imigrasi harus juga Rosdakarya.
penyidik Polri untuk ikut terlibat M. Imam Santoso, Perspektif Imigrasi
dalam melakukan penyidikan. dalam Pembangunan Ekonomi dan
2. Penegakan hukum keimigrasian Ketahanan Nasional, Jakarta: UI Press,
disesuaikan dengan perkembangan 2004.
hukum internasional dan kepentingan Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori
nasional di masa datang, maka perlu dan Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni,
dilakukan sebagai berikut : 1984.
a. Harus meningkatkan sarana dan Muhammad Indra, .Perspektif Penegakan
prasarana keimigrasian dengan Hukum dalam Sistem Keimigrasian
menggunakan Teknologi Informasi Indonesia, Disertasi, Progam Doktor
guna penguatan sistem informasi Program Pascasarjana, Bandung:
keimigrasian yang terintegrasi agar Universitas Padjadjaran, 2008.
mampu memberikan sistem Prayudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi
peringatan dengan memberikan Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
data yang akurat dan mutakhir Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana,
dalam mengantisipasi penegakan Bandung: Alumni, 1986.
hukum keimigrasian baik secara _________, Kapita Selekta Hukum Pidana,
preventif maupun represif. Bandung: Alumni, 1993.
b. Harus lebih meningkatkan sumber _________, Hukum dan Perkembangan
daya manusia personil imigrasi Masyarakat, Bandung: Sinar Baru, 1983.
melalui pendidikan dan pelatihan Wahyudin Ukun, Deportasi Sebagai
agar lebih memahami substansi Instrumen Penegakan Hukum dan
yang lebih manusiawi yang Kedaulatan Negara di Bidang
berlandaskan nilai-nilai HAM dan Keimigrasian, Jakarta: PT. Adi Kencana
pelaksanaan Good Governance dan Aji, 2004.

12
Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

Yudha Bhakti, Hukum Internasional: Bunga


Rampai, Bandung: Alumni, 2003.

B.Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
tentang Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1994 tentang Tata Cara Pencegahan dan
Penangkalan.
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
1994 tentang Pengawasan Orang Asing
dan Tindakan Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izan
Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
1994 tentang Surat Perjalanan RI.
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.04-PW.9.02 Tahun 1995 tentang
Pendaftaran Orang Asing.
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.02-PW.09.02 tahun 1995 tentang
Tata Cara Pengawasan, Pengajuan
Keberatan Orang Asing dan Tindakan
Keimigrasian.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor M-02-IZ.01.10 Tahun
1995 tentang Visa Singgah, Visa
Kujungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk dan Izin Keimigrasian.

13

Anda mungkin juga menyukai