Anda di halaman 1dari 10

Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.

1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY


FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT
EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

  

1,2
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jln.Almamater Kampus Usu
Medan 20155 Medan Indonesia
email: manurungpeter@ymail.com

Abstrak

Dalam merancang suatu plant, tidak terlepas dari sistem perpipaan. Maka dalam hal ini
perancangan perpipaan harus benar-benar aman dan memiliki fleksibilitas yang cukup. Dalam
hal ini dibutuhkan suatu analisa tegangan pada perpipaan untuk menentukan ada atau tidaknya
tegangan yang berlebih (overstress) dan analisa gaya dan momen yang berlebih pada
sambungan (nozzle), agar tidak terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh beban yang berlebih
(overload) pada sambungan equipment dengan sistem perpipaan. Jika ditemukan kegagalan
atau tegangan yang berlebih maka perlu dilakukan perancangan ulang untuk mempastikan
bahwa sistem perpipaan ini dapat beroperasi dengan aman. Hasil dari tegangan, gaya dan
momen harus sesuai dengan standar dan kode yang ditetapkan.

Kata kunci: analisa tegangan pipa, gaya dan momen sambungan, sistem perpipaan

1. Pendahuluan pergerakkan dari penyangga dan titik


persambungan pada sistem perpipaan
Dalam suatu perencangan plant tidak akan menyebabkan:
tidak terlepas dari pada sistem perpipaan
yang mana berfungsi sebagai jalur 1. Kegagalan sistem perpipaan akibat
tranportasi fluida yang ingin dialirkan dari tegangan yang berlebihan
satu komponen ke komponen yang lain. 2. Kebocoran pada sambungan
Sistem perpipaan ini harus dirancang 3. Beban berlebih pada sambungan
sedemikan rupa sehinga mampu menahan dengan komponen
beban yang terjadi, baik beban statis dan Pada tugas ini akan membahas
dinamis yang terjadi. Analisa tergangan mengenai perhitungan analisa tegangan
pada perpipaan adalah teknik yang sistem perpipaan pada system pemipaan
dilakukan oleh engineer agar sistem proses yang mana mengacu kepada code
perpipaan tanpa tegangan berlebih (over ataupun standar internasional yaitu ASME
stress) dan pembebanan berlebih (over B31.3 Process Piping, menganalisa gaya
loading) pada kompenen pemipaan dan momen di setiap nozzle sambungan
dengan komponen yang terhubung. antara pipa dengan equipment seperti
tank, filter, pompa dan heat exchanger.
Kemampuan sistem perpipaan Proses menganalisa tegangan, gaya dan
untuk menahan beban yang bekerja momen pada sistem pemipaan dibantu
sehingga tidak menyebabkan kegagalan oleh program computer Coade Caesar II
disebut fleksibilitas system perpipaan. 5.1
Kegagalan pada sistem perpipaan ini
dapat mengganggu proses operasi yang 2. Landasan Teori
berlangsung. Maka dari itu, analisa
fleksibilitas dan tegangan pada sistem Dasar Perhitungan Ketebalan Pada
perpipaan perlu dilakukan untuk Pipa
memastikan bahwa sistem perpipaan Ketebalan dibutuhkan dari pipa
pada kondisi aman saat dioperasikan. lurus, kode pipa telah mengatur
Sistem perpipaan harus mempunyai perhitungan ketebalan pipa yang
fleksibilitas yang cukup, agar pada saat
terjadi pemuaian termal dan kontraksi,
37
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

diperbolehkan yang disebut dengan Gaya yang diberikan baik berupa


ketebalan minimum ( [1]. tekan atau tarik terhadap luas penampang
pipa
 %&'
    #$  
   
Dimana:
Dimana: #$ = Tegangan Logituginal akibat gaya
aksial (KPa)
 = ketebalan minimum yang dibutuhkan %&' = Gaya aksial (N)
(mm)  = Luas Penampang Pipa ( 

t = ketebalan disign (mm) 2. Tekanan Dalam Pipa


Tekanan dalam ini dikarenakan
P = tekanan dari dalam (KPa) fluida yang ada didalam pipa, fluida ini
akan memberikan tekanan baik searah
 = diameter luar dari pipa (mm) dengan panjang pipa, dapt dilihat pada
gambar 2.
S = tegangan yang diijinkan pada suhu
disign (KPa) appendix A1

A= ketebalan tambahan

Tegangan pada Pipa


Gambar 2 Tekanan Dalam Pipa
Elemen dari suatu dinding pipa
dihubungkan dengan empat tegangan
3. Tegangan longitudinal akibat momen
yang dapat dilihat pada gambar 1 [2].
bending.
Momen bending dikategorikan
menjadi dua komponen momen yang
terjadi ( dan ) , dapat dilihat gambar 3.

Gambar 1 Tegangan pada Pipa


Dimana:
 = tegangan Logitudinal (Longitudinal
Stress)
 = tegangan sirkumferensial
Gambar 3 Tegangan longitudinal
(Circumferential Stress) ,
! = tegangan Radial ( Radial Stress) *   +*(

 *)

  +(  )
-
" = tegangan Geser (Shear Stress)

Tegangan Longitudinal (Longitudinal


Stress) * = tegangan longitudinal akibat momen
Tegangan logituginal disebabkan gaya lentur ( KPa
aksial, tekanan pipa, momen lentur [3]. ( , ) = momen lentur pada penampang
pipa (N.mm)
1. Gaya aksial .= momen inersia penampang pipa (/ 

38
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

 = radius luar pipa (mm) Tegangan geser adalah tegangan


-= modulus permukaan pipa yang bekerja dalam penampang pipa atau
luas permukaan pipa, tegangan ini
Tegangan Radial diakibatkan oleh gaya geser dan momen
puntir
Tegangan radial adalah tegangan
yang bekerja pada dalam arah radial pipa Gaya geser
atau arah jari-jari pipa. Besar tegangan ini Rasio dari nilai maksimum dan nilai
bervariasi dari permukaan dalam pipa ke rata-ratanya disebut dengan faktor
permukaan luarnya dan dapat dinyatakan distribusi gaya geser, gaya geser dapat
dengan persamaan tegangan tangensial dilihat pada gambar 6.
seperti pada gambar 4 [4].

Gambar 6. Gaya geser


Gambar 4 Tegangan radial
%!
7&' 

 r 2 r 2 

P r 2 − i o 
i
 r2 
S =  
R
(r − r 2 )
2 Dimana:
o i
7&' = tegangan geser yang terjadi pada
Dimana:
! = tegangan radial (KPa) pipa (KPa)
P = tekanan design (Kg/  ) 7'(&' 87')&' = tegangan geser pada X
Tekanan Sirkumferensial atau dan Y (KPa)
Tegangan Tangensial (Hoop Stress) %' 8%( = gaya geser yang bekerja pada x
Tegangan ini disebabkan oleh dan y (N)
tekanan dalam pipa yang mana tekanan
ini bersumber dari fluida dan nilainya  = luas permukaan penampang (N)
selalu positif jika tegangan cenderung Tegangan Berdasarkan Kode Standar
membela pipa menjadi dua. Seperti pada
gambar 5[4]. Pada sistem perpipaan ada dua dasar
mode kegagalan (failure) yaitu kegagalan
tegangan sustained (primer) dan
kegagalan tegangan expansi
(sekunder)[5].

a. Sustained Load
Sustained load merupakan
tegangan primer yang menyebabkan
Gambar 5 Tegangan Sirkuferensial kegagalan katastrofis. Jumlah dari seluruh
tegangan logitudinal (#  akibat tekanan,
234 254
1  24
 berat dan akibat beban sustain yang lain
0  tidak boleh melebihi 0 .
 6 1 
 

Tegangan Geser

39
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

% 91 1    :  ; 1. Membuat gambar plant 3D dari sistem


#   = 0
 - <
perpipaan ini.
2. Melakukan pemodelan dengan
Dimana: menggunakan program coade caesar,
# = tegangan logitudinal (KPa dengan cara input data-data yang
 = luas penampang pipa ( )
dibutuhkan. Data yang dibutukan dalam
1 = faktor intisifikasi (SIF) in-plane
pemodelan ini dapat dilihat pada iso
 = faktor intisifikasi (SIF) out-plane
drawing seperti : panjang pipa,
1 = momen lenduan in-plane karena
diameter pipa, ketebalan pipa, jenis
valve, jenis flange, elbow, serta letak
sustained load (N.mm)
: =momen lendutan out-plane karena
support, dan lainya.
3. Kemudian dilakukan proses
sustained load(N.mm)
penganalisaan, disini dapat ditampilkan
hasil analisa atau pembebanan yang
b. Occasional load
bekerja dan mengetahui apakah pipa
Ocasional load adalah beban yang sudah layak untuk digunakan dan
terjadi kadang-kadang selama proses memenuhi standar-standar atau kode-
operasi normal. kode yang telah.
4. Analisis terhadap sambungan pada
#  :>>&?1@& = ,ABB0 tangki, filter, pompa dan heat
:>>&?1@& = Tegangan akibat occasional
exchanger berdasarkan gaya dan
momen yang bekerja agar tidak
load melebihi atau masih sesuai dengan
aturan standar dan kode API 610 dan
c. Expansion Load WRC 107.
Expansion load adalah stress yang
terjadi akibat adanya perubahan 4. Hasil Dan Analisa
temperatur, jika temperatur naik akan
mengakibatkan pemuaian sedangkan jika Pemodelan Plant Design 3D
suhu menurun maka akan terjadi Dalam pembuatan model plant
pengkerutan. design 3D ini penulis menggunakan
program Autodesk Plant Design
, 3Dgambar ini digunakan untuk mengamati
91 1       C C  = D,AE>  FGEH 
- kondisi sebenarnya yang sesuai dengan
kondisi lapangan dalam bentuk animasi
3.Metodologi Penelitian
tiga dimensi.
Lokasi Riset

Pelaksanaan riset yang dilakukan


dalam permasalahan ini diambil di PT.
PLN (Persero) Pembangkit Sumetera
Bagian Utara, riset yang dilakukan adalah
analisa tegangan pipa pada sistem
perpipaan pada jalur heavy Fuel Oil (HFO)
dari daily tank menuju heat exchanger
(HE).
Tabel 7 Keterangan gambar daily tank
menuju pompa
Proses Penelitian
Langkah-langkah dalam analisa
tegangan pada sistem perpipaan dan
analisa gaya dan momen pada nozzle
adalah sebagai berikut:

40
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

Tabel 1. Keterangan Gambar 7 Tabel 3 Keterangan gambar 9


NO Keterangan No Keterangan Node keterangan Node Keterangan
Ancor (nozzle daily Support (restrain Y+)
Daily Tank Unit 1 8 Pompa Unit 3 10 141
1 tank unit 1) Elbow
Pipa 6 in (warna abu- 9 Filter Unit 4 20 140
2 Flange (rigid) Support (restrain Y+)
abu) 10 Pompa Unit 4 30 145
3 Flange (rigit) Gate Valve(rigit)
Filter unit 1 11 Gate Valve 50 150
4 Gate Valve (rigit) Flange (rigit)
Pompa Unit 1 12 Gate valve 65 170
5 Support (restrain Y+) Flange ketank unit 1
Filter Unit 2 13 Daily Tank Unit 2 70 190
6 Elbow Ancor(nozzle daily tank
Pompa Unit 2 78 200
7 Support (restrain Y+) unit 2)
Filter Unit 3 90 300
Flange (rigit) Flange (rigit)
100 310
Gambar kedua yaitu sistem 134
Gate Valve (rigit)
2030
Gate Valve (rigit)

perpipaan menuju heat exchanger unit Support (restrain Y+) Flange (rigit)

satu dan dua.


Untuk dapat melihat jelas gambar
pada bagian pipa menuju ke filter unit 1, 2,
3 dan 4 dapat dilihat pada gambar.

Gambar 8 Perpipaan Heat Exchanger

Tabel 2Keterangan gambar 8


NO Keterangan No Keterangan
1 Boiler 4 Ball Valve
Gambar 10pipa menuju ke filter unit
2 Heat exchanger unit 2 5 Elbow 4”
3 Heat exchanger unit 1 Tabel4 Ketrangan gambar 10
Node keterangan Node Keterangan
400 Tee 2090 Tee
Pemodelan Dan Analisa Pipa Daily 460 Flange (rigid) 3010 Flange (Rigit)
Tank Menuju Filter 470 Ancor (nozzle filter unit 1) 3020 Ball valve (Rigit)
1000 Elbow 3060 Flangefilter unit 2
Pemodelan Pipa Daily Tank menuju Filter 1020 Ball Valve (rigit) 3070 Ancor (nozzle filter unit 2)
1040 Flange(rigit) 4000 Elbow
Untuk pipa dari daily tank dimana 1060 Flangefilter unit 3 4060 Flangefilter unit 1
terdapat dua unit daily tank yaitu unit 1 1070 Ancor (nozzle filter unit 2) 4070 Ancor (nozzle filter unit 2)
dan unit 2.

Analisa Tegangan Pipa Daily Tank Menuju


Filter

Tabel 5 Analisa tegangan pipa

Gambar 9pipa dari daily tank


Analisa Gaya dan Momen di nozzledaily
tank

41
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

Tabel 6.Gaya dan momen nozzle (OPE1) Tabel 9.Gaya dan momen nozzle (OPE2)

Tabel 7.Gaya dan momen nozzle (OPE2)

Pemodelan Dan Analisa Pipa Pompa 1


dan 2 Menuju Heat exchanger

Pemodelan Pipa Pompa 1 dan 2 menuju


Analisa Gaya dan Momen di nozzlefilter Heat exchanger

Tabel 8.Gaya dan momen nozzle (OPE1)

Gambar 11 pipa di pompa unit 1 dan 2

Gambar 12 pipa di Heat exchanger

Analisa Tegangan Pipa Dari Pompa 1 dan


2 Menuju HE 1 Dan 2

42
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

Tabel 10 Analisa tegangan pipa exchanger unit 1


%!&&*I J %!>&I?&2 
K<BLAEM J <L,FGF,N
Aman ( √ )
O&&*I P O>&I?&2 
<QFALEN P BLBKGKEN
Gagal ( X )
Analisa Gaya dan Momen Nozzle Pompa  Resultan gaya dan momen
bending pada nozzle pada heat
Tabel 11Analisa gaya dan momen(OPE1) exchanger unit 2
%!&&*I J %!>&I?&2 
K<BLAEM J <LFKGFN
Aman ( √ )
O&&*I P O>&I?&2 
<QFALEN P BBBGE,N
Gagal ( X )

Tabel 14Analisa gaya dan momen(OPE2)

Tabel 12Analisa gaya dan momen(OPE2)

Maka, hasil analisa resultan gaya


dan momen bending di nozzle pada heat
exchanger unit 1 dan unit 2 adalah:
 Resultan gaya dan momen
Analisa Gaya dan Momen Nozzle Pompa bending pada nozzle pada heat
exchanger unit 1
%!&&*I J %!>&I?&2 
Tabel 13Analisa gaya dan momen(OPE1)
K<BLAEM J ,KBBGERN
Aman ( √ )
O&&*I J O>&I?&2 
<QFALEN J ,B<KGQRN
Aman ( √ )
 Resultan gaya dan momen
bending pada nozzle pada heat
exchanger unit 2
%!&&*I J %!>&I?&2 
K<BLAEM J ,KBGREN
Aman ( √ )
Maka, hasil analisis resultan gaya O&&*I J O>&I?&2 
dan momen di nozzle pada heat <QFALEN J ,KKEGBEN
exchanger unit 1 dan unit 2 adalah: Aman ( √ )
 Resultan gaya dan momen
bending pada nozzle pada heat

43
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

Pemodelan Dan Analisa Pipa Pompa Tabel 17 Analisa gaya dan momen(OPE2)
Unit 3 dan 4 Menuju HE
Pemodelan Pipa Dari Pompa Unit 3
Dan 4 Menuju HE

Analisa Gaya dan Momen di Nozzle


Gambar 13 Pipa pompa unit 3 dan 4 Heat exchanger
Tabel 18 Analisa gaya dan momen(OPE1)

Gambar 14 Pipa pompa unit 3 dan 4

Analisa Tegangan Pipa Pompa Unit 3 dan


4 Menuju HE Maka,hasil analisis resultan gaya
dan resultan momen bending di
Tabel 15 Analisa tegangan pipa nozzleheat exchanger unit 1 dan unit 2
dengan nilai yang diizinkan adalah:
 Resultan gaya dan momen bending
pada nozzle pada heat exchanger unit
1
%!&&*I J %!>&I?&2 
K<BLAEM J E<RGEN
Aman (√ )
Analisa gaya dan momen Nozzle pompa O&&*I P O>&I?&2 
<QFALEN P BR<GREN
Tabel 16 Analisa gaya dan momen(OPE1)
Gagal ( X )
 Resultan gaya dan momen bending
pada nozzle pada heat exchanger unit
2
%!&&*I J %!>&I?&2 
K<BLAEM J ,KBGREN
Aman (√ )
O&&*I J O>&I?&2 
<QFALEN J ,B<KGQRN
Aman ( √ )

44
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

Tabel 19 Analisa gaya dan momen(OPE2) d. Sistem pemipaan marine fuel


oil dari daily tank menuju heat
exchanger tidak mengalami
tegangan berlebih(overstress).
2. Analisa gaya dan momen yang
terjadi pada sistem perpipaan ini
dapat disimpulkan:
a. Gaya dan momen di nozzle
untuk daily tank tidak ada
melebih batas allowable
b. Gaya dan momen yang terjadi
di nozzle untuk filter unit 1,2,3
dan 4 tidak ada melebih batas
Maka,hasil resultan gaya dan allowable.
momen bending di nozzleheat exchanger c. Gaya dan momen yang terjadi
unit 1 dan unit 2 adalah: di nozzle untuk pompa unit
 Resultan gaya dan momen 1,2,3 dan 4 tidak ada melebih
bending pada nozzle pada heat batas allowable.
exchanger unit 1 d. Gaya dan momen yang terjadi
%!&&*I J %!>&I?&2  di nozzle untuk heat exchanger
K<BLAEM J B<FGL,N 1 dan 2 , pada kondisi OPE 1
Aman ( √ ) dalam kondisi ,FFS Tterjadi
O&&*I J O>&I?&2  resultan momen bending yang
<QFALEN J ,LLLG,N melewati kondisi yang
Aman ( √ ) diizinkan(pipa dari pompa unit
 Resultan gaya dan momen 1 dan 2)
bending pada nozzle pada heat e. Gaya dan momen yang terjadi
exchanger unit 2 di nozzle untuk heat exchanger
%!&&*I J %!>&I?&2  1 dan 2 , pada kondisi OPE 1
K<BLAEM J B<FGFBN dalam kondisi ,FFS Tterjadi
Aman ( √ ) resultan momen bending yang
O&&*I J O>&I?&2  melewati kondisi yang
<QFALEN J ,RBQGELN diizinkan.(pipa dari pompa unit
Aman ( √ ) 3 dan unit 4)
f. Momen yang berlebih ini tidak
5. Kesimpulan berpengaruh dengan kondisi
1. Adapun kesimpulan dari tegangan sekarang, karena momen yang
yang terjadi pada sistem pemipaan berlebih hanya terjadi pada
ini adalah: kondisi operasi dengan
a. Pada pipa penyalur dari daily temperatur design bukan
tank menuju filter nilai teperatur kerja sebenarnya.
tegangan yang terbesar
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 51801.6 KPa.
[1] API Std 610. 2004. Centrifugalg
b. Pada pipa penyalur pompa unit
Pumps for Petrolium, Petrochemical
1 dan 2 menuju heat exchanger
and Gas Industries. USA: Americal
unit 1 dan 2 nilai tegangan
Petrolium Institute.
yang tertinggi sebesar 71999.5.
[2] ITT Grinnell Industrial. 1981. Piping
c. Pada pipa penyalur pompa unit
Design and Engineering. New York:
3 dan 4 menuju heat exchanger
ITT Grinnell Press.
unit 1 dan 2 nilai tegangan
yang tertinggi sebesar 72609.3
KPa.

45
Jurnal e-Dinamis, Volume 5, No.1 Juni 2013 ISSN 2338-1035

[3] Helguero M, Victor. 1986. Pipe


Stress Handbook. Texas: Gulf
Publishing Company.
[4] Peng, Ling-Chuan, dan Tsen Long
Peng. 2009. Pipe Stress
Engineering. USA: ASME Press
[5] The American Society of Mechanical
Engineering. 2010. ASME B31.3
Process Piping. New York: ASME
Press.

46

Anda mungkin juga menyukai