Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasional
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
semua penyelenggara pendidikan bertujuan untuk membentuk proses belajar, yakni
usaha untuk memperkenalkan seseorang pada sesuatu yang akan di kuasainya / di
ketahuinya ataupun lingkungannya ( Toto Raharjo 1996: 51 ). Sekolah merupakan
tempat pendidikan, tempat guru mengajar dan tempat murid belajar, sehingga
terjadilah proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya yaitu yang tercantum pada UU Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit yang
melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus di lakukan demi
tercapainya hasil belajar yang di inginkan . Salah satu cara belajar yang
menekankan pada berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan
pendekatan dalam belajar dan metode belajar yang tepat.
Sampai saat ini masih banyak di jumpai guru di sekolah-sekolah, yang dalam
mengajarnya masih menggunakan cara konvensional. Ada juga guru yang
mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu pernah menjadi gurunya,
guru yang demikian ini cenderung akan meniru gaya orang yang di idolakan, tanpa
melihat sisi kelemahannya.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia
yang berkualitas adalah manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
1
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh
karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana
dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada standar nasional pendidikan.
Tujuannya adalah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian pendidikan. Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Selain itu penyusunan Kurikulum 2013 adanya elemen- elemen perubahan
yang signifikan. Perubahan ini harus dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan
untuk dapat melaksanakn kurikulum 2013 dengan penuh percaya diri. Sebagai uji
coba pelaksanaan Kurikulum 2103 dilaksanakan Pembelajaran pada Kurikulum
2013 berbasis tematik integratif atau tematik terpadu. Pada kegiatan inti
dikembangkan pendekatan ilmiah yaitu pendekatan saintifik dan proses penilaian
otentik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata
desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada
satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaannya di satuan pendidikan
Manfaat Pendampingan Membantu Pengawas “Pendamping” dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya, a.l:
1. Melaksanakan RTL bimtek In-1
2. Diseminasi dan penguatan pemahaman Kurikulum 2013 di Kab/Kota dan
wilayah binaan
2
3. Melaksanakan Supervisi Akademik thd guru
4. Membimbing Guru Sasaran dan Kepala Sekolah dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013
5. Memberikan solusi dan alternatif pemecahan terhadap permasalahan yang
muncul di lapangan terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013
6. Menyiapkan laporan pelaksanaan kurk-2013 dan bahan presentasi pd
inservice 2 dlm bentuk powerpoint

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi penguatan kepada sekolah agar sekolah dapat melaksanakan
Kurikulum 2013 dari tahapan merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan baik.

2. Tujuan khusus pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah


meningkatkan kemampuan guru sehingga mampu dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen (termasuk rubrik) penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
c. menyajikan pembelajaran dengan langkah-langkah pendekatan
ilmiah;
d. melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. mengelola nilai peserta didik (termasuk mengisi buku laporan
pencapaian kompetensi peserta didik);
f. memahami buku guru, buku siswa, dan mengadaptasi bahan ajar;
Penyusunan program pengawasan difokuskan pada peningkatan pemenuhan 8
(delapan) standar nasional pendidikan. Pelaksanaan program pengawasan meliputi;
(1) melaksanakan pembinaan guru dan atau kepala sekolah; (2) memantau 8
(delapan) standar nasional pendidikan; (3) melaksanakan penilaian kinerja guru
dan/atau kepala sekolah. Evaluasi hasil program pengawasan dimulai dari tingkat
sekolah binaan dan tingkat kabupaten.

3
C. Sasaran
Sasaran Pendampingan dengan Ratio 1 : 13 ( 1 PTK Pendamping mendampingi
13 PTK sasaran dikarenakan di Kabupaten Klaten Pengawas Dikmen ada 8 terdiri 5
Pengawas SMK dan 3 Pengawas SMA, Pendamping mendampingi 6 Pengawas
Dikmen dan 7 Kepala SMA
Berangkat dari tugas pokok pengawas sekolah, maka ruang lingkup kegiatan
dalam program pengawasan meliputi kepengawasan akademik dan manajerial.
Kepengawasan akademik dan manajerial tersebut tercakup dalam kegiatan:
D. Hasil Yang Diharapkan
Dengan dilaksanakan Program Pendampingan Kurikulum 2013 bagi Pengawas
Dikmen di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
1. Guru semakin memahami:
a. kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013, yang meliputi: rasional, filosofi,
konsep, kaidah, prinsip, makna, dan elemen perubahan kurikulum berdasarkan
SKL, KI dan KD sampai dengan strategi pelaksanaan Kurikulum 2013;
b. isi buku siswa dan buku guru beserta penggunaannya;
c. proses pembelajaran;
d. proses penilaian;
e. pelaksanaan muatan lokal;
f. pelaksanaan ekstrakurikuler;
g. penelusuran bakat dan minat;
h. pelaksanaan matrikulasi (bridging course)

2. Guru semakin terampil dalam:


a. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;
b. mengelola pembelajaran;
c. menyusun instrumen penilaian;
d. melaksanakan penilaian termasuk pengisian laporan hasil pencapaian
kompetensi (rapor) peserta didik;
e. menyelenggarakan muatan lokal;
f. menyelenggarakan ekstrakurikuler;
g. melaksanakan penelusuran minat peserta didik;
h. menyelenggarakan matrikulasi (bridging course);

4
BAB II
Pelaksanaan Pendampingan

E. Persiapan
Rapat Koordinasi di Ruang Bidang Pendidikan Kab Klaten minggu ke 2 tanggal
September 2014 yang dihadiri oleh Kepala Bidang Dikmen Dinas Pendidikan Bp Drs
Wahono MPd dan Ka Sie SMA Bp Drs Lasa,MM tentang Persiapan IHT
Pendampingan
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan Pendampingan
implementasi kurikulum 2013
1. Menyiapkan bahan pendukung yang dibutuhkan Pengawas dan Kepala Sekolah
nan tentang Managemen Perubahan, Managemen Pelaksanaan Kurikulum 2013
Pendekatan dan Strategi Pembelajaran dan Penulisan Rapor
2. Menyiapkan instrumen tentang cara Penyusunan Desain Pembelajaran ( RPP )
3. Menyiapkan istrumen Supervisi Managerial, Supervisi Akademik
4. Menyiapkan istrumen Kepramukaan
5. Menyiapkan istrumen Peminatan di SMA
F. Pelaksanaan
Pendampingan telah dilakukan mulai bulan September sampai bulan Oktober 2014.
Kegiatan pendampingan diperoleh dalam bentuk tatap muka, sharing, konsultasi,
penyampaian informasi, modeling dan monitoring.
Kegiatan pendampingan yang telah diikuti Pengawas, serta Kepala SMA dan Guru
BK sebagai berikut.
Hari / Tanggal Kegiatan Tempat Keterangan
Sanggar SMA N 1
23 September 2014 Workshop Penyusunan
KTSP Klaten
Sanggar SMA N 1
27 September 2014 In House Training
Penyusunan RPP Klaten
SMA N 1 Ceper
29 September 2014 Bimbingan Kelompok
Aula SMA N 1
2 dan 7 Oktober 14 Bimbingan Teknis
Karangdowo

5
G. Hasil
1. Sudah terlaksana sosialisasi Kurikulum 2013 kepada warga sekolah, orang tua
siswa serta komite sekolah namun belum maksimal dalam penerapannya.
2. Terjadinya perubahan mindset guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai
karakteristik Kurikulum 2013 yang masih terus menerus harus mendapatkan
pembinaan.
3. Timbulnya motivasi guru untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai
dari RPP dengan pendekatan saintifik, serta penilaian otentik namun masih perlu
pembinaan yang terus menerus.

H. Kendala dan Pemecahannya


a. Kurangnya waktu bagi kepala sekolah untuk mendampingi guru sasaran
terutama dalam proses pembelajaran.
b. Sulitnya meningkatkan mindset guru tentang karakteristik implementasi
kurikulum 2013.
c. Proses pembelajaran saintifik yang dilakukan guru belum sepenuhnya sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013.
d. Terbatasnya kemampuan kepala sekolah dalam pemahaman tentang
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
e. Penilian proses dan hasil akhir untuk siswa belum dikuasai oleh guru
sepenuhnya.
f. Buku Paket Pegangan Siswa dan Petunjuk Guru pada bidang studi belum ada

6
BAB III
Kesimpulan dan Rekomendasi
I. Kesimpulan
Setelah Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan di SMA Kab Klaten Dinas
Pendidikan Klaten selama lebih kurang 2 bulan, ternyata masih ditemukan kendala
yang cukup signifikan antara lain
1. Kurangnya waktu bagi kepala sekolah untuk mendampingi guru sasaran
terutama dalam proses pembelajaran.
2. Sulitnya meningkatkan mindset guru tentang karakteristik implementasi
kurikulum 2013.
3. Proses pembelajaran saintifik yang dilakukan guru belum sepenuhnya sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013.
4. Terbatasnya kemampuan kepala sekolah dalam pemahaman tentang
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
5. Penilian proses dan hasil akhir untuk siswa belum dikuasai oleh guru
sepenuhnya.

J. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, diharapkan :
1. Kepala sekolah dapat menyediakan waktu khusus untuk memantau proses
pembelajaran di Sekolahnya masing masing
2. Diberikan pelatihan terus menerus kepada guru sasaran terutama dalam
merubah mindset guru sasaran.
3. Bekali guru sasaran secara khusus tentang pembelajaran pendekatan
saintifik, oleh para pendamping.
4. Pelatihan dan bimbingan kepada kepala sekolah secara terus menerus,
sehingga kemampuan Pengawas dan Kepala Sekolah dalam implementasi
kurikulum 2013 dapat meningkat.
5. Diharapkan untuk selalu memberikan bimbingan dan pendampingan
khususnya penilaian proses dan hasil nilai akhir agar lebih dikuasai oleh
guru.

Anda mungkin juga menyukai