Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Ny. M DENGAN ANGGOTA


KELUARGA MENDERITA PENYAKIT DIABETES
MELITUS

A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. RB
2. Umur : 45 tahun
3. Suku : Dayak Tewoyan
4. Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan : SMA
6. Penghasilan / bulan :± 500.000,00
7. Pengeluaran / bulan :-
8. Pengambilan keputusan : Bersama

L Peke Riw.
N Um Hub. Pendidik
Nama / rjaa kesehat
o ur Keluarga an
P n an
Hiperten
1. Tn. S 51 L KK SMA
si
2. Tn, RB. 45 P Suamii SMA - DM
Genogram :
7. Tipe keluarga : Keluarga inti
8. Suku Bangsa : Dayak
9. Agama : Kristen protestan
10. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn. S ± Rp 500.000 per bulan.Dana keluarga
digunakan untuk kebutuhan dasar (makan, minum, pakaian).
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Anggota keluarga Tn. S yaitu istri, tidak mempunyai aktivitas
rekreasi kecuali hanya nonton Televisi.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. RB adalah keluarga dengan
usia lanjut usia.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan dalam keluarga Tn. RB yang belum
terpenuhi adalah perawatan pada usia lanjut dalam keluarga
dengan penyakit kronis pada istrinya (Tn, RB ) yaitu Diabetes
Militus.
3. Riwayat keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :
a. Keluarga Tn. RB dan Ny. M, tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan.
b. Ny,M menderita penyakit hipertensi.
c. Tn, RB menderita penyakit Diabetes Melitus
Dalam keluarga Tn. RB biasanya menggunakan sumber pelayanan
kesehatan keluarga yaitu puskesmas.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn, RB tidak ada yang menderita penyakit keturunan,
bawaan maupun menular.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tipe rumah semi permanen dengan lantai dari tanah.
a. Janis bangunan : semi permanen
b. Status rumah : rumah pribadi
c. Atap rumah : genteng
d. Ventilasi : cukup.
e. Cahaya : cukup
f. Penerangan : cukup
g. Lantai : Bata / tanah
h. Saluran limbah : dibuang kebelakang rumah.
i. Jamban : jenis kloset angsatrin

2. Karakteristik tetangga dan keluarga


Interaksi tetangga dengan keluarga Tn. RB cukup harmonis,
dibuktikan Tn. RB rajin mengikuti pertemuan rutin warga. Tn RB
dan Ny. M rajin mengikuti Posyandu Lansia.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. RB dalam aktivitas sehari-hari menggunakan
fasilitas sepeda motor
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. RB tidak mempunyai waktu tertentu untuk
mengadakan pertemuan khusus dalam keluarga, mereka cukup
melakukan komunikasi setiap hari dengan anggota keluarga.
Sedangkan interaksi dengan tetangga cukup baik dengan mengikuti
pertemuan RT.
5. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga Tn. RB termasuk dalam kategori kurang sehat
karena Ny, M menderita hipertensi sedangkan Tn, RB menderita
penyakit Diabetes Melitus. Fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan keluarga adalah Puskesmas.

IV. Struktur Keluarga


1. Struktur peran (formal dan informal)
Formal:
 Tn. RB, sebagai suami, kepala keluarga dan pencari nafkah.
 Ny. M, sebagai istri.
 Tn. RB, mengikuti kegiatan di kampung ( Kerja bakti )
2. Nilai dan norma keluarga
Keluarga beragama Islam, menghormati dan menjalankan norma
agama dalam menjalani kehidupan berumah tangga dan
bermasyarakat
3. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa.
Hubungan komunikasi antar anggota keluarga cukup baik.
4. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga satu dengan yang lain saling membantu dan
mendukung
Tn RB jarang melakukan kontrol terhadap kadar gula darah karena
kurang mempunyai biaya.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati
2. Fungsi sosial
Setiap keluarga saling menjaga hubungan sosial yang baik dengan
warga sekitar dengan mengikuti kegiatan dalam masyarakat
(pertemuan rutin, ,Kerja bakti)
3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Keluarga Ny,Mmengetahui bahwa Tn,RB menderita
penyakit Diabetes Melitus.
b. Keluarga Tn. RB kurang cepat dalam mengambil keputusan
untuk tindakan kesehatan karena sangat tergantung pada kondisi
keuangan.
c. Keluarga Tn. RB belum tahu cara merawat penyakit
Diabetes Melitus terutama untuk masalah diet, kurang teratur
dalam berobat dan tidak teratur kontrol gula darah.
d. Keluarga Tn. RB belum mampu memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat terutama untuk ventilasi kurang dan
lantai masih dari tanah, karena terbentur masalah biaya.
e. Keluarga Tn. RB jarang menggunakan fasiltas kesehatan
karena terkendala biaya.
4. Fungsi reproduksi
Tn. RB mempunyai 2 (dua) orang anak yang masing – masing
sudah berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri
Tn,RB Sudah menopouse.
5. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi dicukupi lewat penghasilan Tn. RB kadang –
kadang dibantu oleh anaknya Tn. RB, terutama untuk membeli
obat Diabetes Melitus.

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek
Tn. RB tidak mempunyai pekerjaan tetap.
2. Stressor jangka panjang
Tn. RB selalu mengatakan bahwa anaknya yang kedua nakal dan
selalu menjadi beban orang tua.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga Tn. RB cukup tenang dalam menghadapi permasalahan
keluarga.
4. Strategi koping yang digunakan
Apabila menghadapi masalah yang berat Tn. RB menghibur diri
dengan menonton televisi atau keluar rumah pergi ke warung kopi.
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. RB
a. Vital sign :
TD : 180/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36 o C
RR : 18 x/menit
b. Kepala
1) Rambut : rambut bersih.
2) Mata : Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera putih.
3) Telinga : Telinga bersih, pendengaran cukup baik,
tidak ada penyakit.
4) Hidung : Hidung bersih, penciuman masih normal.
5) Mulut : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang
tanggal.
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher
normal.
c. Dada
1) Paru :
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada
luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara paru vesikuler dan
bronchovesikuler. tidak terdengar suara wheezing
2) Jantung :
Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada
dorongan.
Palpasi : tidak ada pulsasi
Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas
normal
Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara
jantung tunggal.
d. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk dan gerakan normal., simetris.
Palpasi : Ukuran normal, tidak ada benjolan.
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : peristaltik normal
e. Ekstremitas :
a. Atas
1) Kanan : Tidak ada keluhan
2) Kiri :Tidak ada keluhan
b. Bawah
1) Kanan : Tidak ada keluhan
2) Kiri :Tidak ada keluhan.
5 5
5 5 c. Kekuatan otot =

f. Genetalia : Tidak terkaji

2. Ny. M
a. Vital sign :
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36 o C
RR : 18 x/menit
b. Kepala
a. Rambut : rambut bersih.
b. Mata : Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera
putih.
c. Telinga : Telinga bersih, pendengaran cukup
baik, tidak ada penyakit.
d. Hidung : Hidung bersih, penciuman
masih normal.
e. Mulut : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang
tanggal.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher
normal.
d. Dada
1) Paru :
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara paru vesikuler dan bronchovesikuler.
tidak terdengar suara wheezing
2) Jantung :
Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada
dorongan.
Palpasi : tidak ada pulsasi
Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas
normal
Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara jantung
tunggal.
e. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk dan gerakan normal., simetris.
Palpasi : Ukuran normal, tidak ada benjolan.
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : peristaltik normal
f. Ekstremitas :
1). Atas
a) 1) Kanan : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri
pada telapak tangan kanan
b) 2) Kiri :Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri
pada telapak tangan kiri
2). Bawah
a) 1) Kanan : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri
pada telapak kaki kanan
b) 2) Kiri :Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri
pada telapak kaki kiri.
5 3)5 Kekuatan otot =
5 5

g. Genetalia : Tidak terkaji


VIII. PemeriksaanPenunjang

 Gula Darah Acak = 280 mg/dl


 Klien mengatakan sudah lama menderita penyakit Diabetes
Melitus dan sudah berobat tapi tidak sembuh – sembuh.
 Klien jarang kontrol kadar gula darah.
 Kadang – kadang klien berhenti minum obat karena belum bisa
beli obat.

IX. Terapi

Ny. S mendapat obat oral :


 Ibuprofen 200 mg : 2 x 1 tab / hari
 Glibenclamid : 2 x1 tab / hari
 Vit B1 : 2 x1 tab / hari

X. Harapan keluarga
Keluarga Tn. RB mengharapkan bisa berobat lebih lanjut
dan mencukupi kebutuhan keluarga, Ny.M dan untuk memperbaiki
rumah.
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS :Klien Resiko Kekurangan
mengatakan syockhyperglikemi insulin
sering
kesemutan
Transport glukosa
Klien menurun
mengatakan
telapak kaki Hiperglikemia
sakit

Klien Syock
mengatakan
sudah lama Ketidakmampuan
tidak periksa keluarga mengenal
kadar gula. masalah kesehatan
pada penyakit
DO : Keluarga diabetes miletus.
Tn.S tidak tahu
resiko dari
penyakit DM
TD : 140/80
mmHg
GDA : 280
mg/dl

Klien tidak
punya
pedoman diet.
Riwayat
Diabetes
Melitus
Tujuan Kriteria evaluasi Rencana
No Diagnosa Keperawatan Keluarga
Umum Khusus Kriteria Standar
Resikosyockhyperglikemi b d Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga 1.Observasi adanya
Ketidakmampuankeluargameraw dilakukan kunjungan 2x diharapkan mengetahui penyebab resiko
atanggotakeluarga yang sakit tindakan keluarga dapat : dan memahami syock hiperglikemi
DS : keperawata menjelaskan resiko pada tentang resiko 2.Gali pengetahuan
Klienmengatakanseringkesemuta n, klien Diabetes Melitus yang bisa keluarga mengenai
n tidak terjadi pada resiko syock
Klienmengatakantelapak kaki mengalami penyakit hyperglikemi pada
sakit syock Diabetes Diabetes Melitus
Klienmengatakansudah lama hyperglike Melitus apbila 3.Jelaskan
tidakperiksakadargula. mi gula darahnya mengenai resiko
DO : tinggi. gula darah yang
KeluargaTn RB tinggi
.Stidaktahuresikodaripenyakit 4.Berikan petunjuk
DM diet.
TD : 140/80 mmHg 5.Beri kesempatan
GDA : 280 mg/dl kepada keluarga
Klien tidak punya pedoman diet. untuk bertanya
Riwayat Diabetes Melitus
No Diagnosa keperawatan Tujuankhusus Tanggal Implementasi Evaluasi
Resiko syock hyperglikemi Setelah dilakukan 18 Juni 1. Mengobservasi 18 Juni 2014
b.d Ketidak mampuan kunjungan 2x diharapkan 2014 adanya penyebab resiko M:
keluarga merawat anggota keluarga dapat : syock hiperglikemi Tn, RB. M mengatakan mengerti
keluarga yang sakit menjelaskan resiko syock 2. Menggali dan tahu kalau menderita
DS : hiperglikemi pada pengetahuan keluarga penyakit Diabetes Melitus
Klien mengatakan sering Diabetes Melitus mengenai Diabetes O:
kesemutan Melitus TD : 140/80 mmHg
Klien mengatakan telapak 3. Menjelaskan Tn, RBdapat menjelaskan
kaki sakit mengenai resiko syock kembali tentang resiko syock
Klien mengatakan sudah hiperglikemi pada hiperglikemi pada Diabetes
lama tidak periksa kadar Diabetes Melitus Melitus
gula. 4. Memberikan Tn, RBbersedia cek kadar gula
DO : pedoman diet untuk secara rutin.
Keluarga Tn.S tidak tahu Diabetes Melitus Tn, RBbersedia minum obat
resiko dari penyakit DM 5. Memberikan secara teratur
TD : 140/80 mmHg kesempatan kepada Tn, RB bersedia melakukan diet
GDA : 280 mg/dl keluarga untuk bertanya sesuai petunjuk
Klien tidak punya pedoman A:
diet. Masalah teratasi
Riwayat Diabetes Melitus P:
Modifikasi Intervensi
1. Anjurkan pada Klien untuk
rutin berolah raga
2. Anjurkan pada Klien agar
aktif datang ke Posyandu Lansia
DAFTAR PUSTAKA

Tjokronegoro, Arjatmo, 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta :


Balai Penerbit FKUI.
Carpenito, Lynda Juall, 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC..
Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC.
Effendi, Nasrul, 1998.Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Depkes RI.
http://www.ilmukeperawatan.com. Diakses pada tanggal 6 Pebruari 2012 jam 16.04 WIB.
Ikram, Ainal, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.
Luecknote, Annette Geisler, 1997. Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai