Anda di halaman 1dari 8

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Zat Yang Maha Suci, Yang

Maha Luas Rahmat-Nya. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad saw. Juga kepada
keluarga dan para sahabat beliau.

‘MATAHARI terbit dari BARAT?’


PENDAHULUAN
Judul tersebut diangkat dari hadits Rasulullah saw. tentang sepuluh
tanda-tanda kiamat besar (qubra). Akan tetapi apabila dicermati benar-benar,
maka muncul pertanyaan yang sulit, berkenaan dengan teori-teori astronomi
dan kosmologi moderen yang menyatakan bahwa Bumi beredar mengelilingi
(mengorbit) Matahari sambil berputar (berotasi) pada poros-nya. Kalaulah
memang demikian halnya, maka pada hakikatnya ‘tidak ada matahari yang
benar-benar terbit’, namun yang terjadi adalah ‘kesan terbit’ yang disebabkan
perputaran-perputaran tadi. Bagaimana kita dapat memahaminya dengan
benar, tulisan ini akan membahasnya secara tuntas.., insya Allah Taála.

ASTRONOMI DAN KOSMOLOGI MODEREN


Menurut ilmu astronomi, Bumi beredar mengelilingi Matahari (orbit)
dengan kecepatan rata-rata 107.200 km/jam, dan bersama Matahari beredar
mengelilingi pusat bima sakti dengan kecepatan 792.000 km/jam. Berikut ini
data matahari dan bumi yang sudah dipublikasi sebagai ilmu pengetahuan;
M a t a h a r i (solar):
bentuk bulat, volume: 1,412x10 18 km 3 (1.300.000×Bumi), diameter:
1,3926x106 km, lingkaran khatulistiwa 4,379 juta km (109xBumi), luas
permukaan: 6,0877×1012 km2 (11.990xBumi), kecepatan rotasi 7,189x103
km/jam, (periode 25 hr.), mengorbit pusat galaksi Bima Sakti (kecepatan
220 km/detik ke arah Crater atau Leo, periode 2,5x108 thn Julian), jarak
Matahari-Pusat Bima Sakti kurang lebih 2,5x1017 km (26.000 tahun cahaya).
B u m i (tellus/telluris atau terra, gaia):
bentuk bulat, volume: 1,08321×1012 km3, diameter: 12.742 km, lingkaran
khatulistiwa: 40.075.017 km, luas permukaan: 510.072.000 km2), berputar
pada sumbunya (rotasi) dengan kecepatan 465 m/detik atau 1.674 km/jam,
dengan kemiringan (sumbu) 23°26’21”, lama periode 0,997 hari. Mengorbit
(mengelilingi) Matahari dengan kecepatan 29,78 km/detik atau 107.000
km/jam, lama periode 365,256 hari, dengan jarak antara Bumi-Matahari
kira-kira 149,6 juta km (dihitung oleh Giovanni Cassini pada tahun 1672,
dengan menggunakan metode paralaks) atau sama dengan 8 menit 17 detik
(c = kecepatan cahaya=299.792.458 m/detik; artinya sinar matahari harus
berjalan selama 8 menit 17 detik untuk sampai ke bumi).

PS. I/29, Medan


Halaman 2 dari 8

Data tersebutlah yang kemudian diajarkan kepada anak-anak kita di


sekolah-sekolah resmi di seluruh dunia sampai dengan hari ini.

AL-QUR’AN SEBAGAI ALAT UJI


“Apakah data tentang Matahari dan Bumi tersebut adalah benar dan
demikian adanya?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk
dicarikan jawabannya, kalau kita ingin menjawabnya berdasarkan kepada
sumber ilmu pengetahuan yang sama oleh karena kita bukan ahli astronomi
atau ahli matematika, merekalah ahlinya(?).
Akan tetapi bagi seorang muslim, maka seluruh teori dan ilmu yang ada
tidak dapat diterima begitu saja tanpa mengujinya terlebih dahulu terhadap
Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan tentunya yang diuji adalah prinsip-pinsip dasar
dari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan persyaratan bahwa
kalau ternyata tidak sesuai dan atau bertentangan dengan Al-Qur’an dan atau
Al-Hadits, maka uji dinyatakan gagal, teori dan atau ilmu tersebut dinyatakan
‘batal’ sehingga tidak boleh digunakan sebagai hujjah (argumentasi) apalagi
menegakkan keyakinan di atasnya (meyakini). Persyaratan ini penting oleh
karena Al-Qur’an (dengan Al-Hadits sebagai penjelasan dari Rasulullah saw.)
yang datangnya dari Allah SWT yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui,
adalah merupakan ‘sumber’ dari seluruh ilmu dan pengetahuan yang ada di
muka bumi, di langit, dan di antara keduanya.
[15:86]. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha
Mengetahui.
[65:12]. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-
benar meliputi segala sesuatu.
Adalah kesalahan besar apabila seorang muslim justru menguji Al-Qur’an dan
atau Al-Hadits terhadap teori dan atau ilmu yang berasalnya dari manusia.
Contohnya ‘Teori Darwin’, bahkan sampai sekarang masih ada umat muslim
yang meyakininya, padahal teori tersebut tidak terbukti kebenarannya, oleh
karena itu orang-orang yang meyakininya akan terjerumus ke dalam kekafiran.
[29:47]. … D a n t i d a k a d a l a h y a n g m e n g i n g k a r i a y a t - a y a t K a m i
s e l a i n o r a n g - o r a n g k a f i r.

APA ITU ALAM SEMESTA?


Konsep ‘Alam Semesta’
Al-Qur’an tidak menyebutkan tentang ‘alam semesta’ atau ‘jagad raya’
dan nama-nama benda angkasa seperti halnya dalam konsep astronomi dan
kosmologi moderen. Secara sederhana namun sangat jelas, Al-Qur’an hanya
menyebutkan tentang adanya langit, dengan matahari, bulan, dan bintang
serta bumi dan seluruh isinya, dan yang berada di antara langit dan bumi.

PS. I/29, Medan


Halaman 3 dari 8

Jadi tidak ada yang namanya planet, satelit, comet, meteor, galaxy,
nova, supernova, black-hole, asteroid, nebula, ataupun solar system (sistem
tata surya) disebut-sebut di dalam Al-Qur’an. Semua nama-nama tadi hanya
ada di dalam teori-teori bidang ilmu astronomi dan kosmologi moderen.
Allah SWT berfirman
[25:61]. Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan -gugusan
bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang
bercahaya.
[37:5]. Tuhan langit dan bumi dan apa y ang berada di ant ara k eduany a
dan Tuhan t empat -te mpat t erbit mat ahar i.

Bagaimana Dengan Mata Angin?


Di dalam Al-Qur’an hanya ada ‘Timur’ dan ‘Barat’ dan bintang sebagai
petunjuk arah, tidak ada satu ayatpun yang menyebut istilah ‘mata-angin’,
ternyata mata-angin hanya dipakai di dalam konsep dan sistem ‘bumi bulat’.
Dan Al-Qur’an samasekali tidak menyebutkan timur dan barat itu sebagai
arah mata-angin. Tidak ada sistem ‘mata-angin’ (barat, timur, utara, selatan)
di dalam Al-Qur’an, akan tetapi yang ada hanyalah arah timur, arah barat,
langit di atas dan bumi di bawah.
Allah SWT berfirman
[2:115]. Dan kepunyaan Allah-lah t i m u r da n b ar a t, maka ke mana pun kamu
menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya)
lagi Maha Mengetahui.
[6:97]. Dan Dialah yang menjadikan b i n t a ng - b in t a ng bagimu, ag a r k amu
m e nj ad ik a nn y a pe t u nj uk da l am k e g e la pa n d i d a rat da n di l au t.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui.

Matahari, Bulan Dan Bintang Yang Beredar!


Al-Qur’an menyebutkan di dalam beberapa ayat bahwa matahari,
bulan dan bintanglah yang beredar pada garis edarnya, dan tidak disebutkan
bahwa matahari, bulan ataupun bintang beredar mengelilingi bumi:
Allah SWT berfirman
[14:33]. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu m at a ha r i da n b u lan
y ang t e r us m e n e rus b e r e da r (dalam orbitnya); dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang.
[21:33]. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, m a t a ha r i dan
b u l a n. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarny a.
[36:38]. dan m a t a ha r i be rj a la n d i t e m pa t pe r e d a ra n ny a. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
[53:1]. Demi bint ang k et ik a te rbe na m,
[55:5]. M a t a h a r i dan b u l a n (beredar) menurut perhitungan.

PS. I/29, Medan


Halaman 4 dari 8

[55:17. Tuhan yang memelihara k e dua t empat t e rbit matahar i dan Tuhan
yang memelihara k e d u a t e mp at t e r b e n am ny a.
[56:75]. Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
[70:40]. Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang M eng at ur te mpat te rbit
dan te rbenamny a matahari, bulan dan bintan g; sesungguhnya Kami
benar-benar Maha Kuasa.
[85:1]. Demi lang it yang mempuny ai g ugus an bint an g,

Bagaimana Dengan Bum i?


Al-Qur’an samasekali tidak menyebutkan bagaimana bentuk bumi, dan
bagi orang yang beriman, maka hal ini wajib diartikan sebagai hal yang ghaib,
akan tetapi Al-Qur’an menyebutkan beberapa sifat untuk bumi, antara lain
‘hamparan’, ‘membentang’, ‘datar’, ‘luas’, dan ‘rata’. Tidak disebutkan bumi
itu bulat, berputar dan mengelilingi matahari, justru Allah SWT menancapkan
gunung-gunung sebagai ‘pasak’ agar bumi tidak berguncang. Dan adalah jelas
menurut Al-Qur’an bahwasanya bumi adalah ‘tetap’ dan ‘tidak bergerak’.
Allah SWT berfirman
[2:22]. Dialah Yang menjadikan b u m i s e b ag a i ha m pa ra n bagimu dan langit
sebagai atap, …
[13:3]. Dan Dia-lah Tuhan yang m e m b e n t a ng k an bu m i dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. …
[15:19]. Dan Kami telah m e n g ha m pa rk an b um i dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.
[16:15]. Dan Dia m e n an c ap k a n g u nu ng -g u n u ng d i b u m i s u pay a
b u m i i t u t i d ak g u n ca ng be rs am a k am u, (dan Dia menciptakan) sungai-
sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
Tasir Ibnu Katsir
1) Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Qais ibnu Ubadah,
bahwa setelah Allah menciptakan bumi, maka bumi terus berguncang, lalu para
malaikat berkata, “I ni t idak lay ak bag i s e orang pun y ang be rte mpat
t ingg al di pe rmukaanny a.” Kemudian pada keesokan harinya ternyata
telah ada gunung-gunung (yang menstabilkannya).
2) Dari Ali bin Abu Thalib ra. yang mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan
bumi, Dia membiarkannya, kemudian bumi berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau
akan menciptakan di atasku Bani Adam yang gemar mengerjakan dosa-dosa
dan menimbulkan kekotoran di atasku?” M ak a A l la h me na n ca pk an
p a da ny a g u nu ng -g u nu ng y a ng da pa t k a l i a n l i hat d an y a ng
t i da k t e r l i ha t o le h k a l i a n. S e b e lu m it u bu m i t i d ak t e t a p , s e l a lu
b e rg u nc a ng s e pe rt i dag i ng y a ng h id u p (berdenyut).
[18:47]. Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-
gunung dan k a m u a k a n m e l i h a t b u m i i t u d a t a r dan Kami kumpulkan
seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.

PS. I/29, Medan


Halaman 5 dari 8

[29:56]. Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, s e s u n g g u h ny a bu m i -K u l ua s,


maka sembahlah Aku saja.
[55:10]. Dan A l l a h t e la h me r at ak a n bu m i untuk makhluk (Nya).
[11:123]. Dan kepunyaan Allah-lah apa y ang g haib di lang it dan di bum i
dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah
Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa
yang kamu kerjakan.
[21:30]. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwas anya
lang it dan bumi it u keduanya dahu lu adalah s uat u yang padu,
k e m u d i a n K a m i p i s a h k a n a n t a r a k e d u a n y a. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Tasir Ibnu Katsir
Tidakkah mereka perhatikan bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu.
Dengan kata lain, satu sama lainnya menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada
mulanya. Lalu keduanya dipisahkan dari yang lain, maka langit dijadikan-Nya
tujuh lapis, bumi dijadikan-Nya tujuh lapis pula. D ia me misahk an ant ara
lang it y ang te rdek at dan bumi deng an udar a, sehingga langit dapat
menurunkan hujannya dan dapat membuat tanah (bumi) menjadi subur
karenanya.

BAGAIMANA CARANYA M A T A H A R I T E R B I T D A R I B A R A T ?
Allah SWT memberitahukan adanya tanda-tanda kiamat pada surat
Al-An’am [6], ayat 158, yang dijelaskan di dalam Hadits Rasulullah saw. bahwa
salah satu dari tanda-tanda tersebut adalah “matahari terbit dari barat”.
Apabila keadaan bumi dan matahari adalah benar-benar seperti apa
yang digambarkan oleh para astronom (sistem tata surya), maka hadits ini
menjadi musykil dan sulit untuk dipahami dengan logika.
Pada Sistem Tata Surya (Solar System) di dalam astronomi modern
“tidak ada matahari yang terbit dari timur”, akan tetapi yang terjadi adalah
sebagai akibat dari adanya perputaran (rotasi) bumi dari arah barat ke timur,
maka matahari ‘kelihatannya (seolah-olah) terbit’ dari arah timur ke barat.
Lalu bagaimana caranya agar matahari dapat terbit dari arah barat ke timur?
Karena pada hakikatnya tidak ada ‘matahari terbit’ yang sesungguhnya.
Para astronom dan ilmuwan di seluruh dunia termasuk NASA (Lembaga
Antariksa Nasional Amerika) kemudian berspekulasi bahwa ‘matahari terbit
dari barat’ dapat terjadi melalui dua kemungkinan; 1). adanya perubahan
letak kutub-kutub bumi, yaitu kutub utara berada di selatan dan juga
sebaliknya (bumi berjungkir balik?), atau 2). berhentinya r otas i bu mi , l alu
b e rba li k ar ah n ya da r i ti mu r k e b a ra t, yang dapat terjadi secara
perlahan dalam jangka waktu puluhan atau ratusan tahun, dan salah satu
penyebab adalah terjadinya tabrakan antara bumi dengan benda langit lain
seperti meteor atau asteroid yang cukup besar. Akan tetapi menurut mereka,

PS. I/29, Medan


Halaman 6 dari 8

terjadinya peristiwa rotasi bumi yang berbalik arah, akan menyebabkan


kemusnahan sebahagian besar kehidupan di atas bumi!
Ternyata tidak satupun dari kedua kemungkinan tersebut masuk akal,
walaupun NASA membenarkan terjadinya kemungkinan yang ke-2 tersebut;
karena harus diingat bahwa subjek dari hadits tersebut adalah ‘matahari’
jadi, mataharilah yang akan ‘terbit dari barat’, bukan bumi yang harus
merobah arah putarannya, atau menunggu meteor datang menabrak supaya
terjungkir balik? Tidak ada yang akan menabrak bumi kecuali ‘gunung’, yang
akan terjadi nanti pada hari kiamat! Insya Allah Taála.
Allah SWT berfirman
69:14]. dan diangk at lah bumi dan g unung -gunung , lalu dibe nt urk a n
keduanya sekali bentur.
Sabda Rasulullah saw.
1) Dari Abu Dzar ra. berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada
Abu Dzar ketika matahari sedang terbenam: “Tahukah kamu kemana matahari
itu pergi?” Aku jawab; ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau berkata:
“Sesungguhnya dia akan terus pergi hingga bersujud di bawah al-'Arsy lalu dia
minta izin kemudian diizinkan dan dia minta agar terus saja bersujud namun
tidak diperkenankan dan minta izin namun tidak diizinkan dan dikatakan
kepadanya: ‘K e m b a l i l a h k e t e m p a t a s a l k a m u d a t a n g ’ . M a k a
m a t a h a r i i t u t e r b i t ( k e l u a r ) d a r i t e m p a t t e r b e n a m n y a t a d i’.
Begitulah sebagaimana firman Allah QS. Yaasiin, ayat 38 yang artinya: Dan matahari
berjalan pada tempat peredarannya (orbitnya). Demikianlah itu ketetapan Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui).” (HR. Shahih Al-Bukhari, 2960).
2) Dari Abu Hurairah ra. dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “T i d a k a k a n
t e r j a d i h a r i k i a m a t h i n g g a m a t a h a r i t e r b i t d a r i s e b e l a h b a r a t.
Apabila matahari itu telah terbit, dan orang-orang melihatnya maka mereka
semua segera beriman. Itulah maksud firman Allah: ‘Pada hari datangnya ayat
(tanda) dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya
sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan
kebaikan dalam masa imannya’. (QS. Al An'am 158). (HR. Shahih Al-Bukhari, 4269).
3) Dari Abu Dzar ra. dia berkata; Aku pernah bersama Nabi saw. di masjid pada
saat matahari mulai terbenam. Lalu beliau bertanya; “Wahai Abu Dzar, tahukah
kamu dimana matahari terbenam?” Aku menjawab; ‘Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu’. Beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari itu pergi hingga ia
bersujud di bawah Arsy. Itulah yang dimaksud firman Allah Ta'ala: ‘Dan matahari
berjalan ditempat peredarannya.’ (QS. Yaasiin: 38). Beliau bersabda: “Te mpat
pe re darannya be rada dibawah Ars y.” (HR. Shahih Al-Bukhari, 4428).
4) Dari Abu Hurairah dia berkata, ‘Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga perkara
yang apabila keluar niscaya tidak akan bermanfaat iman seseorang yang
sebelumnya beriman atau sebelumnya berusaha berbuat baik pada imannya,
yaitu: t e r b it ny a mat a ha r i d a r i b a ra t, keluarnya Dajjal, dan makhluk
melata di bumi'.” (HR. Shahih Muslim, 227).

PS. I/29, Medan


Halaman 7 dari 8

RANGKUMAN
Matahari terbit dari barat adalah salah satu dari qadha dan qadar Allah
SWT yang wajib kita yakini, yang disebutkan di Al-Qur’an dan yang dijelaskan
oleh hadits Rasulullah saw. Dan sehubungan dengan peristiwa tersebut, maka
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan;
1. Hampir keseluruhan konsep keilmuan di dalam astronomi dan kosmologi
moderen adalah tidak sesuai dan bertentangan/mengingkari Al-Qur’an
dan Al-Hadits. Bagi orang beriman, maka hal ini wajib ditolak! Adapun
yang bertentangan dengan Al-Qur’an antara lain;
a. Sistem ‘alam semesta’ atau ‘jagad raya’
b. Bumi bulat, berotasi, dan mengorbit matahari (sistem tata surya)
c. Sistem ‘mata-angin’
d. Bertabrakannya bumi dengan benda langit lainnya
2. Dalam masalah ini, adalah cukup bagi orang beriman untuk memahami
dan meyakini apa-apa yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
tanpa harus menambah-nambah, apalagi membuat ‘penyesuaian’ agar
Al-Qur’an tidak bertentangan dengan astronomi dan kosmologi moderen,
justru astronomi dan kosmologi moderenlah yang harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an, dan Al-Hadits bukan sebaliknya!
3. Mohonlah petunjuk kepada Allah agar diberikan ilmu dan hikmah dalam
memahami ayat-ayat Allah SWT dan hadits Rasulullah saw.
[2:269]. Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang
Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang
siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi
karunia yang banyak. D a n h a ny a o ra ng - o ran g y a ng be r ak a l l ah
y ang da p at m e ng am b i l pe la ja r a n (dari firman Allah).
4. Senantiasa waspada terhadap isu, konsep dan teori yang merusak iman
dan akidah muslim, yang sesat lagi menyesatkan!
5. Senantiasalah bertaqwa dan bertawakkal hanya kepada Allah SWT.

Wallahu álam

PS. I/29, Medan


Halaman 8 dari 8

CATATAN

PS. I/29, Medan

Anda mungkin juga menyukai