Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan rahmad dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan Laporan Kinerja Tahunan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Tahun 2013.
Laporan Kinerja Tahunan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Tahun 2013 ini merupakan
bentuk pertanggungjawaban kami selama melaksanakan tugas sebagai Bidan Pegawai Tidak
Tetap (PTT) Tahun 2013 di Desa Kates, UPTD Puskesmas Kauman, Kabupaten
Tulungagung.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Gatot D.P. Poerwanto, MKK. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tulungagung.
2. Bapak Didik Nusantoro, SKM, M.M, selaku Kepala UPTD Puskesmas Kauman.
3. Bapak Gendut giono, selaku Kepala Desa Kates Kecamatan Kauman Kabupaten
Tulungagung.
4. Semua rekan serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyusunan Laporan Tahunan
Bidan PTT Tahun 2013 ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tahunan Bidan PTT Tahun 2013
ini masih banyak hal-hal yang kurang sesuai dengan harapan, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan penyusunan
Laporan Tahunan Bidan PTT Tahun 2013 ini.
Semoga laporan kinerja tahunan Bidan PTT tahun 2013 ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak pada umumnya dan untuk kami sendiri pada khususnya.

Tulungagung, 31 Desember 2013


Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ 1

Daftar Isi .................................................................................. ......... 2

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................... ......... 3


B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus

BAB II : Analisa Situasi ............................................................... 4

1. Wilayah ................................................................... 4
2. Sasaran .................................................................... 5
3. Sarana dan Prasarana ............................................... 5

BAB III : Pelaksanaan Kegiatan ........................................................ 6

A. Perencanaan ................................................................... 6
B. Pengorganisasian ........................................................... 6
C. Pelaksanaan Pelayanan .................................................. 8
1. Kesehatan Ibu .......................................................... 8
2. Kesehatan Anak ....................................................... 11
3. Kesehatan reproduksi ............................................... 12
4. Tugas pokok fungsi tambahan .................................. 12
5. Pemberdayaan masyarakat ........................................ 14

BAB IV : Hasil Kegiatan Dan Analisa................................................ 16

A. Hasil kegiatan ..................................................................16


B. Analisa.............................................................................16

BAB V : Hambatan dan Pemecahan Masalah....................................19

BAB VI : Penutup........................................................................ 23

Lampiran .............................................................................................. 24

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Nasional salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Dalam meningkatkan
sumber daya manusia ini, diperlukan manusia yang sehat. Fungsi Puskesmas yaitu pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas Pembantu / Poskesdes adalah
unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan UPTD Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil. Sebagai wujud pelaksanaan ketiga fungsi Puskesmas diatas,
Puskesmas Pembantu Desa Batangsaren menyelenggarakan upaya kesehatan di wilayah
Desa Batangsaren Kecamatan Kauman.

B. Tujuan
1 tujuan umum
Memberikan pelayanan kesehatan untuk meninggkatkan derajat kesehatan secara
optimal yang bersifat edukatif preventif rehabilatif dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerja
2. tujuan khusus
a. meningkatkan cakupan dan mutupelayanan ibu hamil pertolongan persalinan
perawatan nifas kesehatan bayi dan anak balita serta konseling dan pelayanan KB
melalui upaya strategi antara lain poskesdes dan posyandu
b.menjaring seluruh kasus resiko tinggi ibu hamil bersalin nifas dan bayi baru
lahirnuntuk mandapatkan penanganan yang memadai sesuai dengan kasus dan
rujukan
c. meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu keluarga masyarakat yang mendukung
upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi

3
BAB II
ANALISA SITUASI
1. Wilayah
a. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Desa Jatimulyo
Sebelah Selatan : Desa Balerejo
Sebelah Timur : Desa Panggungrejo kota
Sebelah Barat : Desa Panggungrejo

b. Luas Wilayah
Luas Wilayah desa Batangsaren 297 Ha

c. Jalur Transportasi
Wilayah desa Batangsaren, Kecamatan Kauman jalur transportasi baik, pada
musim hujan maupun musim kemarau masih dapat dilalui kendaraan baik roda
dua maupun roda empat. Jarak dengan Puskesmas Kauman ± 2 km, dapat
ditempuh dalam waktu 10mnt. Jalan semua menuju fasilitas – fasilitas penting
sudah di aspal.

d. Peta Wilayah

KETERANGAN :

----------- : Batas Desa

: Jalan Pertolongan

: Jalan Desa

: Jalan Raya

: Sungai Song

: Sungai Desa

4
2. Sasaran
a. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
1) Jumlah penduduk laki – laki : 3973 orang
2) Jumlah penduduk perempuan : 3924 orang
3) Jumlah penduduk total : 7897 orang
4) Jumlah KK : 2618 KK
b. Agama penduduk
1) Islam : 4. 736 orang
2) Kristen : 27 orang
c. Pekerjaan penduduk
1) Petani : 555 orang
2) Buruh tani : 761 orang
3) PNS : 6 orang
4) Peternak : 664 orang
5) Usaha sendiri : 151 orang
6) Pegawai swasta : 60 orang
d. Sasaran progam
1) Jumlah ibu hamil : 87 orang
2) Jumlah ibu hamil resti : orang
3) Jumlah ibu bersalin : 76 orang
4) Jumlah bayi : 76 bayi
5) Jumlah neonatal resti : bayi
6) Jumlah balita : 395 balita
7) Jumlah apras : anak

3. Sarana dan prasarana


a. Puskesmas Pembantu : 1 buah
b. Poskesdes : 0 buah
c. Bidan Praktek Mandiri : 3 orang
d. Jumlah bidan : 2 orang
e. Jumlah perawat : 0 orang
f. Jumlah posyandu : 7 pos
g. Jumlah posyandu lansia : 4 pos
h. Jumlah kader : 51 orang
i. Jumlah dukun aktif di desa : 1 orang

5
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PERENCANAAN
Bidan PTT yang ditempatkan di desa harus siap dan mampu menjalankan
tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Keberhasilan kinerja
Bidan PTT dalam menjalankan tugas di lapangan ditentukan oleh perencanaan yang
matang dari individu pelaksana kegiatan tersebut. Perencanaan kegiatan Bidan PTT
dapat disusun secara bulanan, tribulan, semester, dan tahunan. Dalam
pelaksanaannya Bidan PTT yang ditempatkan di Desa berkoordinasi dengan
pemerintah desa, tokoh masyarakat dan kader. Dengan disusunnya perencanaan
tersebut, maka program-program kesehatan yang dibebankan kepada Bidan PTT
dapat dilaksanakan secara terarah dan target yang telah ditentukan dapat tercapai
dengan baik.
Selain itu kegiatan bidan desa di mulai dari penyusunan rencana usulan
kegiatan (RUK) dan Plan of Actif (POA) . RUK tersebut disusun berasarkan tugas
pokok dan fungsi bidan desa pelaksana kegiatan (RPK). Rencana pelaksana kegiatan
( RPK ) dotentukan berdasarkan hasil musyawarah pada pelaksanaan kegiatan
termasuk kegiatan bidan desa.
Rencana usulan kegiatan (RUK) bidan desa kates kecamatan kauman yang
telah disetujui dijadikan rencaca kegiatan harian yang terdiri dari:
1. Pelayanan dasar poskesdes
2. Pendataan sasaran
3. Pelaksanaan P4K
4. Kelas ibu hamili
5. Pembinaan bumil resti
6. Sweeping bumil KEK
7. Pertolongan persalinan yang aman
8. Kunjungan Rumah Neonatal dan Nifas
9. Tindak lanjut neonatal resti
10. Tindak lanjut balita resti
11. Posyandu balita
12. Kunjungan balita tidak hadir di posyandu
13. Pelacakan Gizi buruk
14. Kunjungn Gizi buruk
15. Pelacakan kasus jiwa
16. Posyandu lansia
17. Pengambilan Data survey PSG

6
18. Penjaringan anak sekolah
19. BIAS
20. Kunjungan TK
21. Penjaringan katarak
22. Sweepinh imuninasi
23. Pencatatan register kohort
24. Kajian PHBS di Insutusi
25. Pertemuan di puskesmas
26. Pelaksanaan P3K

B. PENGORGANISASIAN
Pelayanan kebidanan merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan
yang di arahkan untuk mewujutkan kesehatan tidak dapat dijalankan sendiri tanpa
kerja sama antara bidan dengan pemerintah yang ada di desa. Bersama – sama dengan
pemerintah desa membentuk struktur organisasi Poskesdes demi kalancaran
pelaksanaan masing – masing progam di desa.

7
STRUKTUR ORGANISASI POSKESDES DESA KATES

Ketua

Suratno

Sekretaris

Endah

Pokja PHBS Pokja GSI Pokja Kesling Pokja KLB Pokja PSN Pokja Gizi

Sutikno Muyasaroh Nurul Kadi Enik Markaten

Strategi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan

oleh pemerintah, mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan kesehatan,

mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan

kultur budaya masyarakat setempat dan mengembangkan manajemen sumber daya yang

dimiliki masyarakat secara terbuka (transparan). Dalam organisasi desa siaga dibentuk

poskesdes. Poskesdes merupakan suatu tempat didesa yang digunakan sebagai pusat

kegiatan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang dikelola dari oleh

dan untuk masyarakat dengan dibina/ pendampingan oleh tenaga kesehatan.

8
Salah satu kegiatan UKBM di desa kates kecamatan kauman yang lain adalah

posyandu. Desa kates mempunyai 4 posyandu balita. Yaitu posyandu 1, posyandu 2,

posyandu 3, posyandu 4 dan 1 posyandu lansia.

Struktur Organisasi Posyandu

Posyandu balita desa kates kecamatan kauman

Penanggung Jawab

Kepala Desa

Posyandu I Posyandu II Posyandu III Posyandu IV

Ketua Sutikno Ketua Suratno Ketua Suhar Ketua Kadi

Anggota: Anggota Anggota Anggota

Yanti Indun Markaten Umi

Sringah muyasaroh Suprihatin Enik

Sulis Pi’ah

Peran bidan di desa dalam mewujudkan desa siaga sangat penting, dapat dilakukan
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara menggalang kemitraan dengan
masyarakat, melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan
yang di hadapi dengan mempertimbangkan potensi masyarakat serta sumber – sumber
yang tersedia di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sangat penting di lakukan
dengan tujuan agar masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk
untuk mampu memecahkan masalah – masalah yang mereka hadapi, dan sanggup
memenuhi kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan
pihak luar, baik pemerintah maupun organisasi – organisasi non pemerintah. Syarat bagi
sebuah desa di katakan sebagai desa siaga adalah apabila di desa tersebut telah terdapat
sebuah Poskesdes. Berdasarkan definisinya, Poskesdes adalah Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKBM) yang di bentuk di desa di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyadiakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyakat desa.

9
Pada saat ini desa kates telah menjadi desa siaga yang artinya desa kates telah
memiliki kesiapan sumberdaya serta kamauan dan kemampuan untuk mencegah dan
mangatasi masalah – masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara mandiri
dengan unsure pelaknana organisasi di ambil dari warga desa kates sendiri.

C. PELAKSANAAN PELAYANAN
1. Kesehatan Ibu

Upaya kesehatan ibu adalah meningkatkan kesehatan wanita yang berkaitan


dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) yang dimulai sejak periode usia
subur, kehamilan , persalinan, nifas, dan meneteki.
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu :
1.1.Kegiatan dalam gedung
a. pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita
b. pelayanan konseling pada masa pra hamil
c. pelayanan ante natal pada kehamilan normal
 Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisanya pada setiap kunjungan/pemeriksaan Ibu hamil.
 Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.
 Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk
pengukuran tinggi fundus uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin.
 Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran struktur tulang panggul.
 Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin
dengan menggunakan funandoskop dan gerakan janin dengan palpasi
uterus.
 Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.
 Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan
janin
 Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi
kehamilan.
 Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda
bahaya serta bagaimana menghubungi bidan.
 Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hyperemesisgravidarium tingkat I, abortus imminen dan pre eklamsia
ringan.
 Menjelaskan dan mendemonstrsikan cara mengurangi ketidaknyamanan
yang lazim terjadi dalam kehamilan.
10
 Memberikan immunisasi pada ibu hamil.
 Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan
penanganan yang tepat termasuk merujuk ke tempat yang memiliki
fasilitas yang lebih lengkap.
 Meberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
 Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan
selama hamil seperti, nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti
merokok.

d. pelayanan persalinan normal


 Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-
tanda vital ibu peda persalinan sekarang.
 Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
 Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan
penurunan janin.
 Mecatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan
frekuensi).
 Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam ) secara lengkap
dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi,
posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul dengan bayi.
 Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf.
 Memberikan dukuungan psikologis bagi wanita dan keluarganya
 Memberikan cairan nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
 Mengidentifikasi secaara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan
kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melkukukan
rujukan dengan tepat waktu.
 Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai
dengan indikasi.
 Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
 Melakukan episiotomi dan penjahitan jika diperlukan.
 Melaksanakan menajemen fisiologi kala III.
 Melaksanakan manajemen aktif kala III.
 Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika,
dan sedative.
 Memasang infuse, mengambil darah untuk pemeriksaan haemoglobin
(HB) dan hematokrit (HT).

11
 Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversion uteri dalam kala III.
 Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
 Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
 Memeriksa robekan, serviks, dan perineum.
 Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
 Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang,partus
macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, posterm
dan preterm.
 Melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
 Mengelola perdarahan post partum.
 Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawatdaruratan dengan
tepat waktu sesuai indikasi.
 Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan
hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi dini.
 Memfasilitasi ibu untuk menyusui segera mungkin dan mendukung ASI
eksklusif.
 Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang
dilakukan.

e. pelayanan ibu nifas normal dan ibu menyusui


 Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk
keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran.
 Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
 Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
 Mendiagnosa masa nifas
 Menyusun perencanaan.
 Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
 Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri
sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
 Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana
perlu.
 Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau
merujuk untuk tindakan yang sesuai.
 Penatalaksanaan ibu post partum abnormal : sisa plasenta, renjatan dan
infeksi ringan.
 Melakukan konseling pada ibu tentang seeksualitas dan KB pasca
persalinan.

12
 Melakukan konseling dan meberikan dukungan untuk wanita pasca
persalinan.
 Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
 Memberikan antibiotika yang sesuai.
 Mencatat dan mendokumntasikan temuan-temuan dan intervensi yang
dilakukan.

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

1.2. Kegiatan di luar gedung


a. pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita
b. pelayanan konseling pada masa pra hamil
c. pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. pelayanan ibu nifas normal
e. pelayanan ibu menyusui
f. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2. Kesehatan Anak
Upaya kesehatan anak adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesehatan anak untuk mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya, memiliki
kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya
pemenuhan, penigkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari terwujudnya bayi lahir
sehat dengan lahir normal, mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara
optimal sejak usia dini, usia sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.
Kegiatan pelayanan kesehatan anak
2.1. Kegiatan didalam gedung
a. Asuhan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
b. penanganan hipotermi dan segera dirujuk
c. penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan
d. pemberian immunisasi rutin sesuai program pemerintah
e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
f. pemberian konseling dan penyuluhan
g. pemberian surat keterangan kelahiran
h. pemberian surat keterangan kematian

2.2. Kegiatan di luar gedung


a.kunjungan rumah (KN)
b. pemberian immunisasi rutin sesuai program pemerintah (Posyandu)

13
c. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah (Posyandu,
TK, PAUD)
d. pemberian konseling dan penyuuhan (Posyandu, kunjungan rumah)

3. Kesehatan Reproduksi
Upaya kesehatan reproduksi diantaranya adalah dengan program Keluarga
Berencana (KB). Upaya pelayanan Keluarga Berencana adalah upaya pemerintah dalam
mengendalikan laju pertambahan penduduk dan akselerasi penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) melalui pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dengan menggunakan
kontrasepsi, termasuk penanganan komplikasi dan efek samping. Kegiatan pelayanan
Keluarga Berencana :
3.1 Kegiatan di dalam gedung
a. pelayanan konseling Keluarga Berencana
b. peleyanan Keluarga Berencana Cafetaria (IUD, MOP, MOW, Implant, suntik, pil,
kondom).
c. pelayanan efek samping dan komplikasi

3.2. kegiatan di luar gedung


a. pelayanan konseling keluarga berencana
b. pelayan Keluarga Berencana dengan Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)
c. pelayanan dengan momen khusus (Safari-TNI KB Kes)
d. pendataan Keluarga Berencana (4T, Keluarga Miskin, ALKI)

4. Tugas Pokok Fungsi Tambahan


Tugas utama Bidan adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan
anak, KB dan tugas-tugas lain secara profesional serta dalam melaksanakan tugas
pelayanan medik di dalam maupun di luar jam kerja bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas. Tugas pokok fungsi tambahan diantaranya:

4.1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Kegiatan didalam gedung
 melaksanakan Program Kesehatan Gizi Masyarakat dengan sasaran ibu
hamil, ibu nifas, bayi dan balita
 memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif (IMD)
 pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil
 pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil
 pemberian kapsul vitamin A
 pojok gizi

14
 perawatan gizi buruk
 penyuluhan kelompok

b. Kegiatan di luar gedung


 pemberian kapsul vitamin A
 memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif
 penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita di
Posyandu
 pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan bayi dan balita
 penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi
 pemetaan kadarzi
 monitoring garam beryodium
 penyuluhan kelompok
 pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 – 24 bulan yang Bawah
Garis Merah (BGM)
 balita gizi buruk yang mendapat perawatan
 pemberian tablet tambah darah
 balita gizi buruk mendapat PMT Pemulihan
 balita BGM (Bawah Garis Merah)

4.2. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Dan Tidak Menular
Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta masalah kesehatan
dapat dilakukan di dalam gedung maupun luar gedung.
a. Kegiatan di dalam gedung
 pengamatan perkembangan penyakit (data kesakitan dan kematian) menurut
karakteristik epidemiologi (waktu, tempat,dan orang) dalam rangka
kewaspadaan dini dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa)
 membuat pemetaan daerah rawan bencana, rawan imunisasi dengan indikator
cakupan imunisasi (kurang dari target yang ditentukan) dengan disertai
analisis factor penyebabnya
 melakukan screening TT WUS dan atau memberikan imunisasi
 melkukan pemeriksaan dan tata laksana penderita pneumonia balita, diare,
TB Paru, kusta, dan DBD
 melakukan penjaringan suspek TB, DBD, dan kusta
 melakukan rujukan diagnosis (pada TB) dan rujukan kasus (pneumonia balita,
diare, TB Paru, kusta, dan DBD) yang tidak bisaditanganni di Poskesdes
 pengambilan obat dan pengawasan menelan obat (TB dan kusta)
 pelayanan konseling
15
 membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan

b. Kegiatan di luar gedung


 penyelidikan epidemiologi biila terjadi KLB
 melakukan pelacakan dan menentukan daerah fokus penyakit potensi KLB
dengan membuat pemetaan
 mengambil tindakan darurat pengobatan dan melakukan rujukan sesegera
mungkin
 melakukan pencarian kasus penderita secara aktif ( pelacakan kasus,
kunjungan rumah, pelacakan kontak, dsb)
 melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, kusta)
 pelayanan di Posyandu
 pemeriksaan jentik berkala (DBD) di rumah-rumah atau tempat-tempat
umum
 penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa setempat
 melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka
pencegahan dan pengendalian penyakit menular

4.3.Upaya Pengobatan Dasar


a. Kegitan di dalam gedung
 konseling pengobatan
 diagnosa dan terapi dasar
 emergensi dasar
 rujukan pasien
 rehabilitasi pasien
b. Kegiatan di luar gedung
 penyuluhan tentang penyakit.
 pengobatan sederhana secara masal di bawah pengawasan dokter Puskesmas.
 deteksi dini pada keluarga dan masyarakat.
 pertolongan pertama pada kecelakaan atau gawat darurat pada penyakit.

5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instriktif,
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
meniingkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga
masyarakat akan dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajad kesehatan.

16
Salah satu bentuk proses pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya
kegiatan Desa Siaga. Keberhasilan proses pemeberdayaan dapat dilihat dengan
terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dibentuk dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat. Jenis UKBM yang ada di Desa Gendingan adalah Posyandu dan
Polindes.

BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN ANALISA

A. Hasil Kegiatan

17
Tabel 3.1 Hasil cakupan kegiatan program KIA Desa Kates Puskesmas Kauman
Kabupaten Tulungagung Pada Tahun 2013

Jumlah Hasil Pencapaian Target


No Indikator SPM
sasaran kegiatan % %
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 80 78 97,50 93
2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 80 73 91,25 93
3. Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Masyarakat 16 15 93,75 80
4. Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes 16 30 187,50 80
5. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 16 9 56,25 80
6. Cakupan Persalinan Oleh Nakes 76 69 90,79 94
7. Cakupan Persalinan Nakes di Fasilitas Kesehatan 76 69 90,79 94
8. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas paripurna 76 62 81,58 95
9. Cakupan KN 1 Murni (6-48 jam) 71 70 98,6 97
10. Cakupan KN Lengkap (0-28 hari) 71 56 78,9 97
11. Cakupan Neonatal Komplikasi Yang Ditangani 10 5 50 77
12. Cakupan Kunjungan Bayi Paripurna 71 81 114,1 97
13. Cakupan Kunjungan Anak Balita Paripurna 298 318 107 88
14. Cakupan Kunjungan Anak Pra Sekolah Paripurna 146 77 52,7 85

B. Analisa
Analisa data dari hasil kegiatan dengan menggunakan indikator SPM diatas,
didapatkan permasalahan yaitu terdapat kegiatan yang pencapaian cakupannya masih
dibawah target. Cakupan indikator yang masih dibawah target adalah:
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4, yaitu hanya tercapai 91,25% dari target SPM
sebesar 93%. kesenjangan yang muncul 1,75%
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, yaitu hanya tercapai 56,25% dari
target SPM sebesar 80 %. Kesenjangan yang muncul 23,75%
3. Cakupan persalinan oleh nakes, yaitu hanya tercapai 90,79% dari target SPM
sebesar 94%. Kesenjangan yang muncul 3,21%
4. Cakupan pelayanan ibu nifas paripurna yaitu hanya tercapai 81,58% dari target SPM
sebesar 95 %. Kesenjangan yang muncul 13,42%
5. Cakupan KN lengkap (0-28 hari), yaitu hanya tercapai 78,9% dari target SPM 97%.
Kesenjangan yang muncul 18,1%
6. Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani, yaitu hanya tercapai 50% dari target
SPM sebesar 77%. Kesenjangan yang muncul 27%
7. Cakupan kunjungan anak pra sekolah paripurna yaitu hanya tercapai 52,7% dari
target SPM sebesar 85%. Kesenjangan yang muncul 32,3%

18
Dari hasil identifikasi masalah, dapat dirumuskan bahwa dari 14 indikator
didapatkan 7 indikator SPM yang pencapaiannya dibawah target. Untuk mengetahui
tingkatan permasalahan guna mendahulukan penanganan permasalahan yang ada di
Desa Kates Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung, maka dilakukan prioritas
masalah dengan cara merangking permasalahan dengan menggunakan metode CARL
(Capability, Acceptability, Readines, dan Leverage). Pedoman pada Metode CARL
menggunakan unsur pembobotan CARL yang diberi skor 1 sampai dengan 5, dimana
dalam menscoring tetap memperhitungkan sumberdaya yang ada.

Tabel 3.2 Scoring Metode CARL

NO PERMASALAHAN C A R L JML RANK


1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 hanya tercapai
. 91,75% dari target SPM sebesar 93%. 5 5 5 5 20 1

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani,


hanya tercapai 56,25% dari target SPM sebesar 4 4 3 3 14 5
80%.
3. Cakupan persalinan oleh nakes hanya tercapai
90,79% dari target SPM sebesar 94%. 5 5 5 5 20 2

4. Cakupan pelayanan ibu nifas paripurna hanya


tercapai 81,58% dari target SPM sebesar 95%. 5 4 5 5 19 3

5. Cakupan KN lengkap (0-28 hari) hanya tercapai


78,9% dari target SPM 97%. 5 4 5 5 19 4

6. Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani


3 4 4 3 14 6
hanya tercapai 50% dari target SPM sebesar 77%
7.
Cakupan kunjungan anak pra sekolah paripurna
3 4 3 3 13 7
hanya tercapai 52,7% dari target SPM sebesar
85%

Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode CARL, maka dapat disimpulkan


bahwa prioritas masalah di Desa Kates Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung
sebagai berikut:

19
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 hanya tercapai 91,75% dari target SPM sebesar
93%.
2. Cakupan persalinan oleh nakes hanya tercapai 90,79% dari target SPM sebesar
94%.
3. Cakupan pelayanan ibu nifas paripurna hanya tercapai 81,58% dari target SPM
sebesar 95%.
4. Cakupan KN Lengkap ( 0 -28 hari), yaitu hanya tercapai 78,9% dari target SPM
sebesar 97%
5. Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani, hanya tercapai 56,25% dari target
SPM 80%.
6. Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani hanya tercapai 50% dari target SPM
sebesar 77%
7. Cakupan kunjungan anak pra sekolah paripurna hanya tercapai 52,7% dari target
SPM sebesar 85%

BAB V
HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH

No Permasalahan Hambatan Pemecahan Masalah

1. Cakupan kunjungan ibu  Kurangnya disiplin dalam  Menyusun kembali


hamil K4 hanya tercapai pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

20
91,75% dari target SPM  Kurang aktif dalam  Perbaikan sistem pencatatan
sebesar 93% kunjungan rumah dan pelaporan PWS KIA
 Kurang kerjasama lintas (validasi data)
sektor  Penertiban peta sasaran dan
kantong persalinan
 Meningkatkan kesiap
siagaan bidan untuk
melakukan kunjungan
rumah pada ibu hamil K4
yang belum periksa secara
lengkap atau yang drop uot
 Memberikan penyuluhan
pada ibu hamil akan
pentingnya antenatal
 Meningkatkan disiplin
pemanfaatan dan
pengetahuan bidan tentang
KIA
 Pelayanan antenatal
 Melakukan koordinasi
dengan lintas sektor dan
lintas program

2. Cakupan komplikasi  Kurangnya disiplin dalam  Menyusun kembali


kebidanan yang di tangani pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
hanya tercapai 56,25 %  Kurang aktif dalam  Perbaikan sistem pencatatan
dari target SPM sebesar kunjungan rumah dan pelaporan PWS KIA
80%  Kurangnya kemampuan (validasi data)
mengenali komplikasi pada  Penertiban peta sasaran
kebidanan kebidanan dengan
 Kurang kerjasama lintas komplikasi
sektor  Meningkatkan kesiap
siagaan bidan untuk
kunjungan rumah pada
kasus kebidanan dengan
komplikasi

21
 Memberikan pelayanan
penanganan komplikasi
kebidanan
 Meningkatkan disiplin
pemanfaatan dan
pengetahuan bidan
 Melakukan koordinasi
dengan lintas sektor dan
lintas program

3. Cakupan persalinan oleh  Kurang kerjasama dengan  Menyusun kembali


nakes hanya tercapai lintas sektor dan lintas pelaksanaan kegiatan
90,79% dari target SPM program dengan P4K
sebesar 94%  Kurangnya keaktifan bidan  Melakukan koordinasi
untuk kunjungan rumah dengan bidan luar wilayah
 Kurang disiplin dalam untuk mencari kelahiran
pencatatan dan pelaporan baru
 Jadwal kunjungan kurang  Kemitraan dengan kader
ditaati. dan dukun
 Meningkatkan kesiap
siagaan bidan untuk
kunjungan rumah
 Jadwal kunjungan harus
ditepati
 Memberikan pelayanan
persalinan
 Penertiban kantong
persalinan
 Perbaikan sistem
pencatatan dan pelaporan
PWS KIA (validasi data)

22
4. Cakupan pelayanan ibu  Kurang disiplin dalam  Menyusun kembali
nifas paripurna hanya pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
tercapai 81,58% dari target  Kurang aktif dalam  Perbaikan sistem
SPM sebesar 95% kunjungan rumah pencatatan dan pelaporan
 Kerjasama lintas sektor dan PWS KIA (validasi data)
lintas program  Meningkatkan
kesiapsiagaan bidan untuk
kunjungan rumah pada ibu
nifas
 Pelayanan nifas sesuai
standar
 Melakukan kerjasama
lintas sektor dan lintas
program

5. Cakupan KN lengkap (0-28  Kurang kerjasama dengan  Menyusun kembali


hari) hanya tercapai 78,9% lintas sektor dan program pelaksanaan kegiatan
dari target SPM 97%  Kurangnya keaktifan bidan  Melakukan koordinasi
untuk kunjungan rumah dengan bidan luar wilayah
 Kurang disiplin dalam untuk mencari kelahiran
pencatatan dan pelaporan baru
 Jadwal kunjungan kurang  Kemitraan dengan kader
ditaati. dan dukun
 Meningkatkan kesiap
siagaan bidan untuk
kunjungan rumah pada
neonatus
 Perbaikan sistem
pencatatan dan pelaporan
PWS KIA (validasi data)
 Jadwal kunjungan harus
ditepati

23
6 Cakupan neonatal  Kurangnya disiplin dalam  Meningkatkan disiplin
. komplikasi yang ditangani pencatatan dan pelaporan dalam pencatatan dan
hanya tercapai 50% dari  Kurang aktif dalam pelaporan PWS KIA
target SPM sebesar 77% kunjungan rumah  Meningkatkan keaktifan
 Kurang pendekatan dalam kunjungan rumah
komprehensif pada neonatal
menggunakan MTBM  Meningkatkan pemantauan
 Kurangnya kemampuan dan evaluasi menggunakan
mengenali neonatal dengan pendekatan komprehensif
komplikasi MTBM
 Kasus neonatal komplikasi  Meningkatkan kemampuan
hanya sedikit nakes untuk mengenali
neonatal dengan
komplikasi

7. Cakupan kunjungan anak  Kurangnya disiplin dalam  Menyusun kembali


pra sekolah paripurna pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
hanya tercapai 52,7% dari  Kurang aktif dalam  Meningkatkan disiplin
target SPM sebesar 85% kunjungan TK dalam pencatatan dan
 Kurang kerjasama lintas pelaporan PWS KIA
sektor (validasi data)
 Kurang kesiapsiagaan  Meningkatkan keaktifan
bidan dalam kunjungan rumah
 Meningkatkan kerjasama
lintas sektor dan lintas
program
 Meningkatkan disiplin
pemanfaatan dan
pengetahuan bidan

24
BAB VI
PENUTUP

Berdasarkan hasil kegiatan program KIA dan analisa di Desa Kates Puskesmas
Kauman Kabupaten Tulungagung tahun 2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 hanya tercapai 91,75% dari target SPM sebesar 93%.
2. Cakupan persalinan oleh nakes hanya tercapai 90,79% dari taeget SPM sebesar 94%
3. Cakupan pelayanan ibu nifas paripurna hanya tercapai 81,58% dari target SPM sebesar
95%.
4. Cakupan KN Lengkap ( 0 28 hari) hanya tercapai 78,9% dari target SPM sebesar 97%.
5. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani hanya tercapai 56,25% dari target SPM
80%.
6. Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani hanya tercapai 50% dari target SPM
sebesar 77%
7. Cakupan kunjungan anak pra sekolah paripurna hanya tercapai 52,7% dari target SPM
sebesar 85%
Dengan didapatkannya hasil cakupan program yang dibawah target, hal ini
menunjukkan bahwa belum seluruh program KIA/KB dapat tercapai sesuai target. Oleh
karena itu diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja bidan di desa dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan disiplin kinerja dan kerjasama lintas sektor dan lintas
program serta peran serta masyarakat agar program dapat tercapai program dengan optimal.

25
LAMPIRAN

1. POA
2. Matrik kegiatan
3. PWS KIA
4. LB3 KIA
5. LB3 KB
6. Laporan gizi
7. Laporan imunisasi
8. Laporan P4K
9. Laporan Lansia
10. Laporan Desa Siaga
11. Dokumentasi Kegiatan

26
DOKUMENTASI KEGIATAN

POSKESDES KATES

PELAYANAN KIA

27
KEGIATAN POSYANDU LANSIA

KEGIATAN POSYANDU LANSIA

28
PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA BGM

29
PEMERIKSAAN JENTIK

PEMBERIAN VITAMIN A

30
PENYERAHAN TRANSPORT KADER POSYANDU

31

Anda mungkin juga menyukai