Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Dalam ilmu kesehatan kita sering mengenal obat penenang yang digunakan
untuk keperluan medis yang berfungsi mengurangi aktivitas kerja otak. Obat
penenang apabila digunakan dalam dosis yang wajar dan dalam pengawasan
dokter maka akan membantu dalam proses pengobatan. Jenis dari obat penenang
itu sangat banyak sekali di dalam makalah ini penulis akan membahas salah satu
jenis obat penenang yaitu barbiturat.
Obat penenang yang dalam hal ini barbiturat apabila di gunakan secara
bersamaan dengan alkohol akan menyebabkan efek yang fatal mulai dari
kecanduan sampai dengan kematian. Oleh karena itu kita sebagai seorang perawat
harus jeli dalam pemakaian obat ini, kita juga harus tahu asal dan cara kerja obat
ini didalam tubuh karena pengetahuan tentang barbiturat ini tidak hanya milik
para pakar farmokologi tapi juga kita sebagai perawat dan sebagai orang yang
dekat dengan masyarakat.
Pada saat ini sangat banyak ditemukan pengetahuan perawat yang minim
tentang barbiturat oleh karena itu didalam makalah ini penulis akan mencoba
mengungkit seluk beluk tentang barbiturat agar nantinya pengetahuan ini bisa kita
aplikasikan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat dengan melakukan promosi
kesehatan.
1
7. Apa dampak barrbiturat bagi tubuh ?
1.3 TUJUAN
Dari Rumusan Masalah di atas maka Tujuan dari Penulisan Makalah ini adalah:
a. Bagi Penulis
Agar penulis dapat memahami seluk beluk mengenai salah satu
jenis obat - obatan yaitu barbiturat mulai dari defenisinya sampai
dampaknya terhadap tubuh.
b. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui secara rinci dan secara jelas
mengenai salah satu jenisobat – obatan penenang yaitu barbiturat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Barbiturat lazim dipakai oleh para dokter untuk menenangkan pasien dan
atau membuat tertidur. Jadi, fungsinya adalah depresan, yaitu memperlambat
kinerja sistem saraf pusat. Tak lama sesudah mengkonsumsi obat ini penderita
akan mengalami rasa rileks dimana segala ketegangan menghilang, diikuti dengan
rasa lelah secara fisik dan intelektual serta kecenderungan mengantuk dan
akhirnya tertidur.
Asam barbiturat pertama kali disintesis oleh peneliti Jerman Adolf Von Baeyer
pada tanggal 6 Desember 1864. Hal ini dilakukan dengan cara mengkondensasi urea dari
hewan produk limbah dengan dietil malonat (ester dari asam apel).
Turunan asam barbiturat seperti pentobarbital dan phenobarbital sudah lama
digunakan sebagai anxiolitik dan hipnotik. Barbiturat sebagian besar telah digantikan oleh
3
benzodiazepin dalam praktek medis rutin – misalnya dalam pengobatan kecemasan dan
insomnia – karena benzodiazepin secara signifikan kurang menyebabkan overdosis.
Namun barbiturat masih digunakan dalam anastesi umum, serta untuk epilepsi.
Barbiturat diklasifikasikan menjadi barbiturat aksi-sangat pendek
(ultrashort-acting), aksi-pendek (short-acting), aksi-menengah (intermediate-
acting), dan aksi-lama (long-acting) tergantung pada seberapa cepat barbiturat
beraksi dan berapa lama efek barbiturat berakhir. Barbiturat aksi sangat pendek
(ultrashort-acting) masih banyak digunakan untuk anestesi bedah, terutama untuk
menginduksi anestesi meskipun penggunaan barbiturat selama induksi anestesi
sebagian besar telah digantikan oleh propofol. Barbiturat ultrashort acting seperti
thiopental (pentothal) menghasilkan ketidaksadaran dalam waktu sekitar satu
menit intravena injeksi. Obat ini digunakan untuk menyiapkan pasien untuk
pembedahan; anestesi umum lain seperti sevofluran atau isofluran kemudian
digunakan untuk menjaga pasien dari bangun sebelum operasi selesai. Thiopental
dan barbiturat ultrashort-acting biasanya digunakan dalam pengaturan rumah
sakit dan sangat tidak mungkin untuk disalahgunakan.
Phenobarbital digunakan sebagai antikonvulsan untuk orang yang
menderita gangguan kejang seperti kejang demam, kejang tonik-klonik, status
epileptikus, dan eklampsia. Barbiturat long-acting berlaku hingga 12 jam atau
lebih. Thiopental, barbiturat ultrashort-acting yang dipasarkan dengan nama
Sodium Pentothal, kadang-kadang digunakan sebagai “serum kebenaran”. Bila
dilarutkan dalam air, dapat ditelan atau diberikan melalui suntikan intravena. Obat
sendiri tidak memaksa orang untuk mengatakan yang sebenarnya, tetapi
diperkirakan penurunan hambatan, membuat subjek lebih mungkin tertangkap
basah saat ditanyai.
4
lemak. Penetrasi pada otak berbagai barbiturat tidak sama, ada yang lebih lama
daripada yang lain walaupun pemberiannya secara intravena.
Dan juga barbiturat mudah diserap kedalam aliran darah melalui sistem
pencernaan dan kemudian memasuki otak dengan cepat dimana dia dapat
menyebarkan efek-efeknya. Tetapi setelah suatu jangka waktu yang singkat, obat
ini disebarkan lagi kedaerah-daerah tubuh yang mengandung lemak dan kemudian
secara perlahan-lahan dilepaskan dari sana. Karena pola penyerapan,
penyimpanan, dan pelepasan ini, barbiturat mencapai dengan cepat efek-efeknya
5
yang penting, tetapi kemudian efek-efeknya itu menurun dan tetap bertahan dalam
tingkat efek yang rendah untuk beberapa saat.
1. Terhadap SSP
- Jenis barbiturat
- Dosis yang sampai ke SSP
6
- Cara pemberiannya
- Tingkat kepekaan SSP pada waktu pemberian obat
- Ada tidaknya toleransi
Seluruh SSP dipengaruhi oleh barbiturat, tetapi yang paling peka adalah
korteks serebri dan sistem tetikular. Pada dosis sedatif sudah terjadi depresi
daerah motoris dan sensoris korteks. Yang relatif kebal terhadap barbiturat adalah
pusat vasomotor dan pusat pernapasan dimedula oblongata.
2. Efek hipnotik
Lama tidur fase REM kira-kira 1,5 jam/malam dan pada fase ini dapat
timbul mimpi. Fase NREM berfungsi memulihkan kelelahan mental. Obat- obat
sedatif- hipnotik menghambat tidur REM sehingga menimbulkan berbagai efek
tambahan pada individu. Setelah bangun dari akibat barbiturat kadang-kadang
bisa timbul hang –over terutama setelah penggunaan barbiturat kerja lama.
3. Analgesia
7
Barbiturat tidak bisa mengurangi rasa nyeri tanpa disertai hilangnya
kesadaran yang nyata. Suatu dosis barbiturat yang hampir menyebabkan tidur
baru bisa meninggikan ambang rasa nyeri sebanyak 20%, sedangkan amang rasa
lain tidak dipengaruhi. Pemberian barbiturat bersama dengan analgetik
memperkuat efek analgetik karena obat ini mengadakan potensi efek dengan
derivat salsilat, pirazolon, dan para aminofenol.
4. Anestesi
5. Khasiat antikonvulsi
6. Pernapasan
8
7. Sistem Kardiovaskular
Dosis hipnotik tidak memberikan efek yang nyata. Frekuensi nadi dan
tensi sedikit berkurang sebagai akibat inaktivitas yang disebabkan oleh sedasi atau
tidur karena barbiturat. Efek kardiovaskular yang terlihat pada intoksikasi
barbiturat sebagian besar disebabkan oleh :
9. Ginjal
9
11. Hati
10
- Kelainan psikiatrik dengan gejala yang sangat menyerupai intoksikasi
alkohol.
- Kelainan neurologis, yaitu gangguan bicara, nistagmus, diplopia,
ataksia, kelemahan otot rangka dan lain-lain
- Kelainan dermatologis, misalnya urtikaria, purpura, eksantem, dan
dermatitis eksfoliatif.
a. Keracunan Barbiturat
11
2) Jalan napas harus bebas, lendir dari trakea dan laring dihisap secara
perodik. Pernapasan diawasi, dan kalau perlu diberikan pernapasan buatan.
3) Tekanan darah diperbaiki.
4) Diuresis diperbaiki, bila ginjalnya masih baik diberikan diuretik dan
alkalinisasi urine dapat mempercepat ekskresi barbiturat, terutama
barbiturat kerja lama.
5) Dalam keadaan koma dapat diberikan analeptika, tetapi dijaga jangan
sampai terjadi konvulsi akibat dosis analeptika berlebih.
Apabila individu menggunakan obat itu dalam dosis yang tinggi, putus
barbiturat bisa sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian bila putus
barbiturat dilakukan terlalu cepat. Dalam kasus-kasus tersebut, mungkin perlu
kalau mulai dengan memberikan individu obat depresan yang kurang keras
(misalnya penobarbital atau bahkan alkohol) yang tingkat dosisnya dapat
dikontrol dan secara perlahan-lahan direduksikan.
12
Suatu masalah berat yang berkaitan dengan penggunaan barbiturat adalah
kematian yang terjadi secara kebetulan karena dosis berlebihan. Kematian terjadi
karena barbiturat menyebabkan pernapasan berkurang dan pada dosis yang tinggi
barbiturat dapat menyebabkan individu benar-benar berhenti bernapas.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Barbiturat adalah sekelompok obat penenang yang mengurangi
aktivitas di otak; menimbulkan kecanduan dan kemungkinan fatal ketika
diambil bersamaan dengan alkohol.Barbiturat lazim dipakai oleh para
dokter untuk menenangkan pasien dan atau membuat tertidur. Jadi,
fungsinya adalah depresan, yaitu memperlambat kinerja sistem saraf pusat.
Barbiturat cepat diabsorpsi dari lambung, usus kecil, rektum,
jaringan subkutan, dan otot. Selama absorbsi , barbiturat diikat oleh
berbagai plasma protein. Seluruh SSP dipengaruhi oleh barbiturat, tetapi
yang paling peka adalah korteks serebri dan sistem tetikular.Gejala
intoksikasi kronis barbiturat mirip intoksikasi akut yang ringan
Pemakaian barbiturat dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
simtom-simtom putus barbiturat yang hebat.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Departemen FK-UNSRI. (2004). Kumpulan Kuliah Farmakologi Ed.2. EG:
Jakarta. Diakses pada tangga 2 September 2013 dari
15