Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh :

Nama : Oktavia Widia Anggraeni

NIM : ACD 115 041

Kelas :B

Dosen Pengampu : Prof. Supramono, M.Pd


Dr. H. Suatma, M.Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2017
1. Topik
Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw terhadap Kemampuan Resolusi Ilmu
Pengetahuan Alam SMP Timur Tengah Siswa Sekolah Indonesia.

2. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw terhadap Kemampuan Resolusi
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Timur Tengah Siswa Sekolah Indonesia ?

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti adalah kuesioner.

4. Hipotesis
Ada pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw terhadap Kemampuan Resolusi Ilmu
Pengetahuan Alam SMP Timur Tengah Siswa Sekolah Indonesia.

5. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini
memberikan gambaran tentang variabel yang akan dipelajari dan diselidiki hubungan
antar variabel, di antaranya adalah hubungan antara variabel menggunakan Model Jigsaw
Type Learning dengan kemampuan memecahkan masalah siswa Ilmu Pengetahuan
Alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
teknik analisis ANOVA. Dalam penelitian ini ada eksperimen perlakuan dengan
membentuk dua kelompok yang terdiri dari satu kelompok kelas eksperimen dan satu
kelompok kelas kontrol sebagai pembanding. Di kelas kontrol diberikan perawatan
model pembelajaran biasa guru (diskusi kelompok) dan Kelas eksperimen diberi
pembelajaran model pembelajaran jenis jigsaw koperasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Sekolah tahun akademik 2016/2017. Sampel adalah bagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2013). Menurut S.
Arikunto (2010) sampel adalah populasi parsial atau representatif yang diteliti,
dimaksudkan untuk menggeneralisasi hasil sampel penelitian. Sampel dalam penelitian
ini, yaitu siswa yang merupakan anggota populasi dari dua sekolah tersebut dihuni di
Sekolah Menengah Pertama 258 Jakarta di pilih siswa secara acak dari kelas VII sebagai
kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol itu memilih siswa kelas VII secara acak dari
Sekolah Menengah Pertama 147 Jakarta.
6. Analisis Data
Dari 30 sampel siswa diobati dengan kelas kontrol, skor terendah diperoleh skor 56,
skor tertinggi adalah 91, skor rata-rata adalah 74,33, yaitu median adalah 73,50,
modusnya adalah 71 dan standar deviasi adalah 10.114. Dari 30 siswa yang dijadikan
sampel diobati dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, Skor terendah didapat
dari 51, skor tertinggi adalah 81, rata-rata skor adalah 64,30, mediannya adalah 63,50
mode 56 dan standar deviasinya 8,991. Adapun analisis data menggunakan ANOVA adalah :

Tabel 1. Tabel Anova.


Pengujian Efek Antara-Subjek
Dependent Variable : kemampuan pemecahan masalah IPA

Sumber Jenis III Jumlah df Mean Square F Sig.


dari kotak
Model yang dikoreksi 3028.400 a 3 1009,467 13.726 , 000
Mencegat 281261,067 1 281261,067 3824.327 , 000
Model_Pembelajaran 1041,667 1 1041,667 14.164 , 000
Kesalahan 4118.533 56 73.545
Total 288408.000 60
Dikoreksi Total 7146.933 59
Sebuah. R Squared =, 424 (Adjusted R Squared =, 393)

Berdasarkan tabel diatas, kemampuan memecahkan masalah ilmu pengetahuan siswa


menggunakan model pembelajaran jigsaw dari perhitungan adalah sig = 0,000 <0,05 dan
F hitung = 14,164, F tabel = 4,02, ini memiliki arti bahwa penggunaan pembelajaran
Model berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah ilmu alam. Jigsaw itu
Model pembelajaran memiliki dampak positif dan dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa SMP di Jakarta selatan.

7. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam antara Model Pembelajaran Jigsaw dan Kelompok Jigsaw diperoleh F
hitung = 14,164. F tabel = 4,02. Dengan demikian hipotesis pertama diuji untuk
kebenaran yang signifikan dan dapat diterima. Jadi bisa disimpulkan ada Perbedaan
signifikan dalam penggunaan Model Pembelajaran dan Kelompok Jigsaw pada
kemampuan memecahkan masalah Sains Ilmu Alam. Pemecahan masalah rata-rata
Keahlian Sains Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dengan menggunakan yang lebih
tinggi dari pada Sains Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan menggunakan
Model Pembelajaran Jigsaw Kelompok. Jenis Jigsaw Learning adalah teknik
pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, memiliki tanggung jawab lebih besar
dalam menerapkan pembelajaran. Gergaji ukir model yang dikembangkan oleh Slavin
yang menekankan adanya aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi
dan saling membantu menguasai materi pelajaran untuk mencapai performa maksimal.
Selagi Proses belajar dengan diskusi kelompok memiliki kelemahan yaitu: jalannya
Diskusi akan lebih sering didominasi oleh siswa yang pandai. Jalannya Diskusi sering
dipengaruhi oleh percakapan yang menyimpang dari topik Diskusi masalah, jadi diskusi
melebar kemana-mana. Diskusi Biasanya waktu terbuang lebih banyak, sehingga tidak
sesuai dengan prinsip efisiensi. Kemampuan pemecahan masalah dalam sains ilmu alam,
membutuhkan kesiapan, kreativitas, pengetahuan, dan kemampuan dan aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kemampuan pemecahan masalah adalah masalah yang belum diketahui dan
mengandung pengertian sebagai proses berpikir tinggi dan penting dalam belajar Ilmu
Sains, pemecahan masalah Sains Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting karena dalam
proses pembelajaran Sains Ilmu Pengetahuan Alam dan penyelesaiannya, siswa mungkin
mendapatkan pengalaman menggunakan pengetahuan yang ada dan keterampilan untuk
diterapkan pada proses pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah aspek penting
dalam proses pembelajaran Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Kemampuan Pemecahan
masalah umumnya digambarkan dengan merumuskan solusi baru yang berjalan dari
sebelumnya terpelajar pengetahuan untuk menciptakan Sebuah larutan.
Proses pembelajaran model jenis jigsaw dalam desain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri dan lainnya. Siswa tidak hanya pelajari
materi yang diberikan, tapi juga harus siap memberi dan mengajarkan materi ke anggota
kelompok lainnya. Dengan demikian, siswa saling bergantung dengan satu sama lain dan
harus bekerja sama untuk mempelajari materi yang ditugaskan, sedangkan di diskusi
kelompok masih memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak aktif, siapa hanya aktif
yang pandai.
Berdasarkan teori, penggunaan model pembelajaran yang tepat bisa membuat siswa
lebih kreatif hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Rohman. Demikianlah buatlah
pelajaran yang menekankan pemberdayaan siswa secara aktif. Belajar Tidak hanya
menekankan penguasaan pengetahuan (logo), melainkan pada penekanan internalisasi
pada apa yang dipelajari, sehingga terbentuk dan difungsikan sebagai milik seorang
murid yang berguna dalam hidupnya (etos).
8. Kesimpulan
Dalam kesimpulan ini, penulis mendeskripsikan secara singkat hasil penelitian
diperoleh di lapangan Setelah dilakukan penelitian dan analisis data tentang Pengaruh
model pembelajaran dan kemandirian belajar Kemampuan pemecahan masalah Ilmu
Pengetahuan Alam sains Mahasiswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ada
pengaruh model pembelajaran yang signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah
Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 14,164 dari F
tabel = 4,02. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran jigsaw adalah lebih baik
digunakan daripada model pembelajaran diskusi kelompok dalam memperbaiki masalah
memecahkan keterampilan Sains Ilmu Pengetahuan Alam pelajar.

Anda mungkin juga menyukai