1. PENDAHULUAN
Material composite bukanlah material yang asing. Penelitian composite sudah
ada sejak abad ke 17 dan terus berkembang di abad 20 hingga sekarang. Produk
dengan menggunakan bahan composite sebenarnya sering kita temui, seperti pada
bahan pesawat terbang, peralatan militer, baling – baling generator listrik di lepas
pantai, kapal pesiar, struktur bangunan, mobil (Mclaren Formula 1, General Motor)
sampai pada raket tennis, bahkan sepeda pun menggunakan bahan composite. Tiada
lain dan tiada bukan, tujuannya adalah untuk memanfaatkan sifat composite yang
sangat ringan. Dengan perpaduan bahan – bahan di dalamnya, maka composite yang
ringan dapat ditingkatkan kekuatannya terhadap tarikan (tension) dan
kompresi/tekanan (compression), ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap
chemical dan ketahanan terhadap kelelahan (fatigue) dan ketahanan terhadap
tekukan (bending). Dalam prakteknya, bahan – bahan penguat ini (reinforcing)
biasanya adalah dalam bentuk serat (fiber).
Saat ini, composite buatan manusia yang paling umum dapat dibagi menjadi
tiga kelompok utama, yaitu Polymer Matrix Composites ( PMC ), Fibre Reinforced
Polymer ( atau Plastik ) yang menggunakan resin polimer berbasis sebagai
matriks dan berbagai serat seperti glass, carbon dan aramid sebagai penguat.
Dan berikut adalah gambaran micro / SEM’s view dari Fiber Glass :
Dalam molekul Epoxy Resins, terdapat dua grup Ring (cincin) di tengah yang
berguna untuk menyerap Mechanical dan Thermal Stress. Untuk itu, dari beberapa
penjelasan di atas, tak salah jika ACCC Composite Core menggunakan High
Performance Resin ini karena sangat baik dalam kekakuannya (stiffness),
ketangguhan dan sifat heat resistance (tahan panas).
2. KOMPONEN FUNGSI
1. Carbon fibers dan Glass fibers (di are Fiber Creel) akan masuk
bersamaan menuju Resin Tank. Fibers akan dituntun melalui jalur lubang
(eyelet/guiding) untuk meratatakan pendistribusian serta mencegah kusut.
PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG TRUSS MENGGUNAKAN GFRP
supaya traversing (gulungan) tersusun rapi tanpa celah. Jika terjadi celah
di antara composite saat proses ini berlangsung, maka saat proses
stranding (unwinding core) bisa saja menyulitkan (core bisa masuk
kedalam celah tersebut akibat tension saat proses stranding dan
menyebabkan kusut).
7. Pemantauan visual core (perubahan warna), diameter core dan ovality,
ketebalan lapisan glass, serta kemungkinan crack (retak),
pori/void/gelembung udara perlu dimonitor dengan ketat di area ini.
PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG TRUSS MENGGUNAKAN GFRP