Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN VOLUME RESIDU GASTER TERHADAP INTOLERANT

GASTRIC FEEDING PADA ANAK YANG MENGGUNAKAN NASO GASTRIC


TUBE (NGT) RUANG INFEKSI ANAK RUMAH SAKIT DI JAKARTA

Riset Oleh : Rusana, Nani Nurhaeni, Happy Hayati

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan

Disusun Oleh Kelompok 9 Mahasiswa/i tingkat II-A

1. Abdul Jabar
2. Anita Priyanti
3. Diana Dwi Hartanti
4. Rizka Shani

AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA

DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA

2016
ABSTRAK
Masalah tidak toleransi terhadap makanan yang diberikan pada anak dengan menggunakan
NGT adalah penting untuk dipahami, khsususnya pada pasien anak. Adanya tanda
intolerance gastric feeding menjadi sangat penting saat perawat memberikan asuhan
keperawatan.Tujuan dari proyek inovasi ini adalah untuk mengaplikasikan intervensi
asuhan keperawatan anak tentang pemberian makan lewat NGT/ OGT dengan mengukur
volume residu gaster terlebih dahulu sebelum pemberian makan selanjutnya berdasarkan
EBP. Metode yang digunakan melalui tahap pengkajian, persiapan dengan menggunakan
model PICO (P= problem/ population/ patient; I= intervention; C= comparation; O=
outcome), pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapat sembilan anak (90%) dengan
volume residu < 10% dari susu yang diberikan, 3 anak (33,3%) ada muntah, 2 anak
(22,2%) ada perubahan frekuensi BAB lebih dari 6 kali dalam 24 jam dan 1 anak (10%)
terdapat muntah juga frekuensi BAB lebih dari 6 kali dalam 24 jam. Pelaksanaan gastric
feeding merupakan tanggungjawab multidisiplin sehingga dibutuhkan kolaborasi yang
efektif antara perawat, dokter dan dietesien.
Kata kunci: volume residu gaster, NGT, intolerance gastric feeding.

ABSTRACT
The problem can not tolerate food given to children by using the NGT is important to
understand up, especially in pediatric patients. Signs of gastric feeding intolerance
becomes very important when nurses provide care keperawatan.Tujuan of this innovation
project is to apply the nursing care intervention on feeding children through NGT / OGT to
measure gastric residual volume before the next feeding by EBP. The method used by the
assessment phase, preparation using PICO models (P = problem / population / patient; I =
intervention; C = Comparation; O = outcome), implementation and evaluation. The
results of nine children (90%) with residual volume <10% of milk given, 3 children
(33.3%) there is vomiting, 2 children (22.2%) no change in frequency of bowel is more
than 6 times in 24 hours and 1 child (10%) are also frequency of bowel vomiting more
than 6 times within 24 hours. Implementation of gastric feeding is a multidisciplinary
responsibility so it takes effective collaboration between nurses, doctors and dietesien.
Keywords: gastric residual volume, NGT, gastric feeding intolerance

1
PENDAHULUAN kesehatan anak dan keluarga,

Masalah tidak toleransi terhadap mendiagnosis keperawatan, merumuskan


makanan yang diberikan pada anak rencana keperawatan, menerapkan dan
dengan menggunakan NGT adalah mengevaluasi setiap tindakan keperawatan

penting untuk dipahami, khsususnya pada yang telah dilakukan (Sparacino, Cooper
pasien anak dimana seorang anak & Minarik, 1990 dalam ACPCHN, 2006).
mungkin belum dapat mengungkapkan Perawat juga mempunyai peran

dengan kata-kata apa yang dirasakannya. sebagai pendidik yang harus memiliki

Society of Critical Care Medicine dan kompetensi pengetahuan tentang

American Society for Parenteral and pengembangan profesi, informasi

Enteral Nutrition (ASPEN) kesehatan yang diberikan dan kemampuan


merekomendasikan bahwa pasien menilai kebutuhan informasi kesehatan
dimonitor untuk toleransi terhadap dimaksud. Menurut Wong et al., (2009)
pemberian makan enteral perawat
melalui sebagai pendidik dapat

ditunjukkan dengan tidak adanya distensi mentransformasikan serangkaian

abdomen, nyeri abdomen, observasi informasi baik pada anak maupun


adanya flatus dan feses dan memonitor keluarga sebagai upaya mendukung,
volume residu (McClave, mempertahankan
gaster dan memulihkan

Martindale, Vanek, et al., 2009 dalam kesehatan serta pada rekan sejawat dan
Bell, 2011). Perawat perlu mengkaji untuk peserta didik sebagai usaha peningkatan
masalah tidak toleransi terhadap makanan kualitas asuhan dan pengembangan
yaitu dengan mengukur keilmuan.
memonitor/
volume residu gaster (Bell, 2011). Salah satu informasi yang penting

Peran pemberi asuhan keperawatan dipahami oleh perawat adalah

merupakan salah satu peran seorang pengetahuan tentang NGT termasuk


perawat ners spesialis. Pada peran ini, didalamnya adalah mengaspirasi isi gaster
perawat memiliki kompetensi dalam berdasarkan bukti ilmiah/ evidence-based
memberikan asuhan keperawatan (Farrington, Lang, Cullen & Stewart,
profesional secara langsung pada anak dan 2009). Penelitian yang diakukan oleh

keluarga. Asuhan keperawatan tersebut Hodges dan Vincent (1993, dalam Smith,
terintegrasi dalam proses keperawatan 2011) tentang bagaimana perawat di
yang meliputi pengkajian terhadap kondisi neonatal intensive care unit (NICU)

2
menangani sesuatu yang berhubungan dirawat di RS lain adalah dengan didorong
dengan residu gaster, ditemukan 81% dan tanpa dilakukan aspirasi sebelumnya
perawat tidak melakukan atau lebih sering dan tidak memperhatikan posisi anaknya
tidak pernah mengaspirasi pada saat akan saat melakukan, enam ibu yang lainnya
memberikan makan. Hasil survei data mengatakan yang dilihat selama ini dan
menunjukkan bahwa perawat percaya dipraktikan adalah sebagaimana di atas.
perlu melakukan aspirasi jika sesuai Dua dari ibu yang pada saat melakukan

dengan order dokter. Berdasarkan hasil prosedur tidak mengelevasikan kepala


0 0
observasi yang penulis lakukan selama di 30 -45 terjadi muntah pada anak setelah
ruang infeksi menemukan hampir semua susu diberikan. Berdasarkan hasil

anak yang dirawat di ruang tersebut wawancara dengan supervisor dan


perawat primer ruang infeksi bahwa
menggunakan NGT.
sebelum melakukan pemberian makan
Data yang penulis dapatkan
lewat NGT maka salah satu langkahnya
berdasarkan observasi selama praktik di
adalah mengaspirasi/ menarik residu
ruang rawat infeksi terdapat 10 anak
gaster, hal ini sesuai dengan standar
dengan diare, pneumonia, enchepalitis,
operasional prosedur (SOP) RS.
meningitis serta gizi buruk yang terpasang
Menarik isi gaster dengan spuit
NGT. Penulis melihat dan memperhatikan
merupakan tindakan untuk memonitor
ibu klien yang sedang memberikan susu
residu gaster. Adanya residu isi gaster
serta air putih lewat NGT. Saat ibu
merupakan bukti adanya risiko tersedak/
menuangkan dan mengalirkan susu
aspirasi (Metheny, 2006; Matheny,
maupun air putih tampak bahwa ibu tidak
Schallom, Oliver & Clouse, 2008).
melakukan aspirasi terlebih dulu bahkan
Bagaimana pun hal tersebut seharusnya
mengalirkan minuman dimaksud dengan
dilakukan sesuai interval untuk
cara mendorong dengan spuit. Hasil
mengetahui adanya intoleransi pada
wawancara terhadap ibu tentang cara
feeding tube (Bankhead, Boullata,
memberikan makanan (susu) dan cairan
Brantley, Corkins, Guenter & Krenitsy,
maupun obat melalui NGT selama ini
2009). Pendapat lain mengatakan jika ada
adalah seperti di atas. Tiga ibu
peningkatan residu berarti terdapat
mengatakan bahwa pernah diajarkan di
penurunan jumlah kalori yang diberikan
ruang rawat sebelumnya namun lupa
pada klien (Matheny, Stewart & Nuetzel,
untuk melakukan, satu ibu mengatakan
bahwa yang diajarkan dan dilihat saat 2005; Matheny, et al., 2008). Selain

3
menarik residu gaster guna mengetahui Perawat perlu mengevaluasi adanya
volume, tindakan lain untuk mencegah peningkatan volume residu gaster yang
aspirasi pada anak yang terpasang NGT signifikan yang berhubungan dengan
adalah mengelevasikan kepala. indikator intoleransi gastrointestinal
Penelitian yang dilakukan oleh lainnya terhadap NGT seperti distensi
Hussein (2012) bahwa tidak ada abdomen, ketidaknyamanan abdomen,
perbedaan posisi bayi antara miring kanan nausea dan muntah (Bell, 2011). Adanya
dengan semi recumbent terhadap jumlah efek yang berbahaya tersebut sebagai
volume residu gaster saat dilakukan akibat cara pemberian makan dan atau
pengukuran. Sebuah penelitian pada klien minum lewat NGT yang tidak tepat,
dengan ventilasi mekanik yang menerima
adalah sangat penting untuk diketahui
atau dipasang NGT memperlihatkan
oleh perawat sebelum melakukan edukasi
adanya peningkatan pepsin (dari isi
pada setiap keluarga yang anaknya
gaster) dalam sekresi paru-paru jika klien
terpasang NGT. Edukasi yang selama ini
pada posisi flat dan berlawanan jika pada
sudah dilakukan kemungkinan kurang
posisi yang ditinggikan kepalanya
efektif sehingga keluarga dalam
(Metheny, 2006). Pendapat lain tentang
melakukannya tidak tepat. Hasil penelitian
aspirasi pada klien yang terpasang
Lasmito dan Rachma (2008) ditemukan
ventilator dengan NGT ditemukan
bahwa hambatan perawat dalam
mendukung untuk mengelevasi kepala
memberikan edukasi dari pasien adalah
pada ketinggian setidaknya 30 derajat
tingkat pendidikan rendah, mitos, budaya,
(Bowman, et al., 2005). Menurut
kepribadian pasien dan bahasa. Sedangkan
Bankhead, et al., (2009) selama pemberian
hambatan dari perawat yaitu waktu yang
makan lewat NGT, posisi kepala klien
dielevasikan 30 sampai dengan 45 derajat. terbatas, terlalu banyak pekerjaan dan
The American Society for Parenteral and pasien, sibuk, malas, tenaga perawat
Enteral Nutrition (ASPEN, 2009) terbatas dan pengetahuan perawat kurang.
menyatakan bahwa berdasarkan bukti Berdasarkan di atas maka perlu untuk
berbasis penelitian merekomendasikan mengaplikasikan intervensi asuhan
elevasi kepala saat memberikan asupan keperawatan anak tentang pemberian
lewat NGT adalah 300-450 untuk makan lewat NGT/ OGT dengan
mencegah aspirasi dan pneumonia. mengukur volume residu gaster terlebih

4
dahulu sebelum pemberian makan Pasien anak dengan penyakit infeksi
selanjutnya berdasarkan EBP. yang menggunakan NGT
b. I (Intervention)
METODOLOGI Pengukuran volume residu gaster
Adapun langkah-langkah dalam c. C (Comparison): -
penyelesaian masalah adalah sebagai d. O (Outcome)
berikut: Intoleransi gastric feeding.
1. Pengkajian Pertanyaan masalah: apakah
Proses pengkajian dilakukan tindakan pengukuran volume residu gaster
dalam rangka mengumpulkan data atau pada anak yang terpasang NGT dapat
fenomema yang ada di ruang rawat mencegah intoleransi gastric feeding?
infeksi anak RS serta memahami Searching literatur/ jurnal terutama jenis
hubungan antara yang ditanyakan penelitian. Kata kunci (Keyword): “gastric
dengan data yang ada. residual volume”
2. Persiapan Batasan metode penelitian dalam
Persiapan dilakukan untuk penelusuran jurnal:
memecahkan masalah yang ada yaitu  systematic review or meta-analysis
dengan merencanakan adanya tindakan  clinical practice guidelines
keperawatan pengukuran volume Jurnal penelitian yang ditelusuri:
residu gaster sebagai salah satu cara  Cochrane
untuk mengetahui adanya indikasi
 AHRQ Evidence Reports
intoleransi pemberian makan lewat
 Guidelines Clearinghouse
NGT berdasarkan EBP. Persiapan
 CINAHL
meliputi: pencarian sumber informasi
 PubMed
terkait, identifikasi standar operasional
Informasi yang dibutuhkan dalam
prosedur yang tersedia di ruangan.
penelusuran jurnal:
Tahap persiapan juga menggunakan
a. Cochrane: tidak ditemukan
model PICO (P= problem/ population/
b. AHRQ Evidence Reports: tidak
patient; I= intervention; C=
ditemukan
comparation; O= outcome)
c. Guidelines:
a. P (Patient/ Problem/ Population)
1) NH
S. (2003). Nasogastric and

5
gastrostomy tube feeding for Gastric residual volume during
children being cared for in the enteral nutrition in ICU patient:
community: best practice statement. the REGANE study. Intensive
NHS Quality Improvement Care Med Journal.36.1386-1393.
Scotland. 3) Ba
www.nhshealthquality.org. nkhead, R., Boullata, J., Brantley,
2) AS S., Corkins, M., Guenter, P.,
PEN. (2009). Enteral nutrition Krenitsy, J., et al. (2009).
practice recommendation. Journal ASPEN: enteral nutrition practice
of Parenteral and Enteral Nutrition. recommendations. Journal
33 (2). 122-167. Parenteral and Enteral Nutrition.
d. Evidence-Based Journal: 33 (2), 122-167.
1) Me 4) Metheny, N.A., Schallom, L.,
theny, N.A. (2006). Preventing Oliver, D.A. and Clouse, R.E.
respiratory complications of tube (2008). Gastric residual volume
feedings: evidence-based and aspiration in critically III
practice. American Journal of patients receiving gastric feeding.
Critical Care. 15 (4). 360-369. American Journal of Critical
e. EBSCO-CINAHL: tidak ditemukan Care. 17 (6), 512-520.
f. PubMed: 3. Pelaksanaan
1) Hu Melaksanakan pemecahan
ssein, H.,A. (2012). The masalah (solusi) berdasarkan rencana
difference between right side and mulai dari sosialisasi proposal,
semi recumbent position after penerapan pengukuran volume residu
feeding on gastric residual gaster menggunakan gastric residual
volume among infant. Journal of volume record sheet dengan melibatkan
American Science. 8 (1), 127- perawat dan keluarga secara aktif.
132. 4. Evaluasi
2) Mo Evaluasi dilakukan untuk melihat
ntejo, J.,C., Minambres, E., sejauhmana pelaksanaan dan
Bordeje, L., Mesejo, A., Acosta pencapaian program dengan melihat
J., Heras, A., et al. (2010). gastric residual volume record sheet

6
berdasarkan algoritma intoleranst
Histogram
gastric feeding.
5

HASIL

Frequency
Hasil yang didapatkan dari 10 anak 3

di ruang infeksi anak RS yang dilakukan 2

pengukuran volume residu gaster adalah 1

sebagai berikut: 0
Std. Dev. =1.696
N =10

3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0


berat badan (Kg)
1. Usia anak terdiri dari 30% berusia 2
bulan, 20% usia 3 bulan, 5 yang 3. Satu anak (10%) terdapat volume
lainnya masing-masing 10% adalah residu > 20% dari susu yang diberikan

usia 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 9 bulan (pemberian susu 60 cc dengan volume

dan 17 bulan. Usia responden terdapat residu 16 cc), ada muntah dan distensi

pada histogram berikut ini: abdomen.


4. Sembilan anak (90%) dengan volume
Histogram
residu < 10% dari susu yang diberikan,
3
3 anak (33,3%) ada muntah, 2 anak
(22,2%) ada perubahan frekuensi BAB
2 lebih dari 6 kali dalam 24 jam dan 1
Frequency

anak (10%) terdapat muntah juga


1 frekuensi BAB lebih dari 6 kali dalam
24 jam. Berikut ini adalah grafik
Mean =4.7
Std. Dev. =2.791
N =10
perbedaan antara pemberian susu awal
0
0 2 4 6 8 10

usia (bulan)
dan selanjutnya dengan volume residu
2. Berat badan anak 100% kurang dari 10 yang didapat:
Kg. Berat badan responden terdapat
dalam histogram BB berikut ini:

7
Secara fisiologis, makanan masuk
melalui mulut, esofagus dan masuk ke
dalam gaster maka makanan akan dipecah.
Proses ini dibantu oleh hormon, enzim
serta cairan gaster yang kemudian
diproses dalam usus dan pada akhirnya
keluar sebagai feses melalui anus.
Makanan yang berada di gaster tidak
semuanya langsung masuk kedalam usus,
Dari hasil tersebut dilakukan
namun masih ada sisa makanan yang ada
langkah selanjutnya dimana satu anak
di gaster sebelum makan berikutnya yang
(10%) ditemukan intoleransi gastric
dinamakan residu gaster. Ada beberapa
feeding kemudian penulis melakukan
faktor yang dapat mengakibatkan nutrisi
kolaborasi dengan dokter dan ahli diet
tidak dapat terserap dalam gaster secara
terkait pemberian susu baik jumlah
baik, sehingga makanan tersebut
maupun cara pemberian. Anak yang
mengakibatkan peningkatan jumlah
ditemukan muntah dan atau diare
volume residu gaster.
kemudian penulis mencari penyebabnya
Berdasarkan hasil proyek inovasi
yaitu 1 anak dikarenakan batuk dan
yang penulis lakukan terdapat 10 anak
sedang terapi obat anti tuberkulosis, anak
(100%) dengan berat badan di bawah 10
yang lain dikarenakan diagnosis penyakit
Kg. Berdasarkan hasil penelitian Brown
seperti adanya pembesaran hati, diare dan
et.al., (2012) ditemukan ada perbedaan
pneumonia.
yang signifikan (pv < 0,045) antara pasien

PEMBAHASAN dengan berat badan (BB) < 10 Kg dengan

Pemberian makan pada anak BB < 20 Kg dalam mengukur efektivitas

merupakan hal yang penting karena salah standar protokol gastric feeding. Pasien

satu tugas penting anak adalah pemenuhan dengan BB < 10 Kg lebih efektif

kebutuhan untuk tumbuh dan menggunakan protokol gastric feeding


berkembang. Pertumbuhan sangat untuk menilai target makan yang
didukung oleh nutrisi, baik kualitas diinginkan dibandingkan kelompok

maupun kuantitas. kontrol.

8
Ditemukan 90% anak dengan antara jumlah yang diberikan dengan yang
volume residu gaster < 10% maka penulis masih ada dalam gaster adalah > 20%.
tidak memasukkan sebagai intoleransi Penulis menggunakan spuit 10 cc
gastric feeding. Sedangkan 10% anak dan 20 cc dalam mengaspirasi volume
dengan volume residu > 20% dari volume residu gaster. Kaur et al., (2012)
susu yang diberikan disertai dengan menyatakan bahwa pengukuran volume
muntah serta distensi abdomen, maka residu gaster dilakukan dengan cara
penulis masukkan sebagai intoleransi menarik/ aspirasi gaster melalui NGT/
gastric feeding. Ditemukan anak dengan OGT dengan menggunakan spuit ukuran
muntah dan atau diare (frekuensi BAB 10 cc. Pendapat lain mengatakan bahwa
lebih dari 6 kali/ 24 jam) namun volume untuk mengaspirasi volume residu gaster
residu < 10%, maka penulis tidak masih terjadi kontroversi penggunaan
memasukkan dalam kategori intoleransi ukuran spuit, hal ini tergantung pada
gastric feeding. Hal ini dikarenakan pada ukuran diameter slang yang digunakan
anak tersebut karena faktor penyakit yaitu (Bankhead et al., 2009).
adanya batuk dan pembesaran hati. Penulis menggunakan interval
Menurut Adike dan Quigley (2014) ada waktu pengukuran volume residu adalah 4
beberapa faktor risiko yang menyebabkan jam dan 12 jam. Hal ini sesuai dengan
berkembangnya masalah motilitas pendapat Bankhead et al., (2009) bahwa
gastrointestinal yaitu sepsis, penggunaan evaluasi volume residu gaster dari setiap 4
ventilasi mekanik, penggunaan sampai dengan 12 jam tergantung pada
vasopresor, opioid atau obat waktu mulainya pemberian nutrisi enteral
antikolinergik. dan volume residu sebelumnya. Menurut
Eulalia et al., (2010) menyatakan Brown et al., (2012) pada awal mulainya
bahwa keterlambatan pengosongan isi pemberian nutrisi enteral maka dilakukan
gaster didefinisikan sebagai kesulitan pengukuran residu gaster setiap 4 jam dan
mempertahankan volume residu gaster jika dalam waktu 12-24 jam tidak
dalam batas limit (GRV < 5 ml/Kg). Irama ditemukan intoleransi feeding atau target
makan yang dikatakan terlambat pada pemberian nutrisi terpenuhi maka
pasien dengan pemberian nutrisi enteral disesuaikan dengan peningkatan
dikontrol dengan menentukan perbedaan pemberian kalori.

9
Penulis menggunaan metode 2. Distensi abdomen dengan cara
pengukuran volume residu gaster untuk mengukur lingkar abdomen setiap 4
mengetahui apakah toleran atau intoleran jam
terhadap gastric feeding. Hal ini sesuai 3. Ketidaknyamanan abdomen dengan
dengan pendapat Metheny, Mills dan cara berkembangnya skor nyeri
Stewar (2012) bahwa metode yang 4. Emesis dengan cara
digunakan perawat untuk mengetahui mendokumentasikan volume
intoleransi gastric feeding ditemukan 5. Pola BAB/ tinja yang keluar dengan
97,1% (n= 2289) melaporkan melakukan cara menilai lebih dari 6 kali dalam 24
pengukuran terhadap volume residu jam.
gaster, 88% perawat melakukan
pemeriksaan distensi abdomen, 86% SIMPULAN
perawat mengobservasi adanya muntah, 1. Pengukuran volume residu gaster
79,7% perawat mengauskultasi bising dilakukan dengan interval tertentu yaitu
usus, 79,6% mengobservasi nausea dan jika baru dipasang NGT/ OGT yang
79,3% adalah dengan melihat juga untuk memastikan tempat slang,
ketidaknyamanan abdomen. Tanda-tanda setiap 4 jam sebelum pemberian makan
tersebut menunjukkan adanya intoleransi selanjutnya jika ditemukan tanda
gastric feeding. Pendapat lain mengatakan intoleransi feeding gastric dan jika
bahwa untuk melihat intoleransi gastric toleransi baik dapat dilakukan
feeding dengan 5 faktor yaitu peningkatan pengukuran dengan interval 12-24 jam
volume residu gaster setiap 4 jam, distensi sekali.
abdomen, ketidaknyamanan abdomen, 2. Pelaksanaan proyek inovasi tentang
emesis dan pola BAB/ tinja (Brown et al., pengukuran volume residu gaster
2012). berdasarkan algoritma pada 10 anak di
Brown et al., (2012) selanjutnya ruang infeksi RSUPNCM didapatkan
menerangkan tentang cara pengukuran hasil 10% anak ditemukan intoleransi
faktor di atas. Cara pengukuran masing- feeding gastric dengan adanya volume
masing faktor adalah sebagai berikut: residu gaster > 20% dari jumlah susu
1. Peningkatan volume residu gaster yang diberikan disertai tanda muntah
setiap 4 jam dengan cara aspirasi isi serta distensi abdomen, sedangkan 90%
NGT

10
10
anak dengan volume residu gaster < berdasarkan EBP, dietesien dan dokter
10%. sebagai bentuk kerjasama multidisiplin.
3. Algoritma tentang gastric feeding yang 2. Perlunya peninjauan kembali SOP
telah penulis buat berdasarkan tentang pemberian makan lewat NGT/
beberapa literatur (terlampir) dapat OGT terkait aspirasi setiap sebelum
diterapkan dengan salah satu caranya pemberian makan, dimana jika anak
adalah mengukur volume residu gaster ditemukan intoleransi gastric feeding
sebelum pemberian makan selanjutnya maka tahan pemberian makan dalam
setelah 4 jam pemberian susu, dan jika waktu 2 jam, kemudian kembali beri
ditemukan volume residu > 20% atau makan dengan kecepatan 1,5 kali dari
> 50% atau > 5 ml/Kg BB atau 2 atau yang diberhentikan dan pengukuran
lebih tanda seperti distensi abdomen, volume residu gaster tiap 4 jam. Jika
muntah, perubahan frekuensi BAB > 6 anak toleransi baik maka pengukuran
kali dalam 24 jam dan nyeri abdomen volume residu bisa dilakukan setiap
maka anak dinyatakan feeding interval 12-24 jam.
intoleransi, selanjutnya perawat 3. Dokumentasi pengukuran volume
mengkolaborasikan dengan dokter dan residu dapat dituliskan di format
dietesian terkait jumlah dan interval pemantauan pemberian cairan paling
pemberian. kanan (dalam ml) yang ada di ruangan.
4. Diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang kemanfaatan pengukuran
SARAN volume residu beradasarkan algoritma
Berdasarkan hasil proyek inovasi gastric feeding dengan menggunakan
yang telah dilakukan oleh mahasiswa di uji klinik tidak hanya pada bayi dengan
ruang infeksi RSUPNCM, maka penulis berat badan kurang dari 10 Kg tetapi
menyarankan: secara acak dapat dilakukan pada
1. Perlunya aplikasi tindaklanjut tindakan populasi usia 0-18 tahun yang
pengukuran volume residu gaster terpasang NGT/ OGT.
berdasarkan algoritma gastric feeding 5. Pelaksanaan proyek inovasi waktu
dengan persamaan persepsi dan pelaksanaan pada interval yang kurang
sosialisasi kepada seluruh perawat bervariasi, sampel tidak besar serta
kurang beragam sehingga tidak dapat

11
11
membandingkan antar usia, namun
Bowman, A., Greiner, J.E. & Doerschug,
demikian identifikasi dini tentang
K.C. (2005). Implementation of an
intoleransi gastric feeding merupakan evidence-based feeding protocol and
aspiration risk reduction algorithm.
hal penting dilakukan perawat yang
Critical Care Nurs Journal. 28 (4).
salah satu caranya dengan pengukuran 324-333.
volume residu. Pelaksanaan gastric
Brown, A.M., Forbes, M.L, Vitale, V.S.,
feeding juga merupakan Tirodker, U.H. & Zeller, R. (2012).
Effects of a gastric feeding protocol
tanggungjawab multidisiplin sehingga
on efficiency of enteral nutrition in
dibutuhkan kolaborasi yang efektif critically ill infants and children.
Journal of Infant, Child, &
antara perawat, dokter dan dietesien.
Adolescent Nutrition. 4 (3). 175-180.

Durai, R., Venkatraman, R. & Philip, C.H.


DAFTAR RUJUKAN
(2009). Nasogastric tubes 1: insertion
Adike, A.O.A. & Quigley, E.M.M. technique and confirming position.
(2014). Gastrointestinal motility http://www.nursingtimes.net/nursing-
problems in critical care: A clinical practice-clinical-research/guided-
perspective. Journal of digestive learning-archive/nasogastric-tubes-2-
disease. risks-and-guidance-on-avoiding-and-
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10. dealing-with-
1111/1751-2980.12147/abstract. complications/5000684.article.

ASPEN. (2009). Enteral nutrition practice Eulalia, J.U.M., Consol, V.M., Avelina,
recommendation. Journal of C.G., Gemma, M.E., David, M.P.,
Parenteral and Enteral Nutrition. 33 Maria, D.F.C., Joan, L.F. & Gemma,
(2). 122-167. A.M. (2010). Australian Critical
Care Journal. 23 (4). 215-217.
Bankhead, R., Boullata, J., Brantley, S.,
Corkins, M., Guenter, P., Krenitsy, J., Farrington, M., Lang, S., Cullen, L. &
Lyman, B., Metheny, N.A. et al. Stewart. (2009). Nasogastric tube
(2009). ASPEN: enteral nutrition placement verification in pediatric
practice recommendations. Journal and neonatal patient. Pediatric
Parenteral and Enteral Nutrition. 33 Nursing Journal. 35 (1), 17-24.
(2), 122-167.
Guyton, A.C. & Hall., J.E. (2011).
Bastable, S.B. (2002). Perawat sebagai Textbook of Medical Physiology. 12th
pendidik: prinsip-prinsip pengajaran ed. Philadelphia: Elsevier Saunder.
dan pendidik. Jakarta: EGC.
Hsu, C.W., Sun, S.F, Lee, D.L. & Lin,
Bell, L. (2011). Prevention of aspiration. S.L. (2011). Impact of disease
American Association of Critical- severity on gastric residual volume in
Care Nurses. Hal 1-6. critical patients. World Journal of
www.aacn.org/.../practice/.../practicea Gastroenterology. 17 (15), 2007-
lert/aacn-aspiration. 2012.

12
12
Hussein, H.,A. (2012). The difference Montejo, J.,C., Minambres, E., Bordeje,
between right side and semi L., Mesejo, A., Acosta J., Heras, A.,
recumbent position after feeding on Ferre, M. (2010). Gastric residual
gastric residual volume among infant. volume during enteral nutrition in
Journal of American Science. 8 (1), ICU patient: the REGANE study.
127-132. Intensive Care Med Journal.36.1386-
1393.
Kaur, D., Agnithori, M., Kaur, S. &
Narayana, S. (2012). Effect of NHS. (2003). Nasogastric and
reintroduction of aspirated gastric gastrostomy tube feeding for children
content on serum electrolytes levels being cared for in the community:
of patients receiving nasogastric/ best practice statement. NHS Quality
orogastric feed admitted in intensive Improvement Scotland.
care units. Nursing and Midwifery www.nhshealthquality.org.
Research Journal. 8 (2), 162-168.
Sherwood, L. (2005). Fundamentals of
Lasmito, W. & Rachma, N. (2008). Human Physiologi. 4th ed. Canade:
Motivasi perawat melakukan Cangage Learning.
pendidikan kesehatan di Ruang
Anggrek Tugurejo Semarang. Smith, L. (2011). Gastric residual in
http://www.eprints.undip.ac.id/9539/1 neonates: evidence-based practice
/Artikel.pdf. approach. Master of arts in nursing
theses. Paper 45.
Metheney, N.A. (2006). Preventing http://sophia.stkate.edu/ma_nursing.
respiratory complications of tube
feedings: evidence based practice. AM Sparacino, P., Cooper, D., & Minarik, P.
Journal Crit Care, 15 (4), 360-369. (1990). The clinical nurse specialist:
Implementation and impact.
Metheney, N.A., Mills, A.C. & Stewart, Connecticut: Appleton Lange, dalam
B.J. (2012). Monitoring for Australian Confederation of
intolerance to gastric tube feedings: a Paediatric Child Health Nurses
national survey. American Journal of (ACPHCN). (2006). Competencies
Critical Care. 21 (2). 33-40. for the specialist paediatric and child
health nurse. www.acpchn.org.au.
Metheney, N.A., Steward, J. & Nuetzel,
G., (2005). Effect of feeding-tube Stepter, C.R. (2012). Maintaining
properties on residual volume placement of Temporary enteral
measurements in tube-feed patients, feeding tubes in adulth: a critical
Journal Parenteral and Enteral appraisal of the evidence.
Nutrition. 29 (3), 192-197. MEDSURG Nursing Journal. 21 (2),
61-69.
Metheney, N.A., Schallom, L., Oliver,
D.A. & Clouse, R.E. (2008). Gastric Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M.,
residual volume and aspiration in Wilson, D., Winkelstein, M.L, &
critically ill patients receiving gastric Schawrtz, P. (2009). Wong: Buku ajar
feedings. AM Journal Crit Care, 17 keperawatan pediatrik. (edisi 6). Alih
(6), 512-520.

13
13
bahasa. Sutarna, A., Juniarti, N., &
Kuncara, Y. Jakarta: EGC

14
14

Anda mungkin juga menyukai