Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

Bab I

Pendahuluan

Keberadaan hukum internasional dalam tata pergaulan internasional, sesungguhnya


merupakan konsekuensi dari adanya hubungan internasional yang telah dipraktikan oleh
negara-negara selama ini. Hubungan internasional yang merupakan hubungan antar
negara, pada dasarnya adalah ”hubungan hukum”. Ini berarti dalam hubungan
internasional telah melahirkan hak dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang
saling berhubungan baik dalam bentuk hubungan bilateral, regional maupun multilateral.

Hukum internasional mutlak diperlukan dalam rangka menjamin kelancaran tata


pergaulan internasional. Hukum internasional menjadi pedoman dalam menciptakan
suasana kerukunan dan kerjasama yang saling menguntungkan. Hukum internasional
bertujuan untuk mengatur masalah-masalah bersama yang penting dalam hubungan
antara subjek-subjek hukum internasional.

Perkembangan dunia global yang sudah melintasi batas-batas wilayah teritorial


negara lain, sangat membutuhkan aturan yang jelas dan tegas. Aturan tersebut, bertujuan
agar tercipta suasana kerukunan dan kerja sama yang saling menguntungkan. Kerja sama
dalam hubungan antar bangsa, memerlukan aturan hukum yang bersifat internasional.
Sumber hukum internatsional berupa perjanjian internasional, kebiasaan internasional
dan sebagainya, mempunyai peranan penting dalam mengatur masalah-masalah bersama
antara subyek-subyek hukum internasional.

Istilah lain untuk hukum internasional adalah “hukum bangsa-bangsa”. Munculnya


sengketa-sengketa internasional yang banyak terjadi, lebih sering disebabkan oleh ulah
segelintir negara (terutama yang memiliki kekuatan tertentu) yang mengabaikan aturan-
aturan internasional yang telah disepakati bersama. Oleh sebab itu, dihormati atau
tidaknya hukum internasional sangat tergantung dari komitmen setiap negara dalam
memandang dan menghargai bangsa atau negara-negara lain. Dan tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana peranan Perserikatan Bangsa Bangsa melalui Dewan Keamanan yang
sesuai tugasnya adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional di atas
kepentingan negara-negara tertentu. Karena sampai dengan sekarang masalah-masalah
sengketa internasional masih sulit untuk diselesaikan melalui Pengadilan Internasional,
manakala sudah melibatkan negara-negara adikuasa.

PEPENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Bab II

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem hukum dan peradilan internasional?


2. Apakah yang menjadi penyebab timbulnya sengketa internasional?
3. Bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan mahkamah internasional?

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Bab 3
Pembahasan

Pengertian Hukum Internasional


Hugo de Groot (Grotius) dalam bukunya De Jure Belli ac Pacis (Perihal Perang
dan Damai) mengemukakan, bahwa hukum dan hubungan internasional didasarkan
pada kemauan bebas dan persetujuan beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi
kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya. Sedangkan
Sam Suhaedi berpendapat bahwa hukum internasional merupakan himpunan aturan-
aturan, norma-norma dan asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat
Internasional.

Dalam pengertian umum, Hukum internasional adalah bagian hukum yang


mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional
hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam
perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini
kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku
organisasi internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan
individu.

Beberapa sarjana lain menyatakan pendapatnya tentang hukum internasional


adalah sebagai berikut :
a. J.G. Starke
Hukum internasional, adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian
besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar
negara.
b. Wirjono Prodjodikoro
Hukum internasional, adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara
berbagai bangsa di berbagai negara.
c. Mochtar Kusumaatmadja
Hukum internasional, adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara :
 negara dan negara
 negara dan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara
satu sama lain.

Hukum Internasional Dalam Arti Modern


Terwujudnya Hukum Internasional yang kita kenal sekarang merupakan hasil
kerja keras para pakar hukum dunia yang mengadakan konferensi di Wina tahun
1969 atas prakarsa PBB. Hasil konferensi tersebut menyepakati sebuah naskah
hukum internasional, baik yang menyangkut lapangan Hukum Perdata Internasional
maupun Hukum Publik Internasional. Secara garis besar, Hukum Internasional dapat
dibagi dua, yaitu Hukum Internasional Tertulis dan Hukum Internasional Tidak
Tertulis, yang terwujud dalam bentuk Perjanjian Internasional.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
KONVENSI WINA 1969

HUKUM TERTULIS HUKUM TIDAK TERTUL


Bahwa ruang lingkup hukum Masih terdapat hukum kebiasaan intern
internasional hanya berlaku tidak tertulis) yang ruang lingkupnya ha
untuk perjanjian-perjanjian perjanjian antar negara.
antar negara. Perjanjian-perjanjian antar negara deng
Menghasilkan suatu perjanjian lain, ada pengaturan tersendiri seperti
tertulis yang dikenal dengan negara dan organisasi-organisasi intern
nama Vienna Convention on the Dalam perjanjian tidak tertulis (Interna
Law of Treaties. Not in Written Form), contohnya adalah
Perjanjian Internasional tertulis mengadakan percobaan nuklir di Atol A
tunduk pada ketentuan hukum bom nuklir pertama di Lautan Pasifik), b
kebiasaan internasional dan protes dari negara lain bahkan, masalah
yurisprudensi atau prinsip- kepada Mahkamah Internasional di Den
prinsip hukum umum. Contoh: Mahkamah Internasional mengeluarkan
Pada tahun 1990, Pemerintah RI Prancis membatalkan percobaannya. A
dan Australia telah tetap melakukannya. Setelah Prancis m
menandatangani suatu traktat kesalahannya, Presiden Prancis George
tertulis tentang batas landas mengeluarkan pernyataan bahwa peled
kontinen dan eksplorasi di Celah yang pertama dan terakhir kalinya.
Timor yang dikenal dengan Dengan pernyataan tersebut, Prancis ti
“Perjanjian Celah Timor”. melakukan percobaan sejenis dan bila i
negara lain dapat menuduh, memprote
mengadakan tuntutan.

Catatan :
Bahwa yang termasuk ke dalam perjanjian tidak tertulis adalah perjanjian-perjanjian yang dilakukan secara lisan disertati catatan-catatan tert

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Asas-Asas Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-
asas hukum internasional, yaitu:

 Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini,
negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di
wilayahnya. Jadi terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
 Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut
asas ini, setiap negara di manapun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan
hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum
di negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di
negara asing.
 Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, negara dapat
menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut
dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah
suatu negara.
Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam
hubungan antar bangsa. Oleh sebab itu, antara satu negara dan negara lain perlu ada
hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional.

Sumber Hukum Internasional


Sumber-sumber hukum internasional, adalah sumber-sumber yang digunakan
oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan
internasional. Sumber hukum internasional, menurut Mochtar Kusumaatmadja
dalam buku ”Hukum Internasional Humaniter”, dapat dibedakan antara sumber
hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
SUMBER
HUKUM INTERNASIONAL

DALAM ARTI MATERIAL : DALAM ARTI FORMAL :


Adalah
Adalah sumber hukum yang membahas dasarsumber dari hukum
berlakunya mana kita mendapatkan
suatu negara. atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum intern

Dalam arti material bahwa, hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti
hukum nasional, karena masyarakat internasional bukanlah suatu negara dunia yang
memiliki badan kekuasaan atau pemerintahan tertentu seperti halnya sebuah negara.
Masyarakat internasional adalah masyarakat negara-negara atau bangsa-bangsa yang
anggotanya didasarkan atas kesukarelaan dan kesadaran, sedangkan kedaulatan
sebagai kekuasaan tertinggi tetap berada di negara masing-masing.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya kaidah-kaidah hukum internasional juga


ditaati oleh sebagian besar negara-negara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang
berarti juga mengikat.

Peradilan Internasional
Peradilan Internanasional, dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang
merupakan salah satu organ perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Haag
(Belanda). Para anggotanya terdiri terdiri atas ahli hukum terkemuka, yakni 15 orang
hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa
jabatan mereka 9 (sembilan) tahun, sedangkan tugasnya antara lain selain memberi
nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan, juga
memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang
diserahkan kepada Mahkamah Internasional.
Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara, berpedoman pada
perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan kebiasaan-kebiasaan
internasional) sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional,
merupakan keputusan terakhir walaupun dapat diminta banding. Di samping
pengadilan Mahkamah Internasional, terdapat juga pengadilan arbitrasi internasional.
Arbitrasi internasional hanya untuk perselisihan hukum, dan keputusan para arbitet
tidak perlu berdasarkan peraturan hukum.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Dalam hukum internasional dikenal juga istilah Adjudication, yaitu suatu teknik
hukum untuk menyelesaikan persengkataan internasional dengan menyerahkan
putusan kepada lembaga peradilan. Adjudikasi berbeda dari arbitrasi, karena
adjudikasi mencakup proses kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga peradilan
tetap, sementara arbitrasi dilakukan melalui prosedur ad hoc. Lembaga peradilan
internasional pertama yang berkaitan dengan adjudikasi adalah permanen Court of
International Justice (PCJI) yang berfungsi sebagai bagian dari sistem LBB mulai
tahun 1920 hingga 1946. PCJI dilanjutkan dengan kehadiran International Court of
Justice (ICJ), suatu organ pokok PBB.

Sengketa Internasional dan Faktor Penyebabnya


Sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar
negara baik yang berupa masalah wilayah, warganegara, hak asasi manusia, maupun
masalah yang bersifat pelik, yaitu masalah terorisme. Dalam mengatasi perselisihan
atau sengketa antar bangsa, keberadaan hukum internasional dapat berperan untuk
mengatur batas negara, mengatur hubungan diplomasi, membuat, melaksanakan dan
menghapus traktat. Selain itu mengatur masalah kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya, hukum dan hankam.

Selain hukum internasional peran hukum damai pun tidak dapat diabaikan.
Hukum damai mengatur cara memecahkan perselisihan dengan jalan damai, seperti
perundingan diplomatik dan mediasi dengan meminta pihak ketiga menjadi perantara
atau penengah dalam menyelesaikan sengketa internasional yang terjadi. Faktor-
faktor penyebab timbulnya sengketa internasional sangat kompleks. Namun
demikian, dapat disebutkan antara lain :

No Faktor Penyebab Uraian Keterangan


1. Segi Politis Pasca perang dunia kedua (1945) Krisis Kuba dan krisis
muncul dua blok kekuatan besar,
(Adanya Pakta barat (liberal membentuk pakta semenanjung Indocina
pertahanan NATO) di bawah
Pertahanan atau pimpinan Amerika dan timur yang berakibat Korea
(komunis membentuk pakta
Pakta Perdamaian) pertahanan Warsawa) dipimpin Uni terbagi menjadi Korea
Soviet. Kedua blok tersebut, saling
berebut pengaruh dibidang idielogi Utara (komunis) dan
dan ekonomi serta saling berlomba
memperkuat senjata. Akibatnya Korea Selatan (liberal),
sering terjadi konflik (sengketa)
diberbagai negara yang menjadi Kamboja, Vietnam, dan
korban
sebagainya.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
2. Hak Atas Suatu Wilayah teritorial menjadi sangat  Masalah kepulauan
Wilayah Teritorial kompleks, manakala wilayah Sipadan - Ligitan an-
tersebut menjadi sengketa ”saling tara pemerintah Indo-
mengklaim” antar negara yang
nesia dengan Malaysia.
berbeda
Yang akhirnya berda-
sarkan penetapan
Mahkamah Interna-
sional kedua pulau
tersebut menjadi milik
Malaysia.
 Konflik Palestina –
Israel yang merupakan
konflik klasik antara
bangsa Arab dan
bangsa Yahudi.
3. Pengembangan Negara-negara selain yang memiliki  Korea Utara dan Iran
Senjata Nuklir hak veto di PBB dan pemenang yang sampai hari ini
atau Senjata Perang Dunia II, sulit untuk masih dicurigai Ame-
Biologi mendapat kepercayaan dunia rika dan sekutunya,
internasional dalam mengembangkan karena kepemilikan
berbagai senjata yang berbasis teknologi ”senjata
teknologi nuklir dan biologi. Mereka nuklir”.
akan selalu dicurigai dan dianggap
 Amerika dan sekutu-
sebagai ”destabilitas” untuk kawasan
nya menuduh Irak
sekitarnya.
mengembangkan sen-
jata pemusnah masal.

4. Permasalahan Kasus Amerika – Afganistan, kasus Dampak peristiwa ini


Terorisme ini diawali peristiwa 11 November adalah serangan/invasi
2001 atau peristiwa serangan teroris Amerika dan sekutunya
terhadap gedung World Trade Center terhadap negara Afganis-
dan gedung Pentagon di Amerika. tan, Irak dan Somalia
Amerika menduga serangan tersebut (negara-negara yang di-
dilakukan oleh kelompok Islam Al anggap sarang teroris).
Qaeda (Afganistan) pimpinan
Osama bin Laden.
5. Ketidakpuasan Pemerintah dalam melaksanakan  Kasus kelompok mi-
Terhadap Rezim kekua-saannya, dirasakan kurang noritas muslim Moro
Yang Berkuasa. adil oleh sebagian masyarakat atau di Filipina yang me-
daerah sehingga menuntut adanya nuntut pemerintahan
otonomi lebih luas atau separatis otonomi.
(pemisahan untuk merdeka).
 Kasus Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) di
Indonesia yang me-
nuntut kemerdekaan.

6. Adanya Hegemoni Pasca perang dingin, kekuatan dunia  Penyerarangan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
(pengaruh telah menjadi monopolar (satu terhadap negara
kekuatan) kekuatan) yaitu Amerika dan Afghanistan, Irak,
Amerika. sekutunya. Hal ini berakibat dan Somalia yang
dominasi Amerika di berbagai tanpa minta restu
wilayah negara sering melakukan Dewan Keamanan
tindakan unilateral (sepihak) yang PBB.
sering melanggar kaidah-kaidah
hukum internasional.  Amerika hampir sela-
lu menutup mata ter-
hadap apa yang dila-
kukan Israel di kawa-
san Timur Tengah
dalam konflik dengan
Palestina.

Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan


Sengketa Internasional
Dalam prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah
Internasional, dikenal dengan istilah Adjudication, yaitu suatu teknik hukum untuk
menyelesaikan persengkataan internasional dengan menyerahkan putusan kepada
lembaga peradilan. Adjudikasi berbeda dari arbitrase, karena adjudikasi mencakup
proses kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga peradilan tetap, sementara
arbitrase dilakukan melalui prosedur ad hoc.

Mahkamah Internasional bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap kasus


yang diajukan kepadanya oleh negara yang menerima jurisdiksi Mahkamah dalam
kasus khas atau negara yang menerima kewajiban jurisdiksi berdasarkan Peraturan
Tambahan. Mahkamah Internasional juga dapat memberikan pandangan mengenai
masalah hukum yang diajukan oleh negara anggota, oleh organ pokok PBB serta oleh
organ khusus PBB.

Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional Melalui


Mahkamah Internasional
Ketentuan-ketentuan prosedural dalam penyelesaian sengketa internasional
berada di luar kekuasaan negara-negara yang bersengketa. Ketentuan-ketentuan
tersebut sudah ada sebelum lahirnya sengketa-sengketa dan hal ini terdapat dalam
Bab III statuta. Selanjutnya, pasal 30 statuta memberikan wewenang kepada
mahkamah untuk membuat aturan-aturan tata tertib guna melengkapi Bab III
tersebut. Jadi, jika statuta merupakan suatu konvensi, aturan prosedural tadi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
merupakan satu perbuatan unilateral mahkamah yang mengikat negara-negara yang
bersengketa. Di sini teknik internasional identik dengan teknik intern suatu negara.

Selanjutnya, sesuai pasal 26 statuta, mahkamah dari waktu kewaktu dapat


membentuk satu atau beberapa kamar yang terdiri atas tiga hakim atau lebih untuk
memeriksa kategori tertentu kasus-kasus seperti perburuhan atau masalah-masalah
yang berkaitan dengan transit dan komunikasi. Kemungkinan ini telah digunakan
beberapakali oleh mahkamah. Sengketa internasional dapat diselesaikan oleh
Mahkamah Internasional melalui prosedur berikut :

Pemeriksaan Dan Penyeledikan MAHKAMAH INTERNASIONAL


Proses Peradilan Sampai Dengan

Pemberian Sanksi

Komisi Tinggi HAM PBB/ Lembaga HAM Internasional


Negara-Negara Anggota/Bukan
PBB

Telah Terjadi Pelanggaran HAM


Ada Pengaduan Dari Negara Yang Dirugikan Terjadi Sengketa/ Konflik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Keterangan :

a. Telah terjadi pelanggaran HAM/kejahatan humaniter (kemanusiaan) di suatu negara


terhadap rakyat/negara lain.
b. Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan negara yang menjadi korban
terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah melakukan
pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.
c. Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga
HAM internasional lainnya.
d. Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan jika
ditemui bukti-bukti kuat akan terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan
kemanusiaan lainnya, maka pemerintahan dari negara yang didakwa melakukan
kejahatan humaniter dapat diajukan ke Mahkamah Internasional atau Pengadilan
Internasional.
e. Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.

Peranan Hukum Internasional Dalam Menjaga


Perdamaian Dunia
Permasalahan yang terjadi antara satu negara dan negara lain atau satu negara dan
banyak negara akan dapat menimbulkan konflik dan pertentangan, baik dalam
kaitannya dengan hak suatu negara atau banyak negara, maupun dengan kebiasaan
seorang kepala negara, diplomatik atau duta besar.

Kesemua subjek ini mempunyai hak dan kewajiban masing-masing, yang dalam
pelaksanaannya harus mengikuti permainan internasional dan mengikuti aturan yang
telah disepakati secara bersama atau secara internasional. Suatu negara yang telah
membina hubungan kerja dengan negara lain, haruslah mempunyai korps diplomatik
pada negara yang bersangkutan. Seorang diplomat harus tunduk pada hukum
diplomatik yang telah ditentukan secara internasional.

Berikut ini ada beberapa contoh mengenai peranan hukum internasional


(berdasarkan sumber-sumbernya) dalam menjaga perdamaian dunia.
a. Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai (Antartika Treaty)pada tahun
1959.
b. Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan perdamaian (Non-Proliferation
Treaty) pada tahun 1968.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
c. Perjanjian damai Dayton (Ohio- AS) pada tahun 1995 yang mengharuskan pihak
Serbia, Muslim Bosnia, dan Kroasia untuk mematuhinya.untuk mengatasi perjanjian
tersebut, NATO menempatkan pasukannya guna meneggakkan hukum internasional
yang telah disepakati.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional
Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Perserikatan_Bangsa-Bangsa

Listyarti, Retno (2007) Penddidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA


Kelas XI Jakarta: Erlangga

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN | Peranan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


dalam Menangani Sengketa Internasional

Anda mungkin juga menyukai